Lapres Pembuatan Larutan.docx

  • Uploaded by: Febri Nanda Priantiningtias
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapres Pembuatan Larutan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,028
  • Pages: 23
A.

Judul Praktikum

: PEMBUATAN LARUTAN

B.

Hari/Tanggal

: Rabu, 1 November 2017

C.

Tujuan Praktikum

:

1. Membuat larutan dengan satuan konsentrasi Molar. 2. Menghitung Molaritas, Molalitas, Fraksi Mol. 3. Melakukan pengenceran larutan. D.

Tinjauan Pustaka

:

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny anara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa ga, cairn, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandng sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sdangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dimana solute terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzene, minyak, asam asetat akan tetapi jika menggunakan air biasanyan tidak disebutkan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam suatu perbaningan, maka setiap campuran gas adalah homogeny yang merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adalah air maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dimana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dan komponen lainny. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperature tertentu dsebut larutan jenuh. Sebelum mecapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut

pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut lartan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temeratur, dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen, yaitu larutan binen komponen dan arutan yaitu pelarut dan zat terlaru. Contoh larutan biner : Contoh

Zat terlarut

Pelarut

Gas

Gas

Udara, semua campuran gas

Gas

Cair

Karbondioksida dalam air

Gas

Padat

Hydrogen dalam platina

Cair

Cair

Alkohol dalam air

Cair

Padat

Raksa dalam lembaga

Padat

Padat

Perak dalam platina

Padat

Cair

Garam dalam air

Faktor-faktor yang memengaruhi kelarutan yaitu temperature, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks, dan lain-lain. Pebuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehar-hari. Salah satunya ketika kita inginmembuat the manis, kita akan menambahkan gula kedalam air dan kemudian menambahkan the serta mengaduknya. Ternyata air the tersebut masih terasa manis, kemudian kita menambahkan lagi air kedalamnya, sehingga air the yang tadinya kental atau pekat atau manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya menjadi sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam pembuatan larutan.

Mencampurkan air, teh, dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan, sedangkan penambahan air kedalam air teh

yang

manis

dinamakan

pengenceran.

Dan

kekentalan

atau

kepekatannya disebut konnsentrasi atau Molaritas. Jadi larutan adalah satu sstem homogen yang terdir dari molekul atom maupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjad jika atom, molekul atau dari suatu zat semuanya terdispersi. Arutan terdiri atas zat yang dilarutkan zat terlarut) yang disebut solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam julah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut. Larutan yang saling melarutkan adalah campran dua larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sebagai contoh rasa asin dari larutan garam bertambah sering bertambahnya jumlah partikel garam yang terlarut. Demikian pula rasa manis dari gula seiring bertambahnya jumlah partikel gula yang larut. Namun demikian ada beberapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut kedalam dua awadah yang masing-masing berisi 1 L air ditambahkan gula ke wadah lainnya jumlah pertikel yang sama. Hasil pengukuran dan masing-masing larutan menunjukkan bahwa kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang sama relative terhadap pelarut air. Pengukuran dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga mempunyai tekanan osmosis yang sama. Sifat larutan yaitu penurunan tekanan uap (βˆ†P), kenaikan titik didih (βˆ†Tb), penurunan titik beku (βˆ†Tf), dan tekanan osmotk (П) yang hanya bergantung pada julah partikel zat terlarunya dikelompokkan bersama dan disebut sebagai sifat koligatif larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif

larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terarrut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Hal ini karena kemampuan elektrolit untuk terionisasi atau terdisosiasi membentuk ionion didaam lartan menyebabkan jumlah partikel zat terlarutnya mnjadi lebih besar. Kemolaran atau molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran atau Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan :

M=

𝑛 𝑉

Keterangan : M

= kemolaran (mol/L)

n

= mol zat (mol)

V

= volume yang ditempati zat (L)

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Berikut ini adalah macam-macam konsentrasi pada larutan : 1.

Persen Konsentrasi a. Persen Berat (% W/W) π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘

= π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘+ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ Γ— 100% b. Persen Volume = 2.

π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

Γ— 100%

Fraksi mol a. Fraksi mol zat terlarut π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘œπ‘™ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘

= π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘œπ‘™ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ + π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ b. Fraksi mol pelarut

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘

= π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘œπ‘™ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ + π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ 3.

Molaritas (M) =

π‘šπ‘œπ‘™ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

4.

