Limfogranuloma Venereum Indra Tandi N 11116013 Pembimbing Klinik Dr. Diany Nurdin, Sp.kk, M.kes

  • Uploaded by: Muh Ghaly Syadzaly
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Limfogranuloma Venereum Indra Tandi N 11116013 Pembimbing Klinik Dr. Diany Nurdin, Sp.kk, M.kes as PDF for free.

More details

  • Words: 1,052
  • Pages: 16
LIMFOGRANULOMA VENEREUM INDRA TANDI

N 11116013

Pembimbing Klinik dr. DIANY NURDIN, SP.KK, M.KES Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB I PENDAHULUAN Limfogranuloma Venereum terjadi di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Termasuk endemik di Afrika, India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Karibia. Perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kejadian penyakit ini. Limfogranuloma venereum diyakini menjadi penyakit langka di Negara industri. Beberapa kasus didapatkan di Inggris atau di Negara Eropa yang lain. Sebagian besar dari penderitanya merupakan laki-laki yang sebelumnya didiagnosis AIDS, hal ini terbukti diakibatkan karena hubungan seks sejenis tanpa menggunakan kondom dan seks secara anal. Kejadian terbesar dilaporkan di Inggris, Perancis, Belanda dan Jerman.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB I PENDAHULUAN Melakukan seks anal tanpa kondom, per vagina atau oral seks dengan seseorang yang memiliki limfogranuloma venereum merupakan transmisi penularan terbesar. Risiko terkena penyakit ini dapat meningkat dengan penggunaan narkoba dan berhubungan seks berisiko tinggi seperti seks berkelompok. Indonesia merupakan Negara berkembang beriklim tropis dan termasuk bagian Asia Tenggara. Selain itu perilaku seks bebas di Indonesia masih merajalela, seks bebas merupakan transmisi utama penyebab penyakit ini, oleh karena inilah penulis mencoba menyajikan tulisan mengenai penyakit limfogranuloma venereum ini.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Anatomi Di regio inguinalis terdapat 4 hingga 25 Nodi lymphoidei inguinales superficiales, yang mengalir lebih lanjut ke dalam 1 hingga 3 Nodi lymphoidei inguinales profundi di medial V. femoralis, dan lebih lanjut lagi ke dalam Nodi lymphoidei iliaci eksterni di pelvis.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi Limfogranuloma venereum merupakan infeksi menular seksual sistemik berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan lima tanda radang akut. 3. Epidemiologi Penyakit ini merupakan endemik di beberapa bagian Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Karibia. Dari awal tahun 2007 sampai akhir tahun 2011, 146 kasus limfogranuloma venereum ditemukan di Barcelona. Ada kasus baru di Finlandia, Republik Ceko, dan Perancis dimana kasus didapatkan pada wanita dengan bakteri C. Trachomatis serovar L2B.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4. Etiologi Patogen penyebab limfogranuloma venereum merupakan bakteri jenis Chlamydia trachomatis serovar L1, L2, dan L3. Varian tambahan telah digambarkan seperti L2B, serovar ini ditemukan pada kasus yang disebabkan hubungan seks sesama laki-laki. 5. Manifestasi Klinis - Primer : 3-30 hari setelah kontak (papul atau nodul yang nyeri, biasanya juga asimtomatik) - Sekunder : 2-6 mgg setelah lesi primer (limfadenopati regional disertai gejala sistemik, keterlibatan rektum) - Tersier : elephantiasis genital, striktur rektum/fistula, Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gambar pasien limfogranuloma venereum lesi sekunder

