I.
Judul Percobaan
: DISTILASI
II.
Tanggal/Hari Percobaan
: Selasa, 16 Oktober 2017, Pukul 13:00 WIB
III. Selesai Percobaan
: Selasa, 16 Oktober 2017, Pukul 15:30 WIB
IV. Tujuan Percobaan
:
1. Memisahkan dan memurnikan zat cair. 2. Menentukan titik didih zat cair V.
Tinjauan Pustaka
:
1. Pengertian Distilasi Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perubahan titik didih antara komponen-komponen yang dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan secara distilasi akan berlangsung baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni. Distilat digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik didihnya dibawah 250oC. Pendistilasian senyawa dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan diditilasi diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi (peruraian). Pada distilasi senyawa yang akan diambil komponen yang diinginkan didihnya dan uapnya dilewatkan melalui suatu pendingin sehingga mencair kembali. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran udara dipermukaan. Bila suatu cairan dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi pada suhu dimana tekanan uap dari cairan yang akan didistilasi samadengan tekanan uap dipermukaan. Tekanan uap dipermukaan terjadi oleh adanya udara diatmosfir. Bila pendidihan terjadi pada 700 mmHg maka pendidihan ini disebut pendidihan normal dari titik didihnya disebut titik didih normal. Distilasi pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan atas spirtus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abhasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui atal alembik. Bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyam yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih dipakai sampai saat ini. Distilasi atau yang dikenal penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volalitas) bahan atau biasanya didefinisikan juga teknik pemisahaan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan campuran zat didihkan sehingga menguap dan uap ini didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan konsep dan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Ranult dan Hukum Dalton. Pengaruh variabel suhu terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu bahwa suhu yang menghasilkan rendemen minyak yang paling banyak adalah pada suhu 120oC. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka volume minyak yang dihasilkan pada permulaan penyulingan juga makin banyak dan hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa suhu yang tinggi dan pergerakan air yang disebabkan oleh kenaikan suhu dalam ketel penyuling, mempercepat proses dari difusi. Sehingga dalam keaadan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi. Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi biasanya ini untuk memperoleh senyawa resmi atau murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Alkohol mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan R – O – H mendekati nilai tetahedral dan atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Alkohiol dapat membentuk ikatan yang intramolekuler sehingga mempunyai titik didih lebih besar dari eter yang bersesuaian. Faktor lain yang menentukan besar kecilnya titik didih suatu hidrokarbon adalah berat molekul dari bentuk molekulnya (lurus atau bercabang). Dengan naiknya jumlah atom karbon pada alkohol maka naik pula titik didihnya, sebaliknya titik didih akan menurun dengan adanya rantai bercabang. Alkohol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memiliki berat molekul yang lebih besar daripada alkohol. Hal ini karena alkohol sama seperti air yang mempunyai ikatan hidrogen. Meskipun aldehid dan eter mempunyai oksigen, namun hidrogennya hanya berikatan dengan atom karbon. Ini mengekibatkan atom hidrogen relatif tidak bermuatan positif dan tidak dapat mengakibatkan mengikat oksigen. Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sampel distilasi sederhana. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari capurannya yang berwujud padat. Distilasi uap dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnya yang relatif tinggi atau memiliki Mr yang tinggi. Distilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsepkonsep dasar tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Distilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azetrop). Distilasi merupakan metode isolasi/pemurnian.
