LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID “ Sirup Kering (Dry Syrup) Amoksisilin”
Disusun Oleh : (Kelompok D2) Mohammad Rofiq
(162210101034)
Afriza Amalia
(162210101038)
Desak Putu S A N
(162210101090)
Riza Avifah
(162210101092)
Ida Ayu Yunita W A (162210101095)
Dosen Pengampu
: Lidya Ameliana S.Si., M.Farm., Apt.
Hari, Tanggal Praktikum
: Kamis, 4 Oktober 2018
BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3 2.1
EVALUASI PRODUK REFEREN ............................................................................. 3
2.2
STUDI FORMULASI BAHAN AKTIF ...................................................................... 8
2.3
JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA .................. 11
2.4
FORMULASI SUSPENSI KERING AMOKSISILIN .............................................. 16
2.5
PERHITUNGAN ADI (Acceptable Daily Intake)..................................................... 19
2.6
PERHITUNGAN DAPAR SITRAT ......................................................................... 20
BAB III METODE KERJA ...................................................................................................... 22 BAB IV RANCANGAN ETIKET, BROSUR, DAN KEMASAN .......................................... 25 BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................................... 27 BAB VI KESIMPULAN .......................................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 32 LAMPIRAN ............................................................................................................................. 33
ii
BAB I PENDAHULUAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa dapat memformulasi secara tepat sediaan dry suspensi amoksisilin II. TEORI DASAR Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah sediaan seperti tersebut diatas dan tidak termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal dan lain-lain. Jenis produk ini umumnya campuran serbuk yang mengandung obat dan bahan suspensi yang dengan melarutkan dan pengocokan dalam sejumlah cairan pembawa menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan. Faktor – faktor yang mempengaruhi sediaan suspensi antara lain : ukuran partikel, banyaknya partikel bergerak, gaya tolak menolak antar partikel, dan konsentrasi suspending agent. Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan digunakan. Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi yang homogen maka formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa, atau aroma, buffer, dan zat warna. Obat yang biasanya dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat obat yang tidak stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air. Adapun alasan dipilihnya bentuk sediaan suspensi kering antara lain : 1. Bahan aktif amoksisilin dalam air diperkirakan efek antibiotiknya akan terdegradasi dikarenakan cincin beta laktam rusak 2. Menghindari masalah stabilitas fisika yang tidak dapat dihindari dalam suspensi konvensional 3. Sediaan suspensi kering lebih ringan sehingga lebih menguntungkan dalam pendistribusian 4. Sediaan suspensi lebih mudah diabsorbsi dalam tubuh dibandingkan sediaan padat 5. Mengurangi biaya pendistribusian kerena tidak ada pelarut cair dalam botol 1
Amoksisilin merupakan antibiotik dari penisilin semisintetik yang stabil dalam suasana asam, kerja bakterisidanya atau pembunuh bakterinya seperti ampisilin. Amoksisilin diabsorbsi dengan cepat dan baik pada saluran cerna, tidak tergantung adanya makanan dalam lambung dan setelah 1 jam konsentrasinya dalam lambung dan setelah 1 jam konsentrasinya dalam darah sangat tinggi sehingga efektivitasnya sangat tinggi.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA III. EVALUASI PRODUK REFEREN
1. AMOXILLIN (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 247) Pabrik
: Pharos
Kandungan
: Amoxicillin 125mg tiap 5 ml (Sirup kering 60ml)
Indikasi
: infeksi saluran napas, sel genito-urinaria, kulit dan jaringan lunak yang
disebabkan organisme gram (+) dan (-) yang peka terhadap obat ini Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin. Infeksi mononukleosis Perhatian
: Hipersensitif terhadap sefalosporin. Kerusakan ginjal. Leukemia
limfatik. Superinfeksi Dosis
:
Dewasa 250-500mg tiap 8 jam
Anak 20mg/kg/BB perhari terbagi tiap 8 jam
Infeksi berat dosis ganda
GO akut 2-3 gram dosis tunggal
2. BUFAMOXY (MIMS Edisi 16. Halaman 248) Pabrik
: Bufa Aneka
Kandungan
: Amoxicillin 120mg tiap 5ml (sirup kering 60ml)
Indikasi
: Infeksi saluran pernapasan, GIT, saluran kemih kelamin, kulit dan
jaringan lunak akibat bakteri gram positif dan gram negatif Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin, infeksi mononukleosis Perhatian
: Hipersensitif terhadap sefalosporin. Gangguan ginajl. Leukemia
limfatik. Hamil dan laktasi Dosis
:
≥ 20kg (dewasa, anak) 250-500mg
< 20 kg (anak) --. 20-40mg/kgBB
3. DANOXILIN (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 249) 3
Pabrik
: Actavis
Kandungan
: Amoxicillin 125mg tiap 5ml (suspensi pediatrik 60ml)
Indikasi
: infeksi saluran napas atas dan bawah, saluran kemih kelamin,
ginekologi, kardiovaskuler, THT, kulit dan jaringan lunak. Demam enterik dan infeksi GI lainnya. Gonore Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap penisilin Perhatian
: Syok anafilaksis. Penggunaan jangka lama
Dosis
:
Dewasa infeksi ringan s/d sedang 250-750mg per oral 3x sehari
Dewasa kasus berat 250mg-1 gram per hari i.m. atau i.v.
