I.
Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami formulasi dan langkah-langkah pembuatan pasta gigi serta evaluasinya. 2. Mahasiswa dapat membuat pasta gigi dengan baik dan benar.
II. Dasar Teori Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical.Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995). Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007).Pasta gigi merupakan bahan pembantu sikat gigi dalam menghambat pertumbuhan plak secara kimiawi (Putra, 2002). Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi.Bahan untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel.Pasta gigi merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak (anti plak) untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi.Pasta gigi biasa digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah kerusakan gigi sedini mungkin pada anak (Riyanti et al, 2010). Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007). Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa merusak gigi dan jaringan mukosa mulut (Putra, 2002). Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut: a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan pasta gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan
gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat. b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi. c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC Na, xanthan gum, carbomer. Bahan perekat ini menyusun 1-2% kandungan pasta gigi. d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan gigi dengan membentuk misel karena partikel surfaktan yang berbentuk lipid bilayer yang meyusun 1-3% kandungan pasta gigi bahan yang sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl Sarcocinate. e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium benzoate, nipagin, dan nipasol. f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna. g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi dari pasta gigi. h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi kesehatan gigi dan mulut, antara lain: 1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride. 2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut syaraf. Bahan yang biasa digunakan antaralain Strontium klorida, Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan kaliumfosfat. 3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak dan mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus. Bikarbonat ditambahkan untuk mengurangi keasaman gigi.(Putri, MH, 2010)
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu: a. Mempunyai daya abrasive yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal. b. Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama. c. Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa. d. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut. e. Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut. f. Tidak beracun. g. pH 4,5-10,5 (SNI, 1995). h. memiliki daya sebar yang luas. Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya antaralain sebagai berikut: a. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan alba, plak, sisa-sisa makanan dan stain pada permukaan gigi serta menyegarkan napas. b. Fungsi kosmetik terapeutikya itu untuk menghilangkan kalkulus dan gingivitis. c. Fungsi terapeutik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus gingivitis dan sensitivitas gigi. Tujuan dari kebersihan mulut dengan menggunakan pasta gigi adalah untuk mengurangi flora bakteri oral.Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak menyebabkan kerusakan dan sakit gigi.Plak merupakan lapisan yang terbentuk pada permukaan gigi terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam matriks organic, yang telah dikaitkan dengan radang gusi (gingivitis); penyakit periodontal; atau karies gigi.Plak gigi dapat dikendalikan dengan penghapusan fisik plak menggunakan pasta gigi dan obat kumur antimikroba (Okpalugo et al, 2009). Plak gigi adalah salah satu deposit lunak berwarna putih keabu-abuan atau kuning yang melekat erat pada gigi. Plak dapat terbentuk setelah satu atau dua hari tanpa tindakan kebersihan mulut dan dipengaruhi oleh makanan dan aliran saliva dalam rongga mulut (Genco, 1990). Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat padagolongan Streptococcus mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans (Ami, 2005).
Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi.Karang gigi terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama.dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis.Jika akumulasi plak terlalu berat maka dapat menyebabkan periodontis.Maka plak sering disebut juga sebagai penyebab primer periodontis.Sementara kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi atau
gusi
yang
sulit
selanjutnya.Karena
itu
dilepaskan kalkulus
hingga disebut
dapat juga
memicu sebagai
pertumbuhan penyebab
plak
sekunder
periodontis.Karang gigi disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi (Samad, 2008). Pengertian Kalkulus, Plak, Stain dan Karies pada Gigi 1. Kalkulus (karang gigi) merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak terkalsifikasi. Jenis kalkulus di klasifikasikan sebagai supragingiva dan subgingiva berdasarkan relasinya dengan gingival margin. Pembentukan kalkulus tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah plak di dalam mulut,tetapi juga dipengaruhi oleh saliva. 2. Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalamsuatu matrik interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya. 3. Stain gigi adalah perubahan warna yang terjadi pada gigi karena adanya noda (stain). Staining gigi dapat terjadi karena penggunaan produk tembakau, teh, kopi dan obat kumur tertentu, dan pigmen di dalam makanan menyebabkan terbentuknya stain yang akan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga mudah ditempeli sisa makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak. Apabila tidak dibersihkan, plak akan mengeras dan membentuk karang gigi (calculus) kemudian Sampai ke akar gigi, akibatnya gusi mudah berdarah, gampang goyah dan tanggal. 4. Karies gigi merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang mengalami proses kronis regresif. Yang ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan terjadinya invasi bakteri serta kematian pulpa bakteri dapat berkembang ke jaringan periapeks sehingga
dapat menimbulkan rasa nyeri pada gigi. Karies gigi terjadi karena adanya interaksi antara bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet, terutama komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat. III. Evaluasi Produk Referen Produk Referen 3.1 Sensodyne Multi action
Nama Pabrik : Glaxo Smith Kline
Kandungan
: Sodium Flouride 0,221%, Pottasium intrate 5%.
Indikasi
:Membantu meredakan rasa ngilu akibat gigi sensitif, dan
mampu memberikan perlindungan pada gigi sensitif dan berlubang, sekaligus mampu membersihkan plak pada gigi.
Dosis
: 2x Sehari secara teratur dan tidak lebih dari 3x sehari.
Perhatian
: Jangan sampai tertelan, gosok gigi tidak lebih dari 3 x , anak
usia dibawah 12 tahun perlu berkonsultasi dengan dokter gigi, hentikan penggunaan apabila terjadi iritasi
Efek Samping : Iritasi
Kemasan
: Tube 100 gram.
3.2 Sensodyne
Nama Pabrik :Glaxo Smith Kline
Kandungan
: Strontium Chloride
Indikasi
: Memberikan perlindungan ari rasa ngilu pada gigi sensitif
Dosis
: 2 X sehari
Perhatian
: iritasi
Kemasan
: Tube 100 gram.
3.3 Pepsodent
Nama Pabrik : PT. Unilever Indonesia Tbk.
Kandungan
: 1, 12% Sodium Monofluorophosphate
Indikasi
: Mencegah gigi berlubang
Kemasan
: 25 gram – 120 gram
3.4 Formula
Nama Pabrik : Uetra Prima Abadi
Kandungan
: 0,1% phtalimidoperoxycaptoic acid aurer, 0,8% sodium
monofluorophosphate.
Indikasi
: Memelihara gigi tampak lebih putih.
Kemasan
: 75 gram
3.5 Ciptadent
Nama Pabrik : PT. Liver Wings Jakarta
Kandungan
: Calcium Carbonate
Indikasi
: Membantu mencegah gigi berlubang
Kemasan
: 35 gram, 80 gram, 120 gram, 200 gram.
3.6 Enzim Pasta GG Mint
Nama Pabrik :PT. Enzim Bioteknologi Indonesia
Kandungan
: Enzim Amiglukosidase glukose-oksidase, dan
laktoperoksidase.
Indikasi
: mengembalikan fungsi alamiah air ludah dalam mengontrol
keseimbangan bakteri didalam rongga mulut sehingga dapat mencegah kerusakan pada gigi dan mulut.
Kemasan
: 50 gram
3.7 Enzim Colostrum
Nama Pabrik :PT. Enzim Bioteknologi Indonesia
Kandungan
:Enzim Amiglukosidase glukose-oksidase, laktoperoksidase,
dan Colostrum
Indikasi
: Menangkal bakteri patogen, meningkatkan control bakteri di
rongga mulut pada kondisi mulut kering.
Perhatian
: Diformulasikan untuk usia 40 tahun keatas.
