A. JUDUL PRAKTIKUM
: Karbon
B. HARI / TANGGAL
: Selasa / 20 Maret 2018, Pukul 8.40-11.20
C. TUJUAN PRAKTIKUM
:
1. Mengetahui cara pembuatan gas karbondioksida. 2. Mengetahui sifat-sifat karbon dan senyawanya. 3. Mengidentifikasi karbon dan senyawanya. D. TINJAUAN PUSTAKA Karbon atau yang biasanya dilambangkan dengan huruf C pada tabel sistem periodik unsur adalah salah satu unsur kimia secara alami yang ada di bumi. Semua makhluk hidup mengandung unsur ini, namun kandungan karbon yang di ada di kerak bumi ini hanya 0,03%. Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan IV A dan mempunyai nomor atom 6 serta nomor massa 12,0107 u ± 0,0008 u. Bentuk karbon murni di alam dapat berupa intan, grafit ataupun karbon amorf (karbon yang tidak perlu memiliki crystal structure). Karbon amorf diperoleh dari minyak bumi, gas alam atau bahkan bahan bakar minyak bumi lain yang dibakar dalam udara terbatas akan diperoleh di jelaga hitam (bubuk dari karbon amorf). Di samping di dalam keadaan bebas karbon terdapat sebagai senyawa lain misalnya karbondioksida (CO2) di udara, karbonat (CO3) dalam batu gamping dan hidrokarbon dalam minyak bumi, gas alam dan batubara. Karbon memiliki empat elektron valensi. Karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang kuat dengan atom karbon yang lainnya. Karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain dengan sharing 1,2 dan 3 elektron menghasilkan rantai karbon yang tak terbatas (senyawa polimer atau makro molekul). Karbon merupakan salah satu unsur dari empat unsur penting yang membentuk siklus. Senyawa oksida yang paling populer dari karbon adalah CO2 . Senyawa CO2 bentuk padat menyublim pada temperatur 78,50 C dan karena senyawa ini tidak terdapat dalam bentuk cair pada saat proses sublimasi, maka padatan CO2 disebut juga dengan dress atau es kering. Karbondioksida (CO2) adalah senyawa kimia anorganik yang memiliki berbagai penggunaan komersial dari produksi laser hingga karbonasi
minuman ringan. Karbondioksida (CO2) adalah gas yang tidak berwarna tidak berbau dan tidak mudah terbakar dan lebih sedikit asam. CO2 lebih berat daripada udara dan larut dalam air.Karbondioksida diperoleh melalui pembakaran karbon dengan adanya oksigen. C(s) + O2 (g)
→ CO2 (g)
atau melaui reaksi antara logam karbonat dengan asam: CaCO3(s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l) serta melalui pemanasan hidrogen karbonat : 2HCO3(aq) → H2O(l) + CO2(g) + CO32-(aq). Melalui proses pernafasan. Seperti yang kita ketahui bahwa kita bernafas menggunakan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). CO2 murni dapat diperoleh dari melakukan pemanasan natrium bikarbonat pada persamaan 2NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O Manfaat utamanya adalah bahan pendingin (CO2) padat lebih dikenal dengan es kering. Dalam pemadaman kebakaran serta untuk minuman yang karbonat soda untuk mencuci, soda kue dan timbal pemutih.
Sifat-sifat karbon dibagi menjadi dua yakni sifat fisika dan sifat kimia: Karbon mempunyai sifat fisik yang khas yaitu mempunyai 2 bentuk kristalin yaitu intan dan grafit. Intan lebih rapat daripada grafit,namun grafit lebih stabil. Titik leleh dan titik didih dari karbon sangat tinggi. Atom dari karbon sangatlah kecil dibanding dengan atom yang lainnya. Jari-jari ion yang dihitung dalam kristal unsur-unsur ini bahkan lebih kecil lagi karena atom atomnya berada dalam keadaan oksidasi positif. Karena rapafon muatan karbon, ion - ionnya tidak sebagai partikel yang terdiri sendiri dalam senyawa, tetapi tertahan dengan ikatan kovalen. Karbon merupakan zat padat yang biasanya dianggap molekul-molekul raksasa yang terdiri dari banyak sekali atom. Sifat kimia karbon carbon sangat reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom - atom karbon untuk kehilangan elektron – elektron terluar dan membentuk kation yang sederhana seperti C4+.
