Leaflet Hipertensi

  • Uploaded by: andi susanto
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Leaflet Hipertensi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,189
  • Pages: 12
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN HIPERTENSI Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg, dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer&Bare, 2001:896). Menurut Baradero dkk. (2008:49), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90 mmHg. Tambayong (2000:94) menyatakan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Tabel 9-5. Hipertensi menurut kelompok umur berbeda (Tambayong, 2000:94) Kelompok usia Bayi Anak 7-11 th Remaja 12-17 th Dewasa

Normal (mmHg) 80/40 100/60 115/70

Hipertensi (mmHg) 90/60 120/80 130/80

20-45 th

120-125/75-80

135/90

45.65th

135-140/85

140/90-160/95

> 65 th

150/85

160/95

B. KLASIFIKASI HIPERTENSI Tabel 31-3. Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas (Smeltzer&Bare, 2001:897) Kategori Normal Normal tinggi Hipertensi Stadium 1

Sistolik (mmHg) < 130 130-139

Diastolik (mmHg) < 85 85-89

140-159

90-99

160-179

100-109

(ringan) Stadium 2

(sedang) Stadium 3 (berat)

180-209

110-119

Stadium 4 (sangat

≥ 210

≥ 120

berat) C. PENYEBAB HIPERTENSI Ada dua macam hipertensi, yaitu hipertensi esensial (primer) dan sekunder. Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor-faktor genetik, perubahan hormon, dan perubahan simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau gangguan tertentu. (Baradero dkk., 2008:49)

(Tambayong, 200:96) Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya hipertensi. 1. Usia, Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.

2. Jenis kelamin, Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi. 3. Ras, Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. 4. Obesitas, Penelitian membuktikan bahwa curah jantung (kemampuan memompa darah oleh jatung) dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi dengan berat badan normal. 5. Keturunan, Suatu pendapat memperkirakan 3% dari anak yang lahir dari ayah-ibu normotensif (tekanan darah normal) mungkin akan menderita hipertensi, sedangkan kemungkinan ini naik menjadi 45% jika kedua orang tuanya menderita hipertensi. 6. Lingkungan dan faktor geografi, Sebagai contoh, orang yang hidup di pinggir pantai yang setiap hari minum air tanah setempat kemungkinan menderita hipertensi lebih besar karena ia cenderung mengonsumsi kadar garam tinggi dari air yang diminumnya. 7. Macam pekerjaan, Pekerjaan yang bisa menimbulkan stres dapat meningkatkan tekanan darah. 8. Konsumsi garam, Jika konsumsi garam < 3 g per hari maka kemungkinan terjadinya hipertensi beberapa persen saja. Namun, jika konsumsi garam antara 5-15 g per hari maka kemungkinan hipertensi meningkat menjadi 1520%. 9. Gaya hidup, Faktor kebiasaan seperti merokok, makan makanan tinggi lemak, tidak senang makan buah dan sayur, peminum alkohol, dan tidak suka berolahraga disinyalir memicu terjadinya hipertensi. (Permadi, 2011:23) D. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI

Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : 1. Mengeluh sakit kepala, pusing 2. Lemas, kelelahan 3. Sesak nafas 4. Gelisah 5. Mual muntah 6. Epistaksis 7. Kesadaran menurun Menurut Wijayakusuma & Dalimartha (1998:2-3), gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan kadang timbul tanpa gejala. Tidak jarang seseorang baru mengetahui menderita tekanan darah tinggi sewaktu diukur tekanan darahnya oleh dokter yang memeriksanya untuk skrening kesehatan atau karena keluhan penyakit lain. Sering menderita terkejut sewaktu dinyatakan bahwa ia menderita hipertensi, sedangkan selama ini ia tidak pernah merasa sakit kepala atau sering marah. Marah sering diidentikkan dengan menderita penyakit darah tinggi. Sebenarnya hal itu tergantung dari emosi dan sifat seseorang. Secara umum, gejala yang dikeluhkan oleh penderita tekanan darah tinggi sebagai berikut. 1. Sakit kepala 2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk 3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh 4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat 5. Telinga berdenging Tekanan darah terkadang berjalan tanpa adanya gejala khusus dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi pada organ-organ target seperti ginjal, otak, jantung, dan mata (Soeparman, 1999). Tanda dan gejala hipertensi sesuai kategori hipertensi yaitu berikut. 1. Hipertensi ringan : sakit kepala, pusing atau migraine, gangguan penglihatan, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mudah marah, cemas, dan sulit tidur (Noegroho, 1996).