Proses
pemurnian
minyak
atsiri
bisa
dilakukan
dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu secara fisika dan kimia. Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestilation) dan distilasi fraksinasi dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secra fisika yaitu metode redistilasi dalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu distilasi, kemudian campuran didistilasi, minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih jernih. Hasil penyulingan ulang pada minyak atsiri dengan metode redistilasi ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan dari 4% menjadi 83,4%) dan menurunkan kadar Fe dari 509,02 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi akan jauh lebih baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Komponen kimia yang terpisah sesuai dengan golongannya. Distilasi fraksinasi bertingkat adalah suatu distilasi yang dilakukan dengan refleksi parsial karena luas permukaan dalam kolom fraksionasi yang digunakan memungkinkan terjadinya kesetimbangan uap-cari. Butirbutir uap yang terbentuk akan mendingin kembali, ketika menempuh kolom dan mengembun menjadi zat cair, lalu menguap lagi. Bila kolomnya efisien uap yang berhasil mencapai puncak kolom akan hanya terdiri atas komponen yang lebih volatil (bertitik didih rendah). Oleh karena itu, semakin panjang kolomnya semakin bagus karena pemisahan dua zat cair volatil atau lebih akan makin sempurna.
VI. Alat dan Bahan
:
1. Alat
Labu Distilasi 250 mL
1 Buah
Pendingin (Kondensor)
1 Buah
Termometer
1 Buah
Tabung Reaksi
2 Buah
Gelas Kimia 100 mL
2 Buah
Batu didih
2 Buah
Pembakar, Kaki Tiga, dan Kassa
1 Buah
Klem dan Statif
2 Buah
NaCl Padat
1 gram
AgNO3 0,1 M
secukupnya
Aquades
100 mL
Air Laut
100 mL
2. Bahan
VII. Alur Percobaan
:
Percobaan 1 (NaCl) NaCl Padat Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke dalam gelas kimia Ditambah 100 mL aquades Diaduk Dihasilkam larutan NaCl 100 mL Larutan NaCl 100 mL Reaksi : NaCl (s) + H2O (l)
NaCl (aq)
Larutan NaCl 100 mL Dimasukkan pada labu distilasi Ditambahkan beberapa butir batu didih yang berfungsi sebagai pemerata titik didih Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor) Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih Diamati kenaikan temperatur hingga konstan Dihasilkan distilat 10 mL Distilat 10 mL Reaksi :NaCl (aq)
NaCl (aq) + H2O (l)
Distilat Dimasukkan pada tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan distilat murni Distilat murni Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l)
AgNO3(aq)
Larutan NaCl Dimasukkan pada tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan endapan AgCl Endapan AgCl berwarna putih Reaksi : NaCl(aq) + AgNO3(aq)
AgCl(aq) + NaNO3(aq)
Percobaan 2 (Air Laut) Air Laut 100 mL Dimasukkan pada labu distilasi Dimasukkan beberapa butir batu didih yang berfungsi sebagai pemerata titik didih Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor) Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih Diamati kenaikan temperatur hingga konstan Dihasilkan distilat 10 mL Distilat 10 mL
Distilat Dimasukkan pada tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan distilat murni Distilat murni Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l)
Air Laut Dimasukkan pada tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan endapan AgCl Endapan AgCl berwarna putih Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l)