Anak 25-75mg/kgBB per hari dalam 3-4 dosis terbagi
4. KALMOXILLIN (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 250) Pabrik
: Kalbe Farma
Kandugan
: Amoxicillin trihydrate 125mg per 5ml; 250mg per 5ml (sirup kering
60ml) Indikasi
: infeksi saluran napas, saluran genito-urinaria, infeksi kulit dan jaringan
lunak, otitis media, osteomielitis, tifoid, listeriosis, meningitis Kontraindikasi : alergi terhadap penisilin. Infeksi mononukleosis Perhatian
: Hipersenstif terhadap sefalosporin. Gangguan ginjal. Leukemia
limfatik Dosis
: Infeksi ringan-sedang o Dewasa 250mg 3x sehari o Anak 25-50 mg/kgBB per hari terbagi dalam 3 dosis
Infeksi berat 500mg 3x per hari
5. MESTAMOX (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 250) Pabrik
: Mestika Farma
Kandugan
: Amoxicillin trihidrat 125mg per 5 ml (sirup kering 60ml)
Indikasi
: antibiotik
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin. Infeksi mononukleosis 4
Perhatian
: Hipersensitif sefalosporin, gangguan ginjal, leukemia limfatik
Dosis
:
Dewasa 250-500mg 3x per hari
Anak 125-250mg 3x per hari
6. NOVAX (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 251) Pabrik
: Gracia Pharmindo
Kandungan
: Amoxicillin trihidrat 125mg per 5ml (sirup kering 60ml); 250mg/5ml
(sirup kering forte 60ml) Indikasi
: Infeksi kulit, dan jaringan lunak, saluran napas, saluran kemih kelamin,
GO Kontraindikasi : Hipersensitif terhdaap sefalosporin dan penisilin Perhatian
: Leukemia limfatik, kolitis berat; monitor status ginjal jantung, dan
hematologi selama terapi jangka panjangl; superinfeksi mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjang. Hitung darah lengkap dan urinalisis sebaiknya dimonitor pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal Tidak untuk terapi meningitis atau radang sendi. Hamil dan laktasi Dosis
:
Dewasa, anak BB≥20kg 250-500mg tiap 8 jam
Dewasa, anak BB<20kg 20-40mg/kgBB perhari dalam dosis terbagi, tiap 8 jam
Pasian gangguan ginjal berat dosis harus dikurangi
Pasien menjalani dialisis peritoneal maksimal 500mg per hari
Uretritis GO 3 gram sebagai dosis tunggal
7. OPIMOX/OPIMOX FORTE (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 251) Pabrik
: Otto
Kandungan
: Amoxicillin trihidrat 125mg per 5 ml (sirup kering 60ml), 250mg per
5ml (sirup kering fortte 60ml) Indikasi
: infeksi saluran kemih dan kelamin, kulit dan jaringan lunak, otitis
media, osteomielitis, demam tifoid Kontraindikasi : hipersensitif terhadap penisilin. Mononukleosis infeksiosa 5
Perhatian
: Hipersensitif terhadap sefalosporin. Gangguan ginjal
Dosis
:
Dewasa 250-500mg tiap 8 jam
Anak 20-40mg/kgBB per hari dalam 3 dosis terbagi tiap 8 jam
8. RINDOMOX (MIMS Edisi 16. 2015. Halaman 252) Pabrik
: Yarindo Farmatama
Kandungan
: Amoxicillin trihidrat 250mg per 5 ml (sirup kering 60ml)
Indikasi
: infeksi saluran napas bawah, otitis media, bronkitis akut dan kronik,
pneumonia sistitis, uretritis, pielonefritis, GO tak terkomplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin atau β-laktam. Bayi lahir dari ibu yang hipersensitif terhadap penisilin Perhatian
: Leukemia limfatik. Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan
kolitis berat. Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal, hati, & darah pada terapi jangka lama. Lakukan tes sensitivitas pasien sebelum terapi. Monitor kadar obat dalam urin & plasma pada pasien dengan gagal ginjal. Tidak untuk mengobati meningitis atau infeksi tulang & sendi. Hamil dan laktasi Dosis
:
Dewasa, anak BB > 20kg 250-500mg tiap 8 jam
Dewasa, anak BB < 20 kg 20-40mg/kgBB per hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam
Pasien dialisis peritoneal maksimal 500mg per hari
Uretritis GO 3 gram dosis tunggal
9. YUSIMOX (ISO Volume 50. 2015. Halaman 98) Pabrik
: Ifars
Kandungan
: Amoksisilin 125mg/5ml (dalam 60ml)
Indikasi
: Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram negatif maupun gram
positif, khususnya untuk infeksi pada saluran cerna, saluran pernapasan, dan saluran kemih. 6
Kontraindikasi : Sensitif terhadap penisilin dan derivatnya. Bayi yang lahir dari ibu yang diketahui sensitif terhadap penisilin dan derivatnya. Tidak untuk meningitis atay infeksi tulang-sendi Perhatian
: Dosis tinggi dan terapi jangka panjang dapat menyebabkan superinfeksi
dan kejang, hamil, menyusui. Kemungkinan syok anafilaktik, reaksi hipersensitif Dosis
:
Dewasa dan anak BB>20kg sehari 250-500mg tiap 8 jam
Anak BB<20kg 20-40mg/kg/BB/hari dalam dosis terbagi, berikan tiap 8 jam
10. YUSIMOX FORTE (ISO Volume 50. 2015. Halaman 98) Pabrik
: Ifars
Kandungan
: Amoksisilin trihidrat 250mg/5ml (dalam 60ml)
Indikasi
: infeksi yang disebabkan oleh strain-strain yang peka: infeksi dan