Kemasan
: 100 gram
IV. Studi Praformulasi Bahan Aktif No
1
Bahan Aktif
Na2CO3
Karakteristik
Karakterist
Sifat
Fisik
ik Kimia
Lain
- Pemerian
-BM : 106,0
-
bahan dapat
berbentuk padat,
g/mol
gigi untuk
menyebabkan
serbuk, atau
-Titik leleh
pemutih gigi,
iritasi saluran
Kristal serbuk,
1563,8oF
Efek Utama
Efek Samping
Digunakan
-Terhirup debu
dalam pasta
pembentuk
pernafasan dan
da granul.
(851oC)
busa, abrasi,
membrane
Berwarna putih
-Berat Jenis
dan
mukosa
dan tidak
2,532
sementara
dengan gejala
berbau.
-Densitas
menaikkan
batuk dan
- Kelarutan 1:3
2,54 g/cm3
pH di mulut
nafas pendek
dalam air , larut
(Martindale
(dyspenia),
dalam air panas
Edisi 36 :
edema paru
1: 1,8 dan
Hal. 2389)
-tertelan dapat
gliserol, larut
menyebabkan
sebagian dalam
iritasi saluran
air dinin, tidak
pencernaan
larut dalam
yang
aseton dan
menimbulkan
alcohol
gejala mual ,
(Martindale
muntah, diare,
Edisi 36 : Hal.
rasa haus,
2389)
nyeri pada bagian abdominal tergantung konsentrasi dan jumlah yang tertelan, juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler
Sodium 2
Digunakan
Iritasi Kulit,
Pemerian :
pH : 6,5-8,0
Monofluor untuk
Alergi, Iritasi
Serbuk putih
BM : 143,9
ophosphat
mencegah
gastrointestinal sampai sedikit
g/mol
e
Karies gigi
, Reaksi
Titik Lebur
abu-abu, tidak
-
(MartindaleE
Hipersensitivit
berbau., larut
: 625oC
disi 36 : Hal.
as
dalam air
(1,157 oF;
(Martindale
898 K)
Edisi 36 : Hal.
(USDA)
1965)
1965) Digunakan
3
- Jika tertelan
Pemerian :
pH yang
untuk
dapat
Bubuk kristal
baru
mencegah
menyebabka
putih atau
disiapkan
karies gigi,
n iritasi
hampir putih.
5% larutan
menaikkan
saluran
Kelarutan :
dalam air
pH di mulut,
pencernaan
Larut dalam air
tidak lebih
digunakan
yang
(1:12); praktis
dari 8,6.
sebagai obat
menimbulka
tidak larut
BM : 84,01
antasid, dan
n gejala
dalam alkohol.
g/mol
menurunkan
mual ,
Ketika
Kepadatan:
kadar asam
muntah,
dipanaskan
2,2 g/cm³
urat
kembung
keadaan kering
Titik lebur
tergantung
atau dalam
: 50°C
konsentrasi
larutan, secara
Titik didih
dan jumlah
bertahap
: 851°C
yang tertelan
berubah menjadi (USDA)
NaHCO3
- Peningkatan
natrium
kadar
karbonat
natrium
(Martindale
- Alergi
Edisi 36 : Hal.