2. Hipertensi sedang : rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mudah marah, cemas, dan sulit tidur (Smith, 1991). 3. Hipertensi berat : kegagalan organ seperti susah bernapas sehingga merasa mudah dengan tidak berbaring datar, gagal ginjal, retinophaty, myocardial infark (Noegroho, 1996). E. KOMPLIKASI HIPERTENSI Menurut Wijayakusuma & Dalimartha (1998:), penyakit komplikasi dan penyerta hipertensi yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut. 1. Kerusakan Pada Otak Kerusakan ini terjadi akibat stroke karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Akibatnya, timbul kelemahan atau kelumpuhan separuh badan dengan berbagai gangguan lainnya. Kerusakan parah bahkan dapat menyebabkan kematian. 2. Kerusakan Pada Jantung Komplikasi tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembesaran otot jantung kiri yang berakhir dengan gagalnya jantung menjalankan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini ditandai dengan bengkak pada kaki dan kelopak mata, cepat lelah, dan sesak napas. 3. Kerusakan Pada Ginjal Ginjal yang rusak amat berbahaya karena dapat mengakibatkan gagalnya fungsi ginjal untuk mengeluarkan zat-zat berbahaya dan zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. 4. Kerusakan Pada Mata Organ penglihatan pun dapat terkena komplikasi penyakit hipertensi. Kerusakan pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan. (Wijayakusuma&Darlimartha, 1998:6) F. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI 6 langkah sehat dalam mencegah dan menangani hipertensi yaitu sebagai berikut.

1. Olahraga Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara untuk mencegah hipertensi atau mengontrol tekanan darah. Olahraga juga dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung. Olahraga yang dilakukan tidak perlu olahraga yang berat, cukup olahraga ringan atau mengerjakan pekerjaan seharihari selama kurang lebih 30 menit setiap hari. Olahraga atau pekerjaan seharihari yang dapat dilakukan, misalnya jalan cepat, joging, bersepeda, atau berkebun. Aktivitas tersebut dapat dikombinasikan atau dilakukan secara bergantian. 2. Penurunan berat badan Kegemukan dan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan penyakit jantung. Penurunan berat badan mempunyai efek yang terbesar dalam menurunkan tekanan darah. Kondisi kegemukan dan obesitas juga berisiko terjadinya diabetes dan kolesterol tinggi. 3. Kurangi konsumsi garam Orang dengan tekanan darah tinggi dapat mengurangi tekanan darah mereka dengan mengurangi asupan garam. Pedoman diet merekomendasikan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi harus membatasi asupan garam kurang dari 1500 mg (2 atau 3 sendok the sehari), maka tejadi penurunan tekanan darah. 4. Hindari alkohol dan rokok Minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah, merusak hati, otak, dan jantung. Merokok dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan pembuluh darah arteri. Dengan menghentikan rokok, maka kemungkinan terjadinya serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung lainnya akan menurun. 5. Jauhi minuman kopi Jika memiliki tekanan darah tinggi, cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan membatasi konsumsi minuman kopi (sekitar dua cangkir kopi per hari).

6. Kelola stres Stres menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah pada organ-organ dalam. Akibatnya, darah dialirkan dalam jumlah yang lebih besar ke otot-otot

tubuh, tangan dan kaki, sehingga bagian-bagian itu terasa tegang. Namun yang lebih serius, penyempitan pembuluh darah pada organ-organ dalam tersebut menyebabkan jantung bekerja keras, berdetak lebih cepat. Akibatnya tekanan darah meningkat. Mengelola stres secara efektif dapat membantu mengurangi tekanan darah.

Related Documents


More Documents from "Watini Daiman Fii Qolby"

Leaflet Hipertensi.docx
October 2019 39
Leaflet Hipertensi
October 2019 28
Lp Chf Andi
October 2019 30
Lp Hipertensi
October 2019 45
Lp Chf Andi.docx
October 2019 37
Leaflet Hipertensi.docx
October 2019 45