Molalitas (m) =

π‘šπ‘œπ‘™ π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘

5.

π‘˜π‘” π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘

Normalitas (N) =

6.

π‘’π‘˜π‘–π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘› π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘

= π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘’π‘˜π‘–π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘› Γ— π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

Parts Per Million (ppm) dan Parts Per Billion (ppb) 1 ppm = 1 ppb =

1 π‘šπ‘” π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ 1 𝐿 π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

1 ¡𝑔 π‘§π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ 1 𝐿 π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›

Pengenceran suatu larutan adalh suatu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkna air (pelarut). Persamaan rumusnya :

M1V1 = M2V2 Keterangan :

E.

M1

= kemolaran 1 (mol/L)

V1

= volume zat 1 (L)

M2

= kemolaran 2 (mol/L)

V2

= volume zat 2 (L)

Alat dan Bahan

:

1. Alat ο‚·

Labu ukur 100mL

1 buah

ο‚·

Gelas kimia 100 mL

2 buah

ο‚·

Gelas ukur 25 mL

1 buah

ο‚·

Corong kaca kecil

1 buah

ο‚·

Pipet tetes

3 buah

ο‚·

Spatula

1 buah

ο‚·

Kaca arloji

1 buah

ο‚·

Neraca analitik

1 buah

ο‚·

Aquades

secukupnya

ο‚·

CuSO4H2O

secukupnya

ο‚·

HCl pekat 37%

secukupnya

ο‚·

NaOH padat

secukupnya

ο‚·

C2H2O4

secukupnya

2. Bahan

F.

Alur Praktikum CuSO4.5H2O Dihitung massa CuSO4H2O yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan CuSO4H2O 1M Dihitung kaca arloji kosong dengan neraca kasar (ohaus) Dihitung massa kaca arloji kosong + CuSO4H2O yang akan ditimbang Dihitung ulang dengan neracaa analitik Dimasukkan aquades kedalam gelas kimia 100 mL secukupnya Dimasukkan CuSO4H2O dengan spatula sedikit demi sedikit Diaduk hingga CuSO4H2O larut Dimasukkan larutan CuSO4H2O kedalam labu ukur 100 mL Ditambahkn aquades sampai batas tanda Dikocok secara perlahan Dipindahkan kedalam botol reagen 100 mL larutan CuSO4.5H2O

HCl 37% Dihitung molaritasnya Dihitung volume Asam Klorida yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL Asam Klorida 0,5 M Diambil dengan pipet volume Dimasukkan kedalam labu ukur Ditambahkan aquades secara perlahan hingga Β½ bagian Digoyang secara perlahan Ditambahkan aquades hingga tanda batas Dikocok sampai merata Dipindahkan kedalam botol reagen 100 mL HCl 0,5 M

NaOH padat Dihitung massa NaOH padat yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaOH 0,5 M Dihitung kaca arloji kosong dengan neraca kasar (ohaus) Dihitung massa kaca arloji kosong + NaOH yang akan ditimbang Dihitung ulang dengan neraca analitik Dimasukkan aquades kedalam labu ukur 100 mL hingga ΒΌ bagian Dimasukkan NaOH dengan spatula sedikit demi sedikit Dikocok secara perlahan Ditambahkan aquades sampai batas tanda Dikocok secara perlahan Dipindahkan kedalam botol reagen 100 mL larutan NaOH 0,5 M

C2H2O4 Dihitung massa C2H2O4 yang dibuat 100 mL larutan C2H2O4 0,5 M Dihitung kaca arloji kosong dengan neraca kasar (ohaus) Dihitung ulang menggunakan neraca analitik Dimasukkan aquades kedalam labu ukur 100 mL hingga ΒΌ bagian Dimasukkan C2H2O4 dengan spatula Dikocok hingga merata Ditambahkan aquades sampai batas ukur Dikocok secara perlahan Dipindah ke botol reagen 100 mL larutan C2H2O4 0,5 M 0,5 M

G.

No. perc 1.