Ion ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi sehingga eksistensinya tidak mungkin. Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut : 1. Karbon bereaksi langsung dengan Fluor, dengan reaksi C(s) + 2F2(g) → CF4 (g) 2. Karbon dibakar di udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida 2C(s) + O2(g) → 2CO (g) 3. Jika dibakar dalam keadaan kelebihan udara akan terbentuk karbondioksida 2CO(g) + O2(g) → 2CO2 (g) 4. Membentuk asam oksi bila karbon dipanaskan dalam udara unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini beraksi dengan air akan membentuk asam karbonat. CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(l) 5. Membentuk garam asam oksi asam karbonat suatu asam di protik yang khas beraksi dengan basa menghasilkan karbonat dan bikarbonat antara lain
K2CO3 : Kalium Karbonat
KHCO3 : Kalium bikarbonat
MgCO3
:
Magnesium karbonat
Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organic.
Senyawa anorganik karbon A. Karbon monoksida Karbon monoksida dapat dibuat secara komersial dengan hidrogen melalui pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon dengan persamaan CO2 + H2 → H2O Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih 190 dapat digunakan sebagai bahan bakar industri. Gas CO juga dapat terjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa organik dalam ruang kurang oksigen.
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi gas CO sangat berbahaya bagi manusia karena CO akan berikatan dengan hemoglobin berfungsi sebagai mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Karbon monoksida bila dihirup terus menerus akan mengakibatkan seseorang meninggal. Dalam segi yang menguntungkan, CO bercampur dengan H2 dalam berbagai proporsi, menghasilkan gas sintesis yang digunakan untuk sintesis sejumlah senyawa organik. CO juga merupakan bahan pereduksi yang baik. Dalam tanur, misalnya amplas batu arang diubah menjadi CO dan CO mereduksi oksida besi menjadi besi.
B. Karbondioksida Karbondioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini akan larut dalam air, terdapat di udara dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh manusia dan hewan melalui proses respirasi. Karena dihasilkan dari oksidasi makanan dalam tubuh. Karbondioksia tak beracun, tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam udara (10-20%) adalah tak sehat, karena merendahkan konsentrasi oksigen dan mempunyai efek fisiologis yang membahayakan. Pengaruh potensial CO2 terhadap lingkungan yaitu merusak, karena CO2 menyerap radiasi infra merah dari bumi dan meradiasikannya kembali ke bumi. Saat ini, konsentrasi CO2 di atmosfer semakin meningkat karena aktivitas industri dan pertanian yang tinggi. Pengrusakan hutan untuk menciptakan ladang-ladang garapan telah mengurangi biosfer untuk menggunakan CO2 dengan sekitar. Jumlah CO2 yang besar, dapat mengancam manusia dengan “efek rumah kaca” , mengakibatkan perubahan suhu yang ekstrim.
C. Karbonat dan bikarbonat Karbonat dan karbonat adalah senyawa melimpah dan sangat berguna. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air, misalnya CaCO3, BaCO3, MgCO3. Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan air, misalnya Ca(HCO3), Mg(HCO3). Bikarboant adalah zat amfoter, dimana
dapat bereaksi baik dengan asam maupun basa, bikarbonat tidak stabil, bila dipanaskan, ia akan terurai membentuk karbonat.
