BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra penciuman pada manusia adalah hidung.Hidung adalah alat indra yang dapat kita gunakan dalam mengenali berbagai bau yang ada di lingkungan sekitar. Pada manusia indra pengecapan hanya terdapat pada lidah.Lidah merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katub epiglotis yang menuju ke laring. Kajian anatomi fisiologi indra penciuman dan pengecap dipelajari untuk mengenal keadaan pada tubuh manusia beserta dengan fungsi-fungsinya.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah anatomi fisiologi penciuman dan pengecap? 2. Apakah saraf penciuman dan pengecap? 3. Apakah kelainan/gangguan pada penciuman dan pengecap?
C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui tentang Anatomi fisiologi Indra Penciuman dan Pengecap 2. Mengetahui saraf penciuman dan pengecap 3. Mengetahui kelainan/gangguan pada indra pencium dan pengecap
D. Manfaat Penulisan Pembaca dapat mengetahui tentang Anatomi Fisiologi Indra Pengecap dan Penciuman.Pembaca juga dapat mengetahui tentang saraf-saraf,gangguan dari indra penciuman dan pengecap dan khususnya kitan nya kepada ABK.
1
BAB II PEMBAHASAN A. INDRA PENCIUMAN 1. ANATOMI INDRA PENCIUMAN Indra penciuman pada manusia adalah hidung.Hidung adalah alat indra yang dapat kita gunakan dalam mengenali berbagai bau yang ada di lingkungan sekitar.Misalnya untuk membaui makanan,aroma bunga,buah dan lain-lain.Indra
penciuman
sangat
erat
hubungannya
dengan
indra
pengecapan,bahkan disebut sebagai pengecap jarak jauh.reseptor penciuman terletak pada selaput lendir hidung bagian atas(concha superior).daerah ini mempunyai luas kerang lebih 2cm yang berwarna kuning –kuning yang disebut area olfaktoria.daereh ini lah yang selalu berlendir karna adanya secresi dari pada kelenjar Bowmann.Di dalam indra penciuman terdapat beberapa sel : a. Sel penyokong yang berupa sel epitel. b. Sel pembau ( Olfacturi ) yang berupa sel saraf reseptor. Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia. Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau biasa juga disebut dengan organon olfaktus, yang dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut pula chemoreceptor.
2
2. FISIOLOGI INDRA PENCIUMAN Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain : a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yangdilapisi oleh mukosa. b. Epithellium olfactory pada bagian medial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau. c. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
3. BAGIAN-BAGIAN INDRA PENCIUMAN 1) Rongga Hidung (nasal cavity) Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas : a. Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi b. Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara. c. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis. Konka terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
3
a) Concha superior : terdapatnya Organon olfaktusdan (alat pembau).Pada membran ini hanya menerima rangsang bendabenda yang dapat menguap dan berwujud gas. b) Concha medialis c) Concha inferior d) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
2) Mucous Membrane Berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paruparu. Adapun untuk mekanisme penciuman yang terjadi pada hidung adalaha sebagai berikut : Rangsang (bau) - lubang hidung -epitelium olfaktori - mukosa olfaktori - saraf olfaktori -talamus - hipotalamus otak. 4. SARAF INDRA PENCIUMAN Indra penciuman disarafi oleh Nervus I (nervus olfaktorius) dan juga disarafi oleh nervus VI (Nervus Trigeminius) yang berfungsi sebagai reflek pelindung
terhadap
saluran
pernapasan,seperti
batuk,bersin
dan
sebagainya.nervus olfaktorius atau saraf kranial pertama melayani ujung organ pencium.serabut-serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung,yang dikenal sebagai bagian olfaktorik hidung.Nervus olfaktorius di lapisi sel-sel yang sangat halus,yang mengeluarkan fibril-fibril halus untuk berjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius. Bulbus olfaktorius yang pada hakekatnya merupakan bagian dari otak yang terpencil,adalah bagian yang agak berbentuk bulbus (membesar)dari saraf olfaktorius yang terletak di atas lempeng kribiformis tulang etmoid.dari bulbus olfaktorius,perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan
beberapa
stasiun
penghubung,hingga
4
mencapai
daerah
penerimaan akhir dalam pusat okfaktori pada lobus temporalis otak,dimana perasaan itu di tafsirkan.
5. KELAINAN/GANGGUAN INDRA PENCIUMAN Gangguan indra penciuman antaralain : a.
An-osmia adalah seseorang yang kehilangan penciuman sama sekali
b.