Hasil Pengamatan

:

Prosedur Percobaan 1. Pembuatan larutan CuSO4H2O CuSO4.5H2O  Dihitung massa CuSO4.5 H2O yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan CuSO4.5H2O 1 M  Dihitung kaca arloji kosong dengan neraca kasar (ohaus)  Dihitung ulang dengan neraca analitik

Hasil Pengamatan Sebelum

Sesudah

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

- Kupper II Sulfat s

- Warna larutan yang

II -

Larutan

s

Kupper

II

berwarna biru

berwarna biru

Sulfat

s

- Kupfer II s sulit

dan berbentuk

berwarna biru

- Kupper

Sulfat

tua

Kristal - Aquades tidak

berwarna dan tidak berbau - Kupper

larut dengan air

II

Sulfat s yang dibutuhkan sebanyak 25 g

dihasilkan dengan

οƒ  CuSO4(aq)

warna

bentuk Kristal pada CuSO4

CuSO4(s) + H2O(l)

sama

 Dimasukkan aquades kedalam gelas kimia 100 mL secukupnya  Dimasukkan CuSO4.5H2O dengan spatula sedikit demi sedikit  Diaduk hingga CuSO4.5H2O larut  Dimasukkan larutan CuSO4.5H2O kedalam labu ukur 100 mL  Ditambahkan aquades sampai batas tanda  Dikocok secara perlahan  Dipindahkan kedalam botol reagen 100 mL Larutan CuSO4.5H2O 1M

2.

Pembuatan larutan Asam Klorida (HCl) HCl 37%  Dihitung molaritasnya  Dihitung volume Asam

- Aquades jernih,

- Muncul bau

tidak berwarna,

- Panas

tidak berbau

- Volume

- HCl

tidak

berkurang - Keluar asap

Klorida yang dibutuhkan

berwarna,

untuk membuat 100 mL

berbau,

Asam Klorida 0,5 M

mengambil

HCl (l) + H2O οƒ 

keluar asap

HCl (aq)

 Diambil dengan pipet volume  Dimasukkan ke dalam labu ukur  Ditambahkan akuades secara perlahan hingga Β½ bagian  Digoyang secara perlahan  Ditambah akuades hingga

saat

- Panas - Ada asap - Bau tidak sedap

- Larutan dihasilkan

yang tidak

berwarna dan berbau

batas tanda  Dikocok sampai merata  Dipindahkan ke dalam botol reagen 100 mL larutan HCl 0,5 M

3. Pembuatan larutan NaOH NaOH padat  Dihitung massa NaOH padat yang diperlukan untuk membuat 250mL larutan NaOH 2M  Dihitung kaca arlogi

- Aquades jernih, tidak berwarna, tidak berbau - NaOH

padat,

- Terjadi

- Panas - Warna larutan

dihasilkan

tidak

berwarna dan tidak

pada

awal

berbau

panas

berangsurangsur

kosong dengan neraca

menjadi tidak

kasar (Ohaus)

berwarna

 Dihitung mssa kaca arloji

yang

putih - Suhu turun setelah

percobaan

tersentuh

eksoterm

Larutan

yang

berwarna putih, saat

reaksi -

ditambah

banyak -

aquades

terlarut dengan air

- Pengenceran melarutkan NaOH padat larutan

NaOH padat mudah

menjadi NaOh

sebanyak 2 gram

kosong + NaOH padat  Dihitung ulang dengan neraca analitik  Dimasukkan aquades ke

- Diakhir pengocokan larutan menjadi dingin

dalam labu ukur sebayak 1/2 bagian  Dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit  Dikocok perlahan  Ditambah aquades sampai batas yang diminta  Dikocok labu ukur secara perlahan  Dipindahkan ke dalam botol reagen 100 mL larutan NaOH 0,5M

NaOH (s) + H2O (l) οƒ  NaOH (aq)

- NaOH mudah larut dengan aquades

4.Pembuatan larutan C2H2O4 C2H2O4 padat - Aquades jernih,

 Dihitung massa yang

dibuat

C2H2O4 100

mL

larutan C2H2O4 0,5 M  Dihitung kosong

kaca

arloji

dengan

neraca

menggunakan

ulang neraca

kedalam labu ukur hingga ΒΌ bagian  Dimasukkan

C2H2O4

 Dikocok hingga merata aquades

larut

dengan air

berwarna

Larutan

C2H2O4

tidak berwarna dan tidak tidak

C2H2O4(s) + H2O(l)

berbentuk

οƒ  C2H2O4(aq)

berwarna putih

asam

tidak

oksalat -

berbau

oksalat

sebanyak

4,5

juga

mengalami

perubahan suhu

oksalat)

gram

dengan spatula  Ditambahkan

- C2H2O4 (asam

dibutuhkan

aquades

mudah

larutan

- Yang

analitik  Dimasukkan

tidak berbau

padatan,

ukur (ohaus)  Dihitung

tidak berwarna,

- Asam oksalat - Asam berbentuk

sampai batas tanda  Dikocok secara perlahan  Dipindahkan

ke

botol

reagen 100 mL larutan C2H2O4 0,5M

H.

