DESAIN CHARGER CORNER MJ HOTEL
TUGAS AKHIR
oleh:
RISKA HARIYANTI NIM 15 616 043
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN DESAIN PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK
SAMARINDA 2018
DESAIN CHARGER CORNER MJ HOTEL
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Desain Produk Jurusan Desain Politeknik Negeri Samarinda
oleh:
RISKA HARIYANTI NIM 15 616 043
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN DESAIN PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK
SAMARINDA 2018
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
CHARGER CORNER MJ HOTEL
NAMA
: RISKA HARIYANTI
NIM
: 15616043
JURUSAN
: DESAIN
PROGRAM STUDI : DESAIN PRODUK JENJANG STUDI
: DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan Pada Tanggal 15 Agustus 2018 Menyetujui :
Pembimbing I
Pembimbing II
Etwin Fibrianie, ST ., MT.
Dwi Cahyadi, ST ., MT.
NIP. 19830213 200501 2 001
NIP. 19771229 200112 1 002 Mengesahkan
Direktur Politeknik Negeri Samarinda
Ir. Ibayasid, M.Sc. NIP. 19590303 108903 1 002
Lulus ujian tanggal : 27 Juli 2018 ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
CHARGER CORNER MJ HOTEL
NAMA
: RISKA HARIYANTI
NIM
: 15616043
JURUSAN
: DESAIN
PROGRAM STUDI : DESAIN PRODUK JENJANG STUDI
: DIPLOMA III
Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan pada : Samarinda 15 Agustus 2018 Dewan Penguji : Penguji I, Nama NIP
: Dr. Darius Shyafary, S.Hut., M.Si. : 19780122 200212 1 002
…………………….
Nama NIP
Penguji II : Andi Farid Hidayanto, ST., M.Sn., MT. : 19761225 200212 1 001
…………………….
Penguji III Nama NIP
: Royke Vincentius F, S.T., M.Ds. : 19810222 201504 1 001
…………………….
Mengetahui : Ketua Jurusan Desain,
Ketua Program Studi Desain Produk
Dr. Darius Shafary, S.Hut., M. Si
Dita Andansari, S.T., M.Ds.
NIP. 19780122 20021 1 002
NIP.19751222 200212 2 001 iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Riska Hariyanti
NIM
: 15616043
Jurusan
: Desain
Program Studi
: Desain Produk
Jenjang
: Diploma III
Judul Tugas Akhir/ Skripsi
: Charger Corner MJ Hotel
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir/ Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar .
Samarinda, 18 Juli 2018
Riska Hariyanti NIM 15616043
iv
ABSTRAK Saat ini orang – orang banyak membutuhkan produk yang praktis. Selain dibutuhkan produk yang praktis, juga sangat dibutuhkan produk yang inovatif atau produk dengan memiliki fungsi tambahan sehingga konsumen yang menggunakannya nanti dapat merasakan perubahan pada produk yang sudah ada. Produk yang banyak diinovasikan adalah produk yang sering digunakan banyak orang dan salah satunya adalah charger coner. Charger corner adalah salah satu produk yang dibutuhkan oleh banyak masyarakat terutama dibidang instasi umum yang dikunjungi oleh wisatawan seperti bandara ataupun hotel. Dalam laporan ini dengan judul “Charger Corner MJ Hotel “ memberikan alternatif baru dalam pengembangan desain mebel khusus nya pada charger corner, dengan mendesain sebuah produk berinovasi yang memudahkan pengguna dalam menggunakan produk. Sehingga charger corner dengan konsep bentuk geometris dan minimalis modern memudahkan pengguna dengan tidak menggunakan banyak ruang. Dengan metode perancangan yang sudah dilakukan diantaranya yaitu ; pengumpulan data analisis, alternatif desain dari alternatif terpilih, serta desain akhir . sehingga dihasilkan desain charger corner yang memiliki konsep minimalis modern. Kata kunci : charger, corner, minimalis modern.
v
ABSTRACT Now many people need practical products. Beside the need for ptactical products, it is also desperately needen an innovative product or product with addictional functioality. So that consumers who use it will be able tp feel the changes in products that already exist. Product that are widely innovated are product that are often used by many people and one of them is a charger corner. Charger corner is one of the products needed by many people, especially in the field of publics are visited by tourist like airport and hotel. In this report entitled “ Charger Corner MJ Hotel”, it provides a new alternative to the development of furniture design especially on charger corner, with the design of a innovative product that enables user to use the product. So the charger corner with geometric o shape and modern minimalist concept facilitate the user with not using a lot of space. With the design method that has been development of selected alternatives, as well as final design. So produced charger corner design that has a modern minimalist concept.
Keywords: charger, corner, modern minimalist
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kemudahan bagi Penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Charger Corner MJ Hotel “ ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun untuk
mememnuhi persyaratan dalam menyelesaikan
jejnjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan Desain Program Studi Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh . Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami beberapa kendala , namun berkat
bantuan
dari
berbagai
pihak
Penulis
dapat
menyelesaikannya.
Dalam
kesempatan ini Penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda
2.
Bapak Dr. Darius Shyafary, S.Hut, M.Si, selaku Ketua Jurusan Desain
3.
Ibu Etwin Fibrianie S.,
MT. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penyelesaian laporan ini. 4.
Bapak Dwi Cahyadi, ST ., MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikkan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan ini.
5.
Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi, serta Administrasi Jurusan Desain
6.
Teman-teman Desai Produk Angkatan 2015 yang senantiasa saling membantu dan memberikkan semangat selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih benyak kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang vii
membangun sehingga dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bai semua pihak yang menggunakan.
Samarinda, 18 Juli 2018 Penyusun,
Riska Hariyanti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ........................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................iii ABSTRAK ....................................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .....................................................................................................vii DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ...........................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2
Definisi Judul .............................................................................................. 2
1.3
Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.4
Batasan Masalah.......................................................................................... 3
1.5
Tujuan Perancangan .................................................................................... 3
BAB II STUDI PUSTAKA ........................................................................................... 5 2.1
Teori Eksisting ............................................................................................ 5
2.1.1. Definisi Charger Corner .............................................................................. 5 2.1.2. Jenis dan Fasilitas Eksisting ........................................................................ 6 2.2
Studi Segmentasi Pasar ............................................................................... 9
2.2.1 Segmentasi Geografi ................................................................................... 9 2.2.2 Segmentasi Demografi .............................................................................. 10 2.2.3 Segmentasi Psikografis ............................................................................. 10 2.2.4 Segmentasi Prilaku .................................................................................... 10 2.3
Studi Ergonomi dan Antropometri ............................................................ 10 ix
2.3.1. Teori Ergonomi ......................................................................................... 10 2.3.2. Teori Antropometri ................................................................................... 13 2.4
Studi Sistem............................................................................................... 18
2.4.1 Pengertian Sistem ..................................................................................... 18 2.4.2 Sistem Build in Furniture, Build up Furniture dan moveable ................ 18 2.4.3 Sistem Sambungan ................................................................................... 20 2.4.4 Aksesoris .................................................................................................. 22 2.4.5 Cara Kerja Charger Gadget Pada Stop kontak ......................................... 25 2.5
Studi Material ............................................................................................ 27
2.5.1 Kayu lapis ( plywood) .............................................................................. 27 2.5.2 Kayu Paritkel ( Perticle Board) ................................................................ 28 2.5.3 Blockboard ............................................................................................... 29 2.5.4 MDF ......................................................................................................... 30 2.5.5 Besi ........................................................................................................... 31 2.5.6 Stainless steel............................................................................................ 32 2.5.7 Kaca .......................................................................................................... 33 2.5.8 Akrilik....................................................................................................... 34 2.5.9 Mika.......................................................................................................... 35 2.6
Studi Bentuk .............................................................................................. 36
2.6.1 Pendekatan Bentuk ................................................................................... 36 2.6.2 Bentuk Yang Dapat Di asosiasikan Dengan Charger Corner................ 39 2.6.3 Gaya Desain.............................................................................................. 43 B.
Teori Warna............................................................................................... 48
BAB III METODE PERANCANGAN .......................................................................... 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 56 4.1
Analisis & Spesifikasi Desain ................................................................... 56
4.1.1 Analisis Pasar ........................................................................................... 56 x
4.1.2 Studi Aktifitas dan Kebutuhan ................................................................. 58 4.1.3 Analisis Ergonomi dan Anthropometri .................................................... 59 4.1.4 Analisis Konfigurasi ................................................................................. 62 4.1.5 Analisis Sistem ......................................................................................... 65 4.1.6 Analisis Material ...................................................................................... 67 4.1.7 Analisis Bentuk ........................................................................................ 69 4.1.8 Analisis Warna ......................................................................................... 71 4.1.9 Analisis Produksi dan RAB ...................................................................... 71 4.1.10 Spesifikasi Desain .................................................................................... 72 4.2
Pengembangan Desain .............................................................................. 74
4.2.1 Desain Alternatif ...................................................................................... 74 4.2.2 Analisis Alternatif terpilih ........................................................................ 83 4.2.3 Pengembangan Alternatif Terpilih ........................................................... 84 4.3
Desain Akhir ............................................................................................. 94
4.3.1 Gambar Presentasi .................................................................................... 95 4.3.2 Gambar Teknik ......................................................................................... 96 4.3.3 Foto Prototipe ........................................................................................... 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 98 5.1
Kesimpulan................................................................................................ 98
5.2
Saran .......................................................................................................... 98
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 99 LAMPIRAN – LAMPIRAN............................................................................. 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi untuk masyarakat Hongkong dewasa .............................................. 16 Tabel 4.1 Studi Aktivitas dan Kebutuhan....................................................................... 58 Tabel 4.2 Data Antropometri untuk produk Charger Corner ........................................ 60 Tabel 4.3 Analisis Jenis Sistem Konstruksi ................................................................... 65 Tabel 4.4 Analisis Jenis Sistem Sambungan ................................................................. 66 Tabel 4.5 Analisis Aksesoris .......................................................................................... 67 Tabel 4.6 Analisis Material ............................................................................................ 68 Tabel 4.7 Analisis Finishing........................................................................................... 68 Tabel 4.8 Analisis Bentuk .............................................................................................. 69 Tabel 4.9 Analisis Gaya Desain ..................................................................................... 70 Tabel 4.10 Analisis Produksi dan RAB ......................................................................... 71 Tabel 4.11 Analisis Alternatif terpilih ........................................................................... 83
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Eksisting charger corner .............................................................................. 5 Gambar 2. 2 Eksisting charger corner .............................................................................. 6 Gambar 2. 3 Eksisting charger corner .............................................................................. 7 Gambar 2. 4 Eksisting charger corner .............................................................................. 8 Gambar 2. 5 Eksisting charger corner .............................................................................. 8 Gambar 2. 6 Gambar antropometri tubuh orang dewasa ................................................ 15 Gambar 2. 7 Butt joints................................................................................................... 20 Gambar 2. 8 Mitred butt joints ....................................................................................... 21 Gambar 2. 9 Lap joints ................................................................................................... 21 Gambar 2. 10 Half lap joint............................................................................................ 22 Gambar 2. 11 Paku ......................................................................................................... 23 Gambar 2. 12 Sekrup ...................................................................................................... 23 Gambar 2. 13 Lem kayu ................................................................................................. 24 Gambar 2. 14 Besi .......................................................................................................... 32 Gambar 2. 15 Stainless steel........................................................................................... 33 Gambar 2. 16 Kaca ......................................................................................................... 33 Gambar 2. 17 Segi empat ............................................................................................... 37 Gambar 2. 18 Segi lima segi enam segi delapan ........................................................... 38 Gambar 2. 19 Lingkaran ................................................................................................. 38 Gambar 2. 20 Tablet ....................................................................................................... 40 Gambar 2. 21 Stop kontak .............................................................................................. 41 Gambar 2. 22 Gaya de stijl ............................................................................................. 44 Gambar 2. 23 Gaya desain art deco ................................................................................ 44 Gambar 2. 24 Gaya desain modern minimalis ............................................................... 45 Gambar 2. 25 Gaya desain bauhaus ............................................................................... 46 Gambar 2. 26 skema warna triadic ................................................................................. 50 Gambar 4.1 Dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri tegak ........................................... 73 Gambar 4.2 Dimensi lebar bahu ..................................................................................... 73 Gambar 4.3 Dimensi tinggi genggaman pada posisi relaks kebawah ............................ 74 Gambar 4.4 Analisis konfigurasi 1 ................................................................................. 75 Gambar 4.5 Analisis konfigurasi 2 ................................................................................. 75 Gambar 4.6 Analisis konfigurasi 3 ................................................................................. 76 Gambar 4.7 Alternatif 1.................................................................................................. 85 xiii
Gambar 4.8 Alternatif 2.................................................................................................. 87 Gambar 4.9 Alternatif 3.................................................................................................. 89 Gambar 4.10 Alternatif 4................................................................................................ 91 Gambar 4.11 Alternatif 5................................................................................................ 93 Gambar 4.12 Pengembangan alternatif 1 ....................................................................... 95 Gambar 4.13 Pengembangan alternatif 2 ....................................................................... 97 Gambar 4.14 Pengembangan alternatif 3 ....................................................................... 99 Gambar 4.15 Pengembangan alternatif 4 ..................................................................... 101 Gambar 4.16 Pengembangan alternatif 5 ..................................................................... 103 Gambar 4.17 Desain akhir ............................................................................................ 105 Gambar 4.18 Desain presentasi .................................................................................... 106 Gambar 4.19 Gambar prototipe .................................................................................... 108
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pesatnya perkembangan jaman ini mungkin sudah hampir seluruh orang di
dunia menggunakan gadget mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Pada dasarnya gadget
itu sendiri merupakan alat elektronik
pembaharuan dari hari kehari
ciptaan manusia yang memiliki
untuk membantu manusia sehingga hidup manusia
lebih praktis dan gadget itu sendiri dikontrol oleh manusia untuk mempermudah manusia berkomunikasi dengan orang-orang yang lokasinya jauh. Tapi sekarang kebanyakan manusia sudah tidak bisa mengontrol diri mereka untuk
menggunakan
gadget
itu
sendiri.
