LAPORAN KASUS SEORANG PEREMPUAN DENGAN PERDARAHAN INTRASEREBRAL DAN INFARK SEREBRAL DISUSUN OLEH : AFIFAH NUR ALIYYAH Pembimbing : dr. Luh Putu Endyah Santi Maryani, Sp. Rad KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG PERIODE 4 JUNI – 30 JUNI 2018
ANATOMI OTAK
Encephalon terdiri atas tiga subdivisi yakni: Cerebrum Batang Otak (Truncus encephali)
dibentuk oleh medulla oblongata, pons dan mesenchepalon. Cerebellum
Encephalon dibungkus beberapa membrane yang mengapung dalam cairan dan dilindungi oleh cranium : 1)
Duramater
2)
Arachnoidemater
3)
Piamater
FISIOLOGI OTAK
ALIRAN LCS
STROKE Gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL Perdarahan yang terjadi di otak yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
(ruptur)
Perdarahan dapat terjadi hanya pada
satu hemisfer (lobar intracerebral hemorrhage), atau dapat terjadi pada struktur dari otak, seperti thalamus, basal ganglia, pons, ataupun cerebellum (deep intracerebral hemorrhage).
Insiden perdarahan intraserebral (PIS) di dunia
berkisar 10 sampai 20 kasus per 100.000 penduduk Meningkat seiring dengan bertambahnya usia Lebih sering terjadi pada pria daripada wanita
terutama usia diatas 55 tahun Tingkat mortalitas ICH pada 30 hari adalah 44%.
Perdarahan batang otak memiliki mortalitas 75% dalam 24 jam.
tingkat
ETIOLOGI 1. Primer (hipertensif) 2. Sekunder
Cerebral Amyloid Angiopathy perubahan vaskular yang ditandai oleh adanya deposit amiloid di dalam tunika media dan tunika adventisia pada arteri kecil dan arteri sedang di hemisfer serebral.
Arteriovenous Malformation
Neoplasma Intrakranial akibat nekrosis dan perdarahan oleh jaringan neoplasma yang hipervaskuler
Trauma
lobus serebral pecahnya cabang
perforantes kortikal (penetrating cortical branches) dari arteri serebri anterior, media, atau posterior (A); ganglia basalis pecahnya cabang
lentikulostriata asenden dari arteri serebri media (B); Thalamus
pecahnya cabang thalamogenikulata asenden dari arteri serebri posterior (C);
pons pecahnya cabang paramedian
dari arteri basilaris(D); serebellum
pecahnya cabang perforantes dari arteri serebellaris posterior inferior, arteri serebellaris anterior inferior, atau arteri
Faktor Risiko :
MANIFESTASI KLINIS Nyeri kepala Hemiparesis Perubahan status
mental Penurunan kesadaran Mual muntah Gangguan visus Diplopia
Tergantung lokasi lesi
PEMERIKSAAN FISIK
Hipertensi
- Gerakan mata deviation conjugae kerah lesi perdarahan putamen , - Kelumpuhan gerak horisontal mata dengan deviation conjugae ke arah lesi perdarahan nukleus kaudatus Kelumpuhan gerak mata atas (upward gaze palsy), sehingga mata melihat ke bawah perdarahan thalamus - Kelumpuhan gerak horisontal mata dengan ocular bobbing Perdarahan pons
Pupil ansikor
Paralisis N III ipsilateral lesi
Pinpoint pupil bilateral
Pola napas cheynestroke/hiperventilasi/apneustik
KLASIFIKASI Putaminal Hemorrhage
Thalamic Hemorrhage
Perdarahan Pons 4) Perdarahan
Serebellum 5) Perdarahan Lober 6) Perdarahan
Intraserebral akibat Trauma
DIAGNOSIS Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan tambahan : CT-scan Angiografi serebral mengetahui pembuluh darah mana
yang terganggu Pemeriksaan LCS membedakan infark, perdarahan otak,
ICH atau SAH MRI Penilaian faktor resiko (darah rutin, kimia darah, elektrolit,
Doppler, EKG).
ICH-GS
TATALAKSANA
Normalisasi tekanan darah Pengurangan tekanan intrakranial Pengontrolan terhadap edema serebral Pencegahan kejang
INFARK SEREBRI Keadaan dimana terjadi penurunan aliran darah
yang dibutuhkan untuk metabolisme neuronal. Di Amerika Serikat, terdapat 4 juta penderita
stroke dan lebih dari 750.000 ada penderita stroke baru. Resiko stroke meningkat sesuai umur, dengan insidensi stroke yang tinggi pada orang-orang diatas 65 tahun.