Pembahasan Percobaan ini berjudul Pembuatan Larutan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat larutan dengan satuan konsentrasi molar, menghitung molaritas, molalitas, dan fraksi mol. Percobaan pertama dilakukan untuk membuat larutan Tembaga (II) sulfat hidrat (CuSO4.5H2O). Pada percobaan pertama pembuatan larutan CuSO4 1 M sebanyak 100 mL dari kristal CuSO4.5H2O. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu massa kristal CuSO4.5H2O yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL larutan CuSO4 1 M. Pada saat percobaan pertama akuades terlebih dahulu dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dimasukkan 25 gram kristal CuSO4.5H2O dan diaduk hingga larut, setelah itu dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL sampai pas pada batasnya. Warna tembaga(II) sulfat yang berwarna biru berasal dari hidrasi air. Ketika tembaga(II) sulfat dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan terdehidrasi dan berubah warna menjadi hijau abu-abu. Persaaman reaksi pada percobaan pertama yaitu : CuSO4.5H2O (s) + H2O(l)

CuSO4.5H2O (aq)

Perhitungan Molaritas 𝑔

M = π‘šπ‘Ÿ βˆ— 𝑉 g

1 = 249,69 βˆ— 0,1 g = 24,969 gram g = 25 gram

Percobaan kedua bertujuan untuk membuat larutan asamklorida (HCl). Pada percobaan kedua pembuatan larutan HCl 0,5 M sebanyak 100 mL dari larutan HCl 37%. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu volume asam klorida pekat yang digunakan untuk membuat larutan asam klorida 0,5 M. Pada saat percobaan kedua akuades terlebih dahulu dimasukkan ke dalam labu ukur sebanyak ΒΌ bagian kemudian ditambah larutan asam

klorida, atau asam klorida dahulu tidak bermasalah. Hal tersebut karena HCl bersifat higroskopis yang berarti menjemput uap air dan pada memasukkan HCl pada labu ukur akan keluar asap dan terasa panas yang berarti merupakan reaksi eksoterm.

Persaaman reaksi pada percobaan kedua yaitu : HCl(l) + H2O(l)

HCl(aq)

Perhitungan Molaritas %

: 37 %

M= =

ρ x % x 10 π‘€π‘Ÿ 1,2 x 37 x 10 36,5

= 12 M M1 V1 = M2 V2 0,5 100 = 12 V2 V2 = 50/12 V2= 4,8 mL digunakan hanya sebanyak 4 mL

Pada percobaan kedua pembuatan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL dari larutan padatan NaOH. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu massa NaOH padat yang akan digunakan, yaitu diperoleh massa seberat 2 gram. Pada saat percobaan ketiga akuades terlebih dahulu dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak ΒΌ bagian kemudian ditambah padatan natrium hidroksida, lalu diaduk hingga larut, setelah itu dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambahkan dengan akuades hingga tepat pada batas yang tertera pada labu ukur. NaOH bersifat higroskopis yang berarti menjemput uap air dan terjadi reaksi eksoterm karena saat mengaduk maupun mengencerkan NaOH terasa panas.

Persaaman reaksi pada percobaan kedua yaitu : NaOH(s) + H2O(l)

NaOH(aq)

Perhitungan Massa M = 0,5 = 0,5 =

π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š π‘€π‘Ÿ π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š 40 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š 40

x x

1000 π‘šπΏ 1000 100

x 10

20

gram = 10 = 2 gram

Pada percobaan keempat pembuatan larutan asam oksalat 0,5M sebanyak 100 mL dari larutan padatan asam oksalat (C2H2O4). Sebelumnya dihitung terlebih dahulu massa C2H2O4 padat yang akan digunakan, yaitu diperoleh massa seberat 4,5 gram. Pada saat percobaan ketiga akuades terlebih dahulu dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak ΒΌ bagian kemudian ditambah padatan C2H2O4, lalu diaduk hingga larut, setelah itu dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambahkan dengan akuades hingga tepat pada batas yang tertera pada labu ukur.