D. Karbon Disulfida (CS2) Karbon Disulfida adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai bahan pembuat CCl4 dengan reaksi CS2 + 3Cl2 → CCl4 + S2 C2 l2
E. Hidrogen Sianida Hidrogen sianida adalah senyawa gas bersifat racun tetapi penting dalam industri seperti plastik senyawa hasian dapat dibuat melalui reaksi NH3 + CH4 → HCN + 3H2 Senyawa karbon merupakan bagian dari senyawa organik yang komponen terbesar penyusun nya terdiri dari unsur-unsur bahan organik lainnya seperti C, H, O, S, P. Contohnya gula tebu, protein, glukosa. Menurut gugus fungsinya senyawa karbon dikategorikan atas enam yakni alcohol, Eter, Keton, Asam Karboksilat dan Ester.
E. ALAT DAN BAHAN Alat : Tabung reaksi berpipa samping
1 buah
Statif dan klem
1 buah
Pipet tetes
5 buah
Gelas ukur 100 mL
1 buah
Selang plastik
1 buah
Karet penutup
1 buah
Spirtus
1 buah
Tabung reaksi
4 buah
Plastisin
secukupnya
Bahan : Batu marmer / kapur
4 butir
Tembaga oksida
secukupnya
Larutan fuchsin
3 mL
Larutan HCl 2 M
5 mL
Larutan H2SO4 pekat
0,5 mL
Serbuk arang
secukupnya
Larutan Ca(OH)2
secukupnya
lilin
1 buah
Larutan asam formiat pekat
1 mL
Lidi
secukupnya
F. ALUR PRAKTIKUM 1.
Potongan marmer/ batu kapur ± 0,5 cm
Dimasukkan dalam tabung reaksi berpipa samping yang telah dihubungkan dengan selang ke dalam wadah penampung (gelas ukur) yang diletakkan terbalik
Ditambahkan HCl 2 M 5 mL
Ditutup dengan karet tutup
Gas CO2
Diuji dengan lilin
Dialirkan dalam air
yang menyala
kapur
Lilin mati
Dialirkan dalam air kapur lebih lama Larutan tak
Larutan keruh
berwarna
Dipanaskan Larutan keruh
Reaksi-reaksi :
CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l)
CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) → Ca(HCO3)2 (aq)
Ca(HCO3)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2.
1 mL larutan asam formiat pekat
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 0,5 mL asam sulfat pekat
Dipanaskan
Gas CO
Diuji dengan lidi yang membara Warna api biru
Reaksi-reaksi :
HCOOH (aq) + H2SO4 (aq) → CO (g) + H2SO4 (aq) + H2O (l)
CuO +sedikit serbuk arang
3.
Dimasukkan dalam tabung reaksi dengan sumbat
Dihubungkan dalam air kapur melalui pipa bengkok atau selang plastic
Dipanaskan secara mendatar
Laruitan keruh Reaksi-reaksi : 2CuO (s) + C (s) → 2Cu (s) + CO2 (g) CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l)
4.
3 mL larutan fuchsin encer
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 sendok kecil arang
Dikocok dan disaring
Residu
Filtrat
G. HASIL PENGAMATAN No. Perc. 1.
Prosedur Percobaan
Potongan marmer/ batu kapur ± 0,5 cm Dimasukkan dalam tabung reaksi berpipa samping yang telah dihubungkan dengan selang ke dalam wadah penampung (gelas ukur) yang diletakkan terbalik. Ditambahkan 5 ml HCl 2 M Ditutup dengan karet penutup Gas CO2 Diuji dengan lilin yang menyala Lilin mati
Dialirkan dalam air kapur Larutan keruh
Dialirkan dalam air kapur lebih lama Larutan tak berwarna Dipanaskan Larutan keruh
Hasil Pengamatan Sebelum Larutan HCl tidak berwarna Larutan
CaCO3 + HCl
Gas CO2 dapat
larutanmenjadi
(aq) → CaCl2 (aq)
dihasilkan dari
keruh dan
+ H2O (l) + O2 (g)
reaksi batu marmer
menghasilkan
berwarna
gas CO2 Diuji dengan
CaCO3
lidi nyala api
berwarna putih
mati
tulang
Kesimpulan
CaCO3 (s) + 2HCl
Ca(OH)2 tidak Padatan
Dugaan/reaksi
Sesudah
Dialirkan
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) →
asam, salah satunya
CaCO3 (s) + H2O
HCl
(l) CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) →
dalam air kapur
Ca(HCO3)2
menjadi keruh
Ca(HCO3)2 →
Dialirkan lebih lama menjadi jernih Dipanaskan, larutan menjadi
(CaCO3) dengan
CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
keruh kembali
2.
