Lp Hipertensi Benar.docx

  • Uploaded by: Afryanti Mandasari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Hipertensi Benar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,315
  • Pages: 18
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP MEDIS

A. Defenisi Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,mungkin besar resikonya (Nurarif & Kusuma, 2015).

B. Etiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi yang dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, di sebut juga hipertensi idiopetik. Terdapat 95% kasus,. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, dan hiperaktivitas susunan saraf simpatis system ranin angitensi, defek dalam eskresi Na, peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor yang meningkatnkan risiko, seperti obesitas, alcohol, merokok, serta polesitemia. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifikasinya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal hipertensi vaskuler renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

C. Klasifikasi Klasifikasi Normal

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

< 130

<85

Normal tinggi

130-139

85-89

Stadium 1 (ringan)

140-159

90-99

Stadium 2 (sedang)

160-179

100-109

Stadium 3 (berat)

180-209

110-119

Stadium 4 (malikna)

210 atau lebih

120 atau lebih

(Triyanto, 2014)

D. Manifestasi klinis Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul, setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksi, marah telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.

E. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengandilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat

sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada

saat

bersamaan

merangsang pembuluh

darah

dimana

sistem

sebagai

respons

saraf

simpatis

rangsang

emosi.

Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.

Medulla

adrenal

mensekresi

epineprin,

yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaanhipertensi. Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional padasistem perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang

terjadi pada

usia

lanjut.

Perubahan

tersebut

meliputi

arterosklerosis, hilangnya elastisistas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluhdarah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurangkemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume

sekuncup),

mengakibatkan

dan peningkatan tahanan parifer

penurunan

curah

jantung

umur

Elastisitas

Jenis kelamin

Gaya hidup

obesitas

arteriosklerosis

hipertensi sisi Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi Gangguan sirkulasi

otak

Resistensi pembuluh darah otak

Nyeri kakut

Gangguan pola tidur

ginjal

Suplai O2 otak menurun

sinkop

Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal Blood flow munurun

Pembuluh darah

Retina

sistemik

koroner

vasokonstriksi

Iskemi miocard

Afterload meningkat

Nyeri dada

Respon RAA Gangguan perfusi jaringan

Rangsang aldosteron

Penurunan curah jantung

Intoleransi aktifitas

Retensi Na

edema

Fatique

Kelebihan volume cairan

Spasme arteriole diplopia

Resti injuri

F. Komplikasi 1. Stroke 2. Infark miokard 3. Gagal ginjal 4. Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah.

G. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan labolatorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menunjukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain dan mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah (Kalium,natrium, kreatinin,gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. (Mansjoer, dkk 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Baradero,

Dayrit,

dkk.

2008.

Klien

gangguan

kardiovaskular.

Jakarta:EGC Bulechek, Gloria M, dkk. (2016). Nursing Intervension Classification (Nic) Edisi Ke Enam . Indonesia:CV. Mocomedia Herdman T.H & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosa keperawtan defenisi dan klasifikasi 2018-2020. Jakarta:EGC Moorhead,

Sule,

dkk.

(2016).

NURSING

OUTCOMES

CLASSIFOCATION (NOC) EDISI KELIMA. Indonesia:CV. Mocomedia Nurarif A, Kusuma H. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan dignostik medis & NANDA. Jilid 1. Jogyakarta:Mediation Jogja Mansjoer, ARIF. ( 2000). Kapita salekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Triyanto

Endang, 2014. Pelayanan keperawatan bagi penderita

hipertensi. Yogyakarta: Graha Ilmu

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Riwayat a. Pada banyak kasus tidak ada gejala dan penyakit muncul kebetulan atau sama skrining tekanan darah rutin b. Gejala yang terlibat adalah gefek hipertensi pada system organ c. Bangun tidur dengan sakit kepala didaerah oksipital yang menghilang dalam beberapa jam d. Pusing letih dan konfusi e. Palpitasi, nyeri dada, dispnea f. Epistaksis g. Hematuria h. Penghilihatan kabur 2. Temukan pemeriksaan fisik a. Nadi kuat b. Bunyi jantung c. Edema perifer pada tahap lanjut d. Hemoragi, eksudat dan edema papil pada mata pada tahap lanjut jika terjadi hipertensi retinopati e. Massa abdomen berdenyut menunjukkan adanya neurisma abdomen f. Peningkatan tekanan darah minimal 2x pengukuran berturut-turut g. Bising pada aortaabdomen dan femoralis atau karotis 3. Pemeriksaan diagnostic a. Labolatorium -

