Lp Hipertensi

  • Uploaded by: andi susanto
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Hipertensi as PDF for free.

More details

  • Words: 2,919
  • Pages: 16
LAPORAN PENDAHULUAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELOMPOK LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI RW 7 DUSUN KRAJAN, KELURAHAN BARATAN, KABUPATEN JEMBER

disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Belajar Lapangan Komunitas II

oleh Alivia Maulida Putri T. NIM 102310101043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 A. Latar Belakang Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg, dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer&Bare, 2001:896). Tambayong (2000:94) menyatakan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 mencapai 30% dari populasi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah terutama hipertensi di Indonesia sebesar 26,3%. Data lain menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Marlini, 2007 dalam Ramadi, 2012). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. "Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi", kata Prof Tjandra Yoga (Kemenkes RI, 2012).

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 Pada kelompok binaan di RW 7 Dusun Krajan, Kelurahan Baratan, Kabupaten Jember terdapat sejumlah 10 lansia. 10 lansia mengatakan bahwa mereka menderita hipertensi dan mengeluh sering sakit kepala ketika tekanan darah tinggi kambuh. Kebanyakan lansia hanya menganggap itu sebagai sakit kepala biasa sehingga lansia merasa tidak perlu mencari bantuan kesehatan untuk mengatasinya kecuali jika merasa sakitnya sudah parah dan tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan tertentu. Apabila mengalami gejala-gejala hipertensi seperti sakit kepala, lansia mengatakan hanya istirahat dan membeli obat-obat bebas di warung. Dilihat dari hasil pemeriksaan tekanan darah pada tanggal 2 Desember 2012, jika dimasukkan dalam klasifikasi hipertensi terdapat sebanyak 20% atau 2 lansia dengan tekanan darah normal tinggi, sebanyak 30% atau 3 lansia dengan hipertensi stadium 1 (ringan), sebanyak 30% atau 3 lansia dengan hipertensi stadium 2 (sedang), sebanyak 10% atau 1 lansia dengan hipertensi stadium 3 (berat), dan sebanyak 10% atau 1 lansia dengan hipertensi stadium 4 (sangat berat). Saat dilakukan pengkajian, 1 lansia mengatakan bahwa dia merokok sekitar 20 batang sehari. Hal ini menjadi perhatian untuk meningkatkan pengetahuan lansia terkait konsep hipertensi. Ini dilakukan agar lansia dapat mencegah kambuhnya hipertensi dan dapat melakukan penanganan tidak hanya dengan membeli obat karena dapat berisiko terhadap fungsi ginjalnya. Tindakan ini dilakukan dengan pendidikan kesehatan terkait konsep hipertensi.

B. Masalah Keperawatan Ketidakefektifan manajemen terapeutik mengenai konsep penyakit hipertensi pada kelompok lansia di RW 7 Dusun Krajan, Kelurahan Baratan, Kabupaten Jember berhubungan dengan ketidakadekuatan jumlah petunjuk lansia untuk mencegah munculnya tanda dan gejala tekanan darah tinggi ditandai dengan data subjektif: a. 10 lansia mengatakan bahwa mereka menderita hipertensi dan mengeluh sering sakit kepala;

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 b. Kebanyakan lansia hanya menganggap itu sebagai sakit kepala biasa sehingga lansia merasa tidak perlu mencari bantuan kesehatan untuk mengatasinya kecuali jika merasa sakitnya sudah parah dan tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan tertentu; c. Apabila mengalami gejala-gejala hipertensi seperti sakit kepala,

lansia

mengatakan hanya istirahat dan membeli obat-obat bebas di warung; dan d. 1 lansia mengatakan bahwa dia merokok sekitar 20 batang sehari. data objektif: Hasil pemeriksaan tekanan darah pada tanggal 2 Desember 2012, jika dimasukkan dalam klasifikasi hipertensi terdapat sebanyak 20% atau 2 lansia dengan tekanan darah normal tinggi, sebanyak 30% atau 3 lansia dengan hipertensi stadium 1 (ringan), sebanyak 30% atau 3 lansia dengan hipertensi stadium 2 (sedang), sebanyak 10% atau 1 lansia dengan hipertensi stadium 3 (berat), dan sebanyak 10% atau 1 lansia dengan hipertensi stadium 4 (sangat berat)