Sekarang
manusia
menjadi memliki
ketergantungan terhadap gadget itu sendiri, sering merasa kehilangan ketika gadget yang
dimilikinya
itu
ketinggalan
atau
lupa
terbawa.
Dengan
terus
menerus
menggunakan gadget yang dimiliki sehingga membuat manusia menjadikan gadget sebagai alat nomor satu untuk menunjang aktivitas dikehidupan sehari-hari. Namun, dengan seringnya penggunaan gadget
pada setiap
aktivitas membuat gadget
memerlukan charger untuk menunjang ketahanan agar baterai gadget tidak mati dan tetap terus digunakan. Tentu saja tidak semua orang selalu berada di dalam ruangan yang menyediakan tempat charger, salah satunya adalah di Hotel MJ Kota Samarinda. Menurut hasil survei, belum ditemukannya fasilitas charger corner untuk ruangan yang biasa digunakan untuk berkumpul dan berdiskusi bagi keluarga yang menginap dihotel tersebut maupun tamu hotel. Customer hanya bisa mengisi baterai gadget mereka di dalam kamar tempat mereka menginap saja. Tentu hal ini membuat mereka yang ingin melakukan aktifitas di luar kamar akan mambatasi penggunaan gadget
2 karena khawatir akan habisnya baterai serta bagi para tamu hotel yang sedang menunggu atau berdiskusi dalam jangka waktu yang lama diruangan tersebut akan merasa kurang nyaman karena jika baterai habis mereka tidak dapat mengisi baterai gadget mereka. Oleh karena itu, perlu dibuatnya produk sarana charger corner untuk area berkumpul dan berdiskusi guna memfasilitasi setiap orang yang ingin bersantai di luar kamar hotel namun tetap bisa memainkan gadget mereka tanpa khawatir baterai habis.
1.2
Definisi Judul Untuk judul laporan pada penulisan ini adalah “ Charger Corner MJ Hotel” ,
judul tersebut juga sebagai nama produk dari tempat mengisi daya baterai gadget yang akan di desain, maka sebaiknya mengemukakan beberapa definisi dari judul yang nantinya diharapkan akan memudahkan pemahaman tentang Tugas Akhir ini. Definisi kata-kata pembentuk dari judul laporan adalah sebagai berikut : Charger
: Pengisi daya ( menurut kamus bahasa inggris)
Corner
: Area, pusat, ruang ( menurut kamus bahasa inggris ) Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari uraian definisi diatas adalah : Produk
dengan judul Charger Corner MJ Hotel
adalah produk mebel yang dibuat untuk
tempat mengisi daya baterai gadget dengan memberi inovasi penambahan fungsi sebagai tempat untuk meletakkan smartphone, tablet dan tabloid.
3 1.3
Rumusan Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang penulisan laporan, ada
beberapa permasalahan yang akan dihadapi, yang nantinya akan dibahas melalui beberapa analisis, maka yang akan diangkat sebagai permasalahan yang ada di ruangan tempat berkumpul dan berdiskusi yang ada dihotel MJ saat ini adalah : 1.
Bagaimana mendesain Charger Corner yang sesuai kebutuhan pengunjung hotel MJ Samarinda
2.
Bagaimana mendesain Charger Corner yang mempunyai nilai estetis
3.
Bagaimana mendesain Charger Corner yang dimensi nya sesuai dengan penggunaanya di dalam ruangan (indoor)
1.4
Batasan Masalah Agar tidak terjadi bias dalam pemahaman laporan dan fokus terhadap tujuan
penulisan ini, maka dibuat suatu pembatasan masalah. Batas permasalahan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Membahas produk yang ditujukan untuk hotel MJ Samarinda 2. Membahas kapasitas penyimpanan yang dapat menampung gadget dan tabloid berjumlah 6 slot. 1.5
Tujuan Perancangan Tujuan yang ingin dicapai dalam desain produk ini adalah membuat sarana
charger yang : 1.
Merancang sarana charger corner yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung hotel MJ Samarinda
4 2.
Merancang sarana charger corner yang mempunyai nilai estetis
3.
Merancang sarana charger corner yang dimensi nya sesuai dengan penggunaanya di dalam ruangan (indoor)
5
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1
Teori Eksisting
2.1.1.
Definisi Charger Corner Kata “ Charger Corner” terdiri dari dua kata bahasa inggris dan bermakna
berbeda. Charger dalam artian bahasa inggris yaitu pengisi daya adalah sesuatu yang digunakan untuk mengisi daya perangkat elekronik seperti smartphone dan tablet. Sedangkan Corner dalam artian bahasa inggris yaitu sudut atau pojok adalah suatu tempat tersudut Charger Corner ( area mengisi daya) adalah produk mebel yang dibuat untuk tempat mengisi daya baterai gadget.
sumber : www.thesmartlocal.com Gambar 2. 1 Eksisting charger corner
6 2.1.2.
Jenis dan Fasilitas Eksisting Pada laporan ini berjudul “Charger corner” tentunya memiliki produk
eksisting yang menjadi dasar pengembangan desain yang akan diperbaiki dengan tujuan-tujuan merekontruksi eksisting menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berikut gambar eksisting yang menjadi dasar perbaikan :
Sumber : https://2persen.wordpress.com Gambar 2. 2 Eksisting charger corner
Charger corner ini memiliki bentuk yang besar dan sederhana, memiliki banyak kapasitas penyimpanan
yang dapat menampung gadget
Pada bagian penutup slot
ketika mengisi daya baterai.
penyimpanan gadget terbuat dari kaca. Warna yang
digunakan adalah warna natural yaitu warna cokelat. charger corner ini menggunakan stop kontak dengan
3 cabang (type K ) dan colokkan/ steker 3 pin untuk
menghubungkan daya listrik ke charger gadget. Stand yang digunakan pada charger corner ini adalah stand permanen karena tidak dapat dipindahkan.
7
Sumber : https://id.pinterest.com Gambar 2. 3 Eksisting charger corner
Charger corner ini memiliki bentuk yang simple dan minim sistem, tetapi dengan bentukan dan sistem tepat guna memberi kesan efisien dalam hal efisien ruang, sistem, bahan, serta perawatan. Eksisiting ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak memiliki space penyimpanan atau tempat meletakkan gadget, serta bentukkan yang sangat simple. . charger corner ini menggunakan stop kontak dengan 3 cabang (type H ) dan colokkan/ steker 3 pin untuk menghubungkan daya listrik ke charger gadget. Charger corner ini menggunakan sistem putar pada roda sehingga dapat di pindahkan kemana-mana.
8
Sumber : http://www.digitalsignagesfactory.com Gambar 2. 4 Eksisting charger corner
Charger corner ini memiliki bentuk yang simple dan minim sistem. Charger corner ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak memiliki space penyimpanan atau tempat meletakkan gadget. Charger corner ini menggunakan stop kontak dengan
3
cabang (type H ) dan colokkan/ steker 3 pin untuk menghubungkan daya listrik ke charger gadget. Charger corner ini
menggunakan sistem putar pada roda sehingga
dapat di pindahkan kemana-mana.
Sumber : https://www.ergotron.com Gambar 2. 5 Eksisting charger corner
9 Charger corner ini memiliki bentuk yang simple dan ukuran yang besar. Eksisiting ini juga memiliki space penyimpanan atau tempat meletakkan gadget yang banyak dan terbuat dari mika. Charger corner ini memiliki gagang untuk memudahkan pengguna ketika memindahkan charger corner dan menggunakan sistem putar pada roda sehingga dapat dipindahkan kemana-mana.
2.2
Studi Segmentasi Pasar Segmentasi merupakan upaya pembagian pasar, saluran, atau pelanggan ke
dalam berbagai kelompok
dengan kebutuhan yang berbeda.
Untuk
memenuhi
kebutuhan tersebut bisa dilakukan dengan lebih tepat melalui prosesi target. Segmentasi pasar juga bisa diartikan sebagai cara mengelompokkan sebuah pasar (pelanggan) ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Ini bukan sesuatu yang secara sewenangwenang dibebankan kepada masyarakat. Segmentasi pasar diperoleh dari pengenalan bahwa pasar total sering dari subpasar (yang disebut “segmen”) (suryana,2007). Variabel segmentasi utama untuk pemasaran produk konsumen adalah sebagai berikut : 2.2.1
Segmentasi Geografi Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis
yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian
pada
Kotler,2008)
perbedaan
geografis
dalam
kebutuhan
dan
keinginan
(Philip
10 2.2.2
Segmentasi Demografi Segmentasi
demografis
membagi pasar
menjadi kelompok
berdasarkan
variabel seperi usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapaan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan,
dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel
demografis. Variabel demografis merupakan variable yang paling mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya (Philip Kotler,2008) 2.2.3
Segmentasi Psikografis Segmentasi
psikografis
membagi
pembeli
menjadi
kelompok
berbeda
berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Orang-orang dalam kelompok demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang sangat berbeda (Philip Kotler,2008) 2.2.4
Segmentasi Prilaku Segmenasi
perilaku
membagi
pembeli
menjadi
kelompok
berdasarkan
pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar percaya bahwa variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun segmen pasar (Philip Kotler,2008). 2.3
Studi Ergonomi dan Antropometri
2.3.1.
Teori Ergonomi Ergonomi berasal dari dua kata bahasa yunani: ergon dan nomos dan ergon
berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979) Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan
11 informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk
memanfaatkan
informasi
mengenai
sifat
manusia,
kemampuan
manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979). Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Maksud dan tujuan disiplin ergonomi
adalah
mendapatkan
pengetahuan
yang
utuh
tentang
permasalahan-
permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Dengan memanfaatkan informasi
mengenai
sifat-sifat,
kemampuan
dan
keterbatasan
manusia
yang
dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang optimal, sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh rata-rata operator yang ada (Susihono, 2009). Sasaran dari ilmu ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, nyaman dan tentram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan
produk,
meningkatkan
kesehatan
dan
keselamatan
kerja
serta
meningkatkan produktivitas kerja (Susanti, 2009). Ergonomi sebenarnya merupakan suatu ilmu yang multidisiplin yang didukung oleh banyak pengembangan disiplin ilmu yang lain. Ruang lingkup tentang ilmu ergonomi diuraikan berdasarkan perbedaan permasalahan dan aplikasinya secara spesifik, yaitu (Kroemer dkk, 2001) : a. Biomekanika
12 b. Antropometri c. Fisiologi Kerja d. Kesehatan Kerja e. Manajemen f. Hubungan Pekerja Maksud dan tujuan disiplin ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Dengan memanfaatkan informasi mengenai sifat-sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia yang dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang optimal, sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh rata-rata operator yang ada [Susihono, 2009]. Sasaran dari ilmu ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, nyaman dan tentram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja serta meningkatkan produktivitas kerja [Susanti, 2009]. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun ataupun rancang ulang. Hal ini meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (control), alat peraga (display), jalan/lorong (acces ways), pintu (door), jendela (windows) dan sebagainya. Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, seperti dalam penentuan
jumlah
jam
istirahat,
pemilihan
jadwal
pergantian
waktu
kerja,
meningkatkan variasi pekerjaan dan lain-lain. Ergonomi juga dapat berperan sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan
13 erat dengan komputer. Disamping itu ergonomi juga dapat memberikan peran dalam peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti dalam mendesain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, mendesain stasiun kerja untuk alat peraga visual (Nugroho, 2008). 2.3.2.
