Long Case Dhf.docx

  • Uploaded by: Anonymous HKPqSIbhw
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Long Case Dhf.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,591
  • Pages: 32
BAB I PENDAHULUAN

Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Virus ini ditransmisikan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Pada saat ini jumlah kasus masih tetap tinggi rata-rata 10-25 per 100.000 penduduk. Umur terbanyak yang terkena penyakit ini adalah kelompok umur 4-10 tahun. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat. Infeksi virus dengue sudah melanda seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, semua praktisi kesehatan harus dapat mendiagnosis dan menangani penyakit ini dengan benar.

1

BAB II LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PENDERITA Nama

: An. DS

Umur

: 1 tahun 6 bulan

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pendidikan

:-

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Plantaran, RT 1 RW 4 Kaliwungu Selatan

Nama Ayah

: Tn. B

Umur

: 40 tahun

Pekerjaan

: Buruh

Pendidikan

: SMA

Nama Ibu

: Ny. S

Umur

: 35 tahun

Pekerjaan

: IRT

Pendidikan

: SMA

Bangsal

: Dahlia

Masuk RS

: 22 Maret 2016

2

B. DATA DASAR 1. Anamnesis Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan pasien pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 10.30 WIB di ruang Dahlia dan didukung dengan catatan medis. a) Keluhan utama

: Demam

b) Keluhan tambahan

: Mual, Muntah, kaki dan tangan

dingin. c) Riwayat Penyakit Sekarang : Lima hari SMRS pasien mengeluh demam tinggi mendadak, demam dirasakan terus menerus, tidak menggigil, tidak kejang, tidak mengigau saat tidur. Demam turun jika diberi obat penurun panas dan dikompres dengan air hangat, kemudian akan naik lagi setelah beberapa saat. Anak muntah lebih dari 3 kali, isi makanan, tidak ada muntah darah, muntah sekitar 1/2 gelas belimbing. Tidak ada batuk dan pilek. BAB normal tidak ada lendir dan darah, BAK normal, jernih. Nafsu makan anak mulai berkurang dan anak malas minum. Dua hari SMRS anak mimisan sebanyak satu kali, darah menetes sedikit, sebelumnya anak tidak pernah mimisan, mimisan terjadi saat pasien demam tinggi

3

Satu hari SMRS, ibu pasien mengatakan pasien mimisan lagi, pasien kemudian paien di bawa ke IGD RSUD Kendal. Riwayat gusi berdarah dan bintik-bintik kemerahan tidak ada, terdapat sakit kepala, tidak ada nyeri otot dan nyeri sendi. BAB/BAK Normal. Riwayat menderita keluhan seperti ini sebelumnya tidak ada. Riwayat anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini disangkal. Disekitar lingkungan rumah banyak anak tetangga yang menderita keluhan yang sama seperti ini.

d) Riwayat Penyakit Dahulu : 

Riwayat menderita keluhan serupa sebelumnya disangkal.



Riwayat berpergian jauh disangkal.

e) Riwayat Penyakit Keluarga : 

Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama.



Disekitar lingkungan rumah, anak tetangga menderita keluhan yang sama.

f) Riwayat Sosial Ekonomi Penderita adalah anak kedua. Ayah penderita bekerja sebagai petani sedangkan ibu penderita bekerja sebagai buruh garmen.

4

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS. Kesan sosial ekonomi : Cukup.

g) Riwayat Persalinan dan Kehamilan : Anak perempuan lahir dari ibu G2P1A0 hamil 37 minggu, lahir secara spontan. Persalinan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 2800 gram. Panjang badan lahir ibu lupa, lingkar kepala saat lahir ibu lupa, lingkar dada saat lahir ibu juga lupa. Kesan : neonatus aterm, sesuai masa kehamilan, lahir secara spontan

h) Riwayat Pemeliharaan Prenatal : Ibu biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan 1x setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan. Setelah > 8 bulan ibu memeriksakan kehamilan 1x dalam 2 minggu. Selama hamil ibu mengaku mendapat imunisasi TT 2x di bidan. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep dokter ataupun minum jamu disangkal. Obat–obat yang diminum selama kehamilan adalah vitamin dan tablet tambah darah. Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik

5

i) Riwayat Pemeliharaan Postnatal : Pemeliharaan postnatal dilakukan di Posyandu dan mendapat imunisasi dasar lengkap. Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal baik

j) Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Pertumbuhan : Berat badan lahir 2800 gram, panjang badan saat lahir ibu lupa. Berat badan sekarang 5,2 kg, panjang badan sekarang 65 cm. Kesan : pertumbuhan normal (N1)

Perkembangan :

Sektor motorik kasar: 

Dada terangkat menumpu pada lengan : 7 bulan

Sektor motorik halus: 

Meraih benda : 7 bulan

Sektor bahasa: 

Berbicara dadada,mamama, papapa (babling) : 6 bulan



Mengoceh ke arah suara : 7 bulan

6

Sektor personal sosial: 

Memasukkan biskuit ke mulut : 6 bulan



Bertepuk tangan : 7 bulan

Kesan : perkembangan 4 sektor sesuai umur

7

k) Riwayat Gizi 

ASI

: diberikan sejak lahir sampai sekarang.



Susu Formula

: diberikan sejak usia 6 bulan



MP-ASI

: diberikan sejak usia 6 bulan



Kesan : pemberian gizi sesuai dengan usia

Status Gizi menurut Z-Score Berat badan

: 10 kg

Panjang badan : 77 cm Pemeriksaan status gizi (Z score) :

WAZ = BB – median = 10-10,8 = -0.72 (Normal) SD

1,10

HAZ = TB – median = 77 – 82,4 = -1,8 (Normal) SD

3,00

WHZ = BB – median = 10 – 10 = 0 (Normal) SD

0,8

Kesan : status gizi baik dan perawakan normal seusianya.

l) Riwayat Imunisasi : BCG

: 1x umur 1 bulan, scar (+) di lengan atas kanan

DPT

: 3 x ( 2,4,6) bulan

8

Polio

: 4 x (0,2,4,6) bulan

Hepatitis B

: 3x umur (0,1,4) bulan

Kesan

: Imunisasi dasar lengkap tepat bulan

2. PemeriksaanFisik Tanggal 22 Maret 2016 pukul 12.30 WIB Kesan umum

: compos mentis, kurang aktif, tampak sakit sedang,

tampak kurus, tanda perdarahan spontan (-), sesak nafas (-), edem palpebra (-), nyeri ulu hati (-). Tanda vital

:

TD

: 90/65 mmHg

HR

: 104 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR

: 40 x/menit, reguler

Suhu

: 38,2o C (axilla)

Rumple leed

: (+)

Status Internus 

Kepala

: mesocephale



Rambut

: hitam, tidak mudah dicabut (+)



Mata

: edema palpebra (-/-), konjungtiva

anemis (-/-), sklera ikhterik (-/-), isokor 

hidung

: simetris, bekas epistaksis -/-, sekret

-/-, nafas cuping hidung (-/-) 

telinga

: discharge (-/-), nyeri tekan (-)

9



mulut

: gusi berdarah (-), bibir kering (-)

,bibir sianosis (-) 

tenggorokan

:

tonsil

T1/T1,

mukosa

faring

hiperemis (-) 

leher



Paru-Paru

: tidak ada pembesaran KGB

o Inspeksi

: simetris, tidak ada retraksi

o Palpasi

: strem fremitus kanan & kiri

o Perkusi

: sonor seluruh lapang paru

o Auskultasi

: Suara dasar : vesikuler Suara Tambahan : Wheezing (-/-),

Ronkhi (-/-) 

Jantung 

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak



Palpasi

: ictus cordis teraba di ICS IV, linea

midclavicula sinistra, tidak melebar, tidak kuat angkat 

Perkusi

:

o Batas kiri : ICS IV, linea midclavicula sinistra o Batas atas : ICS II, linea parasternal sinistra o Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra o Batas pinggang : ICS III linea parasternal kiri  

Auskultasi : BJ I-II normal, suara tambahan (-)

Abdomen -

Inspeksi

: datar

10

-

Auskultasi

: bising usus (+) normal

-

Perkusi

: timpani di seluruh kuadran, pekak

alih (-) normal, pekak sisih (-) normal, tes undulasi (-) normal. -

Palpasi

: supel, nyeri tekan epigastrium (-),

hepar dan lien tidak teraba. 