Urinalisis, dapat ditemukan protein, sel darah merah atau sel darah

putihmenandakan

menunjukan diabetes mellitus

penyakit

ginjalatau

glukosa

-

Kadar kalium serum <3,5 mEq/L (normal: 3,5-5,0 mEq/L)2 menunjukkan disfungsi adrenal (hiperaldosteronismeprimer)

-

Kadar nitrogenurea darah normal (normal = 5-25mg/dL)2 atau meningkat .20 mg/dL dan kadar kretinin serumnormal (normal:

0,5-1,5mg/dL)2

atau

>1,5

mg/dLmenunjukkan

penyakit ginjal b. Pencitraan -

Foto toraksmenunjukkan kardiomegali

-

Arteriografi ginjal menunjukkan stenosis arteri ginjal

c. Prosedur diagnostic -

Elektrokardiografik (EKG)menunjukkan hipotrofi atau iskemia ventrikel kiri

-

Oftalmoskopi menunjukkan luka pada arteriovena, enselopati hipertensifdan edema

-

Pemeriksaan menggunakan kotropiloral dapat dilakukan untuk menguji hipertensi renovaskuler.

B. Diagnosa 1. Nyeri akut 2. Gangguan Pola Tidur 3. Penurunan curah jantung 4. Hambatan mobilitas fisik 5. Intoleransi aktivitas

C. Intervensi No Diagnosa Keperawatan (NANDA) 1

Kriteria Hasil (NOC)

Intervensi (NIC)

Nyeri akut (00132)

Kontrol nyeri

Manajemen Nyeri

Domain 12. Kenyamanan

- Mengenali kapan nyeri terjadi

1. Lakukan pengkajian nyeri

Kelas 1. Kenyamanan Fisik

5.

Definisi:

- Menggunakan tindakan

Pengalaman

sensori

dan

emosional tidak menyenangkan

komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,

pengurangan (nyeri) tanpa

onset/durasi, frekuensi,

analgesik 5.

kualitas, intensitas atau

yang muncul akibat kerusakan - Menggunakan analgesik yang

beratnya nyeri dan faktor

jaringan aktual atau potensial

direkomendasikan 5.

pencetus.

atau yang digambarkan sebagai

Keterangan:

kerusakan

1: tidak pernah menunjukkan

nonverbal mengenai

Association for the study of pain);

2: jarang menunjukkan

ketidaknyamanan terutama

awitan yang tiba-tiba atau lambat

3: kadang-kadang

pada mereka yang tidak dapat

dari

menunjukkan

berkomunikasi secara efektif.

(Internasional

intensitas

ringan

hingga

2. Observasi adanya petunjuk

berat dengan akhir yang dapat

4: sering menunjukkan

diantisipasi atau diprediksi.

5: secara konsisten

pengalaman nyeri terhadap

Batasan Karakteristik:

menunjukkan

kualitas hidup pasien (mis.,

1. Bukti

nyeri

dengan Tingkat nyeri

3. Tentukan akibat dari

tidur, nafsu makan, pengertian,

menggunakan standar daftar - Nyeri yang dilaporkan5.

perasaan, hubungan, performa

periksa

kerja dan tanggung jawab

yang

nyeri

untuk pasien - Ekspresi nyeri wajah 5.

tidak

dapat - Mengernyit 5.

mengungkapkannya

(misa., Keterangan:

peran). 4. Gali bersama pasien faktor-

Neonatal Infant Pain Scale, 1: berat

faktor yang dapat menurunkan

Pain Assessment Checklist for 2: cukup berat

atau memperberat nyeri.

Senior with Limited Ability to 3: sedang Communicate).

4: ringan

2. Ekspresi wajah nyeri (mis., 5: tidak ada. mata

kurang

bercahaya,

5. Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat. 6. Ajarkan penggunaan teknik non

tampak kacau, gerakan mata

farmakologi (relaksasi, terapi

berpencar atau tetap pada

musik, terapi aktivitas, aplikasi

satu fokus, meringis).

panas/dingin dan pijatan.

3. Fokus pada diri sendiri. 4. Keluhan tentang karakteristik

Pemberian Analgesik 1. Tentukan lokasi, karakteristik,

nyeri dengan menggunakan

kualitas dan keparahan nyeri

standar instrument nyeri (mis.,

sebelum mengobati pasien.

McGill Brief

Pain Pain

Questionnaire, Inventory).

2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis dan

Mengekspresikan (mis.,

gelisah

perilaku

frekuensi obat analgesik yang

merengek,

diresepkan.

menangis, waspada).