1 mL larutan asam formiat pekat Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 0,5 mL asam sulfat pekat Dipanaskan Gas CO Diuji dengan lidi yang membara Warna api biru
Asam formiat
HCOOH +
HCOOH (aq) +
Gas CO dapat
pekat tidak
H2SO4 tidak
H2SO4 (aq) → CO
dihasilkan dari
berwarna,
berwarna
(g) + H2SO4 (aq) +
reaksi larutan
H2O (l)
HCOOH pekat dan
mengeluarkan
Dipanaskan
asap dan
menhasilkan
larutan H2SO4 pekat
berbau
gas CO
dan mengakibatkan
H2SO4 tidak
Diuji dengan
berwarna
lilin nyala menghasilkan warna api biru
api lilin berwarna biru
3.
CuO berwarna
CuO + sedikit serbuk arang Dimasukkan dalam tabung reaksi
meises)
dengan sumbat Dihubungkan
hitam (seperti
dalam
air
kapur
melalui pipa bengkok atau selang plastik Dipanaskan secara mendatar
Serbuk arang
Dipanaskan
(g)
reaksi CuO + serbuk
CO2 (g) +
arang (C)
hitam
Ca(OH)2 (aq) →
hitam
keadaanya
CaCO3 (s) +
seperti
H2O(l)
Ca(OH)2 tidak
mendidih dan timbul gas Ca(OH)2 dihubungkan dengan CuO + C menggunakan selang menjadi keruh
Gas CO2 dapat
→ 2Cu (s) + CO2 dihasilkan dari
berwarna hitam
warna tetap
2CuO (s) + C (s)
berwarna
berwarna Larutan keruh
CuO + C
4.
Larutan
Larutan fuchsin
Karbon/ arang dapat
Dimasukkan dalam tabung reaksi
fuchsin
+ serbuk arang
jadi adsorbsi warna,
Ditambahkan 1 sendok kecil arang
berwarna
menjadi larutan
sehingga dapat
Dikocok dan disaring
merah
hitam
menghasilkan filtrat
Setelah
tidak berwarna dan
3 mL larutan fuchsin encer
Residu
Serbuk arang
Filtrat
berwarna
disaring
hitam
residunya berwarna hitam (serbuk arang) dan filtratnya tidak berwarna
residu hitam
H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Praktikum karbon memiliki tujuan antara lain yaitu mengetahui cara pembuatan
gas
karbondioksida,
mengetahui
sifat-sifat
karbon
dan
senyawanya serta mengidentifikasi karbon dan senyawanya. Pada percobaan pertama yaitu pembuatan gas karbondioksida (CO2). Pertama yaitu sebanyak 4 butir potongan marmer (CaCO3) berwarna putih tulang dimasukkan dalam tabung reaksi berpipa samping yang telah dihubungkan selang ke dalam wadah penampung (gelas ukur) yang diletakkan terbalik di dalam wadah besar yang berisi air, kemudian ditambahkan larutan HCl 2 M (tidak berwarna) sebanyak 5 ml, dan tabung reaksi tersebut langsung ditutup dengan karet penutup. Saat reaksi berlangsung, muncul banyak gelembung dalam tabung reaksi. Berikut persamaan reaksinya : CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g) Dari reaksi diatas, dapat dilihat bahwa gelembung yang muncul yaitu merupakan gas CO2 sebagai hasil produknya. Gelas ukur yang diletakkan terbalik dan penuh berisi air menjadi terisi gas CO2, karena tekanan gas CO2 lebih besar dibandingkan tekanan air, sehingga gas CO2 dapat memenuhi gelas ukur tersebut. Selanjutnya gas yang dihasilkan tadi diujikan pada lidi yang menyala, yang terjadi yaitu nyala api pada lidi menjadi padam. Salah satu sifat karbon yaitu dapat memadamkan