VIII. Hasil Pengamatan No. perc 1.
Prosedur Pengamatan Percobaan 1 (NaCl)
Hasil Pengamatan Sebelum Na Cl padat 1 gram
Dugaan/Reaksi
Sesudah Distilat
yang setelah
dihasilkan jernih NaCl Padat Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke gelas kimia
dilakukan Proses destilasi berhasil
distilasi akan diperoleh memisahkan
Tetes
pertama jernih
distilat
muncul
Titik didih larutan NaCl
Ditambah 100 mL aquades
Larutan Na Cl agak pada suhu 98C
pada larutan NaCl akan adalah 98 C
Diaduk
keruh tak berwarna
terpisah
Dihasilkam larutan NaCl 100 mL Larutan NaCl 100 mL
Suhu konstan 98C
Larutan NaCl 100 mL
Larutan jernih berwarna
Dimasukkan pada labu distilasi
AgNO3
putih
dan pelarutnya yaitu air
(AgCl) jernih
tidak setelah penambahan
saat distilat ditambah
AgNO3
AgNO3 tidak terbentuk
Ditambahkan beberapa butir batu didih yang berfungsi
NaCl
Pada larutan NaCl begitu juga pada air laut diperoleh air Muncul endapan akan
Reaksi : NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)
antara
Suhu larutan Na Cl 32C
dan
distilat yang murni dan memurnikan zat cair
Aquades jernih tak berwarna
Kesimpulan
endapan karena distilat Destilat
menjadi adalah akuades
sebagai pemerata titik didih
Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor)
agak keruh setelah penambahan
saat
larutan
NaCl
AgNO3
ditambah AgNO3 akan terbentuk endapan putih
Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih
begitu juga air laut yang
Diamati kenaikan temperatur
ditambah AgNO3 akan
hingga konstan
terbentuk endapan putih
Dihasilkan distilat 10 mL NaCl(s)+ H2O(l)
Distilat 10 mL Reaksi :NaCl (aq)
NaCl (aq) NaCl (aq) +
H2 O (l) Distilat
NaCl (aq) (aq) +
NaCl
H2 O (l)
Dimasukkan pada tabung Reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan distilat murni Distilat murni
AgNO3 (aq)+ H2 O(l) AgNO3 (aq)
NaCl(aq)+AgNO3(aq) Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l) AgNO3(aq) Larutan NaCl Dimasukkan pada tabung Reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan endapan AgCl Endapan AgCl berwarna putih Reaksi : NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(aq) + NaNO3(aq)
AgCl(aq)+NaNO3(aq)
Percobaan 2 (Air Laut) Air Laut 100 mL
Air laut agak keruh Air laut menjadi
Proses destilasi berhasil
tak berwarna
memisahkan
Dimasukkan pada labu distilasi
setelah
destilasi
Ditambahkan beberapa butir
AgNO3 jernih tak
batu didih yang berfungsi
berwarna
sebagai pemerata titik didih Dialirkan air pada alat
jernih
Destilat
memurnikan air laut
air
yang Suhu air laut 32C
laut diberi
AgNO3
tetap
pendingin (Kondensor)
jernih, tidak keruh,
Dipanaskan labu distilasi
dan tidak muncul
sampai mendidih
endapan putih
Diamati kenaikan temperatur hingga konstan
Air
Dihasilkan distilat 10 mL
diberi
Distilat 10 mL Distilat Dimasukkan pada tabung reaksi
dan
laut
yang
AgNO3 menjadi keruh dan muncul endapan putih
Titik
didih
adalah 98C
air
laut
Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan distilat murni
Tetes pertama pada destilasi air laut
Distilat murni Reaksi : AgNO3( Air Laut Dimasukkan pada tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M Dihasilkan endapan AgCl Endapan AgCl berwarna putih Reaksi : AgNO3(aq) +
muncul pada suhu 98C
IX. Analisis Data Pada percobaan distilasi ini disispakan alat dan bahan berupa labu distilasi 250 mL 1 buah, pendingin (kondensor) 1 buah, termometer 1 buah, tabung reaksi 2 buah, gelas kimia 100 mL 2 buah, batu didih 2 buah, pembakar, kaki tiga, dan kassa 1 buah, klem dan statif 2 buah, NaCl padat 1 gram, AgNO3 0,1 M secukupnya, aquades 100 mL, dan air laut 100 mL. Pada percobaan distilasi yang pertama yaitu proses distilasi pada Larutan NaCl. Pada langkah pertama, pembuatan larutan NaCl dari 1 gram NaCl padat dengan aquades. Reaksi yang terjadi adalah : NaCl(s) + H2O(l)