jaringan lunak: Staphylococcus bukan penghasil penisilinase, E.coli; infeksi saluran pernapasan: H. influenzae, Streptococcus, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus bukan penghasil penisilinase, E.coli; infeksi saluran genito-urinari: E.coli, P. mirabilis, dan Streptococcus faecalis Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin dan derivatnya; tidak untuk meningtis atau infeksi tulang dan sendi Perhatian
: dosis tinggi dan terapi jangka panjang dapat menyebabkan superinfeksi
dan kejang; hamil, menyusui; kemungkinan menyebabkan syok anafilaktik; reaksi hipersensitivitas Dosis
:
Dewasa dan anak BB>20kg sehari 250-500mg tiap 8 jam
Anak BB<20kg 20-40mg/kg/BB/hari dalam dosis terbagi, berikan tiap 8 jam
Penderita dengan gangguan ginjal pengurangan dosis
Penderita yang menerima dialisis peritoneal dosis maksimal yang dianjurkan adalah 500mg
Gonokokus uretritis amoksisilin 3 gram sebagai dosis tunggal
7
IV. STUDI FORMULASI BAHAN AKTIF
1. Tabel Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif Bahan aktif Efek Utama
Efek samping
Karakteristi
Karakteristi
k Fisika
k Kimia
Amoxicilli
Digunakan
Mual, muntah, Serbuk
n
pada
sakit
pengobatan
diare,
Stabil dalam Antibiotik
perut, hablur putih, asam, larut spectrum luas, tidak berbau dalam
infeksi pada gangguan
berbentuk
telinga,
pencernaan
Kristal dan dari
hidung,
dan alergi
rasa pahit
saluran gigi, dan
SIfat Lain
GI,
370 proses absorbs
bagian
air di
GI
tidak
2000 memperngaruh
bagian
i
alkohol
makanan
kulit
kondisi di
lambung.
saluran
Distribusi obat
pernafasan.
rute oral 70%-
Merupakan
90%
antibiotic dengan spectrum luas Ampicillin
Untuk
Mual, muntah, Kristal putih Larut dalam Efektifitas
pengobatan
ruam,
infeksi
urtikaria,
hablur tidak air dan 250 organism
peritonitis
angioderna,
berbau
endokarditis, meningitis,
alergi, ,
serbuk 90
bagian rendah
bagian
penghasil
anafilaksis
alcohol.
enzim
anemia
Praktis tidak penisilase.
osteomaelitis hemolitik,
larut dalam Tahan terhadap
nefritis
eter
intertisial
kloroform
Penicillin g Untuk
Lidah menjadi Bersifat
Tidak tahan Garam
potassium
kehitaman,
terhadap
pengobatan
pada
higroskopis,
dan asam, diserap 30-50% di GI
potassium 8
infeksi akibat diare,
mual, serbuk putih asam
bakteri gram muntah, positif aerob alergi,
Kristal tidak alkali perut berbau
\, menurunkan dan efek
mudah
hipokolamik
seperti
keram, iritasi
teroksidasi,
alkalosis,
S.poeumonie
vagina,
larut
bioavibility
sempurna
rute oral 15-
,
B. pembengkaka
Anthracis,
n
pembuluh
Nerseria
vena, panas
meningitis
dalam
air 33% , ikatan
dan alcohol
dengan protein 50-60%
2. Alasan pemilihan bahan aktif: Amoxicillin merupakan turunan dari p-hidroxy ampicillin yang digunakan sebagai antibiotic dengan spectrum luas bersifat stabil terhadap asam. Penyerapan amoxicillin yang terjadi disaluran cerna dan tidak dipengaruhi oleh kondisi lambung atau makanan. Amoxicillin mudah digunakan dengan pemberian secara peroral. Proses penyerapan amoxicillin terjadi disaluran cerna sebanyak 70-90%. Amoxicillin digunakan sebagai obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri enterococus, bakteri fragilus dan juga efektif terhadap bakteri penghasil enzim penisilinas misalnya Stretococcus (pengobatan dikombinasi dengan ctavilanat), N gonnorhoe (pengobatan dikombinasi dengan probenezid) dan E.Coli (pengobatan dikombinasikan dengan davililane) 3. Bentuk sediaan yang dipilih: Sediaan dry sirup dipilih karena amoxicillin sukar sekali larut dalam air dan pelarutpelarut lainnya. Pembuatan dry sirup juga akan mengurangi bobot akhir sediaan sehingga untuk pengiriman dapat menekan biaya seminimal mungkin. Bentuk kering akan lebih stabil dibandingkan bentuk larutan karena sediaan larutan akan mudah untuk terhidrolisis.
9
4. Profil Amoksisilin
Gambar 1 Struktur Kimia Amoksisilin
Nama kimia
: (6R)-6-[α-D-(4 Hydroxyphenyl) glycylamino] penicullanic acid
Berat molekul
: 365.4 g/mol
Rumus molekul
: C16H19N3O6S
Kandungan
: mengandung tidak kurang dari 90% C16H19N3O6S, dihitung
terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi yang setara dengan tidak kurang dari 900ηg/mg C16H19N3O6S dihitung terhadap zat anhidrat
Pemerian
: serbuk hablur putih, praktis tidak berbau
Kelarutan
: Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzene
Stabilitas
: Amoxicillin yang merupakan derivate penicillin mengalami
hidrolisis yang mendegradasi produksi cincin β-lactam
Terhadap cahaya
: tidak stabil terhadap paparan cahaya
Terhadap suhu
: terurai pada suhu 30°-35° C
Terhadap pH
: 3.5-6.0
Titik lebur
:-
Kajian farmakologis :Amoxicillin adalah antibiotic dengan spectrum luas, digunakan untuk pengobatam yaitu untuk infeksi pada saluran nafas, saluran empedu, dan saluran seni, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella typi seperti demam tipoid. Amoxcillin adalah turunan penicillin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap penisulinase. Amoxicillin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan β-laktamase dan aktif melawan gram negative karena obat tersebut dalam menembus pori-pori dalam membrane fosfolipid luar.