api. Rumus struktur pada karbondioksida lebih stabil, karena ikatan antar atom yang kuat. Sehingga tidak membutuhkan oksigen lebih. Hal tersebut menyebabkan gas CO2 dapat memadamkan api, sehingga dapat terbukti bahwa gas yang dihasilkan yaitu CO2 yang bersifat dapat memadamkan api. Kemudian selang tadi dihubungkan pada tabung reaksi lain yang berisi air kapur atau larutan Ca(OH)2 tidak berwarna, yang terjadi yaitu timbul perubahan yang semula larutan tak berwarna menjadi keruh. Berikut persamaan reaksi yang terjadi : CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) Berdasarkan reaksi, larutan menjadi keruh karena timbul endapan putih CaCO3. Lalu gas CO2 tadi dialirkan di dalam air kapur kembali, namun dengan waktu lebih lama. Berikut persamaan reaksi yang terjadi :
CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) → Ca(HCO3)2 (aq) Perubahan yang terjadi yaitu larutan keruh tadi menjadi jernih atau tidak berwarna kembali, karena telah terbentuk larutan Ca(HCO3)2 (tidak berwarna). Langkah terakhir yaitu memanaskan larutan tidak berwarna yang dihasilkan, di atas pembakar spirtus. Berikut persamaan reaksi yang terjadi : Ca(HCO3)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) 2HCO3- → CO32- + H2O (l) + CO2 (g) CO32- + Ca2+ → CaCO3 (s) Setelah dipanaskan, terjadi perubahan yaitu larutan yang semula tidak berwarna menjadi larutan keruh kembali. Hal ini terjadi, akibat dari proses pemanasan hidrogen karbonat (HCO3-) yang mengalami penguraian menghasilkan CO32- dan akan bereaksi dengan Ca2+ membentuk endapan CaCO3, sehingga larutan menjadi keruh kembali. Pada percobaan pertama ini gas CO2 dapat dihasilkan dari reaksi potongan marmer (CaCO3) dengan larutan asam, salah satunya pada percobaan ini menggunakan larutan HCl. Percobaan kedua yaitu pembuatan gas CO. Pertama, sebanyak 1 ml HCOOH pekat (tidak berwarna dan bau menyengat) dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat (tidak berwarna) sebanyak 0,5 ml, menjadi larutan yang tidak berwarna. Lalu dipanaskan di atas pembakar spirtus. Berikut persamaan reaksi yang terjadi : HCOOH (aq) + H2SO4 (aq) → CO (g) + H2SO4 (aq) + H2O (l) Saat dipanaskan, timbul gelembung-gelembung dan menguap menghasilkan gas CO. Kemudian gas yang dihasilkan diujikan pada lilin yang menyala, api yang semula berwarna jingga ketika diuji dengan gas CO menghasilkan nyala api warna biru dan api padam saat dimasukan dalam tabung reaksi. Hal ini menandakan bahwa terdapat gas CO, karena salah satu sifat dari karbon yaitu dapat membirukan api, sehingga dapat membuktikan bahwa gas yang dihasilkan yaitu gas CO. Fungsi dari penambahan H2SO4 pekat yaitu sebagai pendehidrasi larutan HCOOH pekat menjadi gas CO dan H2O. Larutan H2SO4 pekat juga dapat sebagai katalis karena dihasilkan kembali pada produk. Pada percobaan ini gas CO dapat dihasilkan dari reaksi HCOOH dan H2SO4 dan bersifat membirukan api.