NaCl(aq)
Kemudian pada saat proses distilasi dari 100 mL larutan NaCl dihasilkan Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Pada saat proses distilasi berlangsung reaksi yang terjadi adalah : NaCl(aq)
NaCl(aq)+ H2O(l)
Lalu, distilat yang dihasilkan dibuktikan kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M. Seharusnya yang dihasilkan adalah distilat jernih namun, Dari percobaan kami, yang dihasilkan adalah distilat yang agak keruh. Ini terjadi karena perlakuan kami yang kurang berhati-hati saat memasukkan larutan NaCl ke dalam labu distilasi, sehingga ada sedikit larutan NaCl yang masuk ke dalam kondensor. Akhirnya kami memutuskan untuk mengulangi percobaan pertama, dan hasilnya pun belum menghasilkan distilat yang jernih ketika ditetesi AgNO3. Setelah kami analisis ternyata factor kebersihan alat-alatlah yang menyebabkan hasil distilat tidak maksimal. Seharusnya setelah alat-alat dicuci dengan air keran harus dikeringkan agar tidak mempengaruhi hasil destilasi. Dan reaksi yang berlangsung adalah: AgNO3(aq) + H2O(l)
AgNO3(aq)
Dan langkah terakhir yaitu Larutan NaCl ditetesi AgNO3 maka terdapat endapan AgCl berwarna putih. Dan reaksinya adalah : NaCl(aq) + AgNO3(aq)
AgCl(aq) + NaNO3(aq)
Percobaan kedua yaitu proses distilasi pada Air Laut. Pada langkah pertama, saat proses distilasi dari 100 mL Air Laut dihasilkan Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut.
Lalu, distilat yang dihasilkan dibuktikan
kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M. Dari percobaan kami, yang dihasilkan adalah distilat murni karena tidak terdapat endapan. Dan langkah terakhir yaitu Larutan Air Laut ditetesi AgNO3 maka terdapat endapan berwarna putih.
X.
Pembahasan Distilasi
merupakan
pemisahan komponen-komponen
dalam
satu larutan berdasarkan distribusi substansi-substansi pada fase gas dan
fase
cair
dengan menggunakan
komponen-komponennya
yang
cukup
perbedaan
titik didih dari
besar. Proses distilasi yang
berlangsung pada Larutan NaCl dan Air laut sebenarnya sama. Pada percobaan pertama (Larutan NaCl)
yang dilakukan adalah pembuatan
larutan dari NaCl padat sebanyak 1 gram dan aquades 100 mL. Kemudian Larutan NaCl dimasukkan ke dalam labu distilasi, lalu dimasukkan batu didih yang berfungsi sebagai pemerata titik didih. Kemudian yang dilakukan yaitu merangkai alat destilasi , mengalirkan air dari lubang bagian bawah ke atas. Gerakan air pada kondensor adalah bergerak dari bawah ke atas dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka air pada kondensor dapat lebih efektif mengembunkan uap, karena pada awal air masuk, air pertama bertemu dengan uap yang relatif hangat, sehingga dapat mendinginkan uap yang masih panas lalu dipanaskan untuk menguapkan cairan sehingga akan melewati kondensor dan akan menjadi cairan murni di akhir destilasi. Termometer yang diletakkan di bagian pertigaan lubang labu distilasi berfungsi untuk mengukur suhu uap larutan yang ada pada labu distilasi. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap yang masuk, kemudian mengubahnya menjadi dalam bentuk cairan yang murni sebagai destilat. Suhu awal larutan adalah 30C, Diperoleh suhu pada tetesan
pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Dan pada Air laut suhu awal adalah 30C, diperoleh suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Titik didih air dalam percobaan ini tidak mencapai 100oC dikarenakan air mendidih pada suhu 100°C jika tekanan berada pada 1 atm dan pada suhu ruang 25oC (STP). Titik didih air akan turun jika tekanan turun dan akan naik jika tekanan udara naik. Dalam percobaan ini titik didih NaCl maupun air laut lebih tinggi daripada titik didih air sehingga ketika diuapkan yang menguap lebih dahulu adalah air sehingga menghasilkan distilat berupa air murni jernih tak berwarna. Selanjutnya membandingkan NaCl murni yang ditambahkan dengan AgNO3 dengan hasil distilasi yang ditambahkan AgNO3. Sebelum ditambahkan AgNO3 larutan NaCl dan distilat berupa larutan jernih tak berwarna. Setelah ditambahkan AgNO3 larutan NaCl terdapat endapan AgCl berwarna putih, sedangkan pada distilat larutan NaCl seharusnya yang dihasilkan adalah distilat