10
Untuk pemberian oral, amoxicillin merupakan pilihan karena diabsorbsi lebih baik daripada ampisillin yang seharusnya diberikan secara parenteral. Amoxicillin diabsorbsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidak tergantung adanya makanan. Amoxicillin terutama dieksresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Eksresi amoxicillin dihambat data pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi.
V. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA 1. Sukrosa Sukrosa (Handbook of Pharmaceutical Excipient. Halaman 744) Sinonim
: sukrosa, gula, α-D-Glukopironosil, β-D-
Fruktofuronosida Nama kimia :
β-D-Fruktofuronosida,
α-D-
Glukopironosida Sukrosa dapat digunakan sebagai pemanis dengan konsentrasi sebagai berikut :
Gambar 2 Struktur Formula Sukrosa
Fungsi
Konsentrasi
Pemanis
67 %
Pengikat
50-67%
Lapisan tablet
50-67%
Rumus molekul
: C12H22O11
Berat molekul
: 342, 30 gr/ml
Berat jenis
: 1,6 g/cm3
Titik leleh
: 160oC – 186oC
Pemerian
: kristal tidak bewarna, atau bubuk kristal putih, tidak berbau dan memiliki rasa manis
Kelarutan sukrosa 11
Solubility at 20oC unless otherwise stated Practically insoluble 1 in 400 1 in 170 1 in 400 1in 0,5 1 in 0,2 at 100oC
Solvent Chloroform Ethanol Ethanol (95%) Propan-2-ol Water
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruangan dan pada kelembapan tertentu. Dapat mengabsorbsi 1% kelembapan, ketika pemanasan 90oC. Sukrosa berubah menjadi karamel saat dipanaskan menggunakan suhu lebih dari 160oC. Sukrosa harus disimpan dalam wadah tertutup pada tempat sejuk dan kering.
2. PVP (povidon) (Handbook of Pharmaceutical Excipient. Halaman 611) Nama kimia
:
1-etenil-2-pyrrolidin
homopolimer Rumus molekul
: (C6H9NO)n
Berat molekul
: 2500-3000000
Titik leleh
: 150oC
PVP dapat digunakan sebagai :
Fungsi
Konsentrasi
Pembawa obat
10-25%
Agen dispersi
5%
Obat tetes mata
2-10%
Suspending agent
5%
Pengikat, pelapis, pengencer 0,5-5%
Pemerian
: berwarna putih halus, tidak berbau, higroskopis
Kelarutan
: larut dalam asam, kloroform, etanol 95%, keton, metano dan air, tidak larut dalam eter 12
: PVP menjadi lebih gelap dengan pemanasan pada suhu 150oC,
Kestabilan
tetapi stabil pada pemaparan panas yang sangat singkat pada suhu 110-130oC
3. Natrium sakarin (Handbook of Pharmaceutical Excipient. Halaman 641) Nama kimia
: 1,2-Benzisothiazol-3(2H)-one
Rumus Molekul
: C7H4NnaO3S
Berat molekul
: 205,16
Pemerian
: putih, tidak berbau, berbentuk kristal,
memiliki rasa manis yang intensif tetapi menimbulkan rasa pahit di akhir
Kelarutan
:
Solvent Buffer Solution pH 2,2 pH 4,4 (citrate-phosphate) pH 7,0 (citrate-phosphate) pH 9,0 (borate) Ethanol Ethanol (95%) Propylene Glycol Propan-2-ol Water
Solubility at 20oC unless otherwise stated 1 in 1,5 1 in 0,66 at 60oC 1 in 1,21 1 in 0,69 at 60oC 1 in 1,21 1 in 0,66 at 60oC 1 in 1,21 1 in 0,69 at 60oC 1 in 102 1 in 50 1 in 3,5 Practically insoluble 1 in 1,2
Keamanan Acceptable Daily Intake sakarin dan garam-garamnya : 2,5 mg/kgBB (WHO); 5 mg/kgBB (COT) LD50 (mouse, oral): 17.5 g/kg(5) LD50 (rat, IP): 7.1 g/kg LD50 (rat, oral): 14.2 g/kg Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan Stabil pada kondisi normal ketika formulasi. Jika terpapar pada temperatur tinggi (125oC) dan pH rendah (pH 2) lebih dari satu jam dapat menyebabkan dekomposisi 13
yang signifikan. Natrium sakarin harus disimpan dalam wadah tertutup pada tempat sejuk dan kering.