- Alkalosis
1973)
metabolit maupun respiratorik - Hipoaleksia Alasan Pemilihan Bahan Aktif Pada praktikum pembuatan pasta gigi kali ini dipilih bahan aktif yaitu natrium bikarbonat. Natrium bikarbonat biasa disebut juga dengan baking soda yang mana
-
memiliki sifat larut air, murah, serta mudah didapat. Bahan ini dipercaya lebih efektif dalam membersihkan plak dari pasta gigi lain. Hal ini dikarenakan struktur kristal baking soda yang bersifat besar dan lembut, sehingga efektif dalam melepaskan lapisan lengket plak dari permukaan gigi dan tidak terlalu merusak permukaan gigi. Natrium bikarbonat merupakan salah satu bahan yang dapat mencegah karies selain fluor, karena memiliki sifat alkali atau menetralkan asam, sehingga dapat menetralkan asam yang diproduksi oleh bakteri plak. Bahan ini juga dapat menetralkan kondisi lingkungan asam bakteri rongga mulut yang mana rongga mulut memiliki pH kritis yakni 4,5 sampai 5,5. Ketika pH rongga mulut berada pada pH kritis maka email akan mengalami proses demineralisasi yang akan menyebabkan terjadinya karies. Natrium bikarbonat yang memiliki sifat menetralkan akan meningkatkan pH rongga mulut hingga mendekati pH netral menyebabkan matriks email gigi akan terhindar dari demineralisasi bakteri plak (Putt M, et all, 2008). Faktor lain yang menyebabkan efek antibakteri natrium bikarbonat adalah kemampuannya mengubah tekanan osmotik. Sifat hipertonik bahan ini menyebabkan komponen hipotonik sel bakteri akan kehilangan air, sehingga menyebabkan dehidrasi dan dapat membunuh sel bakteri. Selain itu baking soda juga mampu merusak struktur matriks bakteri dan juga merusak ikatan antara bakteri dan permukaan gigi (Silhacek K, 2005). Pasta gigi dengan kandungan sodium bikarbonat disebut juga lebih efektif dalam menurunkan gingivitis dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung sodium monofluorofosfat(Duwisda dkk., 2018). Perhitungan Bahan Skala Kecil 1,12
1. Natrium Bikarbonat
: 100 x 30 = 0,336 g
2. Kalsium Karbonat
: 100 x 30 = 16,5 g
3. Propilen Glikol
:
4. Menthol
: 100 x 30 = 0,12 g
5. CMC Na
: 100 x 30 = 0,6 g
6. SLS
: 100 x 30 = 0,45 g
7. Nipagin
:
8. Nipasol
:
55 15
100
x 30 = 4,5 g
0,4 2
1,5
0,18 100 0,02 100
x 30 = 0,054 g x 30 = 0,006 g
0,2
9. Na Sakarin
:100 x 30 = 0,06 g
10. Aquadest
:
24,7 100
x 30 ml = 7,414 ml
Perhitungan Bahan Skala Besar 1. Natrium Bikarbonat
:0,336 g x 3
= 1,008 g
2. Kalsium Karbonat
: 16,5 g x 3
= 49,5 g
3. Propilen Glikol
: 4,5 gx 3
= 13,5 g
4. Menthol
: 0,12 gx 3
= 0,36 g
5. CMC Na
: 0,6 gx 3
= 1,8 g
6. SLS
: 0,45 gx 3
= 1,35 g
7. Nipagin
: 0,054 gx 3
= 0,162 g
8. Nipasol
: 0,006 gx 3
= 0,018 g
9. Na Sakarin
: 0,06 gx 3
= 0,18 g
10. Aquadest
: 7,414 mlx 3 = 22,242 ml
V. Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula 1. Kalsium Karbonat Pemerian
: Bubuk putih tidak berbau dan tidak berasa atau kristal
Kelarutan
: Tidak larut dalam etanol (95%) dan air. Kelarutan dalam air dapat
ditingkatkan dengan adanya garam amonia atau karbondioksida. Adanya alkali hidroksida dapat menurunkan kelarutan. pH
:9
Kegunaan
: Digunakan sebagai basis untuk sediaan pasta gigi
% konsentrasi : 50% (dalam sediaan) 2. Sodium Lauril Sulfat (SLS)
Pemerian
: Putih atau krim sampai kristal berwarna kuning pucat,
serpihan, atau bubuk yang memiliki rasa halus, rasa sabun, rasa pahit, dan bau smaar zat-zat berlemak.