Percobaan ketiga yaitu mencampurkan sedikit tembaga oksida (CuO) yang berwarna hitam dengan serbuk arang (warna hitam), dalam tabung reaksi berpipa samping dan dengan sumbat. Kemudian dihubungkan dalam tabung reaksi yang berisi air kapur atau larutan Ca(OH)2 (tidak berwarna) melalui pipa atau selang plastik, lalu dipanaskan di atas pembakar spirtus. Saat dipanaskan, keadaannya seperti mendidih karena menghasilkan gas CO2. Berikut persamaan reaksi yang terjadi : 2CuO (s) + C (s) → 2Cu (s) + CO2 (g) Setelah dipanaskan, campuran tersebut warnanya tetap hitam. Gas CO2 dapat dihasilkan dari campuran ini, karena karbon memiliki sifat sebagai pengikat oksigen. Oksigen yang berasal dari CuO yang menguap langsung diikat oleh karbon, sehingga dapat menghasilkan gas CO2 seperti reaksi di atas. Air kapur yang semula tidak berwarna setelah dialiri gas hasil reaksi diatas, menjadi keruh. Berikut persamaan reaksinya : CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) Berdasarkan reaksi, larutan menjadi keruh karena timbul endapan putih CaCO3. Pada percobaan ini gas CO2 dapat dihasilkan dari reaksi CuO dengan serbuk arang (C) yang dipanaskan, karena karbon bersifat mengikat oksigen. Percobaan keempat yaitu sebanyak 3 ml larutan fuchsin encer berwarna merah dimasukan dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 sendok kecil serbuk arang berwarna hitam. Campuran tersebut dikocok hingga tercampur, menjadi larutan berwarna hitam. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Hasilnya yaitu residu berwarna hitam dan filtrat yang tidak berwarna. Hal ini terjadi karena sifat karbon dapat mengadsorbsi warna larutan, dalam hal ini yaitu larutan fuchsin. Penambahan fuchsin berfungsi sebagai pelarut serbuk arang dan indikator bahwa karbon bersifat mengadsorbsi larutan. Dan dalam percobaan ini terbukti bahwa karbon dapat mengadsorbsi warna larutan fuchsin yang semula merah menjadi tidak berwarna. Adsorbsi atau penjeratan merupakan suatu proses ketika suatu fluida (cairan atau gas) terikat pada padatan dan membentuk suatu lapisan tipis pada permukaan tersebut. Dalam hal ini padatan tersebut yaitu serbuk arang yang sebagai karbon aktif, dimana memiliki daya serap tinggi saat
proses aktivasi karbon aktif melepas gas hydrogen dan gas-gas lain yang berada pada permukaan karbon aktif. Kemudian karbon aktif akan mengambil senyawa organik dari cairan atau gas dengan cara adsorbsi. Yaitu dengan ditarik dan diikat ke permukaan pori-pori karbon aktif yang besar, dimana cairan fuchsin yang melewati karbon aktif disebut sebagai adsorbat (zat yang terjerat) dan penyerap (karbon aktif) disebut sebagai adsorben. Setelah molekul tersebut diserap oleh karbon aktif, molekul tersebut akan diikat pada permukaan karbon aktif, dan dihasilkan perubahan warna filtrat menjadi tidak berwarna serta residu warna hitam. Pada percobaan ini menunjukan bahwa karbon memiliki bersifat mengadsorbsi warna larutan.
I.
KESIMPULAN Berdasarkan percobaan dengan judul Karbon yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Gas CO2 dapat dihasilkan dari reaksi potongan marmer (CaCO3) dengan larutan asam, salah satunya yaitu menggunakan larutan HCl. Dapat diidentifikasi dengan padamnya nyala lilin dan keruhnya larutan Ca(OH)2 yang terkena gas CO2.