Teori Antropometri Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri”
yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomi dalam proses perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal, (Menurut Wignjosoebroto, 2003): 1.
Perancangan area kerja (work station, mobile, interior, dll)
2.
Perancangan
peralatan
kerja
seperti mesin,
equipment,
perkakas
dan
sebagainya 3.
Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan sebagainya.
4.
Perancangan lingkungan kerja fisik Antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan
sebagainya. Perbandingan fungsional individual orang dewasa dan anak-anak dapat diketahui dengan sistem proporsi anthromorfis didasarkan pada dimensidimensi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan mengukur tubuh dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (static anthropometry), serta saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang
14 harus diselesaikan (dynamic anthropometry). Misalnya, perancangan kursi mobil (gerakan mengoperasikan kemudi, pedal, tangkai pemindah gigi). Gerakan yang biasa dilakukan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk range/rentangan gerakan, kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan ketelitian. (Liliana, dkk 2007) Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dalam perancangan suatu produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan
manusia
yang
memakainya.
Dengan
demikian
tidak
hanya
memberikan kepuasan pada pemakai produk saja, tetapi pada pembuat produk (Santoso, G. 2004). Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 2003), yaitu: 1.
Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
2.
Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah.
3.
Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain-lain.
Dimensi Antropometri dan Pengukurannya Pengukuran di sini dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi
melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan.
Hal pokok
yang
ditekankan
pada
pengukuran dimensi ini adalah
15 mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang diperukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Berbeda dengan cara pengukuran yang pertama (structural body dimensions) yang mengukur tubuh dalam posisi tetap atau statis, cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis. Cara pengukuran semacam ini dihasilkan data dynamic anthropometry. Antropometri dalam posisi tubuh gerakan kerja yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Sebagai contoh perancangan kursi mobil di mana posisi tubuh pada saat melakukan gerak mengoperasikan kemudi, tangkai pemindah gigi, pedal, dan jarak antara pengemudi dengan atap dan dashboard harus mempergunakan data dynamic antropometri (Cahyadi, 2014).
Sumber : http://gerakantanganmu.blogspot.co.id Gambar 2. 6 Gambar antropometri tubuh orang dewasa
16 Sedangkan dimensi untuk masyarakat Hongkong dewasa dapat diekivalenkan semetara untuk orang Indonesia : Tabel 2.1 Antropometri tubuh manusia No
Dimensi Tubuh
Pria 5%
X
Wanita 95%
S.
5%
X
95%
D 1.
Tinggi mata
S. D
1.470
1.555
1.640
52
1.330
1.425
1.520
57
1.300
1.380
1.460
50
1.180
1.265
1.350
51
685
750
815
40
650
715
780
41
380
425
470
26
335
385
435
29
pada posisi berdiri tegak 2.
Tinggi bahu pada posisi berdiri tegak
3.
Tinggi genggaman pada posisi relaks kebawah
4.
Lebar bahu
Sumber : (Cahyadi,2014)
Penerapan Data Antropometri Dalam Perancangan Produk Data antropometri dari anggota tubuh manusia sangat bermanfaat dalam
melakukan perancangan produk atau fasilitas kerja yang sesuai dengan tubuh manusia (dari berbagai populasi). Karena populasi yang beragam, maka prinsip- prinsip yang harus diambil dalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti di bawah ini: 1.
Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-
17 orang yang akan memakainya. (Sutalaksana, 1979). Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produk, yaitu bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim atas maupun ekstrim bawah. Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai persentil 5 untuk dimensi maksimum dan persentil 95 untuk dimensi minimumnya (Sutalaksana, 1979) 2.
Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya (Sutalaksana, 1979). Disini rancangan bisa dirubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil 5 sampai dengan persentil 95 (Wignjosoebroto, 2005).
3.
Perancangan fasilitas berdasarkan ukuran rata-rata Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya, artinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika
menggunakan fasilitas tersebut.
Sedangkan jika fasilitas tersebut
dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena mahal biayanya (Sutalaksana, 1979).
18 2.4 2.4.1
Studi Sistem Pengertian Sistem Sistem adalah suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling terkait dan mempengaruhi (biasa disebut dengan subsistem) yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum sebuah sistem terdiri dari input, proses, dan output. Hall (2001:5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Salah satu kebutuhan ruangan yang angat berperan dalam sebuah rumah tinggal adalah pilihan furnitur yang tepat didalamnya. Dengan demikian diperlukan kecermatan dan memilih ataupun menempatkan furnitur di dalam ruangan. 2.4.2
Sistem Build in Furniture, Build up Furniture dan moveable Dalam furniture
pengoperasiannya.
Berikut
terdapat
beberapa
beberapa
sistem
sistem yang yang
dapat
biasannya
dipakai dalam
digunakan
dalam
penbuatan furniture. 2.4.2.1 Sistem Build In Furniture Suatu sistem kontruksi mebel yang memanfaatkan dinding , lantai atau langitlangit pada bangunan sebagai bidang penguat kontruksi 2.4.2.2 Sistem Build up Furniture Suatu sistem kontruksi yang tidak terikat oleh bangunan sebagai penguat kontruksi ( Marizar, 2005).
19 2.4.2.3 Sistem Moveable Dengan sistem moveable unit furniture akan mudah dipindah-pindahkan . Bahkan, desain tertentu dapat menjadikan bentuk furniture lebih ringkas dan praktis. Untuk bisa moveable, unit furniture umumnya dilengkapi dengan alat bantu ataupun aksesori tambahan.
Sistem ini muncul sebagai solusi praktis untuk menyiasati
keterbatasan ruang. (Budi dkk., 2013) Secara sederhana sistem ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
Moveable aktif, merupakan sistem yang memungkinkan seluruh furniture maupun alat bantu tambahannya berpindah secara bersama-sama. Biasanya dibantu dengan tambahan roda karet atau bahan plastik.
Moveable pasif, merupakan sistem yang memungkinkan furniture berpindah tempat, tetapi alat bantu tambahan nya tidak. Biasanya dijumpai pada furniture dengan alat bantu tambahan berupa rel, engsel lipat, dan engsel hidrolik (termasuk rel pintu ).
Moveable kombinasi aktif dan pasif, merupakan perpaduan sistem diatas. Misalnya, meja makan extend berupa meja dengan sistem lipat yang dapat diubah panjang pendeknya sesuai kebutuhan, lemari geser dibawah tangga, atau pintu kamar yang dikamuflasekan merangkap pintu lemari.
20 2.4.3
Sistem Sambungan Menurut Tikno (2008) terdapat beberapa konstruksi sambungan yang dapat
diplikasikan pada sebuah produk furniture yaitu: 2.4.3.1 Butt Joints Teknik menyambung kayu membentuk siku yang paling mudah dilakukan. Sambungan untuk mengikat sambungan ini diperlukan bantuan paku, sekrup dan lem. Kekurangan sambungan ini agak kasar penampilannya.
Sumber : http://wiki.dtonline.org Gambar 2. 7 Butt joints
2.4.3.2 Mitred Butt Joints Jenis
sambungan
Butt
Joints
dimana
ujung siku sambungan dipotong
membentuk sudut 45 derajat, sehingga ketika kedua papan dipadukan, kedua ujung siku akan bertemu dan membentuk sudut 90 derajat. Di Indonesia system ini dikenal dengan istilah “adu manis”. Kelebihan sistem ini dibandingkan dengan basic joinery (penyambungan kayu standar) lainnya adalah sambungna akan terlihat lebih rapi. Namun kelemahannya adalah cara ini lebih sulit,
21 dimana sudut potong harus benar-benar tepat dan persisi, karena bila tidak, sambungan akan bergeser dan sudutnya tidak tepat 90 derajat.
Sumber : http://www.craftsmanspace.com
Gambar 2. 8 Mitred butt joints
2.4.3.3 Lap Joints Sambungan ini sangat sederhana dan juga hanya menggunakan ketebalan papan untuk disambungkan.
Sumber : https://vacaero.com Gambar 2. 9 Lap joints
22 2.4.3.4 Half Lap Joints Sambungan ini termasuk sambungan sudut, namun yang digunakan adalah bagian ketebalan papan. Cara membuat ini adalah dengan memotong ketebalan papan masing-masing menjadi setengah nya, kemudian papan menjadi satu . Setelah itu papan dapat dipaku atau dilem.
Sumber : http://www.craftsmanspace.com Gambar 2. 10 Half lap joint
2.4.4
Aksesoris Terdapat juga aksesoris untuk dapat menyambungkan bagian-bagian produk
yaitu: A.
Paku Paku adalah pin logam yang ditajamkan dan darahkan masuk ke dalam kayu
dengan menggunakan palu atau pemaku mekanis. Pak biasa dan paku finis merupakan paku yang paling sering digunakan. Paku biasa memiliki kepala rata dan digunakan pada sebagian besar hubungan structural dalam konstruksi kerangka ringan.
23
Sumber : (http://www.pratamabangunan.com) Gambar 2. 11 Paku
B.
Sekrup Sekrup ini sedikit digunakan pada pengerangkaan ringan kayu biasa karena
harganya lebih mahal dan membutuhkan waktu pemasangan yang lebih lama daripada paku, namun sekrup sering digunakan pada pekerjaan lemari, perabot, dan untuk pemasangan perangkat keras seperti engsel. Sekrup menghasilkan hubungan yang lebih ketat, lebih kuat daripada paku dan dapat dibantu dan diperkuat jika suatu komponen perlu disetel atau dipasang-ulang. (Edward,2005)
Sumber : (http://www.pratamabangunan.com) Gambar 2. 12 Sekrup
24 C.
Lem Sebagai pengikat sambungan digunakan lem atau bahan perekat kayu. Pada
umumnya, perekat yang digunakan adalah lem putih atau PVaC, yang menggunakan air sebagai bahan pencair, juga lem kuning Chloropren, sering dikenal dengan nama lem Aica Aibon, yang menggunakan bahan pencair thinner atau acetone. (Budianto, 1996)
Sumber : (http://agus-supriatna.com) Gambar 2. 13 Lem kayu
25 2.4.5
Cara Kerja Charger Gadget Pada Stop kontak
A.
Mendefinisikan arus listrik pada stop kontak Menurut Ramlee (2014) dalam tulisannya di sebuah situs informasi tentang
kelistrikan (https://listrikdirumah.com ) bahwa definisi arus listrik pada stop kontak dapat diartikan seperti rangkaian hubungannya dari stop kontak yang merupakan “pasangan hidup” steker. Karena, arus listrik yang mengalir melalui kaki-kaki steker akan mengikuti arus listrik yang terpasang pada lubang stop kontak tempat kaki-kaki steker ditancapkan. Jika, dengan posisi dilihat dari bagian “punggung steker”, kaki sebelah kanan steker berkaki-tiga digunakan untuk arus listrik positif, berarti lubang stop kontak tempat kaki sebelah kanan steker berkaki-tiga ditancapkan juga harus membawa arus listrik bermuatan positif. Jadi, untuk semua dan setiap stop kontak yang dipasang guna kepentingan tempat menancapkan steker berkaki-tiga, harus memiliki satu kesamaan posisi letak arus listrik positifnya, yaitu di lubang sisi sebelah kanan saat kita berhadapan dengan stop kontak tersebut. Artinya, formasi kawat kabel listrik pada stop kontak untuk steker berkaki-tiga yang terpasang di dinding rumah, memiliki susunan sebagai berikut. :
Kawat berwarna merah (arus positif) disisi kanan stop kontak,
Kawat berwarna biru (arus netral) di sisi kiri stop kontak
Kawat berwarna kuning (arde) ditengah stop kontak.