Persaaman reaksi pada percobaan kedua yaitu : C2H2O4 (s) + H2O(l) Perhitungan Massa M = 0,5 = 0,5 =

π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š π‘€π‘Ÿ π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š 90 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š 90

x x

1000 π‘šπΏ 1000 100

x 10

45

gram = 10 = 4,5 gram

C2H2O4 (aq)

I.

Diskusi Pada praktikum terjadi kekeliruan saat mengencerkan HCl, yaitu disaat akuades yang dimasukkan kedalam labu ukur terlalu banyak, sehingga tidak tepat 0,5 M dan volume HCl 37% yang dibutuhkan kurang.

J.

Kesimpulan Berdasarkan percoban yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa : ο‚·

Massa padatan CuSO4.5H2O untuk digunakan membuat larutan 100 mL CuSO4.5H2O 1M adalah sebanyak 25 gram padatan CuSO4.5H2O.

ο‚·

Volume cairan HCl 37% yang digunakan untuk membuat larutan 100 mL HCl 0,5 M adalah sebanyak 4 mL HCl pekat 37%.

ο‚·

Massa padatan NaOH yang digunakan untuk membuat larutan 100 mL NaOH 0,5 M adalah sebanyak 2 gram padatan NaOH.

ο‚·

Massa padatan C2H2O4 yang digunakan untuk membuat larutan 100 mL C2H2O4 0,5 M adalah sebanyak 4,5 gram padatan C2H2O4.

K.

Pertaanyaan 1. Tentukan Molaritas (M) asam sulfat pekat 97 %,yang memiliki kerapatan larutan 1,84 kg/L, dan massa molekul relatif 98,08 g/mol ! Jawab : M = =

𝜌 π‘₯ % π‘₯ 10 π‘€π‘Ÿ 1,84 π‘₯97 π‘₯ 10 98,08

M = 18,197 M 2. Berapa mL asam sulfat pekat yang diambil jika anda diminta membuat 100 mL asam sulfat 1 M ?

Jawab :

M1V1 = M2V2 18,197 x V1 = 1 x 100

V1 = 5,495 mL

3. Berapa mL asam klorida pekat yang diambil jika anda diminta membuat 100 mL asam klorida 3 M ? Jawab : M =

M=

𝜌 π‘₯ % π‘₯ 10 π‘€π‘Ÿ 1,19 π‘₯ 37 π‘₯ 10 36,5

M = 12,06 M

M1V1 = M2V2 12,06 x V1 = 3 x 100 V1 = 34,9 mL 4. Berapa mL asam klorida 3 M yang diambil jika anda diminta membuat 50 mL asam klorida 1 M ? Jawab :

M1V1

=

M2V2

3 x V1=

1 x 50

V1

16,7 mL

=

5. Berapa mL asam klorida 1 M yang diambil jika anda diminta membuat 100 mL asam klorida 0,5 M ? Jawab : M1V1

=

M2V2

1 x V1

=

0,5 x 100

V1

=

50 mL

6. Hitunglah berapa gram natrium hidroksida yang ditimbang untuk membuat 100 mL konsentrasi 1 M ! π‘šπ‘‘

1000

Jawab : M = π‘€π‘Ÿ x 𝑣 π‘ƒπ‘’π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘ 1=

π‘šπ‘‘ 40

x

1000 100

m = 4 gram

7. Hitunglah volume larutan natrium hidroksida 1 M yang diambil untuk membuat 100 mL natrium hidroksida 0,5 M ! M1V1

=

M2V2

1x V1

=

0,5 x 100

V1

=

50 mL

L.

Daftar Pustaka Achmad, Hiska. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Banjar Baru: Universitas Lambung Mangkurat. Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika. John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Jakarta: PT Penerbit Erlangga. Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia

LAMPIRAN

Peralatan yang digunakan

Padatan C2H2O4

Pengenceran Larutan

Padatan CuSO4.5H2O

Larutan HCl dimasukkan kedalam gelas ukur

Memasukkan larutan kedalam botol reagen

Related Documents

Lapres Distilasi.docx
November 2019 22
Lapres Plp.docx
December 2019 25
Lapres Termokimia.docx
November 2019 22
Lapres Alat.docx
June 2020 17

More Documents from "Aya Dewanti"

4 Karbon-1.docx
November 2019 23
Tugas Ppt Kebakaran New.pptx
December 2019 19
Lapres Termokimia.docx
November 2019 22