Hyp-osmia adalah Berkurangnya daya penciuman
c.
Hyper-osmia adalah Daya penciuman yang berlebih dari pada orang normal.ini dapat terjadi pada keadaan hysteria serta tumor otak yang menyebabkan tekanan intro cranial meninggi.
d.
Para Osmia adalah Seseorang mencium bau yang berbeda dengan yang sebenarnya.
e.
Angiofibroma juvenile adalah Tumor jinak pada hidung bagian belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring)yang mengandung pembuluh darah.
f.
Fapilama juvenile adalah Tumor jinak pada kotak suara (faring) papilloma disebabkan oleh virus.
g.
Rhinitis Alergica adalah Peradangan hidung karena alergi.
h.
Sinusitis adalah Peradangan sinusitis yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung.
i.
Selesma dan Influenza adalah Infeksi alat pernapasan yang disebabkan oleh virus conroh nya:batuk,pilek dan sakit leher.
j.
Anosmia adalah Penyumbatan rongga hidung akibat pilek,terdapat polib atau tumor di dalam rongga hidung.
k.
Rinitis Alergi adalah Kelainan pada hidung dengan gejala bersinbersin,keluar cairan dari hidung,rasa gatal atau tersumbat setelah mukosa hidung tarpaper dengan alergi.
5
B. INDRA PENGECAP 1.
ANATOMI INDRA PENGECAP Pada hakekatnya,lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan khusus mengecap.lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot .otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus,sementara otot extrinsic mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya.lidah terletak pada awal mulut,Pada manusia indra pengecapan hanya terdapat pada lidah.Lidah merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katub epiglotis yang menuju ke laring. Lidah merupakan bagian penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor yang berfunsi menangkap rangsangan kimia yang larut pada air dan juga merasakan respon rasa asin, asam, pahit, dan rasa manis. Zat perangsangnya adalah zat kimia yang larut dalam air atau reseptornya adalah ludah dan langit-langit mulut. Pada permukaan lidah, reseptornya berupa tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan: 1. Papila feliforumis Papilla feliforumis Adalah permukaan kasar berupa tonjolan yang berbentuk seperti benang halus dan berada pada 2/3 bagaian lidah. Papila feliformis berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya.papila feliformis merupakan papila terkecil dan paling banyak dan menyabar pada seluruh permukaan lidah. 2. Papila fungitormis Papilla fungitoris Adalah permukaan kasar berupa tonjolan yang menyebar pada sisi dan ujung lidah dan berbentuk seperti jamur.papila fungitormis berfungsi untuk pengecapan karena berisi kuncup-kuncup pengecap. 3. Papila circumpalata Adalah permukaan kasar berupa tonjolan berbentuk bulat dan tersusun seperti huruf v pada lidah. Papila ini berfungsi untuk
6
pengecapan, karena barisi kuncup pengecap. Papila ini terletak di bagian belakang (dasar) lidah. Papila ini merupakan yang paling besar di bandingkan papila lainnya dengan ukuran 2-4 mm. Reseptor indra pengecap juga berbentuk piala pengecapan yang di sebut” Gemma Sustantorea”.
2. FISIOLOGI INDRA PENGECAP a. Mendorong makana b. Mengaduk makanan c. Membolak-balik makanan d. Merasakan keras dan lembutnya makanan e. Melumatkan makanan f. Kuncup pengecap berfungsi menstimulasi dendrite sensorik implus saraf-saraf fasial ( CN VII ) dan saraf glosofarinyeal (CN IX) melalui jalur pengecapan insula korteks selebelar.
3. SYARAF-SYARAF INDRA PENGECAP 1) Nervus VII (fasialis) Adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam mengatur ekspresi dan indra perasa di kulit wajah manusia.fasialis memiliki 2 komponen: a. Saraf motorik (komponen besar) Berperan dalam persarafan otot ekspresi wajah. Komponen ini merupakan saraf fasialisasi yang sesungguhnya. b. Saraf intermedius(komponen kecil/tipis) Mengandung serabut saraf viseral dan serabut aferan somatis. 2) Nervus IX (glosofaringeus) Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring untuk menelan dan reflek muntah pada lidah memberikan rasa pahit. Saraf ini berfungsi sebagai suplei pensarafan sensoris dari orofaring dan bagian posterior (belakang) dari lidah.