26
(Sumber : https://listrikdirumah.com) Gambar 2. 27 ilustrasi arah pemasangan steker ke stop kontak
(Sumber : https://listrikdirumah.com)
Gambar 2. 28 steker kaki 3
A. Pendistribusian Daya Listrik ke Stop kontak Pendistribusian daya listrik ke stop kontak dikendalikan oleh saklar ganda (double). Salah satu switch saklar tersebut digunakan untuk menyalakan stop kontak ganda. Sedangkan switch lainnya untuk tiga stop kontak tunggal. Pemasangan saklar ganda ini bertujuan untuk menghindari terjadinya percikan bunga api saat kaki charger ditancapkan ke stop kontak. Jadi, switch baru dinyalakan ketika charger sudah tertancap dengan benar. Demikian juga ketika isi ulang telah selesai atau charger
27 hendak dicabut dari stop kontak , switch saklar diposisikan pada kodisi mati terlebih dahulu.
Sumber : https://listrikdirumah.com Gambar 2. 29 Skema pemasangan unit stop kontak & switch
2.5
Studi Material Material akan mempengaruhi bentuk proses produksi dan ketahanan produk.
Kesesuaian dengan konsep bentuk dan mudah diproduksi menjadi prioritas utama pemilihan material (Aryanto, 2012 ) . Berikut ini penjelasan dari beberapa material yang memungkinkan digunakan : 2.5.1
Kayu lapis ( plywood) Kayu yang terdiri dari beberapa lapis lembaran kayu yang disusun saling
melintang antara lembaran bawah dan lembaran atas secara bersamaan dengan lem khusus dibawah tekanan besar sehingga didapatkan ketebalan tertentu. Biasanya plywood lebih dikenal dengan sebutan tripleks dan multipleks. Tripleks adalah kayu yang terdiri dari 3 lapis kayu sedangkan multipleks terdiri lebih dari 3 lapis kayu. Ketebalan yang tersedia mulai dari 3 mm, 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, 15 mm, 18 mm , dan seterusnya. Sedangkan modul ukurannya adalah 120 mm x 240 mm.
28 Kelebihan :
Tahan terhadap penyusutan kayu
Ketersediaan ukuran dengan panjang dan lebar tidak mungkin didapatkan pada kayu solid
Kekurangan :
Mudah menyerap air
Permukaan kasar
Sumber : https://www.arsitag.com Gambar 2. 30 Plywood
2.5.2
Kayu Paritkel ( Perticle Board) Kayu partikel terbentuk dari serbuk kayu kasar dan dicampur dengan bahan
kimia tertentu,kemudian direkatkan dan dilapisi bagian terluarnya dengan bahan plywood. Sifat nya yang kurang kuat dan sangat rentan terhadap air membuat partikel board hanya digunakan untuk furniture yang tidak menahan beban terlalu berat.
29
Sumber : http://delhitimber.com Gambar 2. 31 Particle board
2.5.3
Blockboard Kayu ini merupakan potongan kayu yang dibuat kotak-kotak kecil (seukuran 2,5
cm – 5 cm ) yang dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis veneer dikedua sisinya sehingga menjadi sebuah lembaran menyerupai papan. Ketebalannya bisa mencapai 12 mm, 15 mm, hingga 18 mm dengan luasan sama dengan multipleks. Blockboard biasanya dibuat dari kayu lunak sehingga tidak sekuat plywood. Harga pun lebih murah dibandingan plywood. Jenis blackboard yang banyak tersedia adalah teakblock ( memakai lapisan veneer kayu jati ). Material ini cukup baik untuk dibuat meja minimalis yang murah, tetapi efektif secara fungsional.
30
Sumber : https://www.indiamart.com Gambar 2. 32 Blockboard
2.5.4
MDF Medium density fibreboard (MDF) terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan
kimia resin yang direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun bambo. Ini membuat MDF lebih ramah lingkungan. Bentuknya berupa papan atau lembaran yang siap dipotong sesuai dengan kebutuhan. MDF sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan kekuatannya pun konsisten. Namun, karena memakai bahan kimia resin, MDF lebih berat daripada plywood dan particleboard. Dipasaran MDF memiliki finishing yang sangat bervariasi, mulai dari cat kayu, veneer, PVC, HPL, ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat dengan sangat beragam.
31
Sumber : https://www.indiamart.com Gambar 2. 33 MDF
2.5.5
Besi Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi ( tambang) . Saat ini banyak
masyarakat memilih besi sebagai material beberapa elemen rumah. Mulai dari pagar hingga perabot. Selain memiliki kekuatan dan keawetan,besi juga memiliki kelebihan lainnya yaitu hemat, fleksibel, estetis, dan bisa di daur ulang. Disisi lain, material besi juga mudah dibentuk sehingga dihasilkan banyak variasi desain yang cantik dan sesuai keinginan. Disamping memiliki kelebihan, besi juga memliki kekurangan
jika tidak
diberi lapisan pelindung seperti cat atau pelapis anti karat, besi mudah berkarat akibat perubahan cuaca serta dapat melengkung dan memuai terutama jika masa pakainya terlalu lama.
32
Sumber : http://ironsteelcenter.com Gambar 2. 14 Besi
2.5.6
Stainless steel Material stainless steel merupakan bahan yang sangat cocok digunakan untuk
meja. Sifatnya yang bersih dan rapi dapat memberikan aksen yang elegan jika digunakan untuk bagian kaki dan rangka utama meja. Material stainless steel memiliki kekuatan dan keawetan maksimal. Bentuknya bisa berupa pipa bulat, pipa kotak ataupun pelat karena merupakan hasil pabrikasi.
33
Sumber : https://www.indiamart.com Gambar 2. 15 Stainless steel
2.5.7
Kaca Kaca merupakan material yang umum digunakan. Kaca terbentuk melalui proses
reaksi kimia berupa pencampuran silica, pasir kwarsa, magnesium dan zat pewarna. Kaca bekas maupun pecahan kaca dapat pula digunakan kembali sebagai bahan membuat kaca utuh. Selain proses produksi yang lebih efisien , hal ini tentu membuat material kaca lebih ramah lingkungan karena dapat didaur ulang. Adapun kelebihan material kaca yaitu tembus pandang, kesan ringan, modern dan tahan air selain memiliki kelebihan kaca juga memiliki kekurangan yaitu mudah pecah/retak dan rentan tergores.
(Sumber : http://www.tokokacatempered.com ) Gambar 2. 16 Kaca
34 2.5.8
Akrilik Material akrilik memiliki karakter bening transparan seperti kaca. Namun,
keduanya memiliki beberapa perbedaan sifat. Jika ketebalannya ditambah, sifat transparan akrilik lebih konstan dibandingkan kaca yang makin tebal makin berkurang transparansinya. Akrilik juga lebih elastis dibandingkan kaca yang lebih getas sehingga secara teknis akrilik lebih tahan terhadap hentakan tekanan air.
Perbedaannya lainnya,
akrilik lebih ringan dibandingkan kaca, selain itu proses pengerjaan akrilik lebih fleksibel, mudah dan tidak berbahaya. Kelebihan : Sangat ringan, mudah didapat, tersedia warna fancy, tersedia tampilan transparan, mampu menompang beban agak berat, dapat didesain menjadi berbagai bentuk, antikarat, tahan terhadap bahan kimia, dan biaya proses lebih murah. Kekurangan : Mudah tergores, cepat kusam, tidak tahan panas, mudah rusak pada suhu yang rendah.
(Sumber : https://www.arsitag.com) Gambar 2. 37 Akrilik
35 2.5.9
Mika Mika merupakan material yang dibuat dari bahan akrilik (plastik polimer).
Merupakan keluarga besar dari thermoplastic polimer sintetis, atau termasuk dalam grup material plastic. Ada berbagai macam jenis akrilik yaitu : akrilik resin, akrilik acid dan akrilik fiber. Akrilik resin merupakan bahan cair yang didunia perbengkelan atau industry digunakan untuk mengelem atau membuat cetakan. Bahan ini mempunyai kekerasan yang cukup kuat dan tahan panas. Akrilik acid merupakan bahan akrilik tidak jenuh, bisa dicampur dengan air atau alkohol. Biasa digunakan untuk membuat cat. Berikutnya yaitu akrilik fiber yang dibuat dari bahan polymerizing acryionitrile, khusus digunakan untuk plexiglass dan acrilan. Biasa digunakan untuk berbagai produk kerajinan, rumah lampu atau kacamata. (Sudirdja,2003)
(Sumber : https://www.tapplastics.com)
Gambar 2. 38 Mika
36 2.6 2.6.1
Studi Bentuk Pendekatan Bentuk Bentuk merupakan bagian integral dalam desain. Bentuk mempunyai arti secara
universal dan bisa dirunut hingga kedalam batas kesadaran alam pikir manusia. Bentuk adalah hal yang menyusun persepsi kita akan dunia baik secara visual maupun secara psikologis. Bentuk digunakan untuk menegaskan pesan yang hendak disampaikan sehingga pemilihan dan penggunaan bentuk
yang tepat amatlah penting dalam
menentukan berhasil tidaknya penyampaian pesan tersebut. Bentuk adalah elemen desain berupa objek yang mempunyai area tertentu. Bentuk bisa berupa objek geometris kotak, lingkaran, poligon atau objek organik berbentuk bebas. Bentuk suatu objek dibuat bukan tanpa tujuan. Karena dibalik suatu bentuk tersimpan makna. Dalam bentuk- bentuk objek geometris dasar pun terdapat makna universal yang sekiranya bisa diadobsi untuk digunakan seseuai kebutuhan. (Yoga, 2015) 2.6.1.1 Bentuk Sederhana ( Geometris ) 1.
Segitiga Bentuk segitiga memberi kesan keseimbangan, kekuatan, dan pertumbuhan.
Bentuk segitiga dialam seperti gunung dan piramida mesir memiliki makna religius yang melambangkan keseimbangan hubungna antara manusia, Tuhan, dan lingkungan.
37
(Sumber : http://www.broexcel.com) Gambar 2. 39 Segitiga
2. Segi Empat Segi empat merupakan bentuk yang paling umum diaplikasikan. Kesannya formal, rasional, statis, dan netral. Namun, cenderung kaku dan membosankan jika furniture diruangan banyak yang berbentuk segi empat juga. Untuk menyiasatinya, terapkan variasi ketebalan, ukuran, tambahan ornament, dan cara pemasangan. Variasi dan bentuk segi empat antara lain bujur sangkar, persegi panjang, jajaran genjang dan belah ketupat, persegi panjang
(Sumber : http://www.broexcel.com) Gambar 2. 17 Segi empat
3. Segi Lima, Segi Enam, Segi Delapan Bentuk geometris selain segitiga dan segi empat adalah bentuk yang memiliki sisi beraturan lebih banyak seperti segi lima, segi enam dan segi delapan. Semakin banyak sisinya semakin mendekati bentuk lingkaran. Segi lima atau pentagon terkesan lebih formal, karena itu banyak digunakan pada lambang instansi pendidikan. Segi
38 enam atau heksagon merupakan bentuk yang efisien dari segi ruang karena bisa disusun dengan mempertemukan salah satu sisinya seperti pada bentuk sarang lebah. Segi delapan atau octagon melambangkan delapan arah mata angin.
Sumber : http://www.broexcel.com
Gambar 2. 18 Segi lima segi enam segi delapan
4. Lingkaran Lingkaran adalah bentuk yang memiliki pusat, stabil, melambangkan keabadian ( tanpa awal dan akhir ), siklus, keseimbangan, perlindungan dan gerakan. Bentuk ini mudah diasosiasikan dengan benda langit seperti matahari dan bulan. Bentuk dinamis juga memberi kesan dinamis pada dinding segi empat yang kaku.
Sumber : http://www.broexcel.com Gambar 2. 19 Lingkaran
39 2.6.1.2 Bentuk Rumit/ tidak beraturan . Bentuk tidak beraturan merupakan pilihan bentuk diluar bentuk-bentuk geometris. Tidak beraturan bukan berarti sembarangan atau tidak estetis, melainkan bentuk yang lebih luwes, memadukan garis lurus dan melengkung. (Akmal dkk, 2009)
Sumber : http://mewarnai-online.blogspot.co.id Gambar 2. 43 Bentuk rumit
2.6.2
Bentuk Yang Dapat Di asosiasikan Dengan Charger Corner Saat ini terdapat berbagai macam bentuk Charger Corner yang ada saat ini dari
mulai bentuk yang sederhana hingga bentuk-bentuk yang rumit. Namun, dalam melakukan aktifitas mengisi daya baterai gadget bentuk mempengaruhi kegiatan mengisi daya. Bentuk Charger Corner yang paling umum adalah yang berbentuk segi empat atau persegi panjang. Charger corner dengan bentuk segi empat lebih bersifat formal dan netral serta memberikan kesan elegan. Dengan bentuk segi empat memudahkan setiap orang dalam mengisi daya baterai gadget Karena bentuk nya yang segi empat sehingga bentuk charger corner dapat dihubungkan dengan berbagai benda yang memiliki bentuk serupa on/off, dan logo baterai.
yaitu stop kontak, smartphone, tablet, logo sinyal, tombol
40 1.