14
4. Asam Sitrat
Rumus kimia : C6H8O7 Pemerian
: hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak higroskopis, merapuh dalam udara kering dan panas
Kelarutan
: larut dalam kurang dari 1 bagian air dalam 1,5 bagian etanol p 95% , sukar larut dalam eter p
PH
: 4,5
Konsentrasi yang digunakan sebagai larutan buffer yaitu sebesar 0,1 – 2 %
5. NaOH ( Natrium Hidroksida ) Pemerian
: putih atau praktis putih, keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar diudara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa melebur berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang bentuk lain
Kelarutan
: mudah larut dalam air dan dalam etanol
6. Na Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipient. Halaman 662) Nama kimia
: natrium benzoat
Rumus kimia
: C7H5NaO2
BM
: 144,11
Titik beku
: 0,24oC
pH Aktivitas mikroba
:8 : natrium benzoat memiliki dua
bakteriostatik dan sifat anti jamur. Khasiat sebagai pengawet dapat dilihat pada pH (25) Penggunaan natrium benzoat sebagai pengawet :
15
Fungsi
Konsentrasi
Pengawat obat oral
0,02 - 0,5 %
Pengawet produk parenteral
0,5 %
Pengawet kosmetik
0,1 – 0,5 %
Kelarutan Solvent
Konsentrasi
Etanol 95%
1 : 75
Etanol 90%
1 : 50
Air
1 : 1,8 1 : 1,4 pada suhu 100oC
7. Pulvis Gummi Acacia ( Farmakope Indonesia IV) Pemerian
: serbuk putih atau putih kekuningan, tidak berbau
Kelarutan
: larut sempurna dalam air, tidak larut dalam etanol dan dalam eter
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
VI. FORMULASI SUSPENSI KERING AMOKSISILIN No
Bahan
Fungsi
60 ml
500ml
1.
Amoksisilin
Bahan aktif
1,5 g
12,5 g
2.
Natrium benzoat
Pengawet
0,1 g
0,83 g
3.
PGA
Suspending agent
0,42 g
3,5 g
4.
Etanol
Pengikat
4 tetes
33 tetes
5.
Asam sirat
Dapar
2,345 g
19,54 g
6.
NaOH
Dapar
0, 7272 g
6,06 g
7.
Na Sakarin
Pemanis
0,08 g
0,67 g 16
8.
Sukrosa
Pemanis
9g
7,5 g
9.
Orange Flavor
Perasa
1 tetes
8 tetes
Ad 60 ml
Ad 500 ml
10. aquades
Dosis Dosis amoksisilin ( Drug Information Handbook hal 452) : 250 – 500 mg
Dosis dewasa per oral
500 – 875 mg/hari Dosis anak ≤ 3 bulan Oral
: 20 – 30 mg/kgBB tiap hari
Dosis anak > 3 bulan dan BB < 40 kg Oral
: 20-50 mg/kgBB tiap hari
Perhitungan dosis Konsentrasi sediaan : 125 mg/5ml Dosis maksimal/hari untuk anak-anak
:
a. Usia kurang dari 8 tahun 7 7+12
x ( 500-875) mg
= ( 184-322) mg/hari , (61,33 – 107,33) mg 1x minum
b. Usia lebih dari 8 tahun 10 20
x ( 500-875 ) mg = ( 250 – 437,5 ) mg/hari , ( 83,33 – 145,83 ) mg 1x minum
Konsumen yang dituju adalah anak-anak usia 1-10 tahun Usia
0
Bobot (kg)
Rata
–
rata Dosis
Pria
Wanita
bobot
minum
4,2
4
4
27-67 mg
1x
17
1
8,1
7,85
7,85
52-131 mg
2
9,6
9,45
9,45
63-158 mg
3
11,4
11,2
11,2
75-187 mg
4
13
12,8
12,8
85-213 mg
5
14,4
14,3
14,3
95-238 mg
6
15,8
16
16
107-267 mg
7
17,5
17,5
17,5
117-292 mg
8
20
20,45
20,45
136-340 mg
9
21,9
20,95
20,95
140-349 mg
10
24,7
24,7
24,3
162-405 mg
Takaran Dosis Pemakaian Usia
Dosis minum 1x
Takaran dosis
1-2 tahun
91,5 – 110,5 mg
½ - 1 sendok takar
3-6 tahun
131-187 mg
1-1 ½ sendok takar
7-9 tahun
204,5 – 244,5
1 ½ - 2 sendok takar
10 tahun
283,5 mg
2- 2 ½ sendok takar
Usia 1-2 tahun : 3 x 5 ml
: 15 ml , sediaan dapat digunakan selama 4 hari
Usia 3-6 tahun : 3 x 7,5 ml
: 22,5 ml, sediaan dapat digunakan selama 3 hari
Usia 7-9 tahun : 3 x 10 ml
: 30 ml, sediaan dapat digunakan selama 2 hari
Usia 10 tahun : 3 x 10 ml
: 30 ml, sediaan dapat digunakan selama 2 hari
18
VII.