Kelarutan
: Bebas larut dalam air, memberikan larutan opalescent ; praktis
tidak larut dalam kloroform dan eter. pH
: 7-9,5
Kegunaan
: Wetting agent/zat pembasah dalam sediaan pasta gigi
% konsentrasi
: 1-2%
Stabilitas
: pH 2,5 atau bawah, mengalami hidrolisis menjadi lauril
alkohol dan sodium bisulfat Inkompatibilitas
: Bereaksi dengan surfaktan kationik, menyebabkan hilangnya
aktivitas bahkan dalam konsentrasi terlalu rendah untuk menyebabkan pengendapan. Sodium lauril sulfat tidak kompatibel dengan garam dari polivalen ion logam, seperti aluminium, timah, seng, dan endapan dengan garam kalium. 3. Gliserin
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, dan higroskopis ;
rasanya manis, kira-kira 0,6 kali kemanisan sukrosa. Kelarutan
: Larut dalam air, tidak larut dalam minyak, larut dalam metanol, larut
dalam etil asetat (1:11), dalam eter (1:500), larut etanol (95%), praktis tidak larut dalam benzena dan kloroform, dan sedikit larut dalam aseton. Kegunaan
: Humektan
% konsentrasi : ≤ 30 % 4. Sakarin Na
Pemerian
: Bubuk kristal putih, tidak berbau atau sedikit aromatik, berkilau.
Memiliki rasa yang sangat manis, dengan after taste (rasa pahit setelah merasakan). After taste dapat ditutupi dengan mencampurkannya dengan pemanis yang lain. Kelarutan
: Kelarutan dalam air (1:1,2), tidak larut dalam propan-2-ol, kelarutan
dalam propilen glikon (1:50) dan kelarutan dalam etanol (1:102) Kegunaan
: Pemanis
% konsentrasi : 0,04 – 0,25% 5. Metil Paraben (Nipagin)
Pemerian
: Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih. Tidak berbau atau
hampir tidak berbau dan rasa sedikit terbakar Kelarutan
: Kelarutan dalam air (1:400) , pada air 50°C (1:50), air 80°C (1:30),
kelarutan dalam propilen glikol (1:5), kelarutan dalam minyak kelapa (1:200), praktis tidak larut dalam mineral oil, kelarutan dalam gliserin (1:60), dalam eter (1:10), etanol 50 % (1:6), dalam etanol 95% (1:3), dan dalam etanol (1:2) pH
: 4-8 (antimicrobial activity)
Kegunaan
: Pengawet
% konsentrasi : 0,02 – 0,3% 6. CMC Na
Pemerian
: Putih sampai hampir putih, tidak berbau, tidak berbau, butiran
granular, higroskopis setelah pengeringan Kelarutan
: Mudah terdispersi daam air membentuk larutan koloidal, tidak larut
dalam etanol, dalam eter, dan dalam pelarut organik lain. Kegunaan
: Gelling forming agent
% konsentrasi : 3-6% 7. Propil Paraben (Nipasol)
Pemerian
: Serbuk kristal, berwarna putih, tidak berasa, dan tidak berbau.
Kelarutan
: Larut daam aseton, eter, kelarutan dalam etanol (1:1,1),
kelarutan dalam gliserin (1:250), kelarutan dalam mineral oil (1:3330), kelarutan propilen glikol (1:3,9), kelarutan dalam propilen 50% (1:110), kelarutan dalam air 15°C (1:4350). Air 80 °C (1:255) pH
: 3-6
Inkompatibilitas
: Aktivitas antimikroba dari propil paraben menurun atau
berkurang dengan adanya surfaktan non-ionik. % konsentrasi
: 0,02 %
VI. Susunan Formula dan Komposisi Bahan yang direncanakan
1,12 % 55 %
Skala kecil (30 gr) 0,336 gr 16,5 gr
Skala Besar (90 gr) 1,008 gr 49,5 gr
15 %
4,5 gr
13,5 gr
0,2 % 1,5 %
0,06 gr 0,45 gr
0,18 gr 1,35 gr
2% 0,18 %
0,6 gr 0,054 gr
1,8 gr 0,162 gr
No.
Nama Bahan Baku
Kegunaan
Konsentrasi
1. 2.