Gas CO dapat dihasilkan dari reaksi HCOOH dan H2SO4 dan dapat diidentifikasi dengan birunya nyala api pada lilin.
Sifat yang dimiliki karbon antara lain dapat memadamkan api, membirukan api, mengeruhkan larutan Ca(OH)2, sebagai pengikat oksigen, dan sebagai adsorben atau pengadsorbsi warna larutan.
J.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Sugiarto, dkk. (2013). Kimia Umum. Surabaya: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya. Charles Keenan W., dkk. (1984). Kimia Untuk Universitas. Edisi keenam. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Michell J. Sienko dan Robert Plane. (1961). Chemistry. USA: Mc. Graw-Hill Book Company, Inc. Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern. Edisi keempat. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prasojo, S. L. (2014). Kimia Organik 1. Yogyakarta: Pustaka Ilmu. Wikison. (2007). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
K. LAMPIRAN Jawaban Pertanyaan 1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih dan keruh kembali bila dipanaskan! Jawab : Air kapur atau larutan Ca(OH)2semula tidak berwarna menjadi keruh. Hal ini dikarenakan timbul endapan putih CaCO3 yang tidak dapat larut. Berikut persamaan reaksi yang terjadi : CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) Air kapur yang keruh tersebut berubah menjadi jernih kembali setelah dialirkan gas CO2 dalam waktu lebih lama, hal ini dikarenakan telah terbentuk larutan Ca(HCO3)2 (tidak berwarna).Berikut persamaan reaksi yang terjadi : CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) → Ca(HCO3)2 (aq) Kemudian air kapur jernih tadi menjadi keruh kembali setelah dipanaskan, hal ini dikarenakan telah terjadi proses pemanasan hidrogen karbonat (HCO3-) yang dapat menghasilkan CO32- dan akan bereaksi dengan Ca2+ membentuk endapan CaCO3, sehingga larutan menjadi keruh kembali. Berikut persamaan reaksi yang terjadi : Ca(HCO3)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras, apakah zat tersebut? Jawab : Lapisan putih keruh dan keras pada permukaan air kapur itu merupakan kalsium karbonat (CaCO3), yang sukar larut dalam air karena CaCO3 cenderung tidak stabil, sehingga membentuk endapan berwarna putih. CaCO3 terbentuk dari persamaan reaksi berikut : CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l)
LAMPIRAN FOTO PERCOBAAN 1
Menyiapkan Alat
Menyiapkan Bahan
Potongan marmer/ batu kapur
Dihubungkan dengan selang ke dalam
dimasukkan dalam tabung reaksi
wadah penampung (gelas ukur) yang
berpipa samping
diletakkan terbalik
Ditambahkan HCl 2 M 5 mL
Ditutup dengan karet tutup
Dihasilkan gas CO2
Diuji dengan lidi yang menyala
Lidi mati
Dialirkan dalam air kapur
Laruitan menjadi keruh
Dialirkan dalam air kapur lebih lama
Larutan tak berwarna
Larutan menjadi keruh kembali
Dipanaskan
PERCOBAAN 2
Dimasukkan 1 ml larutan asam
0,5 mL asam sulfat pekat
formiat pekat
Ditambahkan 0,5 mL asam sulfat pekat
Dipanaskan
Dihasilkan gas COkemudian diuji
Dihasilkan warna api biru
dengan lidi yang membara
PERCOBAAN 3
Dimasukkan CuO arang
Ditambahkan sedikit serbuk arang
Dihubungkan dalam air kapur melalui
Dihasilkan larutan keruh
selang plastic dan dipanaskan
PERCOBAAN 4
Dimasukkan 3 mL larutan fuchsin
Ditambahkan 1 sendok kecil serbuk
encer dalam tabung reaksi
arang
Dikocok
Dihasilkan filtrat (larutan tak berwarna pada tabung reaksi) dan residu (berwarna hitam pada kertas saring)
Disaring