alat kelamin

: perempuan, dalam batas normal



anorektal

: dalam batas normal



ekstremitas

: Superior

Inferior

Akral dingin

-/-

-/-

Akral sianosis

-/-

-/-

Oedem

-/-

-/-

Petekie

+/-

-/-

CRT

<2’’

<2’’



Kulit : turgor kembali cepat

3. PemeriksaanPenunjang Tanggal 22 Maret 2016 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

5000/uL

4000-10000/uL

Eritrosit

-

3,5-5,5 x 106/uL

HB

10,5 g/dl

10,0-15,0 g/dl

HT

35%

31-45%

11

Trombosit

78.000

150.000-500.000

Kesan

Trombositopeni, peningkatan Hematokrit

C. RESUME Lima

hari SMRS pasien mengeluh demam tinggi mendadak,

demam dirasakan terus menerus, tidak menggigil, tidak kejang, tidak mengigau saat tidur. Demam turun jika diberi obat penurun panas dan dikompres dengan air hangat, kemudian akan naik lagi setelah beberapa saat. Anak muntah lebih dari 3 kali, isi makanan, tidak ada muntah darah, muntah sekitar 1/2 gelas belimbing. Tidak ada batuk dan pilek. BAB normal tidak ada lendir dan darah, BAK normal, jernih. Nafsu makan anak mulai berkurang dan anak malas minum. Dua hari SMRS anak mimisan sebanyak satu kali, darah menetes sedikit, sebelumnya anak tidak pernah mimisan, mimisan terjadi saat pasien demam tinggi Satu hari SMRS ibu pasien mengeluh tangan dan kaki anaknya dingin, anak nampak sangat lemas. Riwayat gusi berdarah dan bintikbintik kemerahan tidak ada, terdapat sakit kepala, tidak ada nyeri otot dan nyeri sendi. BAB/BAK Normal. Riwayat menderita keluhan seperti ini sebelumnya tidak ada. Riwayat anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini disangkal. Disekitar lingkungan rumah banyak anak tetangga yang menderita keluhan yang sama seperti ini.

12

Pada pemeriksaan fisik didapat: Kesan Umum

: compos mentis, tampak sakit sedang, tampak

kurus, tanda perdarahan spontan (-), sesak nafas (-), edem palpebra (-), nyeri ulu hati (-). Tanda vital

:

TD

: 90/65 mmHg

HR

: 104 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR

: 40 x/menit, reguler

Suhu

: 38,2o C (axilla)

Rumple leed

: (+)

Status Internus

: dalam batas normal.

Pemeriksaan Penunjang didapat

:

o 22 Maret 2016 : trombositopeni

D. DIAGNOSIS KERJA I.

DHF Grade II

II.

Status gizi baik

E. USULAN PENATALAKSANAAN 

Infus RL 16 tpm



Injeksi ranitidine 2x ½ ampul



Injeksi cefotaxim 2x 250 mg



Parasetamol 3x1 ½ cth 13

F. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG 

Darah rutin



RO Thoraks (Antero Posterior(AP), Right Left Decubitus (RLD))



Anti dengue IgG, IgM

PERJALANAN PENYAKIT Tanggal

Keadaan klinis

Program terapi / tindakan

22 Maret

• Keluhan : panas (+),BAB



Infus RL 16 tpm

2016

& BAK normal, nafsu



Injeksi ranitidine 2x ½ ampul

makan menurun, batuk (-), pilek (-), kejang (-), sesak



• PF : t : 38,2° N : 104

P.O 

Parasetamol 3x1 ½ cth

x/menit – KU

Injeksi cefotaxim 2x 250 mg

(-), mual (+), muntah (+)

x/menit, RR : 50

Paraf

: Baik

– Kesadaran : composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

14

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+) - Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin (-) Assesment : DHF Grade II. 23 Maret 2016

• Keluhan : demam (+),BAB & BAK normal, nafsu



Infus RL 16 tpm



Injeksi ranitidine 2x ½ ampul

makan menurun, batuk (-), pilek (-), kejang (-), sesak



250 mg

(-), mual (-), muntah (-) • PF : t : 37,8° N : 100 x/menit, RR : 40

P.O 

Parasetamol 3x1 ½ cth

x/menit – KU

Injeksi cefotaxim 2x

: Baik

– Kesadaran : composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+)

15

- Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin (+) Assesment : DHF Grade II. 24 Maret 2016