C. Kegiatan 1) Tujuan umum Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 2 kali pertemuan, diharapkan kelompok lansia binaan di RW 7 Dusun Krajan Kelurahan Baratan mampu melakukan manajemen terapeutik penyakit hipertensi secara efektif 2) Tujuan khusus Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan selama 20 menit, diharapkan kelompok lansia mampu: a. menjelaskan pengertian hipertensi secara sederhana; b. menyebutkan 3 penyebab hipertensi dari 5 penyebab yang telah dijelaskan; c. menyebutkan 4 tanda dan gejala hipertensi dari 7 tanda dan gejala yang telah dijelaskan;

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 d. menyebutkan 2 komplikasi hipertensi dari 4 komplikasi yang telah dijelaskan; dan e. menyebutkan 4 pencegahan dan penanganan hipertensi dari 6 pencegahan dan penanganan hipertensi yang telah dijelaskan

D. Rancangan Kegiatan 1) Topik Pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi 2) Metode a. Ceramah Ceramah dilakukan saat fasilitator memberikan penjelasan tentang hipertensi

mencakup

pengertian,

penyebab,

tanda

dan

gejala,

komplikasi, dan pencegahan serta penanganan hipertensi. b. Diskusi Diskusi dilakukan saat fasilitator telah menyampaikan materi. 3) Media a. Lembar balik tentang tekanan darah tinggi mencakup pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, dan pencegahan serta penanganan hipertensi. b. Booklet tentang buku panduan tekanan darah tinggi mencakup pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, dan pencegahan serta penanganan hipertensi. 4) Waktu dan tempat Waktu : Selasa, 11 Desember 2012 16.20-16.40 WIB Tempat : Rumah ketua kader posyandu lansia Dusun Krajan, Jl. Rasamala II RT 1 RW 7 Dusun Krajan, Kelurahan Baratan, Kabupaten Jember 5) Setting tempat Di ruang tamu rumah ketua kader posyandu lansia, Jl. Rasamala II RT 1 RW 7 Dusun Krajan Kelurahan Baratan, Jember.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450

Observer L a n s i a

Fasilitator

Pemandu

Pintu masuk

6) Pengorganisasian a. Pelaksanaan Kegiatan No

1

2

Proses

Pendahuluan

Penyajian

Tindakan Kegiatan penyuluh a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan. b. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi peserta penyuluhan. c. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan kesehatan a. Menjelaskan pengertian hipertensi b. Menjelaskan penyebab hipertensi c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi d. Menjelaskan komplikasi hipertensi e. Menjelaskan

Waktu Kegiatan peserta Memperhatikan dan menjawab salam

3 menit

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan

15 menit

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450

3

Penutup

a.

b.

c.

d.

e.

f.

pencegahan dan penanganan hipertensi Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya Diskusi bersama tentang jawaban pertanyaan Melakukan evaluasi kepada peserta penyuluhan Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikan. Memberi pujian pada kelompok lansia yang telah bersedia mengikuti diskusi Menutup pertemuan dengan memberi salam.

Memberikan pertanyaan

2 menit

Memperhatikan dan memberi tanggapan Menjawab pertanyaan Memperhatikan

Memperhatikan

Membalas salam

b. Kelompok 1. Ketua

: Alivia Maulida Putri T. Mengkoordinasi seluruh anggota kelompok Monitoring kerja kelompok Mengevaluasi kerja kelompok

2. Sekretaris

: Roikhatul Jannah Mencatat kegiatan kelompok

3. Bendahara

: Yoland Septiane U. Mengatur keuangan kelompok

4. Observer

: Roikhatul Jannah Monitoring dan evaluasi kelebihan dan kekurangan fasilitator

5. Fasilitator

: Alivia Maulida Putri T. Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 komunikatif dan efektif Mendiskusikan bersama hal yang ditanyakan oleh peserta 6. Pemandu

: Yoland Septiane U. Memimpin jalannya presentasi dan diskusi

7. Perlengkapan : Agil Bagus T. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan

E. Kriteria Evaluasi 1) Evaluasi struktur a. Materi yang disajikan komunikatif dan mudah dipahami oleh kelompok lansia b. Tersedia ruangan yang mendukung tindakan penyuluhan c. Tersedia lingkungan yang nyaman 2) Evaluasi proses a. Fasilitator

dapat

memfasilitasi

dan

meningkatkan

pengetahuan

kelompok lansia tentang konsep hipertensi b. Kelompok lansia dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan secara sederhana c. Kelompok lansia dapat mengikuti kegiatan penyuluhan sampai akhir d. Penyuluhan berjalan secara sistematis 3) Evaluasi hasil a. Kelompok lansia mampu menjelaskan pengertian hipertensi secara sederhana b. Kelompok lansia mampu menyebutkan 3 penyebab hipertensi dari 5 penyebab yang telah dijelaskan c. Kelompok lansia mampu menyebutkan 4 tanda dan gejala hipertensi dari 7 tanda dan gejala yang telah dijelaskan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 d. Kelompok lansia mampu menyebutkan 2 komplikasi hipertensi dari 4 komplikasi yang telah dijelaskan e. Kelompok lansia mampu menyebutkan 4 pencegahan dan penanganan hipertensi dari 6 pencegahan dan penanganan hipertensi yang telah dijelaskan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450

LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN HIPERTENSI Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg, dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer&Bare, 2001:896). Menurut Baradero dkk. (2008:49), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90 mmHg. Tambayong (2000:94) menyatakan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Tabel 9-5. Hipertensi menurut kelompok umur berbeda (Tambayong, 2000:94) Kelompok usia Bayi Anak 7-11 th Remaja 12-17 th Dewasa 20-45 th 45-65 th > 65 th

Normal (mmHg) 80/40 100/60 115/70

Hipertensi (mmHg) 90/60 120/80 130/80

120-125/75-80 135-140/85 150/85

135/90 140/90-160/95 160/95

B. PENYEBAB HIPERTENSI Ada dua macam hipertensi, yaitu hipertensi esensial (primer) dan sekunder. Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor-faktor genetik, perubahan hormon, dan perubahan simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau gangguan tertentu. (Baradero dkk., 2008:49)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450

(Tambayong, 200:96) Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya hipertensi. 1. Usia, Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. 2. Jenis kelamin, Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi. 3. Ras, Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. 4. Obesitas, Penelitian membuktikan bahwa curah jantung (kemampuan memompa darah oleh jatung) dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi dengan berat badan normal.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 5. Keturunan, Suatu pendapat memperkirakan 3% dari anak yang lahir dari ayah-ibu normotensif (tekanan darah normal) mungkin akan menderita hipertensi, sedangkan kemungkinan ini naik menjadi 45% jika kedua orang tuanya menderita hipertensi. 6. Lingkungan dan faktor geografi, Sebagai contoh, orang yang hidup di pinggir pantai yang setiap hari minum air tanah setempat kemungkinan menderita hipertensi lebih besar karena ia cenderung mengonsumsi kadar garam tinggi dari air yang diminumnya. 7. Macam pekerjaan, Pekerjaan yang bisa menimbulkan stres dapat meningkatkan tekanan darah. 8. Konsumsi garam, Jika konsumsi garam < 3 g per hari maka kemungkinan terjadinya hipertensi beberapa persen saja. Namun, jika konsumsi garam antara 5-15 g per hari maka kemungkinan hipertensi meningkat menjadi 1520%. 9. Gaya hidup, Faktor kebiasaan seperti merokok, makan makanan tinggi lemak, tidak senang makan buah dan sayur, peminum alkohol, dan tidak suka berolahraga disinyalir memicu terjadinya hipertensi. (Permadi, 2011:23)

C. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : 1. Mengeluh sakit kepala, pusing 2. Lemas, kelelahan 3. Sesak nafas 4. Gelisah 5. Mual muntah 6. Epistaksis 7. Kesadaran menurun

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 Menurut Wijayakusuma & Dalimartha (1998:2-3), gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan kadang timbul tanpa gejala. Tidak jarang seseorang baru mengetahui menderita tekanan darah tinggi sewaktu diukur tekanan darahnya oleh dokter yang memeriksanya untuk skrening kesehatan atau karena keluhan penyakit lain. Sering menderita terkejut sewaktu dinyatakan bahwa ia menderita hipertensi, sedangkan selama ini ia tidak pernah merasa sakit kepala atau sering marah. Marah sering diidentikkan dengan menderita penyakit darah tinggi. Sebenarnya hal itu tergantung dari emosi dan sifat seseorang. Secara umum, gejala yang dikeluhkan oleh penderita tekanan darah tinggi sebagai berikut. 1. Sakit kepala 2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk 3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh 4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat 5. Telinga berdenging Tekanan darah terkadang berjalan tanpa adanya gejala khusus dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi pada organ-organ target seperti ginjal, otak, jantung, dan mata (Soeparman, 1999). Tanda dan gejala hipertensi sesuai kategori hipertensi yaitu berikut. 1. Hipertensi ringan : sakit kepala, pusing atau migraine, gangguan penglihatan, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mudah marah, cemas, dan sulit tidur (Noegroho, 1996). 2. Hipertensi sedang : rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mudah marah, cemas, dan sulit tidur (Smith, 1991). 3. Hipertensi berat : kegagalan organ seperti susah bernapas sehingga merasa mudah dengan tidak berbaring datar, gagal ginjal, retinophaty, myocardial infark (Noegroho, 1996).