Smartphone Smartphone adalah suatu bentuk pengembangan terbaru dari teknologi telepon
nirkabel.
Dengan
smartphone
seseorang
dapat
melakukan
komunikasi seperti
handphone biasa pada umumnya, yaitu seperti untuk telepon suara, mengirim pesan sms, pesan mms, dan layanan data
Sumber : http://gadget.jagatreview.com Gambar 2. 44 Smartphone
2.
Tablet Tablet merupakan sering di sama-samakan dengan smartphone jika dilihat dari
fungsinya. Tablet ibarat persilangan antara laptop dan smartphone
sehingga
layar yang lebih lebar dari smartphone akan tetapi lebih kecil dari laptop.
Sumber : https://www.bestbuy.com
Gambar 2. 20 Tablet
memiliki
41 3.
Stop Kontak Stop Kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi untuk memutus
atau menyambungkan arus listrik. Stop kontak digunakan pada saat mengisi daya pada suatu perangkat atau benda elektronik. Stop kontak banyak ditemui disetiap
dinding
bangunan, Secara umum stop kontak berbentuk segi empat.
Sumber : https://www.tokopedia.com Gambar 2. 21 Stop kontak
4.
Logo Baterai Logo baterai secara umum berbentuk segi empat. Logo baterai ini biasa
ditemukan diperangkat gadget ketika sedang mengisi daya baterai.
Sumber : http://www.installeronline.co.uk Gambar 2. 47 Logo baterai
42 5.
Tombol On/Off Tombol on/off biasa ditemui di dinding setiap rumah hunian atau bangunan yang
berfungsi untuk menyalakan atau mematikan arus listrik pada benda elektronik atau perangkat yang terhubung oleh listrik. Tombol on/off
umumya berbentuk segi empat
atau persegi panjang.
(Sumber : https://br.freepik.com) Gambar 2. 48 Logo On/Off
6.
Logo Sinyal Sinyal berfungsi untuk mengakses atau menghubungkan perangkat
ke internet.
Terdapat beberapa jenis sinyal yaitu GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, 4G. Sinyal itu sendiri dipakai ketika kita menggunakan fasilitas yang berhubungan dengan sim-card seperti menelpon, SMS dan panggilan data. Karena sinyal ini merupakan jaringan nirkabel atau jaringan tanpa kabel yang bisa mengirim dan menerima data dari provider yang kita gunakan.
43
(Sumber : https://www.google.co.id) Gambar 2. 49 Logo sinyal
2.6.3
Gaya Desain Dalam perancangan produk ini ada beberapa jenis gaya desain yang dapat
diaplikasikan dalam produk charger corner ini. Berikut beberapa gaya desain yang dapat diaplikasikan pada produk ini yaitu : 2.6.3.1 Gaya Desain De Stijl Aliran De Stijl mengusung tema kesederhanaan dan abstraksi. Desainnya seringkali hanya sekedar garis lurus vertical dan horizontal dengan bentuk persegi panjang. Pewarnaannya hanya terbatas pada warna utama yaitu : kuning, merah, biru ditambah warna putih, hitam, abu-abu. Aliran ini bagai oposisi dari gaya simetri yang merupakan mainsteam utama. ( Dono & Yunus, 2013 )
44
(Sumber : http://lodox.com)
Gambar 2. 22 Gaya de stijl
2.6.3.2 Gaya Desain Art Deco Kehadiran gaya Art Deco ditandai dengan karakter olahan garis yang tegas warna-warna yang kuat, dan fitur-fitur arsitektural yang berbentuk zig-zag keberanian menggunakan bentuk bertingkat, sapuan kurva, pola-pola chevron dan motif pancaran matahari adalah tipikalnya .
(Sumber : https://creative5uite.wordpress.com) Gambar 2. 23 Gaya desain art deco
45 2.6.3.3 Gaya Desain Modern Minimalis Penggunaan garis-garis lurus yang modular, bentuk yang sederhana serta aplikasi material berbahan stainless steel adalah tipikal dari gaya desain modern minimalis.
Keindahan
dan
kemewahannya
dapat
dinikmati
dari kesederhanaan
bentuknya yang terkesan simple dan clean. Gaya hidup yang serba praktis , cepat dan efisien sangatlah sesuai dengan gaya minimalis modern ini
(Sumber : https://id.pinterest.com) Gambar 2. 24 Gaya desain modern minimalis
2.6.3.4 Gaya Desain Bauhaus Periode yang penting pada awa l abad ke-20 dalam sejarah desain modern lahir dengan titik tolak gerakan revolusioner lewat sebuah institusi seni di Jerman yang bernama
Das Staatliches Bauhaus- Weimar atau disingkat Bauhaus. Bauhaus adalah
penciptaan desain- desain dengan mengadaptasian yang lebih baik sesuai dengan kenyataan industry baru dimana simplisitasi dan fungsi lebih diutamkan. Salah satu karya penting Bauhaus adalah jenis huruf universal yang diciptakan oleh Herbert Bayer pada tahun 1925 (Sihombing 2003)
46 Prinsip dasar Bauhaus adalah memadukan semua ilmu pendukung desain, seni, kriya, dan teknik dengan tujuan menghasilkan karya rancangan yang dapat mengatasi masalah sosial dan budaya industri modern (Sulastianto, 2006) Karya rancangan bergaya Bauhaus cenderung berbentuk geometris murni dan menyajikan bentuk-bentuk “ polos dan jujur bahan”. Bauhaus banyak memberi makna dan nilai pembaruan terhadap perkembangan desain dan arsitektur pada dua dekade awal abad ke-20. “ Gaya-gaya” Bauhaus yang berpengauh diantara nya adalah Simbiolisme, Geometrika, dan Fungsionalisme , Ekspresionisme Modern dan Rasionalisme. Tetapi secara umum , Bauhaus lebih dikenal dengan penggayaan Geometrika Rasionalis sebagai perwujudan dari nafas Modernisme (Sunarya, 2002)
Sumber : www.abitare.it Gambar 2. 25 Gaya desain bauhaus
2.6.3.5 Gaya Desain Pop Art Dalam desain furnitur, gaya desain pop art ini didukung oleh munculnya material baru dari bahan plastik dan penggunaan warna yang cenderung warna-warni. Dalam interior gaya pop art sering dijadikan sebuah eksperimen yang sangat menyenangkan. Gaya desain pop art hadir dengan bentuk yang sangat ganjil serta warna yang berani.
47
Sumber : https://id.pinterest.com
Gambar 2. 54 gaya desain pop art
2.6.3.6 Gaya Desain Post Modern Bagi masyarakat Indonesia, filsafat post modern akan lebih dapat diterapkan karena pada dasarnya masyarakat sangat menyukai pembebasan bentuk bentuk yang sifatnya dekoratif dan simbolik. Misalnya , meskipun gaya rumah atau apartemen yang digunakan modern, tetapi sering kali digunakan ornamentasi dekorasi dan elemen yang sifatnya simbolik seperti kepercayaan terhadap petungan jawa atau feng shui. ( Narulita dkk, 2013)
Sumber : http://interiordesign.id Gambar 2. 55 Gaya desain post modern
48 B.
Teori Warna Warna merupakan
pelengkap gambar serta mewakili suasana hati dan
kejiwaan seseorang dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dan lainnya. Warna menurut banyak ahli psikologi dianggap dapat mempengaruhi kejiwaan dan karakter seseorang, karena sangat bergantung dengan faktor subyektif, maka setiap orang dalam memilih warna berdasarkan cara pandang yang berbeda. Dalam seni rupa warna juga dijadikan sebagai media berekspresi. Berikut penjelasan dan dari Teori Brewster mengenai warna. Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster. Lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan Teori Kontras
Warna
(
Komplementer),
Split
Komplementer,
Triadic
dan
tetradic.
(dedi,2004) a. Warna Primer, merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Seperti : Merah, biru, kuning. b. Warna Sekunder, merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1 misanya, warna jingga adalah hasil pencampuran warna merah dengan kuning, hijau adalah hasil pencampuran dari warna biru dan kuning, dan Ungu adalah hasil pencampuran dari warna kuning dan jingga. c. Warna Tersier, merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder . misalnya warna jingga kekuningan didapat dari percampuran warna kuning dan jingga.
49 Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh Herbert Ives disempurnakan menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang skema/diagram lingkaran warna banyak digunakan oleh orang-orang yang berkecipung didunia seni rupa.
Sumber : https://perpus -maya.blogspot.co.id Gambar 2. 56 Skema lingkaran teori Brewster
Setelah mengetahui pembagian kategori warna, berikutnya adalah mempelajari skema warna atau biasa disebut harmoni warna. Dengan mengetahui harmoni warna, kesalahan dalam memadupadakan warna dapat dihindari. Berikut ini tipe harmoni warna : 1. Triadic Skema warna triadic menggunakan tiga warna dari tiga spasi warna dari warna yang digunakan.
50
Sumber : https://www.webucator.com
Gambar 2. 26 skema warna triadic
Psikologis Warna Efek psikologis warna merupakan sesuatu yang mutlak dan bersifat universal . berdasarkan teori ini (Anita & Purtri, 2010 ) warna dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu sebagai berikut : Warna Hangat, yaitu warna yang ada dalam spectrum warna merah (merah, oranye, kuning). Warna-warna ini mampu menggunggah emosi seperti : menimbulkan rasa hangatda nyaman hingga memicu amarah Warna Dingin, yaitu warna yang berada dalam spectrum warna biru ( biru, ungu, hijau ). Skema warna ini disebut-sebut menimbulkan efek menenangkan, namun dapat pula memicu kesedihan dan perasaan tertekan. Perbedaan warna yang berbeda dapat menimbukan efek yang berbeda pula, sesuai dengan teori psikologis diatas. Berikut efek psikologis warna : 1.
Oranye Warna yang paling berdekatan dengan warna merah ini paing banyak menuai
kontroversi karena rang yang menyukai warna ini sama banyak dengan yang
51 membencinya.
Warna ini memiliki efek hangat dan penuh energi, menstimulasi
aktivitas dan kegiatan bersosialisasi dan memacu nafsu makan. 2.
Kuning Kuning merupakan warna yang identik dengan optimsme, pencerahan, dan
kebahagiaan. Warna ini terlihat mencolok jika dipasangkan dengan warna-warna lain dan mampu menstimulasi sistem syaraf hingga memicu rasa optimize, energi serta kemampuan berpikir kreatif. 3.
Merah Merah memiliki nilai personal yang lebih dibandingkan warna-warna lain. Biasa
dianggap
sebagai stimulan,
banyaknya
penggunaan warna ini dikaitkan dengan
seberapa banyak energi yang diterima. Merah merupakan warna penarik perhatian. Efek dari penggunaanya yaitu dapat meningkatkan antusiasme dan energi serta meningkatkan kepercayaan diri. 4.
Cokelat Warna ini dianggap sebagai simbol stabilitas, keandalan, dan kedekatan. Cokelat
merupakan warna tanah yang dikaitkan dengan hal-hal yang berbau natural dan organik.
52
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan
PERUMUSAN MASALAH Menurut hasil survei yang telah dilakukan di Hotel MJ, belum adanya fasilitas charger corner pada ruangan yang sering digunakan sebagai
PRELIMENARY DESIGN
tempat berkumpul dan berdiskusi bagi para pengunjung hotel.
TINJAUAN PUSTAKA
Eksisting sarana charger corner
Teori segmentasi, ergonomi, anthropometri, sistem,
material,bentuk dan warna yang dapat digunakan untuk produk sarana charger corner yang ingin
DESIGN
DEVELOPMENT
dirancang ANALISIS DAN SPESIFIKASI DESAIN
ALTERNATIF DESAIN
“FEED BACK” Desain alternatif 1-5 beserta analisisnya
PENGEMBANGAN Alternatif desain terpilih
“FEED BACK”
PRTOTYPE
FINAL DESIGN &
ALTERNATIF DESAIN
DESAIN AKHIR Pembuatan gambar presentasi, gambar teknik, model produk,
pembuatan prototype produk
Sumber : Bryan Lawson,1981 Gambar 3.1 1 Metode Perancangan
53
3.2
Tahapan Desain Beberapa tahapan desain pelaksanaan harus dilakukan secara terus menerus adalah :
A.