Efek
oklusi arteri fokal sangat tergantung pada lokasi oklusi dan jalur kolateral dan anastomosis.
Misalnya oklusi dan arteri
karotis interna di leher, ada anastomosis melalui ateri komunikan anterior dan posterior menghubungkan arteri sirkulus Willisi dari arteri karotis eksternal melalui arteri ophtalmikus.
LAPORAN KASUS Nama
: Tn. S
Usia
: 85 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama : Islam Suku bangsa
: Jawa
Alamat : Rogojembangan, Tembalang Pekerjaan
: Tidak bekerja
Status pernikahan : Menikah No. CM : 367xxx Dirawat di ruang
: Yudistira
Tanggal Masuk RS
: 28 Maret 2018
Keluhan Utama : Lemah anggota gerak kanan.
RPS Pasien datang ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro diantar keluarganya
pada tanggal 28 Maret 2018 pagi hari pukul 07.00 WIB dengan keluhan lemah di anggota gerak sebelah kanan. Pasien ditemukan terjatuh di kamar mandi oleh keluarganya sesaat setelah pasien bangun tidur yaitu pukul 06.00 WIB. Pasien terjatuh karena anggota gerak sebelah kanannya mendadak
lemah, tidak bisa digerakkan. Pasien juga mengeluhkan pusing dan sakit kepala. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini. Melihat kondisi pasien, keluarga langsung membawanya ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Riwayat penyakit Dahulu: Riwayat keluhan serupa sebelumnya Riwayat hipertensi
: Diakui
Riwayat kencing manis : Disangkal Riwayat sakit jantung
: Disangkal
Riwayat sakit ginjal
: Disangkal
Riwayat kejang : Disangkal Riwayat trauma
: Disangkal
Riwayat penyakit keluarga: Riwayat stroke : Disangkal Riwayat hipertensi
: Diakui
Riwayat kencing manis : Disangkal
Riwayat kebiasaan: Konsumsi alkohol Merokok
: Diakui
: Disangkal
: Disangkal
Pemeriksaan Fisik (29-03-2018)
STATUS GENERALIS Keadaan umum
: Tampak lemah
Kesadaran: Composmentis Status Gizi
: Baik
STATUS ANTROPOMETRIK TB : 165 cm BB : 60 kg IMT= BB(kg)/TB²(m²)
= 60 kg/(1,65 m)² = 22,05 (Normoweight) TANDA VITAL Tekanan Darah
: 180/70 mmHg
HR (Nadi) : 90 x/ Menit , reguler,isi dan tegangan cukup RR (Laju Napas) : 22 x/ Menit , reguler Suhu
: 36,7 0C
Kepala : Bentuk normocephale, tidak teraba benjolan. Rambut :Warna putih, mudah dicabut, distribusi merata
Mata
:
Bola mata
: tidak terdapat eksoftalmus
Konjungtiva : anemis -/-, perdarahan -/-, Sklera
: ikterus -/-
Palpebra
: oedema -/-
Pupil
: bulat, isokor 3 mm/ 3mm, reflek cahaya +/+
Hidung :
Deformitas (-) Nafas cuping hidung (-/-), Tidak tampak adanya sekret atau perdarahan Telinga
:
Bentuk
: normal
Lubang
: normal, discharge (-/-)
Pendengaran
: normal
Perdarahan : tidak ada Mulut
Bibir
:
: tidak ada kelainan kongenital, sianosis (-), oedem (-)
Lidah
: ukuran normal, tidak kotor, tidak tremor
Gigi: perawatan gigi kurang Mukosa : hiperemi (-), stomatitis (-) Leher :
Deviasi trakea : - (posisi trakea simetris) Kaku kuduk
: - (negatif)
Tiroid : tidak ada pembesaran JVP
: tidak ada peningkatan JVP
KGB
: tidak ada pembesaran
PF Thoraks :
Paru : Inspeksi : laju nafas 20x/menit, pola nafas regular, simetris, ketertinggalan gerak (-/-), retraksi (-/-), pergerakan otot bantu pernafasan (-/-) Palpasi
: fremitus vokal normal, nyeri tekan (-), gerakan dada simetris, tidak ada ketertinggalan gerak.
Perkusi
: sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : suara pernafasan vesikuler, ronkhi (-), wheezing(-) Jantung : Inspeksi
: pulsasi ictus cordis tampak kuat angkat
Palpasi Perkusi
pulsasi ictus cordis teraba di ICS V linea mid clavicularis sinistra : kardiomegali (-)
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur(-), gallop (-) PF Abdomen
:
Inspeksi
: permukaan perut datar, pelebaran pembuluh darah(-), sikatrik (-), massa (-), tanda peradangan (-).