D. KOMPLIKASI HIPERTENSI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 Menurut Wijayakusuma & Dalimartha (1998:), penyakit komplikasi dan penyerta hipertensi yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut. 1. Kerusakan Pada Otak Kerusakan ini terjadi akibat stroke karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Akibatnya, timbul kelemahan atau kelumpuhan separuh badan dengan berbagai gangguan lainnya. Kerusakan parah bahkan dapat menyebabkan kematian. 2. Kerusakan Pada Jantung Komplikasi tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembesaran otot jantung kiri yang berakhir dengan gagalnya jantung menjalankan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini ditandai dengan bengkak pada kaki dan kelopak mata, cepat lelah, dan sesak napas. 3. Kerusakan Pada Ginjal Ginjal yang rusak amat berbahaya karena dapat mengakibatkan gagalnya fungsi ginjal untuk mengeluarkan zat-zat berbahaya dan zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. 4. Kerusakan Pada Mata Organ penglihatan pun dapat terkena komplikasi penyakit hipertensi. Kerusakan pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan. (Wijayakusuma&Darlimartha, 1998:6)

E. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI 6 langkah sehat dalam mencegah dan menangani hipertensi yaitu sebagai berikut. 1. Olahraga Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara untuk mencegah hipertensi atau mengontrol tekanan darah. Olahraga juga dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung. Olahraga yang dilakukan tidak perlu olahraga yang berat, cukup olahraga ringan atau mengerjakan pekerjaan seharihari selama kurang lebih 30 menit setiap hari. Olahraga atau pekerjaan sehari-

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450 hari yang dapat dilakukan, misalnya jalan cepat, joging, bersepeda, atau berkebun. Aktivitas tersebut dapat dikombinasikan atau dilakukan secara bergantian. 2. Penurunan berat badan Kegemukan dan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan penyakit jantung. Penurunan berat badan mempunyai efek yang terbesar dalam menurunkan tekanan darah. Kondisi kegemukan dan obesitas juga berisiko terjadinya diabetes dan kolesterol tinggi. 3. Kurangi konsumsi garam Orang dengan tekanan darah tinggi dapat mengurangi tekanan darah mereka dengan mengurangi asupan garam. Pedoman diet merekomendasikan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi harus membatasi asupan garam kurang dari 1500 mg (2 atau 3 sendok the sehari), maka tejadi penurunan tekanan darah. 4. Hindari alkohol dan rokok Minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah, merusak hati, otak, dan jantung. Merokok dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan pembuluh darah arteri. Dengan menghentikan rokok, maka kemungkinan terjadinya serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung lainnya akan menurun. 5. Jauhi minuman kopi Jika memiliki tekanan darah tinggi, cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan membatasi konsumsi minuman kopi (sekitar dua cangkir kopi per hari).

6. Kelola stres Stres menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah pada organ-organ dalam. Akibatnya, darah dialirkan dalam jumlah yang lebih besar ke otot-otot tubuh, tangan dan kaki, sehingga bagian-bagian itu terasa tegang. Namun yang lebih serius, penyempitan pembuluh darah pada organ-organ dalam tersebut menyebabkan jantung bekerja keras, berdetak lebih cepat. Akibatnya tekanan darah meningkat. Mengelola stres secara efektif dapat membantu mengurangi tekanan darah. (Cahyono, 2008:99-102)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. 0331-323450

REFERENSI

Baradero, Mary, Dayrit, Mary Wilfrid, dan Suwadi, Yakobus. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Cahyono, J.B. Suharjo B. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Permadi, Adi. 2011. Ramuan Herbal Penumpas Hipertensi. Jakarta: Niaga Swadaya. Ramadi, Afdhal. 2012. Perbedaan Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat (Persea gratissima Gaerth) terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Laki-Laki yag Perokok dengan Bukan Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang Tahun 2012. Sumatera: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC. Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Wijayakusuma, H.M. Hembing dan Dalimartha, Setiawan. 1998. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi. Jakarta: Niaga Swadaya.

Related Documents

Lp Hipertensi
October 2019 45
Lp Hipertensi Salim.docx
April 2020 12
Lp Hipertensi Hc.docx
December 2019 24
Lp Hipertensi Bab I-ii.doc
October 2019 24

More Documents from "Sunanti t tauta"

Leaflet Hipertensi.docx
October 2019 39
Leaflet Hipertensi
October 2019 28
Lp Chf Andi
October 2019 30
Lp Hipertensi
October 2019 45
Lp Chf Andi.docx
October 2019 37
Leaflet Hipertensi.docx
October 2019 45