PRELIMINERY DESIGN Pengumpulan data-data informasi, analisis data berdasarkan konsep desain makro
yang diliputi analisis konsep ( konsep fungsi, konsep pemakaian , konsep pasar, dan konsep produk ), penyusuan program desain dan sketsa awal. Dari bagian diatas terdiri dari : 1.
Perumusan masalah
Bagaimana mendesain Charger Corner yang sesuai kebutuhan pengunjung hotel MJ Samarinda
Bagaimana mendesain Charger Corner yang mempunyai nilai estetis
Bagaimana mendesain Charger Corner yang dimensi nya sesuai dengan penggunaanya didalam ruangan (indoor)
2.
Tinjauan Pustaka
Studi eksisiting yang terdiri dari definisi eksisting beserta jenis dan fasilitas eksisting sarana charger corner yang sudah ada
Teori
segmentasi
terdiri
dari
segmentasi
geografis,segmentasi
demografis,
segmentasi psikografis, dan segmentasi perilaku
Teori ergonomi dan anthropometri untuk pengguna
Teori sistem yang digunakan pada sarana charger corner dan sistem sambungan .
54
3.
Analisis dan Spesifikasi Desain
Analisis
pasar
anthropometri,
,
studi aktifitas
analisis konfigurasi,
dan
kebutuhan
,
analisis
ergonomi &
analisis sistem, analisis material, analisis
bentuk, analisis warna, dan analisis produksi 4.
Spesifikasi Desain
Pengguna
Dimensi
Komponen
Konfigurasi
Sistem
Material
Bentuk
Warna
B.
DESIGN DEVELOPMENT Pada tahap ini dibuat alternatif gambar komponen serta rancangan secara wire
diagram dengan bentuk sketsa dan 3D (tiga dimensi ) dari bagian yang tertera diatas terdiri dari : 1.
Desain Alternatif
Desain alternatif 1-5 dan analisisnya
Desain alternatif terpilih
2.
Pengembangan Desain
Pengembangan alternatif 1-5 dan analisis nya
Desain terpilih
55
C.
Final Desain dan Prototipe Dibuat gambar-gambar yaitu dengan presentasi 3D dan gambar teknik (gambar-
gambar tampak, potongan, gambar detail dan spesifikasi teknik produk) tahapan selanjutnya adalah pembuatan komponen-komponen dilakukan assembling (exploded) atau perakitan sehingga menjadi produk (prototype). (Lawson, 1990) Pada bagian terdiri dari : 1.
Desain akhir
A.
Gambar presentasi dalam bentuk 3D modelling yang diberi ilustrasi skala terhadap ukuran tubuh manusia
B.
Gambar Teknik
Gambar teknik yang terdiri dari gambar perspektif, gambar tampak, gambar potongan, gambar urai, dan gambar detail.
C.
Prototype Produk
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisis & Spesifikasi Desain
4.1.1
Analisis Pasar Analisa pasar dibuat dengan tujuan didapatkan kesesuaian antara produk yang
dibuat dengan kebutuhan konsumen dan mempertimbangkan akan kebutuhan dan keinginan, kebijakan produk, skala prioritas, harga, distribusi dan lain-lain. Dengan ditentukan nya pasar pengguna, akan berpengaruh terhadap penentuan fasilitas dan penentuan fisik produk, diantaranya pemakaian material, bentuk dan warna. Sesuai dengan judul yang diusulkan, maka terpilhlah Hotel MJ yang merupakan hotel yang tergolong ramai pengunjung oleh para wisatawan. Hotel yang jaraknya tidak jauh dari pusat kota dan perbelanjaan merupakan tempat yang sangat strategis untuk menikmati objek wisata
dan aktifitas kota samarinda. Hotel MJ yang memiliki ciri
khas bergaya minimalis ini merupakan tergolong hotel bintang dua. Namun, fasilitas yang disediakan tidak kalah dengan hotel-hotel berbintang lainnya, fasilitas yang dimiliki pun cukup lengkap. Menurut hasil survey terhadap fasilitas yang disediakan hotel MJ, belum ditemukan fasilitas charger corner ditempat yang sering di jadikan sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi bagi pengunjung hotel. Untuk itu di perlu adanya pembuatan sarana charger corner, sebelum nya produk dibuat, maka perlu di lakukan analisis dengan
cara segmentasi atomisasi, dengan pertimbangan produk yang
ditujukan untuk hotel lebih detail, keunikan produk, pemilihan bahan-bahan berkualitas dan pelayanan fasilitas yang prima. Dalam melakukan
analisis
pasar
dilakukan pendekatan-pendekatan untuk
menentukan sasaran konsumen. Berikut adalah pendekatan-pendekatan yang dilakukan:
57 a)
Segmentasi Demografis
1)
Usia Perancangan charger corner ini ditujukkan untuk usia remaja sampai dewasa dari
usia 12-60 tahun 2)
Jenis Kelamin Jenis kelamin yang dipilih adalah laki-laki dan perempuan
b)
Segmentasi Geografis Segmentasi geografi merupakan pengelompokkan pasar. Pasar yang ingin
dituju
yaitu Hotel MJ yang terletak di jalan KH Khalid Nomor 1 Samarinda Kalimantan Timur. Letaknya yang sangat strategis berada di tengah-tengah keramaian kota dan pusat perbelanjaan serta hotel bintang 3 ini menyediakan harga untuk menginap yang tergolong cukup murah namun tetap memperhatikan kenyamanan dan kualitas fasilitas yang tidak kalah dengan hotel berbintang lainnya. Tentu hal ini sangat memungkinkan menjadi sasaran para masyarakat kota samarinda dan wisatawan yang pergi ke kota samarinda untuk menginap di Hotel MJ
c)
Segmentasi Psikografis Segmentasi psikografis ditujukkan pada ruang lobby Hotel MJ yang merupakan
ruang yang digunakan untuk berdiskusi dan berkumpul bagi para pengunjung hotel sehingga sangat tepat jika produk charger corner ditempatkan di ruang lobby d)
Segmentasi Prilaku Segmentasi prilaku ditujukkan untuk para pengunjung hotel dari kalangan
menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas.
58 4.1.2
Studi Aktifitas dan Kebutuhan Analisa aktifitas dan kebutuhan dilakukan sebagai acuan untuk penentuan
analisa anthropometri dan ergonomi . Aktivitas disini adalah aktivitas yang dilakukan selama pemakaian produk. Tabel 4.1 Analisis aktivitas dan kebutuhan AKTIVITAS
KEBUTUHAN
Mengisi daya baterai gadget
Stopkontak
Meletakkan smartphone
Tempat smartphone
Meletakkan tablet
Tempat tablet
Meletakkan tabloid
Tempat tabloid
Berdasarkan aktfitas yang dilakukan oleh pengguna, maka kebutuhan pengguna yaitu sebagai berikut :
Pengguna mengisi daya baterai gadget maka dibutuhkan sarana charger corner dengan dimensi yang sesuai kebutuhan
Pengguna meletakkan smartphone maka dibutuhkan tempat smartphone
Pengguna meletakkan tablet maka dibutuhkan tempat tablet
Pengguna mengisi daya baterai pada sisi lain maka dibutuhkan sistem putar Jadi berdasarkan analisis aktifitas diatas, yang merupakan kebutuhan pengguna
yaitu charger chorner, tempat smartphone, tempat tablet dan sistem putar.
59 4.1.3
Analisis Ergonomi dan Anthropometri
1. Analisis Ergonomi Ergonomi sangat diperlukan untuk membuat produk. Begitu juga dengan produk charger corner. Ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan gadget pada tempatnya. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat mengisi daya baterai gadget dalam ruangan, secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia dengan tujuan kebutuhan sehari-hari yang akan dihadapi, yaitu dengan cara menyesuaikan ukuran area charger corner dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan , material yang digunakan terhindar dari bahan yang berbahaya dan menghindari sudut-sudut tajam agar tidak mencederai pengguna. Analisis
ergonomi dilakukan
untuk
meminimalkan
resiko
kesehatan
dan
keselamatan. Dan juga agar kenyamanan dalam melakukan kegiatan menggunakan produk dapat maksimal, ergonomi sangat diperlukan untuk membuat produk. Aktifitas yang telah dianalisis membutuhkan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan pada saat melakukan kegiatan mengisi daya baterai gadget.
2. Analisis Antropometri Setelah studi tentang aktifitas dan kebutuhan produk, maka dapat ditentukan anthropometri yang perlu digunakan untuk produk sehingga didapat suatu batasan dimensi produk. Dibawah ini adalah data-data antropometri yang akan digunakan :
60 Tabel 4.2 Data Antropometri Untuk Produk Charger Corner
No
1.
Pria
Dimensi 5%
X
95%
S.D
5%
X
95%
S.D
1.470
1.555
1.640
52
1.330
1.425
1.520
57
1.300
1.380
1.460
50
1.180
1.265
1.350
51
380
425
470
26
335
385
435
29
Tubuh Tinggi mata
Wanita
pada posisi berdiri tegak 2.
Tinggi bahu pada posisi berdiri tegak
3.
Lebar bahu
Keterangan : Ukuran dalam mm 5%
: Nilai 5 persentil
X
: Nilai rata-rata
95%
: Niali 95 persentil
S.D
: Nilai standar deviasi
a.
Menentukan Dimensi Tinggi Produk Untuk menentukan dimensi tinggi produk charger corner dibutuhkan dimensi
tubuh tinggi bahu pada posisi berdiri tegak. Gender yang digunakan adalah 50% tile wanita agar dapat digunakan oleh semua gender.
Nilai dimensi tersebut adalah 142
cm. Ukuran tersebut adalah maksimal. Sehingga dimensi tinggi produk adalah 150 cm.
61
(Sumber : http://antropometriindonesia.org) Gambar 4. 1 Dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri tegak
b.
Menentukan Lebar Produk Untuk menentukan lebar produk charger corner dibutuhkan dimensi lebar bahu.
Gender yang digunakan adalah 50% tile wanita agar dapat digunakan oleh semua gender. Nilai dimensi tersebut adalah 38 cm. Ukuran tersebut adalah minimal. Sehingga, dimensi lebar produk adalah 60 cm.
(Sumber : http://antropometriindonesia.org) Gambar 4. 2 Dimensi lebar bahu
62 c.
Menentukan Panjang Kaki Produk Untuk menentukan panjang kaki produk charger corner dibutuhkan dimensi
tinggi genggaman pada posisi relaks kebawah . Gender yang digunakan adalah 50% tile wanita agar dapat digunakan oleh semua gender. Nilai dimensi tersebut adalah 71 cm. Ukuran tersebut adalah maksimal. Sehingga, dimensi panjang kaki produk adalah 40 cm.
Sumber : http://antropometriindonesia.org
Gambar 4. 3 Dimensi tinggi genggaman pada posisi relaks kebawah
4.1.4
Analisis Konfigurasi Analisis konfigurasi yang dilakukan untuk mendapatkan susunan atau
konfigurasi dari tiap-tiap komponen yang terdapat pada charger corner . berikut adalah gambaran konfigurasi produk beserta isinya :
63 1.
Analisis Konfigurasi 1
(Sumber: Pribadi,2018) Gambar 4. 4 Analisis konfigurasi 1
Pada alternatif konfigurasi 1, kelebihan nya yaitu letak stopkontak dan tempat penyimpanan smartphone saling berdekatan. Kekurangan nya yaitu susunan stopkontak secara visual terihat tidak rapi,
slot untuk mengisi daya baterai smartphone terlalu
tinggi sehingga pengguna kesusahan mengisi daya baterai pada posisi duduk. 2.
Analisis Konfigurasi 2
(Sumber: Pribadi,2018) Gambar 4. 5 Analisis konfigurasi 2
64
Pada analisis konfigurasi 2 kelebihannya yaitu sama seperti konfigurasi 1 letak stopkontak dan tempat penyimpanan smartphone saling berdekatan dan
stop kontak
yang banyak terletak dibawah sehingga memudahkan pengguna mengisi daya baterai pada posisi duduk. Kekurangan nya posisi slot penyimpan tablet terlalu tinggi sehingga bagi pengguna yang bertumbuh pendek kesulitan meletakkan tabled ketika mengisi daya baterai.
