Urtikaria + Febris: Ahmad Deni Handoko N 111 17 116 Pembimbing Klinik: Dr. Suldiah, Sp.a

  • Uploaded by: Reni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Urtikaria + Febris: Ahmad Deni Handoko N 111 17 116 Pembimbing Klinik: Dr. Suldiah, Sp.a as PDF for free.

More details

  • Words: 910
  • Pages: 16
URTIKARIA + FEBRIS

Ahmad Deni Handoko N 111 17 116 PEMBIMBING KLINIK : dr. SULDIAH, Sp.A

PENDAHULUAN Urtikaria ialah reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi dipermukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi.1 Urtikaria merupakan suatu erupsi kulit yang menimbul berbats tegas, berwarna merah, lebih pucat pada bagian tengah dan memucat bila di tekan disertai rasa gatal.

Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali factor-faktor yang dapat menyebabkan urtikaria. Baik factor dari dalam tubuh berupa reaksi imunitas yang berlebihan ataupun factor dari luar berupa penggunaan obat-obatan, makanan, fotosensitizer, gigitan serangga dan banyak lagi yang lainnya

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN:

• • • •

Nama

: An. AZ

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 2 tahun 2 bulan

Agama

: islam

ANAMNESIS • Pasien anak masuk ruang catelia dengan keluhan demam sejak 2 hari. Demam naik turun, turun ketika diberi obat penurun demam. Demam disertai rasa gatal-gatal sejak kemaren pagi. Gatal-gatal muncul diseluruh badan bentol-bentol berwarna merah dan bibir bengkak. Selama gatal-gatal pasien belum pernah mengkonsumsi obat, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami seperti ini. Batuk (-), flu (-), muntah (-), mual (-), kejang (-), BAB (+) lancer dan BAK (+) lancar

• Keluhan baru pertama kali dialami oleh pasien, Riwayat Alergi obat-obatan (-), riwayat Alergi makanan (-), riwayat asma (-), riwayat Hipertensi (-), Riwayat DM (-)

• Keluarga mempunyai riwayat alergi, pada ibu

PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Tanda Vital 1. Denyut jantung : 120 x/menit 2. Respirasi : 28 x/menit 3. Temperatur : 38,1 C

Status Dermatology :

• Lokalisasi: Kepala, leher, dada, punggung, perut, elstremitas atas dan ekstremitas bawah : Terdapat ujud kelainan kulit berupa plak eritematosa berukuran miliar sampai plakat multiple tidak berbatas tegas yang tersebar pada seluruh regio tubuh

RESUME

• Pasien anak laki-laki dengan keluhan demam sejak 2 hari. Demam naik turun, turun ketika diberi obat penurun demam. Demam disertai rasa gatal-gatal sejak kemaren pagi. Gatal-gatal muncul diseluruh badan disertai bentol-bentol berwarna merah dan bibir bengkak.

• Pasien datang dengan keadaan umum sakit sedang, status gizi obesitas ,dan kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital didapatkan suhu 38,1 derajat celsius. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Terdapat plak eritematosa berukuran miliar sampai plakat multiple tidak berbatas tegas yang tersebar pada regio punggung bawah dan terdapat makula eritematosa berukuran miliar berbatas tegas yang tersebar pada regio lengan atas kiri dan kanan

DIAGNOSIS :Urtikaria + febris TERAPI:

IVFD RL 8 tpm Loratadin syr 5 ml 1x1 Methylprednisolon tab 4 mg 2x1 Parasetamol syr 4 x 1 ¾ cth Desoksimetason cream 0,25 % 3x/hari

DISKUSI • Pasien anak laki-laki dengan keluhan demam sejak 2 hari. Demam naik turun, turun ketika diberi obat penurun demam. Demam disertai rasa gatal-gatal sejak kemarin pagi. Gatal-gatal muncul diseluruh badan disertai bentol-bentol berwarna merah dan bibir bengkak. Selama gatal-gatal pasien belum pernah mengkonsumsi obat, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami seperti ini.