3. Cek adanya riwayat alergi obat.

5. Perilaku distraksi. 6. Perubahan

pada

4. Tentukan analgesik parameter

sebelumnya, rute pemberian

fisiologis (mis., tekanan darah,

dan dosis untuk mencapai hasil

frekuensi

pengurangan nyeri yang

jantung,

frekuensi

pernapasan, saturasi oksigen,

optimal.

dan endtidal karbon dioksida

5. Berikan analgesik sesuai waktu paruhnya, terutama pada nyeri

[CO₂]). 7. Perubahan

posisi

yang berat.

untuk

6. Kolaborasikan dengan dokter

menghindari nyeri. 8. Perubahan selera makan.

apakah obat, dosis, rute

9. Sikap melindungi area nyeri.

pemberian atau perubahan interval dibutuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan analgesik.

2

Gangguan Pola Tidur (00198)

Tidur

Peningkatan Tidur

Domain 4. Aktivitas/istirahat

- Jumlah jam tidur tidak

1. Catat pola tidur pasien dan

Kelas 1. Tidur/istirahat

terganggu (5).

Definisi:

- Tidak ada masalah dengan

jumlah jam tidur. 2. Berikan lingkungan yang

Gangguan kualitas dan kuantitas

pola, kualitas dan rutinitas

tenang, damai dan minimalkan

waktu

tidur atau istirahat (5).

gangguan untuk meningkatkan

tidur

akibat

faktor

eksternal.

- Perasaan segar setelah tidur atau istirahat (5).

Batasan karakteristik:

- Tidur siang sesuai usia (5).

tidur. 3. Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas

1. Terbangun dalam waktu lama. - Terjaga dengan waktu yang

waktu tidur pasien,

2. Insomnia dalam waktu lama.

pertanda/keperluan sebelum

3. Kerusakan

pola

normal Keterangan:

karena diri sendiri. 4. Onset

memulai

sesuai (5).

1: Ekstrim tidur

menit. 5. Insomnia pagi hari.

>30 2: Berat

8. Peningkatan

4: Ringan

otot autogenic atau bentuk non-

Istirahat

- Pola istirahat (5). proporsi

4. Instruksikan pasien untuk melakukan metode relaksasi

7. Mengeluhkan istirahat tidak - Jumlah istirahat (5). puas.

familiar jika diperlukan.

3: Sedang

6. Terbangun lebih awal atau 5: Tidak ada gangguan. terlambat bangun.

tidur dan benda-banda yang

tidur - Kualitas istirahat (5).

farmakologis lain untuk merangsang tidur. 5. Lakukan pijatan yang nyaman, pengaturan posisi dan sentuhan yang efektif.

tahap 1. 9. Jumlah

- Istirahat fisik (5). tidur

kurang

dari - Istirahat mental (5).

kebutuhan sesuai umur.

- Perasaan segar/sejahtera

10. Tidur tidak puas.

setelah stirahat (5).

11. Tiga kali atau lebih bangun Keterangan: dimalam hari. 12. Penurunan

1: Ekstrim proporsi

tidur 2: Berat

6. Berikan tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur. Pengelolaan Lingkungan: Kenyamanan 1. Batasi pengunjung. 2. Hindari interupsi tidak penting

tahap 3 dan 4 (hiporesponsif, 3: Sedang

dan biarkan pasien untuk

tidur berlebihan).

istirahat.

4: Ringan

13. Penurunan proporsi tidur REM (REM yang kembali, hiperaktif, emosi labil, agitasi,

5: Tidak ada gangguan.

3. Sediakan tempat tidur yang bersih dan nayaman. 4. Sediakan cahaya untuk

impulsif, gambaran

memenuhi kebutuhan pasien,

polisomnografi atipikal).

hindari cahaya langsung yang

14. Penurunan fungsi.

kemampuan

silau. 5. Kontrol atau hindari suara yang keras/gaduh, bila mungkin.. 6. Berikan posisi yang nyaman untuk pasien.

3

Penurunan

curah

jantung Keefektifan pompa jantung

(00029)

- Tekanan darah sistol (5)

Domain 4. Aktivitas/istirahat

- Tekanan darah diastol (5)

Perawatan Jantung 1. Instruksikan pasien tentang pemtingnya untuk segera

Kelas 4. Respons kardiovaskular/ - Denyut nadi perifer (5)

melaporkan bila merasakan

pulmonal.

Keterangan:

nyeri di dada.