3.
Analisis Konfigurasi 3
(Sumber : Pribadi,2018)
Gambar 4. 6 Analisis konfigurasi 3
Pada Analisis konfigurasi ketiga, susunan stopkontak dan tempat penyimpanan terihat rapi. Posisi slot penyimpanan gadget dan stop kontak terletak lebih rendah sehingga memudahkan pengguna mengisi daya baterai dalam keadaan duduk . Jadi, dari ketiga analisis konfigurasi yang telah dilakukan maka yang dirasa paling cocok dan paling nyaman saat digunakan adalah analisis konfigurasi nomor 3.
65 4.1.5
Analisis Sistem Berdasarkan hasil analisis konfigurasi yang telah dillakukan, dipilihlah alternatif
konfigurasi 3 yang komponen nya terdiri dari stop kontak, tempat penyimpanan smartphone, tablet dan tabloid. Dari analisis konfigurasi tersebut diketahuilah bagian yang memerlukan sistem ,berikut komponen yang memerlukan sistem adalah bagian : a.
Dinding produk
b.
Stop kontak
c.
Tempat penyimpanan smartphone
d.
Tempat penyimpanan tablet
e.
Tempat penyimpanan tablod Analisis sistem yang dilakukan untuk mengetahui sistem apa saja yang sesuai
untuk diaplikasikan pada komponen produk adalah dengan melakukan pendekatan berdasarkan jenis sistem serta kontruksi nya. Kriteria yang diperlukan untuk sistem kontruksi adalah tingkat kemudahan dalam pemasangan sistem pada produk, kekuatan struktur sistem yang kuat dalam menahan beban, dan kesesuaian konsep yaitu tampak natural. Berikut tabel mengenai analisis jenis sistem yang akan diaplikasikan pada produk berdasarkan dengan ketentuan yang sudah disetujui : Tabel 4.3 Analisis Jenis Sistem Konstruksi No
Kriteria
Sistem Build up
Sistem Build in
furniture
furniture
Sistem movable
1.
Tingkat kemudahan
4
3
2
2.
Kekuatan struktur
4
2
3
3.
Kesesuaian konsep
4
1
1
12
6
6
Jumlah
Keterangan 1 = kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = sangat baik
66 Dari hasil analisis jenis sistem konstruksi yang telah dilakukan, nilai yang paling tinggi didapatkan pada sistem build up furniture, yang nantinya sistem konstruksi ini akan diterapkan pada konstruksi produk Charger Corner Dalam sistem build up furniture terdapat berbagai macam jenis sistem sambungan kayu yang dapat diaplikasikan pada bagian-bagian produk karena telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan, yaitu sistem sambung Butt Joitns, Mittered Butt Joints, dan Half Lap Joints. Berikut adalah tabel analisis sistem sambungan kayu yang dapat diaplikasikan pada produk dengan kriteria yang telah ditentukan : Tabel 4.4 Analisis Jenis Sistem Sambungan
No 1.
Kriteria Tingkat kemudahan
2.
Kekuatan struktur
3.
Kesesuaian konsep Jumlah
Butt Joints
Mittered Butt Joints
Half Lap Joints
Lap Joints
4
3
2
2
4
3
4
3
4
2
4
2
12
8
10
7
Keterangan 1 = kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = sangat baik
Dari analisis yang telah dilakukan, Butt Joints mendapatkan nilai tertinggi pada semua kriteria yang diinginkan. Maka dari itu dipilihlah sistem sambung kayu Butt Joints , yang nantinya akan diaplikasikan pada bagian-bagian produk Charger Corner. Setelah mengetahui sistem sambungan kayu apa yang akan diaplikasikan, selanjutnya perlu dilakukan analisis mengenai hardwares dan aksesoris
67 Tabel 4.5 Analisis Aksesoris No
Kriteria
Baut
Sekrup
Lem
1.
Tingkat kemudahan
3
4
3
2.
Kekuatan struktur
4
3
3
3.
Kesesuaian konsep
2
4
3
9
11
9
Jumlah
Keterangan 1 = kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = sangat baik
Berdasarkan hasil analisis dari beberapa sambungan yang telah dilakukan maka sambungan yang sesuai untuk diaplikasikan pada produk adalah sambungan sekrup. Sambungan sekrup digunakan untuk menyatukan mika dan multipleks
sebagai tempat
meletakkan smartphone, tablet dan tabloid. Selain tahan lama sekrup juga lebih kuat untuk
menyatukkan
mika pada kayu.
Untuk
sambungan kayu dengan akrilik
menggunakan konstruksi kontemporer. Dari hasil analisis
–
analisis
yang
telah dilakukan,
maka diketahuilah
kesimpulan apa saja yang digunakkan pada produk charger corner : 1.
Jenis kontruksi produk menggunakan sistem konstruksi permanen
2.
Sistem sambung produk menggunakan sistem sambung Butt Joints
3.
Sistem konstruksi antara kayu dengan tempat penyimpanan smartphone, tablet dan tabloid menggunakan hardwares dan aksesoris yaitu sekrup
4.1.6
Analisis Material Analisis
yang
dilakukan
guna
menentukan analisis material yang baik
sehingga dapat digunakan pada produk “ Sarana Charger Corner “ sehingga nantinya akan menghasilkan produk yang aman dan nyaman dengan kegiatan pengguna
68 Berikut adalah tabel analisis material kayu olahan yang akan digunakan untuk pembuatan produk charger corner : Tabel 4.6 Analisis material No.
Kriteria
1.
Kekuatan Struktur
2.
Kemudahan
Jenis
produksi 3.
Harga
4.
Ketersediaan bahan di
Particle
Block
Board
board
MDF
Multiplek
1
4
3
2
1
2
2
4
1
2
3
4
1
3
2
4
11
10
14
Samarinda TOTAL
4
Keterangan : 1 = kurang: 2 = cukup: 3 = baik: 4 = sangat baik:
Tabel 4.7 Analisis finishing
No.
Jenis Finishing
Kriteria HPL
1.
Kemudahan
3
2
Harga
4
2
TOTAL
7
4
produksi 2.
Cat Duco
Keterangan : 1 = kurang: 2 = cukup:
3 = baik: 4 = sangat baik:
Dari hasil analisis material yang telah dilakukan nilai paling besar dihasilkan oleh material kayu jenis multiplek sehingga material inilah yang akan dipilih menjadi
69 salah satu material utama untuk membuat charger corner , dan hasil finishing menggunakan HPL.
4.1.7
Analisis Bentuk
a.
Konsep Bentuk Bentuk yang diterapkan pada produk charger corner ini haruslah terukur agar
nantinya dapat digunakan sesuai kebutuhan, bentuk yang dipilih haruslah bentuk yang tidak terlalu rumit karena pemilihan bentuk yang rumit akan menimbulkan kesulitan saat proses pembentukan dan bentuk haruslah sesuai dengan konsep dari produk yang akan dibuat. Dari kriteria diatas, dipilihlah bentuk geometris dan organis yang selanjutnya akan dianalisis guna untuk menentukan bentuk yang akan digunakan dalam produk ini . Berikut tabel analisis dari bentuk yang akan diaplikasikan pada produk ini. Tabel 4.8 Analisis Bentuk
No.
Bentuk
Kriteria Geometris
Organis
1.
Kemudahan pengukuran
3
1
2.
Kemudahan pembentukan
3
2
3.
Waktu pengerjaan
3
1
9
4
TOTAL Keterangan : 1 = kurang: 2 = cukup 3 = baik:
4 = sangat baik:
Dari analisis diatas , bentuk yang diterapkan pada produk charger corner ini adalah bentuk geometris yaitu bentuk segi empat atau persegi yang memiliki kesan formal dan sesuai dengan pendekatan terhadap bentuk seperti gadget, stop kontak, logo baterai, tombol on/off, logo sinyal yang secara umum memiliki bentuk persegi.
70
b.
Gaya Desain Pemilihan gaya desain dibutuhkan karena akan menentukan bentuk akhir dari
produk yang akan dibuat. Gaya desain yang dipilih harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan seperti kesesuaian antara konsep produk dengan desain interior pada Hotel MJ yang menerapkan gaya desain minimalis modern sebagai ciri khas pada hotel tersebut, sehingga konsep pemilihan gaya desain yang diinginkan pada produk ini adalah gaya desain yang terkesan simple dan tanpa ornamen yang berlebihan. Tabel 4.9 Analisis Gaya Desain Gaya Desain No.
Kriteria
Modern Minimalis
De Stijl
Bauhaus
Postmodern
Art Decoo
1.
Sederhana
3
2
2
3
2
2.
Minimalis
3
2
3
2
2
3.
Kesesuaian
3
1
2
2
2
9
5
7
7
6
Produk TOTAL
Keterangan : 1 = kurang: 2 = cukup 3 = baik:
4 = sangat baik:
Dari kriteria yang disebutkan diatas dipilihlah gaya desain modern minimalis karena dinilai memiliki kelebihan dibandingkan dengan gaya desain lainnya dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu berkaitan dengan ciri khas interior yang dimiliki oleh Hotel MJ dan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat
.
71 4.1.8
Analisis Warna Dari analisis warna yang telah dilakukan guna menentukan warna yang akan
diterapkan pada produk charger corner. Analisis warna dilakukan dalam 2 jenis, yaitu, untuk warna yang mendominasi, dan untuk warna yang digunakan sebagai aksen. Warna- warna yang kemungkinan besar digunakan adalah warna natural yaitu warna cokelat tua dengan kombinasi warna oranye sebagai warna aksen karena produk sarana Charger Corner ini disesuaikan dengan warna ciri khas pada hotel MJ. 4.1.9
Analisis Produksi dan RAB Tabel 4.10 Analisis Produksi
No
Nama
1.
Multipleks
Harga
Satuan
Rp 180.000,-
Lembar
Spesifikasi Ketebalan 9
Jumlah
Total
1
Rp 180.000,-
1
Rp 80.000,-
1
Rp 160.000,-
1
Rp 160.000,-
5
Rp 67.000,-
mm 2.
Multipleks
Rp 80.000,-
Lembar
Ketebalan 3 mm
3.
HPL Cokelat
Rp 160.000,-
Lembar
Tua 4.
HPL Orange
Ketebalan 0,7 mm
Rp 160.000,-
Lembar
Ketebalan 0,7 mm
5.
Stopkontak
Rp 13.400,-
Buah
-Tipe C - Warna Putih
6.
Akrilik Putih
Rp 250.000,-
Lembar
Ketebalan 1cm
1
Rp 250.000,-
7.
Lem
Rp 135.000,-
Kaleng
Kaleng Besar
1
Rp 135.000,-
Rp
Buah
- Tipe EU
1
Rp
1
Rp 150.000,-
Rajawali 8.
Steker
7.500,-
7.500,-
- Warna Putih 9.
Kabel
Rp 150.000,-
Meter TOTAL
Panjang 10 m
Rp 1.189.500,-
72
Rincian Biaya Keseluruhan Total biaya produksi
: Rp 1.189.500,-
Overhead
: 10% x Rincian Biaya 10% x Rp 1.189.500,- = Rp 118,950,-
Margin/profit
: ( 30% x Rincian biaya ) + Overhead ( 30% x Rp 1.189.500,-) + Rp 118,950,(Rp 356,850 ) + Rp 118,950,= Rp 475,800,-
Harga Jual
: Total biaya produksi + Overhead + Margin Rp 1.189.500,- + Rp 118,950,- + Rp 475,800,= Rp 1,785,000,-
4.1.10 Spesifikasi Desain Dapat disimpulkan dari data-data yang telah dianalisis pada sub-sub sebelumnya, maka mendapatkan hasil akhir untuk produk dari material hingga warna. Berikut adalah rincian kesimpulan data yang telah di analisa : a.
Pengguna Pengunjung Hotel MJ
b.
Dimensi
1.
Tinggi Charger Corner menggunakan dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri tegak
2.
Lebar Charger Corner menggunakan dimensi lebar bahu
73 3.
Panjang kaki Charger Corner menggunakan dimensi tinggi genggaman pada posisi relaks kebawah
c.
Komponen
1.
Stop kontak
2.
Slot mika kecil
3.
Slot mika besar
4.
Stainlees steel
d.
Konfigurasi Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka konfigurasi yang
paling cocok adalah konfigurasi ketiga. Alasannya karena konfigurasi ini menepatkan peletakkan stop kontak dan penyimpanan gadget yang mudah digunakan saat melakukan aktivitas mengisi daya baterai gadget. e.