• Keluhan : demam (+),BAB & BAK normal, ma/mi



Infus RL 16 tpm



Injeksi ranitidine 2x

(+/+), batuk (+), pilek (-),

½ ampul 

kejang (-), sesak (-), mual (-), muntah (-)

250 mg

• PF : t : 37,4° N : 120

P.O 

x/menit, RR : 52

Parasetamol 3x1 ½ cth

x/menit – KU

Injeksi cefotaxim 2x



: Baik

– Kesadaran :

Ambroxol 3 x ½ cth

-

composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+) - Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin

16

(+) • Assesment : DHF Grade II. 25 Maret 2016

• Keluhan : demam (+),BAB & BAK normal, ma/mi



Infus RL 16 tpm



Injeksi ranitidine 2x ½ ampul

(+/+), batuk (+), pilek (-), kejang (-), sesak (-), mual



250 mg

(-), muntah (-) • PF : t : 37,3° N : 120 x/menit, RR : 40

P.O 

Parasetamol 3x1 ½ cth

x/menit – KU

Injeksi cefotaxim 2x



: Baik

Ambroxol 3 x ½ cth

– Kesadaran : composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+) - Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin (-) • Assesment : DHF Grade II.

17

Tanggal

Keadaan klinis

Program terapi / tindakan

26 Maret

• Keluhan : panas (+),BAB



Infus RL 16 tpm

2016

& BAK normal, nafsu



Injeksi ranitidine 2x ½ ampul

makan membaik, batuk (+), pilek (-), kejang (-), sesak



Injeksi cefotaxim 2x 250 mg

(-), mual (+), muntah (+) • PF : t : 37,3° N :

P.O

120x/menit, RR : 40



Parasetamol 3x1 ½ cth

x/menit – KU

Paraf



: Baik

Ambroxol 3 x ½ cth

– Kesadaran : composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+) - Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin (-)

18

Assesment : DHF Grade II. 27 Maret

• Keluhan : demam (-),BAB



Infus RL 16 tpm

2016

3x cair sedikit ampas &



Injeksi ranitidine 2x

BAK normal, nafsu makan baik, batuk (-), pilek (-),

½ ampul 

Injeksi cefotaxim 2x

kejang (-), sesak (-), mual

250 mg

(-), muntah (-)

P.O

• PF : t : 36,5° N : 100



cth

x/menit, RR : 40 

x/menit – KU

Parasetamol 3x1 ½

L-Bio 1x1

: Baik

– Kesadaran : composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+) - Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin (-) Assesment : DHF Grade II.

19

28 Maret

• Keluhan : demam (-),BAB

2016

& BAK normal, ma/mi

-

Parasetamol 3x1 ½ cth

(+/+), batuk (-), pilek (-),

-

L- bio 1x1

kejang (-), sesak (-), mual

-

Kotrimox 2x ½ cth

P.O

(-), muntah (-) • PF : t : 36,4° N : 120 x/menit, RR : 52 x/menit – KU

: Baik

– Kesadaran : composmentis – Kepala

:

mesocephale – Mata

: CA (-

/-) SI (-/-) – Mulut

: dbn

– leher

: dbn

- Thorax: simetris (+) - Abdomen

: BU (+),

- Ekstremitas : akral dingin (-) • Assesment : DHF Grade II.

20

Tanggal 22 Maret 2016 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

5000/uL

4000-10000/uL

Eritrosit

-

3,5-5,5 x 106/uL

HB

10,5 g/dl

10,0-15,0 g/dl

HT

46%

31-45%

Trombosit

78.000

150.000-500.000

Kesan

Trombositopeni, peningkatan Hematokrit

Tanggal 23 Maret 2016 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

5000/uL

4000-10000/uL

Eritrosit

-

3,5-5,5 x 106/uL

HB

10,6 g/dl

10-15 g/dl

HT

35 %

31-45%

Trombosit

82.000

150.000-500.000

Kesan

Trombositopeni

Tanggal 24 Maret 2016 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

8900/uL

4000-10000/uL

Eritrosit

-

3,5-5,5 x 106/uL

21

HB

10,3 g/dl

10-15 g/dl

HT

32,3 %

31-45%

Trombosit

101.000

150.000-500.000

Ig M anti dengue

(+)

(-)

Ig G anti dengue

(-)