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6. Pemeriksaan Penunjang Deteksi asam nukleat C. Trachomatis (DNA/RNA) dengan Nucleic Acid Amplification Tests (NAATs) - polymerase chain reaction (PCR): first choice untuk pemeriksaan DNA Chlamydia  positif  mengarahkan diagnosis - strand displacement amplification (SDA) - transcription mediated amplification (TMA) Tes Serologi - tes Complement Fixation (CF)  titer >1/64 - tes Microimmunofluorescence (micro-IF)  1/256 Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7. Diagnosis Diagnosis Limfogranuloma venereum dibuat paling sering atas dasar temuan klinis yang konsisten. Tidak ada tes diagnostik terpercaya yang tersedia secara konsisten dapat membantu dokter untuk membuat diagnosis penyakit ini. Ditambah dengan pemeriksaan asam nukleat bakteri (DNA/RNA) dan tes serologi.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8. Diagnosis Banding A. Skrofuloderma Skrofuloderma adalah penyakit yang disebabkan penjalaran infeksi secara perkontinuitatum dari organ di bawah kulit (tersering dari kelenjar getah bening) yang telah diserang oleh penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu, predileksinya pada tempat yang banyak didapati kelenjar getah bening superfisial contohnya leher, ketiak, dan lipat paha. Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Hernia Inguinalis Hernia inguinalis adalah penonjolan isi rongga perut atau lemak preperitoneal melalui defek hernia di daerah inguinal, dapat menimbulkan keluhan seperti rasa tidak nyaman dan nyeri. C. Limfadenitis Karena Ulkus Molle Ulkus molle adalah ulkus genital akut, setempat, dapat \berinokulasi, sendiri, disebabkan oleh Haemophylus ducreyi, dengan gejala klinis khas berupa ulkus dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional (inguinal) Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9. Penatalaksanaan - Dosis regimen doksisiklin 100 mg per oral dua kali sehari selama 21 hari, atau dengan regimen alternatif eritromisin 500 mg per oral empat kali sehari selama 21 hari. - Orang yang memiliki kontak seksual dengan pasien yang memiliki penyakit ini dalam 60 hari, Mereka harus diobati dengan regimen azitromisin 1 g secara oral dosis tunggal atau doksisiklin 100 mg secara oral dua kali sehari selama 7 hari.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perempuan yang hamil dan menyusui harus diterapi dengan eritromisin. Doksisiklin harus dihindari pada trimester kedua dan ketiga kehamilan karena risiko perubahan warna gigi dan tulang, tetapi cocok pada ibu menyusui. - Orang dengan penyakit ini dan infeksi HIV harus menerima regimen yang sama dengan mereka yang HIV negatif. Terapi lama mungkin diperlukan, dan keterlambatan dalam perbaikan gejala mungkin terjadi.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10. Prognosis Sebuah skrining rutin untuk Chamydia dianjurkan pada pria maupun wanita tanpa gejala yang berisiko, karena hal ini dapat menghindari penularan infeksi lebih lanjut. Pengobatan kelompok pasien sangat penting dalam upaya untuk memberantas penyakit. Dengan diagnosis dini dan akurat, serta terapi antibiotik yang tepat, prognosis sangat baik, tapi reinfeksi dan kambuh dapat terjadi.

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

BAB III KESIMPULAN Limfogranuloma venereum merupakan infeksi menular seksual sistemik berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan lima tanda radang akut. Diagnosis Limfogranuloma venereum dibuat paling sering atas dasar temuan klinis yang konsisten. Tidak ada tes diagnostik terpercaya yang tersedia secara konsisten dapat membantu dokter untuk membuat diagnosis penyakit ini. Pada penyakit limfogranuloma venereum pasien dapat diberikan regimen antibiotik pilihan pertama seperti doksisiklin, tetrasiklin, dan minosiklin. Dapat juga diberikan pilihan kedua yaitu eritromisin dan azitromisin. Pemberian terapi umumnya dilakukan selama 21 hari. Dengan diagnosis dini dan akurat, serta terapi antibiotik yang tepat, prognosis sangat baik, tapi reinfeksi dan kambuh dapat terjadi. Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

TERIMA KASIH Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Indra Tandi N 111 16 013 Copyright 2016

Related Documents


More Documents from "Reni"