PERHITUNGAN ADI (Acceptable Daily Intake)
Na benzoate = 5 mg/Kg 1-3 tahun
= (7,85-11,2) x 5 mg/Kg = 39,25-56 mg
4-10 tahun
= (12,8-24,3) x 5 mg/Kg =64-121,5 mg
Na benzoate yang digunakan 5 𝑚𝑙
1-3 tahun
= 2 𝑥 60 𝑚𝑙 𝑥 100 𝑚𝑔 = 16,6 𝑚𝑔
4-10 tahun
= 4 𝑥 60 𝑚𝑙 𝑥 100 𝑚𝑔 = 33,3 𝑚𝑔
5 𝑚𝑙
Na sakarin = 2,5 mg/Kg 1-3 tahun
= (7,85-11,2) x 2,5 mg/Kg = 19,625-28 mg
4-10 tahun
= (12,8-24,3) x 2,5 mg/Kg =32-60,75mg
Na sakarin yang digunakan 5 𝑚𝑙
1-3 tahun
= 2 𝑥 60 𝑚𝑙 𝑥 80 𝑚𝑔 = 13,3 𝑚𝑔
4-10 tahun
=4𝑥
5 𝑚𝑙 60 𝑚𝑙
𝑥 80 𝑚𝑔 = 26,6 𝑚𝑔
Sukrosa = 30 mg/Kg 1-3 tahun
= (7,85-11,2) x 30 mg/Kg = 235,5-336 mg
4-10 tahun
= (12,8-24,3) x 30 mg/Kg = 384-729 mg
Sukrosa yang digunakan 5 𝑚𝑙 60 𝑚𝑙
1-3 tahun
= 2𝑥
𝑥 900 𝑚𝑔 = 150 𝑚𝑔
4-10 tahun
= 4 𝑥 60 𝑚𝑙 𝑥 900 𝑚𝑔 = 300 𝑚𝑔
5 𝑚𝑙
19
VIII.
PERHITUNGAN DAPAR SITRAT
Dapar sitrat pH = 6
1. pKa1 = 3,15 2. pKa2 = 4,77 3. pKa3 = 6,40 Konsentrasi asam sitrat sebagai buffer: 0,1-2% (HPE: 185) β = 0,1
pH = pKa + log
[𝐺𝑎𝑟𝑎𝑚] [𝐴𝑠𝑎𝑚]
5 = 4,77 + log
[𝐺𝑎𝑟𝑎𝑚] [𝐴𝑠𝑎𝑚]
log
[𝐺𝑎𝑟𝑎𝑚] [𝐴𝑠𝑎𝑚]
[𝐺𝑎𝑟𝑎𝑚] [𝐴𝑠𝑎𝑚]
= 5-4,77
= 1,7
β =
2,303𝑥 𝐶 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 [𝐻+] (𝐾𝑎+[𝐻+])2
0,1=
2,303𝑥 𝐶 𝑥 1,698 𝑥 10−5 𝑥 10−5 (1,698 𝑥 10−5 +10−5 )2
C = 0,186
C
= [Garam] + [Asam]
0,186 = [Asam] + 1,7[Asam] [Asam]= 0,0668 M
[Garam] = 1,7 x 0,0668 [Garam] = 0,117 M
Persamaan reaksi H3Sitrat + NaOH NaH2Sitrat + H2O 0,186 M 0,186 M 0,186 M 0,186 M -
-
-
-
0,186 M 0,186 M 0,186 M 0,186 M 20
NaH2Sitrat + NaOH Na2HSitrat + H2O 0,186 M
0,117 M
0,117 M
0,117 M
0.069M
-
-
-
0,117M 0,117M 0,117M 0,117M
*Sehingga bahan yang perlu ditimbang: M = mol/L
H3Sitrat 0,186 M = mol/ 0,06 L mol = 0,01116 mol mol = gram/Mr 0,01116 mol = gram/210,14 gram = 2,3454 gram
NaOH 0,303 M = mol/ 0,06 L mol = 0,1818 mol mol = gram/Mr 0,1818 mol = gram/40 gram = 0,7272 gram
21
BAB III METODE KERJA 1. Alat & Bahan o Botol 100 mL o Gelas ukur 100 mL o Stamper & mortar o Batang Pengaduk o Pipet tetes o Amoxicillin trihidrat o Sukrosa o PGA o Asam sitrat o NaOH o Natrium Benzoat o Perasa jeruk o Natrium sakarin o Aquadest o Etanol 2. Cara Kerja
Dikalibrasi botol 100 mL dengan aquadest, lalu beri tanda ↓ Ditimbang asam sitrat lalu gerus pada mortar ↓ Ditimbang amoxicillin trihidrat lalu gerus pada mortar yang sama ad homogen ↓ Ditimbang natrium benzoat lalu gerus pada mortar yang sama ad homogen ↓ Ditimbang PGA lalu gerus pada mortar yang sama ad homogen ↓ Ditimbang sukrosa dan natrium sakarin lalu gerus pada mortar yang sama ad homogen 22
↓ Ditimbang NaOH lalu gerus pada mortar yang sama ad homogen ↓ Ditambahkan perasa jeruk sebanyak 2 tetes (skala kecil) lalu gerus ad homogen ↓ Teteskan etanol sebanyak 3 tetes (skala kecil) lalu gerus ad membentuk massa granul ↓ Granul di ayak menggunakan ayakan No. 16 ↓ Granul dimasukkan dalam botol ↓ Ditambahkan air ad tanda batas, lalu gojog hingga terbentuk suspensi ↓ Lakukan prosedur evaluasi