Auskultasi
: bunyi peristaltik usus normal, tidak ada bising usus, tidak ada bising pembuluh darah.
Palpasi : nyeri tekan (-) Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen Ekstremitas Superior
: Akral hangat, Oedema +/+, capillary refill <2 detik
Inferior : Akral hangat, Oedema +/+, capillary refill <2 detik
STATUS NEUROLOGIS GCS
: E4 M6 V5
E
: Pupil bulat isokor, Refleks pupil (+)
M
:
4 5 4 5
CONT’D PEMERIKSAAN LAB 28/03/2018 PEMERIKSAAN LAB
HASIL
HEMATOLOGI Hemoglobin
10,1 g/dL (L)
Hematokrit
30,80 (L)
Jumlah Leukosit
6,0 /uL
Jumlah Trombosit
180 /uL
KIMIA KLINIK Ureum
84,4 mg/dL (H)
Creatinin
3,8 mg/dL (H)
Kolesterol Total
202 mg/dL (Borderline H)
Natrium
139,0 mmol/L
Kalium
5,40 mmol/L (H)
Kalsium
1,22 mmol/L
CONT’D PEMERIKSAAN TANGGAL 29/03/2108 PEMERIKSAAN LAB
HASIL
KIMIA KLINIK Glukosa Darah Sewaktu
110 mg/ dL
Asam urat
8,8 mg/dL (H)
Trigliserida
98 mg/dL (H)
SGOT
5 U/L
SGPT
9 U/L
Albumin
4,2 g/dL
IMUNOLOGI HbsAg
Negatif
Pembacaan Hasil CT Scan Kepala Tanpa Kontras (28 Maret 2018) Deskripsi:
Tampak lesi hiperdens di thalamus dan krus posterior kapsula interna kiri Tampak lesi hipodens di nukleus lentiformis dan kapsula eksterna kanan Sulkus kortikalis dan fissura Sylvii sedikit menyempit Sistem ventrikel dan sisterna baik Batang otak dan cerebellum baik
CT-scan
Tampak midline shifting ke kanan 3 mm Kesan : ICH di thalamus dan krus posterior kapsula
interna kiri. Infark di nukleus lentiformis dan kapsula
eksterna kanan. Mulai ada tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial saat ini.
CONT’D Diagnosis DIAGNOSIS KERJA : Intracerebral Hemorrhage di thalamus dan krus posterior kapsula interna kiri serta Infark
cerebral di nukleus lentiformis dan kapsula eksterna kanan. Rencana Monitoring KU, kesadaran, TTV, diuresis, tanda-tanda peningkatan TIK.
Penatalaksanaan Terapi Farmakologis Infus RL 20 tpm Candesartan 1x8 mg po Amlodipin 10 mg / 24 jam po Injeksi mecobalamin 1x500 mg IV Injeksi citicolin 1x500 mg IV
Terapi Non Farmakologis Operasi
PEMBAHASAN Tensi pasien tinggi pada saat diperiksa 180/70 mmhg. Pasien tidak teratur kontrol tekanan darah sejak lama. Pasien sering mengeluh nyeri kepala sejak 6 bulan terakhir bisa dicurigai karena tensi pasien yang tinggi sudah sejak lama. Hipertensi kronis yang dimiliki oleh pasien akan menyebabkan pembuluh darah di otak mudah mengalami ruptur atau robekan. Kebanyakan perdarahan intraserebral terjadi pada putamen, thalamus, ganglia basal, lobus otak, dan pons. Pada kasus ini didapatkan bahwa pasien mengalami perdarahan pada lesi hiperdens di thalamus dan krus posterior kapsula interna kiri. Didapatkan kelemahan pada anggota gerak kontralateral dengan lesi yaitu pada anggota gerak sebelah kanan.
CONT’D Gejala umum biasanya tergantung dari ukuran dan lokasi perdarahan. Gejala yang dapat muncul dapat berupa defisit neurologis fokal, sakit kepala, mual serta dapat diikuti dengan gejala prodromal. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kelemahan pada anggota gerak atas dan bawah sebelah kanan. Terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial saat ini pada pasien, yaitu sulkus kortikalis dan fisura sylvii tampak menyempit.
TERIMAKASIH
CARA MENGUKUR MIDLINE SHIFTING
FUNGSI SIRKULUS WILLISI