Definisi:

1: Deviasi berat dari kisaran

Ketidakadekuatan volume darah

normal

2. Batasi toleransi aktivitas pasien.

yang dipompa oleh jantung untuk 2: Deviasi yang cukup besar dari 3. Lakukan terapi relaksasi memenuhi kebutuhan metabolic tubuh. Batasan karakteristik: Perubahan frekuensi/irama jantung 1. Bradikardia 2. Perubahan elektrokardiogram (EKG)

kisaran normal 3: Deviasi sedang dari kisaran normal 4: Deviasi ringan dari kisaran normal 5: Tidak ada deviasi dari kisaran normal - Distensi vena leher (5)

3. Palpotasi jantung

- Disritmia (5)

4. Takikardia

- Suara jantung abnormal (5)

Perubahan preload

- Angina (5)

sebagaimana mestinya. 4. Evaluasi tekanan darah 5. Monitor sesak napas, kelelahan, takipnea dan orthopnea. Monitor tanda-tanda vital 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernapasan.

1. Edema

- Mual (5)

2. Kelemahan

- Kelelahan (5)

3. Murmur jantung

- Pucat (5)

4. Peningkatan CVP

Keterangan:

5. Peningkatan berat badan

1: Berat

Perubahan afterload

2: Cukup berat

1. Perubahan warna kulit

3: Sedang

2. Perubahan tekanan darah

4: Ringan

3. Kulit lembap

5: Tidak ada

4. Penurunan nadi perifer 5. Dipsnea 6. Oliguria Perubahan kontraktilitas 1. Bunyi napas tambahan 2. Batuk 3. Penurunan indeks jantung 4. Ortopnea Perilaku/emosi 1. Ansietas

2. Gelisah 4

Hambatan mobilitas fisik

Pergerakan

Manajemen lingkungan

Domain 4. Aktivitas/istirahat

- Koordinasi (5).

1. Ciptakan

Kelas 2. Aktivitas/olahraga

- Gerakan otot (5).

Defenisi:

- Gerakan sendi (5).

2. Batasi pengunjung Terapi

atau satu atau lebih ekstremitas Keterangan :

pergerakan sendi

secara mandiri dan terarah

1: sangat terganggu

1. Pakaikan

Batasan karakteristik:

2: banyak terganggu

menghambat

1. Penurunan rentang gerak

3: cukup terganggu

pasien

membolak

posisi

balik 4: sedikit teganggu

latihan

:

baju

mobilitas

yang

tidak

pergerakan

2. Lakukan latihan ROM pasif

5: tidak terganggu

atau aktif

3. Ketidak nyamanan

3. Dukung pasien untuk duduk di

4. Gerakan lambat

tempat tidur.

Intoleransi aktivitas (00092)

Toleransi terhadap aktivitas:

Domain 4. Aktivitas/ istirahat

- Kekuatan tubuh bagian atas 5 1. Ciptakan

Kelas 4. Respon kardiovaskuler / - Kekuatan pulmonal

yang

aman bagi pasien

Keterbatasan dalam gerakanfisik - Bergerak dengan mudah (5)

2. Kesulitan

5

lingkungan

bawah 5

tubuh

bagian

Manajemen lingkungan lingkungan

aman bagi pasien 2. Batasi pengunjung

yang

Defenisi: Ketidak

Keterangan: cukupan

energy 1 : sangat terganggu

psikologis atau fisiologis untuk 2 : banyak terganggu mempertahankan menyelesaikan

atau 3 : cukup terganggu aktifitas 4 : sedikit terganggu

kehidupan sehari-hari yang harus 5 : tidak terganggu atau yang ingin dilakukan. Batasan karakteristik : 1. Perubahan elektrokardiogram 2. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas 3. Keletihan 4. Kelemahan umum

Terapi

latihan:

mobilitas

pergerakan sendi 1. Pakaikan

baju

menghambat

yang

tidak

pergerakan

pasien 2. Lakukan

latihan

ROM pasif

atau aktif 3. Dukung pasien untuk duduk di tempat tidur.

D.

Implementasi Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mebantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehtan yang lebih baik yang menggambarkan krireria hasilyang di harapkan.

E.

Evaluasi Evaluasi adalah tahap penilaian atau perbandingan yang sistematik yang terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakuka dengan cara yang berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainya. Merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendkatan lain.

Related Documents

Lp Hipertensi
October 2019 45
Lp Hipertensi Salim.docx
April 2020 12
Lp Hipertensi Hc.docx
December 2019 24
Lp Hipertensi Bab I-ii.doc
October 2019 24

More Documents from "Sunanti t tauta"