Sistem
1.
Sistem konstruksi menggunakan sistem sambungan Butt Joints
2.
Sistem sambungan aksesoris menggunakan sekrup
f.
Material
1.
Material yang akan digunakan pada produk charger corner ini adalah multipleks
2.
finishing menggunakan HPL
g.
Bentuk Bentuk utama yang aka diterapkan pada charger corner ini adalah bentuk
geometris persegi dengan menggunakan gaya minimalis modern. h.
Warna Warna utama yang akan diterapkan pada charger corner adalah warna coklat tua
serta warna aksen yang digunakan adalah oranye.
74 4.2
Pengembangan Desain
4.2.1
Desain Alternatif
1. Alternatif 1
Gambar 4. 7 Alternatif 1
(Sumber: Pribadi,2018) Gambar 4.7 Alternatif 1
75 a.
Kekurangan Terlalu banyak membuang bahan. Bentuk rumit sehingaa dapat memakan waktu lama ketika proses pembuatan produk.
b.
Kelebihan Dimensi yang minimalis sehinggaa produk dapat diletakkan dimana saja dan terdapat slot untuk meyimpan majalah, Koran ataupun lainnya dibagian bawah.
76 2. Alternatif 2
(Sumber: Pribadi,2018) Gambar 4. 8 Alternatif 2
77
1.
Kekurangan Terlalu banyak membuang bahan.
2.
Kelebihan Dimensi yang minimalis tidak memenuhi ruangan. Terdapat slot untuk meyimpan majalah, Koran ataupun lainnya dibagian bawah
78
3.
Alternatif 3
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 9 Alternatif 3
79 1.
Kekurangan Terlalu banyak memaakan bahan.
2.
Kelebihan Dimensi yang minimalis sehinggaa produk dapat diletakkan dimana saja dan terdapat slot untuk meyimpan majalah, Koran ataupun lainnya dibagian bawah.
80 4.
Alternatif 4
(Sumber: Pribadi,2018) Gambar 4. 10 Alternatif 4
81 1.
Kekurangan Tidak memiliki kaki pada bagian bawah produk sehingga desain terlihat kaku.
2.
Kelebihan Dimensi yang minimalis
sehinggaa produk dapat diletakkan dimana saja dan
terdapat slot untuk meyimpan majalah, Koran ataupun lainnya dibagian bawah. Pada saat proses produksi tidak rumit sehingga tidak banyak memakan waktu pada saat pembuatan nya. Pada alternatif ini menggunakan bentuk asosiatif smartphone
yang memiliki bentuk
mengikuti asosoatif dari smartphone.
persegi sehingga pada bentuk
produk
82
5.
Alternatif 5
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 11 Alternatif 5
83
1.
Kelebihan Tidak banyak membuang bahan dalam proses produksi. Dimensi minimalis sehingga tidak banyak memakai banyak ruangan.
2.
Kekurangan Desain yang begitu simple sehingga terlihat kurang menarik.
4.2.2
Analisis Alternatif terpilih
Untuk mempertimbangkan hasil alternatif terpilih yang paling baik dengan melakukan proses analisis terlebih dahulu, berikut analisisnya : Tabel 4.11 Analisis alternatif terpilih
No 1.
Item Penilai Kemudahan
Alternatif
Alternatif
Alternatif
Alternatif
Alternatif
1
2
3
4
5
2
2
2
3
3
Pembuatan 2.
Efisien tempat
3
2
3
3
3
3.
Biaya produksi
2
2
2
2
1
7
6
7
8
7
Jumlah
Keterangan : 1 = kurang: 2 = cukup: 3 = baik: 4 = sangat baik:
Dengan demikian terpilihlah alternatif desain 4 yang nilainya lebih unggul dari alternatif lain sehingga dikembangkan menjadi lebih baik pada sub bab pengembangan alternatif terpilih.
84
4.2.3
Pengembangan Alternatif Terpilih
1. Pengembangan 1
(Sumber : Pribadi,2018)
Gambar 4. 12 Pengembangan alternatif 1
85
Material papan menggunakan multipleks. Pada bagian penempatan smartphone, tablet dan tabloid menggunakan mika. Ditambahakan aksesoris sebagai penambah nilai estetis produk pada bagian kanan dan kiri stainless steel.
produk dengan menggunakan material
86
2.
Pengembangan 2
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 13 Pengembangan alternatif 2
87
Material papan menggunakan multipleks. Pada bagian penempatan smartphone, tablet dan tabloid menggunakan mika berwarna putih. Pada bagian kaki produk berbentuk persegi dengan masing-masing berukuran kecil berjumlah 4 dan terbuat dari kayu. Ditambahakan aksesoris sebagai penambah nilai estetis produk pada bagian kanan dan kiri produk dengan mennggunakan material stainless steel.
88
3.
Pengembangan 3
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 14 Pengembangan alternatif 3
89
Material papan menggunakan multipleks. Pada bagian penempatan smartphone, tablet dan tabloid menggunakan mika berwarna putih. Pada bagian kaki produk terbuat dari multipleks dengan bentuk dibuat lebih lebar dari dinding charger corner . Ditambahakan aksesoris sebagai penambah nilai estetis produk pada bagian kanan dan kiri produk dengan mennggunakan material stainless steel.
90
4.
Pengembangan 4
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 8 Pengembangan alternatif 4
91
Material papan menggunakan multipleks. Pada bagian penempatan smartphone, tablet dan tabloid menggunakan mika berwarna putih. Pada bagian kaki produk terbuat dari multipleks dengan bentuk persegi dan lebar dibentuk lebih pendek dari ukuran dinding charger corner. Ditambahakan aksesoris sebagai penambah nilai estetis produk pada bagian kanan dan kiri produk dengan mennggunakan material stainless steel.
92
5. Pengembangan 5
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 16 Pengembangan alternatif 5
93
Material papan menggunakan multipleks. Pada bagian penempatan smartphone, tablet dan tabloid menggunakan mika berwarna putih. Pada bagian kaki produk berjumlah 4 buah terbuat dari stainless steel.
Ditambahakan aksesoris sebagai
penambah nilai estetis produk pada bagian kanan dan kiri dan yaitu list produk dengan menggunakan material stainless steel.
94 4.3
Desain Akhir Dengan beberapa sedikit perubahan pengemangan alternatif desain yang terpilih
yaitu pengembangan alternatif 4 yang kemudian dijadikan sebagai final desain.
(sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 17 Desain akhir
95 4.3.1
Gambar Presentasi
(Sumber : Pribadi,2018) Gambar 4. 18 Desain presentasi
96 4.3.2
Gambar Teknik a). Gambar Isometri (Terlampir) b). Gambar Tampak (Terlampir) c). Gambar Potongan (Terlampir) d). Gambar Urai (Terlampir) e). Gambar detail (Terlampir)
97 4.3.3
Foto Prototipe
(Sumber : Pribadi,2018)
Gambar 4. 19 Gambar prototipe
98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil dari perancangan “Charger Corner MJ Hotel
“ , maka
kesimpulan yang didapat yaitu sebagai berikut : 1.
“ Sarana Charger Corner Hotel MJ
“ dirancang khusus untuk mengisi daya
baterai gadget, dan memiliki fungsi lain yaitu untuk meletakkan tabloid. 2.
Warna yang diaplikasikan pada produk Charger Corner ini yaitu warna coklat muda yang mendominasi dan oranye
sebagai aksen dengan menggunakan
finishing hpl. 3.
Charger Corner ini memiliki 1 sisi dan 4 slot sebagai tempat penyimpanan smartphone, 1 slot tempat penyimpanan tablet dan 1 slot tempat penyimpanan tabloid.
4.
Charger corner menggunakan konsep bentuk geometris dan gaya modern minimalis.
5.2
Saran Dalam perancangan produk Charger Corner ini masih terdapat beberapa
kekurangan, untuk mendapatkan hasil maksimal maka diperlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. Kedepannya diharapkan adanya perancangan lanjutan mengenai charger corner
yang memberikan nilai lebih dari produk yang sudah ada,
sehingga produk ini mampu memenuhi kebutuhan para konsumen. Dengan adanya produk charger corner ini, diharapkan akan menjadi masukan bagi industri yang membuat charger corner agar lebih banyak menambah inovasi agar hasil nya lebih maksimal.
99
DAFTAR RUJUKAN Agus Suryana. ( 2007). Strategi Pemasaran Untuk Pemula. Jakarta : EDSA Mahkota. https://books.google.co.id/ 25 November 2017 Anita Rahmatia, S.Ds & Purtri Dwimirnani, D.Ds.( 2010). Griya Kreasi Inspirasi dan Desain menata Dapur Minimalis. Jakarta: PT Penebar Swadaya. https://books.google.co.id/ 25 November 2017 Ana yuliastanti. (2008). Bekerja sebagai desainer grafis. Jakarta: Erlangga. https://books.google.co.id/ 25 November 2017 Andin Narulita, Dyah Ariani Pratiwi & Riza Sativianti. (2013). 32 lemari Dua Sisi. Jakarta: Griya kreasi. https://books.google.co.id/ 25 November 2017 Arman Budiman sudirdja. (2003).Membuat mika lampu mobil. Surabaya: kawan pustaka. https://books.google.co.id/ 25 November 2017 A.Dodong Budianto. ( 1996). Sistem pengeringan kayu. yogyakarta : kanisius. https://books.google.co.id/ 25 November 2017 Cahyadi, Dwi. (2003). Aplikasi mennequin pro untuk desain industri. Yogyakarta: PT leutika Neouvalitera. Halaman 69. 28 Oktober 2017 Eddy S.Marizar. (2005) . Teknik merancang mebel kreatif. Yogyakarta: Media pressindo. Edward Allen. (2005). Dasar-dasar konstruksi bangunan. Jakarta : Erlangga. https://books.google.co.id/ 07 Desember 2017
100 Goet Poespo. (2009) . A to Z Istilah fashion . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. https://books.google.co.id/ 23 Desember 2017 Hall, James A. (2001). Sistem informasi akuntansi (Edisi 3). Jakarta : Salemba Empat. https://books.google.co.id/ 03 November 2017 Hari budi s., Novita Irene w., Villa amariah larasati, isna nor anggraeni . (2013). 50 ide menata interior rumah minimalis. Jakarta: Griya kreasi. https://books.google.co.id/ 30 Desember 2017 Imelda Akmal dkk . (2009). Cermin Interior. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. https://books.google.co.id/ 10 Desember 2017 Nurhadat Dedi. (2004). Pendidikan seni rupa. Jakarta: PT Grasindo. https://books.google.co.id/ 01 November 2017 Omar ramlee . (2014) . Listik Dirumah (https://listrikdirumah.com/steker-stopkontakdan-arus-listrik/ 30 Desember 2017 Rusdi Nur & muhammad arsyad suyuti. (2018). Perancangan mesin-mesin industri. yogyakarta: Deepublish. https://books.google.co.id/ 05 Desember 2017 Sihombing, Danton. (2003). Tipografi dalam desain grafis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. https://books.google.co.id/ 04 April 2018 Swadarma Dono & Aryanto Yunus. (2013). Rumah Etnik Betawi . Jakarta: Griya Kreasi, https://books.google.co.id/ 28 Desember 2017 Sulastianto, Harry. (2006). Seni Budaya. Grafindo Media Pratama. https://books.google.co.id/ 04 April 2018
101 Sunarya, Yan Yan. (2002), DS-413 Sejarah seni rupa dan desain modern. Institut Teknologi Bandung. Sutalaksana, Iftikar, dkk. (1979). Teknik tata cara kerja. Bandung. Departemen Teknik Industri ITB. https://books.google.co.id/ 15 Desember 2017 Tikno, I. (2008). Mengenal kontruksi kayu untuk furniture dan bangunan. Jakarta: Esensi. https://books.google.co.id/ 29 Desember 2017 Wirania swasty. (2010). Griya kreasi dan inspirasi merancang rak buku kreatif. Jakarta: PT Penebar swadaya. https://books.google.co.id/ 18 November 2017 Yoga. (2015). Coreldraw untuk bisnis. Jakarta: PT Elex media Komputindo. https://books.google.co.id/ 22 Desember 2017 Yunus Aryanto (2012). Griya kreasi inspirasi desain 173 meja dan kursi. Jakarta: PT penebar swadaya. https://books.google.co.id/ 25 Desember 2017
102
LAMPIRAN – LAMPIRAN
103