3. Prosedur evaluasi 1. Organoleptis Diamati bentuk, rasa dan bau atau aroma dari sediaan.
2. Uji pH Alat
: pH meter
Metode
:
Ambil sejumlah suspensi dan masukkan dalam beaker glass
Masukkan elektroda pH yang sudah di kalibrasi dengan dapar standar
Amati dan catat pH nya, bandingkan dengan pH sediaanyang dikehendaki
23
3. Uji viskositas Alat
: VT-03E
Metode
:
Ambil sejumlah suspensi dan masukkan dalam beaker glass
Pegang viscometer dengan satu tangan, gunakan ukuran level atau meteran pada unit untuk memastikan unit kira-kira telah horizontal
Letakkan rotor pada pusat cup
Pindahkan apitan jarum meter hingga melawan arah
Nyalakan power switch pada posisi ON
Ketika rotor mulai berputarm jarum indicator viskositas akan bergerak secara berkala ke kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan sampel cairan
Baca nilai viskositas dari skala untuk rotor yang sedang digunakan, catat nilainya
Ketika pengukuran berjalan sempurna, atur powerswitch pada posisi OFF
Setelah jarum dikembalikan pada posisi awal, amankan dengan memindahkan jepitan jarum meter sesuai petunjuk arah
24
BAB IV RANCANGAN ETIKET, BROSUR, DAN KEMASAN
1. ETIKET
2. KEMASAN
25
3. BROSUR
26
BAB V PEMBAHASAN
1. Pemilihan Bahan Aktif dan Eksipien Pemilihan Bahan Aktif Amoksisilin untuk suspense oral mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 120% dari jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung satu atau lebih dapar, pewarna, pengaroma, pengawet, pentabil, pemanis dan pensuspensi yang sesuai. pH untuk suspense ini antara 5-7,5. Pemerian: serbuk hablur putih; praktis tidak berbau Alasan Pemilihan Memilih bentuk sediaan dry sirup karena amoksisilin tidak stabil dalam air. Adanya air dapat menghidrolisis cicin beta-lactam sehingga amoksilin akan rusak dan efek antibiotikya terdegradasi. Menghindari masalah stabilitas fisika yang tidak dapat dihindari dalam suspense konvensional, Sediaan suspensi kering lebih ringan sehingga lebih menguntungkan dalam pendistribusian, Sediaan suspensi lebih mudah diabsorbsi dalam tubuh dibandingkan sediaan padat, Baik untuk pasien yang sulit menelan. Amoksilin sukar larut dalam air sehingga dibuat dalam bentuk suspensi dengan penambahan PGA sebagai suspending agent. Bahan tambahan lain digunakan dalam sediaan ini yaitu sukrosa dan sakarin sebagai pemanis, asam asetat dan NaOH sebagai dapar, Na benzoat sebagai pengawet, orange flavor sebagai perasa.
2. Formulasi Perhitungan Dosis dan Dapar Pada pembuatan suspensi kering amoxicillin ini, dibutuhkan amoxicillin trihidrat sebagai bahan aktif sebanyak 1,725 gram, sukrosa dan Na sakarin sebagai bahan pemanis sebanyak 0,9 gram dan 0,08 gram, PGA sebagai suspending agent sebanyak 1,5 gram, asam sitrat dan NaOH sebagai dapar sebanyak 2,345 gram dan 0,7272 gram, NaBenzoat sebagai bahan pengawet sebanyak 0,1 gram, dan essens jeruk sebagai bahan tambahan perasa sebanyak 2 tetes. Pada praktikum kali ini, pH sediaan yang digunakan adalah 5 (FI IV). Asam sitrat memiliki pKa sebesar 3,15; 4,77; dan 6,4. pKa yang paling mendekati harga pH sediaan yang dikehendaki adalah 4,77 maka dari itu digunakan pKa 4,77 untuk perhitungan lebih lanjut. Konsentrasi asam sitrat sebagai buffer adalah dalam kisaran 0,1% hingga 2%. (HPE:185) 27
Untuk menghitung jumlah dapar yang akan digunakan pertama tama dilakukan perhitungan menggunakan rumus :
[𝐺]
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 [𝐴]. Didapatkan konsentrasi
garam/konsentrasi asam sebesar 1,7. Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan rumus : 𝛽 =
2,303×𝑐×𝐾𝑎 [𝐻 + ] [𝐾𝑎 +[𝐻 + ]2
. Harga β yang digunakan adalah 0,1. Didapatkan hasil
harga c yaitu sebesar 0,186. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan rumus : 𝑐 = [𝐺] + [𝐴] dan didapatkan hasil konsentrasi garam sebesar 0,117 M dan konsentrasi asam sebesar 0,0688 M. Selanjutnya dihitung mol dari masing masing pereaksi untuk kemudian direaksikan menggunakan reaksi pembatas. Didapatkan massa yang dibutuhkan untuk membuat dapar dengan pH 5 yaitu 2,345 gram asam sitrat dan 0,7272 gram NaOh. Untuk perhitungan dosis, kekuatan sediaan yang dipilih adalah 125 mg per 5 mL. Dosis amoxicillin pada orang dewasa untuk rute peroral adalah 250-500 mg atau 500-875 mg per hari. Sedangkan untuk dosis anak kurang dari sama dengan 3 tahun adalah 20-30 mg/kg BB perhari, dan untuk anak diatas 3 bulan dengan berat badan diatas 40 kg adalah 20-5- mg/kg BB perhari. Sehingga dapat ditentukan takaran dosis pemakaian yaitu 1-1,5 sendok takar untuk usia 1-2 tahun, 1,5-2 sendok takar untuk usia 3-4 tahun, 2-2,5 sendok takar untuk usia 5-6 tahun, 2,5-3 sendok takar untuk usia 7-8 tahun, dan 3-3,5 sendok takar untuk usia 9-10 tahun.