jernih namun, Dari
percobaan kami, yang dihasilkan adalah distilat yang agak keruh. Ini terjadi karena perlakuan kami yang kurang berhati-hati saat memasukkan larutan NaCl ke dalam labu distilasi, sehingga ada sedikit larutan NaCl yang masuk ke dalam kondensor. Akhirnya kami memutuskan untuk mengulangi percobaan pertama, dan hasilnya pun belum menghasilkan distilat yang jernih ketika ditetesi AgNO3. Setelah kami analisis ternyata factor kebersihan alat-alatlah yang menyebabkan hasil distilat tidak maksimal. Seharusnya setelah alat-alat dicuci dengan air keran harus dikeringkan agar tidak mempengaruhi hasil destilasi. Namun pada pengujian distilat air laut kami berhasil memperoleh distilat yang jernih setelah ditetesi AgNO3. Fungsi AgNO3 pada percobaan ini adalah sebagai indikator untuk mengetahui apakah destilat tersebut telah murni atau belum.
XI. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Percobaan 1
Proses distilasi berhasil memisahkan dan memurnikan zat cair. Proses distilasi NaCl menghasilkan distilat murni yang mana ketika ditambahkan AgNO3 tidak menghasilkan endapan. Sedangkan jika distilat yang dihasilkan masih mengandung NaCl maka terdapat endapan AgCl berwarna putih.
Titik didih Zat cair adalah 98C
Percobaan 2
Distilasi Air Laut menghasilkan distilat murni yang mana ketika ditambahkan AgNO3 tidak menghasilkan endapan. Sedangkan jika distilat yang dihasilkan masih mengandung Air laut maka terdapat endapan berwarna putih.
Titik didih Zat cair adalah 98C
XII. Pertanyaan Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat ? Jawab : yang dimaksud berlawanan adalah bergerak dari bawah ke atas dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka air sebagai pendingin dapat lebih efektif mengembunkan uap. Karena pada awal air masuk, air pertama bertemu uap yang relative hangat sehingga masih dapat mendinginkan uap yang masih panas (arahnya berlawanan). Aliran air dibuat berlawanan juga agar seluruh ruang dikondensor terisi penuh oleh air, jika aliran air dibuat searah (dari atas ke bawah) aka nada ruang yang tidak terisi di kondensor karena air akan langsung mengalir ke bawah, dan akan mengurangi keefektifan pendinginan dari kondensor.
XIII. Daftar Pustaka Armid. 2009. Penentuan Praktikum Metode Pemisahan Kimia Unhalu. Kediri. Ibrahim, Sanusi H.M, dan Sitorus, Marham. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Keenan, Charles W dkk.1991. Ilmu Kimia untuk Universitas, Jakarta: ERLANGGA Riswayanto, S, Drs. M.Si. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Setya, N. N, Budiarti, Mahfud. 2012. Proses Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun Nilam dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro (Microwave). Jurnal Teknik ITS. Vol 1. Hal 2 Soebagio dkk. 2003. Kimia Analitik II, Malang: Universitas Negeri Malang
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Merangakai alat destilasi
Membuat larutan NaCl
Memasukkan larutan ke dalam labu destilasi
Memanaskan Labu destilasi
Tetes pertama destilat
\
Mencatat suhu pada tetes pertama
Menambahkan larutan AgNO3 pada destilat dan larutan mula-mula
Membandingkan Larutan NaCl dan destilat setelah ditambah larutan AgNO3
Membandingkan Air laut dan destilat setelah ditambah larutan AgNO3