Urtikaria atau dikenal juga dengan “hives” adalah kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap bermacam-macam sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang mempunyai karakteristik gambaran kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem atau penonjolan (elevasi) kulit berbatas tegas yang timbul secara cepat setelah dicetuskan oleh faktor presipitasi dan menghilang perlahan-lahan.

Meskipun pada umumnya penyebab urtikaria diketahui karena rekasi alergi terhadap alergen tertentu, tetapi pada kondisi lain dimana tidak diketahui penyebabnya secara signifikan, maka dikenal istilah urtikaria idiopatik. Sejumlah faktor, baik imunologik dan nonimunologik, dapat terlibat dalam patogenesis terjadinya urtikaria. Urtikaria dihasilkan dari pelepasan histamin dari jaringan sel-sel mast dan dari sirkulasi basofil. Faktor-faktor nonimunologik yang dapat melepaskan histamin dari sel-sel tersebut meliputi bahan-bahan kimia, beberapa obat-obatan (termasuk morfin dan kodein), makan makanan laut seperti lobster, kerang, dan makanan-makanan lain, toksin bakteri, serta agen fisik.

Manifestasi klinis urtikaria yaitu berupa munculnya ruam atau lesi kulit berupa biduran yaitu kulit kemerahan dengan penonjolan atau elevasi berbatas tegas dengan batas tepi yang pucat disertai dengan rasa gatal (pruritus) sedang sampai berat, pedih, dan atau sensasi panas seperti terbakar. Lesi dari urtikaria dapat tampak pada bagian tubuh manapun, termasuk wajah, bibir, lidah, tenggorokan, dan telinga. Diameter lesi dapat bervariasi dari sekitar 5 mm (0,2 inchi) sampai dapat sebesar satu piring makan. Ketika proses oedematous meluas sampai ke dalam dermis dan atau subkutaneus dan lapisan submukosa, maka ia disebut angioedema

Hal terpenting dalam penatalaksanaan urtikaria adalah identifikasi dan eliminasi penyebab dan atau faktor pencetus. pasien juga dijelaskan tentang pentingnya menghindari konsumsi alcohol, kelelahan fisik dan mental, tekanan pada kulitmisalnya pakaian yang ketat, dan suhu lingkungan yang sangat panas, karena hal-hal tersebut akan memperberat gejala urtikaria.4

• Dalam tatalaksana urtikaria selain terapi sistemik juga dianjurkan untuk

pemberian topical untuk mengurangi gatal, berupa bedak kocok atau losio yang mengandung mentol 0,5-1% atau kalamin.4

• Pada urtikaria yang luas atau disertai dengan angioedema, perlu dilakukan

rawat inap dan selain pemberian antihistamin juga diberikan kortikosteroid sistemik (methilprednisolon dosis 40-200mg) untuk waktu yang singkat. Bila terdapat gejala syok anafilaksis dilakukan protocol anafilaksis termaasuk pemberian epinefrin 1:1000 sebanyak 0,3 ml intramuscular setiap 10-20 menit sesuai kebutuhan.4

DAFTAR PUSTAKA • Soter, Allen. Urticaria and Angioedema. Dalam : Freedberg, Eisen, Wolff, Austen.

Fitzpatrick’s Dermatology In Genereal Medicine. Edisi 6. New York : McGraw-Hill Inc. 2003: 122-45. • Habif. Urticaria. Dalam : Baxter. Clinical Dermatology. Edisi 3. USA : Mosby-year Book Inc. 1996 : 145-67. • Hall. Vascular Dermatoses. Dalam : Hall. Gordon. Sauer’s Manual of Skin Disease. Edisi 8. London : Lippincott William & Wilkins. 2000 : 19-41. • Aisah. Urtikaria. Dalam : Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Jakarta : FKUI. 2005: 169-76.

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "Angelia Tikumali Pirade"