(-)

Kesan

Trombositopenia, infeksi dengue primer

Tanggal 25 Maret 2016 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

7500/Ul

4000-10000/uL

Eritrosit

-

3,5-5,5 x 106/uL

HB

10,4 g/dl

10-15 g/dl

HT

29,8 %

31-45%

Trombosit

119.000

150.000-300.000

Kesan

Trombositopenia

Tanggal 26 Maret 2016 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

8300/Ul

4000-10000/uL

Eritrosit

-

3,5-5,5 x 106/uL

HB

10,0 g/dl

10-15 g/dl

HT

31,3 %

31-45%

Trombosit

147.000

150.000-500.000

22

Kesan

Normal

PROGNOSA Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad sanam

: ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam

23

TINJAUAN PUSTAKA

I.

DEFINISI

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue.

II.

ETIOLOGI Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari. Virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe besangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.

III.

PATOFISIOLOGI Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau batuk, bintik-bintik merah pada kulit (ptekie), hiperemi tenggorokan

24

dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa.

Peningkatan

permeabilitas

dinding

kapiler

mengakibatkan

berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, homokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).

Hemokonsentrasi

(peningkatan

hematokrit

lebih

dari

20%)

menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk memantau hetokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemokonsentrasi terjadi.

25

PATHWAY

26

IV.

TANDA DAN GEJALA Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. a) Kriteria klinis: 1) Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas berlangsung terusmenerus 2-7 hari 2) Terdapat manifestasi perdarahan termasuk uji torniquet postif, petekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena 3) Pembesaran hati Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus. 4) Terdapat tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah b) Kriteria laboratoris 1) Trombositopenia (≤ 100.000/mm3) 2) Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari kenaikan hematokrit 20% atau lebih menurut standar umur dan jenis kelamin, atau terdapat bukti kebocoran plasma lainnya (hipoalbuminemia, efusi pleura, asites) Dua

kriteria

klinis

pertama

ditambah

trombositopenia

dan

hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DHF.

27

Efusi pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia mendukung diagnosis DBD.

V.

DERAJAT PENYAKIT DHF DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi: I.)

Derajat I Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Uji tourniquet (+).

II.)

Derajat II Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.

III.)

Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah (hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).

IV.)

Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur

VI.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan Laboratorium

Darah :

28

-

LPB positif.

-

Kadar trombosit darah menurun (trombositopenia)

-

Hematokrit meningkat lebih dari 20%, merupakan indikator akan timbulnya rejatan.

-

Hemoglobin meningkat lebih dari 20%.

-

Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga.

-

Masa perdarahan memanjang.

-

Protein rendah (hipoproteinemia)

-

Natrium rendah (hiponatremia)

-

SGOT/SGPT bisa meningkat

-

Astrup : Asidosis metabolic

Urine : Kadar albumin urine positif (albuminuria)

b) Pemeriksaan Imaging



Foto thoraks



USG



CT-Scan Kepala tanpa kontras

29

c) DIAGNOSIS BANDING

Pada saat fase demam sebagai diagnosis banding adalah berbagai macam infeksi virus, parasit, dan bakteri misalnya demam tifoid, penyakit demam oleh karena virus dengan manifestasi perdarahan, leptospirosis, malaria, sedangkan tonsilpharyngitis sering sebagai diagnosis pada saat infeksi dengue di awal demam. Pada manifestasi demam dengan perdarahan seperti idiopatic Trombositopeni Purpura (ITP) atau awal suatu Leukimia kadang perlu diperhitungkan sebagai diagnosis banding dari DBD derajat II.

d) PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut : 1) Tirah baring atau istirahat baring. 2) Diet makan lunak. 3) Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF. 4) Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.

30

5) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam. 6) Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari. 7) Pemberian

obat

antipiretik

sebaiknya

dari

golongan

asetaminopen. 8) Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut. 9) Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder. 10) Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk. 11) Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. 12) Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB. 13) Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.

31

14) Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat. Indikasi pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb yang mencolok. 15) Pada pasien renjatan : ·

Antibiotika

·

Kortikosteroid

·

Antikoagulasi

e) KOMPLIKASI

1) Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) 2) Acute Respiratory Distress Syndrome 3) Enchephalopathy, perdarahan intrakranial 4) Disfungsi liver

32

Related Documents


More Documents from "yulitasa"