3. Metode dan Evaluasi Sediaan Pada praktikum ini pembuatan dry sirup amoksisilin dilakukan dengan mencampurkan semua bahan dengan homogen. Pertama yang dilakukan yaitu menghaluskan asam stearat hingga ukuran partikelnya homogen. Kemudian tambahkan sukrosa yang dihaluskan terlebih dahulu, lalu dicampur dengan serbuk asam stearat hingga homogen. Ditambahkan natrium sakarin dengan cara digerus terlebih dahulu sampai halus, kemudian baru dihomogenkan. Ditambahkan PGA dengan tujuan agar semua bahan bisa larut ketika ditambahkan air dan ditambahkan natrium benzoat agar pertumbuhan bakteri dapat dihambat. Penambahan NaOH dilakukan pata step terakhir dengan tujuan agar serbuk tidak menggumpal karena sifat NaOH yang higroskopis. Penambahan etanol digunakan sebagai pengikat agar serbuk bisa menjadi granul dan memiliki sifat alir yang baik. Orange flavor ditambahkan secara sedikit demi sedikit
28
karena aromanya yang cukup menyengat dan bila terlalu banyak akan mempengaruhi tampilan dari sediaan dry sirup amoksisilin. Uji evaluasi merupakan suatu uji yang dilakukan pada sediaan untuk mengetahui apakah sediaan yang telah dibuat sesuai dengan persyaratan yang telah ada. Pada pembuatan dry sirup amoksisilin uji evaluasi yang dilakukan yaitu uji pH sediaan dan uji viskositas sediaan.
4. Perubahan Formulasi dan Mekanisme Kerja Tiap Bahan Pada praktikum pembuatan dry sirup amoxicillin ada beberapa formulasi yang dirubah yaitu tidak digunakannya PVP kemudian digantikan dengan penambahan etanol. Pada proses pembuatan dry sirup dilakukan pembentukan granul melalui proses granulasi yaitu merupakan proses pembuatan partikel-partikel besar atau agregatagregat dalam bentuk beraturan. Dibentuk dalam bentuk granul karena lebih stabil secara fisik atau kimia dibandingkan bentuk serbuk. Dalam pembentukan granul yang semula menggunakan PVP sebagai bahan pengikat digantikan dengan etanol karena PVP selain sebagai bahan pengikat juga sebagai suspending agent ditakutkan jika granul yang dihasilkan memberikan efek yang kental kepada sediaan sehingga digantikan dengan etanol. Dalam pembuatannya etanol diteteskan menggunakan pipet tetes kedalam campuran bahan yang sudah homogen hingga membentuk granul. Etanol sebagai bahan pengikat bisa meningkatkan kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalam pembuatan granul.
5. Hasil Evaluasi dan Perbandingan dengan Literatur Pada pembuatan dry sirup amoksisilin uji evaluasi yang dilakukan yaitu uji pH sediaan dan uji viskositas sediaan. Pada uji pH, sediaan dry sirup amoksisilin yang telah dibuat memiliki pH sebesar 5,3. pH ini diterima dikarenakan sesuai dengan rentang spesifikasi sediaan, yaitu pH 5,0-7,5. Suspensi mengikuti aliran pseudoplastis yaitu suatu sifat alir yang ketika digojog akan semakin berkurang viskositasnya sehingga sediaan mudah dituang. Pada uji viskositas, sediaan dry sirup amoksisilin memiliki nilai viskositas sebesar 300 cP diuji dengan menggunakan spindle nomor 3. Viskositas suspensi menurut SNI adalah 37 cP396 cP. Dapat disimpulkan bahwa viskositas sediaan yang dibentuk memenuhi 29
persyaratan SNI. Visikositas yang baik, ditandai dengan nilai persen visikositas diatas 50%. Sehingga sediaan tidak mudah mengalami pengendapan dan mudah dituang.
30
BAB VI KESIMPULAN
1. Pada praktikum kali ini, amoksisilin lebih dipilih sebagai bahan aktif dalam sediaan dry sirup karena sukar sekali larut dalam air dan pelarut-pelarut lainnya. Bentuk kering akan lebih stabil dibandingkan bentuk larutan karena sediaan larutan akan mudah untuk terhidrolisis. 2. Dipilih kemasan 60ml dikarenakan lebih efisien dibandingkan dengan kemasan botol yang lebih kecil dengan pertimbangan perhitungan dosis sbb: a. Kandungan
: 125mg/5ml
b. Pemakaian
: 3 x sehari
c. Lama pengobatan
: ±2-4 hari
3. Pada prosedur evaluasi uji pH, didapatkan nilai 5,3. pH ini diterima dikarenakan sesuai dengan rentang spesifikasi sediaan, yaitu pH 5,0-7,5 4. Pada prosedur evaluasi uji viskositas, sediaan dry sirup amoksisilin memiliki nilai viskositas sebesar 300 cP diuji dengan menggunakan spindle nomor 3. Viskositas suspensi menurut SNI adalah 37 cP-396 cP, sehingga bahwa viskositas sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan SNI
31
DAFTAR PUSTAKA
Jones, L. 2005. Farmasi Fisika edisi 1. Yogyakarta: UGM press. Lund, Walter. 1994.The Pharmaceutical Codex Principle and Practice of Pharmaceutics Twelfth Edition. London: The Pharmaceutical Press. Martin, Alfred, dkk. 1990.Farmasi Fisik . Jakarta: Universitas Indonesia press. Swarbrick, James. 2007.Encyclopedia Of Pharmaceutical Third Edition Volume I . New York: Infarma Healtcare USA. Yalkowsky, S. H. 1981.Techniques of Solubilization of Drugs. New York: Marcel Dekker.
32
LAMPIRAN
33