7
3) Nervus V (trigenimius) Yaitu untuk mensarafi raba, sakit, dan suhu. Saraf ini berperan mengirimkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala rongga mulut dan hidung, gigi dan maninges (lapisan otak). Saraf ini memiliki 3 divisi: a. Mata (oftalmik) b. Rahang atas (maksilaris) c. Rahang bawah (mandibula): terdapat serabut saraf motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam mengunyah.
4. KELAINAN/GANGUAN INDRA PENGECAP a. Sariawan Disebabkan oleh kekurangan vitamin c dan juga jamur candida albicans. Jamur ini biasanya memang berada dalam mulut tetapi dalam jumlah kecil. Sariawan dapat di cegah dengan mudah, di antaranya: 1) Dengan obat-obatan anti jamur 2) Menjaga kebersihan mulut dan gigi 3) Merawat dan memeriksa kondisi mulut b. Glositis (peradangan lidah) Dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Penyakit ini biasa nya di alami oleh orang yang mengalami gangguan pencernaan atau infeksi pada gigi. Bisa hilang apabila kesehatan badan membaik dan pemeliharaan hygene mulut yang baik. c. Lekloplakia Adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah. Hal ini biasanya terlihat pada seseorang yang suka merokok. d. Oral candidosis Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapiasan putih yang dapat dikerok. Penyebabnya adalah jamur yang di sebut candida arbicans.
8
e. Atropic glossitis Lidah seperti peta, berpulau-pulau baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau ini berwarna merah dan lebih licin, dan bila parah akan di kelilingi pita putih tebal. f. Fisurred tongue Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu di tengah, kadang juga bercabang-cabang. g. Glossopyrosis Lidah terasa sakit dan panas seperti terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan.
C. Hubungan Anatomi Fisiologi tentang Indra penciuman dan Pengecap pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Hubungan nya iyalah apabila seseorang mengalami gangguan dalam perbicara atau pun memiliki kerusakan pada indra pengecap akan menimbulkan anak gangguan Tuna Wicara (Tunarunggu Wicara)anak yang memiliki gangguan bicara,gangguan bicara adalah kerusakan ari suara,artikulasi,bunyi bicara,dan kelancaran bicara.kerusakan-kerusakan tersebut dapat diamati dalam pengiriman dan penggunaan symbol oral. berbeda dengan anak –anak berkebutuhan khusus lain.hal ini karna mereka tidak pernah mendengar atau mempergunakan panca indra mulut maupun telinga. anak Tuna Wicara biasa disebut dengan bisu.ciri-ciri umum hambatan bahasa atau komunikasi antara lain : 1) Mempunyai kesulitan untuk mengikti petunjuk secara lisan. 2) Keengganan untuk berpartisipasi secaraoral. 3) Adanya ketergantungan terhadap petunjuk atau instruktur. 4) Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara. 5) Mempunyai kemampuam akademik yang rendah,khususnya membaca. 6) Tidak dapat atau mampu berbicara pada umur biasanya nya.
9
Menurut American Speech-Language-Hearing Association(ASHA)dalam hallahan dan Kauffman(1996:220),klasifikasi gangguan komunikasi ada dua macam yaitu: 1) Gangguan bicara 2) Gangguan bahasa Jadi penyebab yang bisa menimbulkan gangguan tunawicana ini ialah kurangnya atau tidak berfungsinya organ pendengaran seperti rongga mulut,lidah atau pun indra pengecap,langit-langit atau pun pita suara, dan bisa juga karena hereditas (keturunan), premature, dan infeksi, dan bisa juga di karnakan oleh kelainan atau gangguan yang tingkat keparahannya sudah tinggi.
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dengan demikian kesimpulan yang dapat saya ambil, Dengan berakhirnya pembahasan yang telah penulis uraikan,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Anatomi Fisiologi Indra Penciuman dan Pengecap berperan penting dalam kehidupan manusia dan dijaga agar tetap berfunsi dengan baik.
B. Saran Saya berharap makalah ini dapat lebih baik kedepanya dan bermamfaat bagi banyak orang terutama mahasiswa unp.
11
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C. Pearce. 1979. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramedia. Mega Iswari dan Nurhastuti. 2010. Anatomi Fisiologi dan Neorologi Dasar. Padang: UNP Press Bandi Delphie. 2006. Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung: PT.Rafika Aditama Ganda Sumekar. 2009.Anak Berkebutuhan Khusus.Padang : UNP Press. Download 21 Januari 2016.
12