Natrium Bikarbonat Kalsium Karbonat
3.
Propilenglikol
4. 5.
Na Sakarin Sodium lauril sulfat
6. 7.
CMC Na Nipagin
Bahan Aktif Basis pasta, abrasif Humektan, pelarut Pemanis Wetting agent, pemberi busa Pengikat Pengawet
8. 9. 10. VII.Metode
Nipasol Menthol aquadest
Pengawet Flavour Pelarut
0,02 % 0,4 % 24, 7 %
0,006 gr 0,12 gr 7,414 ml
Timbang CMC Na
Air panas di tuangkedalam mortar dandituangkan CMC-Na kedalam mortar. Diamkansampaimengembangkemudianadukhin ggaterbentuk basis gel/mucilago
Nipagin dan Nipasol dilarutkan dalam propilenglikol
Gerus mentol dalam mortar yang berbeda kemudian tambahkan CaCO3
Mentol + CaCO3ditambahkanlarutannipagin + nipasol (Campuran 1)
Na Sakarin dilarutkan dengan air sesedikit mungkin
SLS dilarutkan dengan air
Bahan aktif dilarutkan dengan air
Di campurkan larutan Na Sakarin, SLS dan bahan aktif (campuran 2)
Campuran 1 ditambahkan ke dalam mucilago CMC Na
Campuran 2 ditambahkan kedalamcampuran 1 mucilago CMC Na
0,018 gr 0,36 gr 22,242 ml
Prosedur evaluasi 1.
Uji organoleptis Uji ini dilakukan dengan melakukan pengamatan sediaan pasta secara kualitatif yang meliputi:
2.
-
Warna
-
Rasa
-
Bau
-
Bentuk sediaan
Uji pH Alat : pH meter
3.
Uji Viskositas
4.
Uji Busa
5.
Uji Daya Sebar
VIII. Rancangan Etiket, Brosur, dan Kemasan
IX. Hasil dan Pembahasan Dalam sediaan pasta gigi yang kami buat, terdapat bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan diantaranya adalah kalsium karbonat, propilen glikol, na sakarin, menthol, nipagin, nipasol, CMC Na, Sodium Lauril Sulfat (SLS). Alasan memilih kalsium karbonat, kegunaan utama dari bahan ini yaitu sebagai agen abrasif. Agen abrasif berfungsi untuk membantu mengusir sisa makanan, bakteri, dan beberapa noda di gigi. Selain itu, kalsium karbonat juga digunakan sebagai basis pasta yang memiliki sifat tidak larut dalam air sehingga membuat pasta gigi terlihat keras dan padat. Pada saat praktikum pembuatan skala besar, kalsium karbonat yang berwarna putih bersih habis sehingga praktikan menggunakan kalsium karbonat yang berwarna agak putih kusam. Akhirnya, pasta yang terbentuk tidak berwarna putih melainkan coklat muda. Alasan pemilih propilen glikol, fungsi utama propilen glikol yakni sebagai humektan. Humektan digunakan dalam pasta gigi untuk mencegah hilangnya air dalam pasta gigi sehingga pasta gigi tidak menjadi keras ketika terkena udara saat dibuka. Selain itu, fungsi lain propilen glikol sebagai melarutkan pengawet yang digunakan
dalam formula yaitu nipagin dan nipasol. Sifat melarutkan proplien gloikol lebih baik apabila dibandingkan dengan gliserin(Rowe dkk., 2006). Pemilihan Na sakarin dalam formula yakni sebagai pemanis. Na sakarin memiliki tingkat kemanisan 300 kali dari kemanisan sukrosa sehingga hanya perlu menggunakan bahan ini dalam jumlah yang sedikit (Rowe dkk., 2006). Menthol digunakan dalam formula sebagai perasa. Hal ini untuk meningkatkan akseptabilitas. Selain itu dengan adanya rasa menthol dapat menutupi bau tengik dari kalsium karbonat karena mentho memiliki bau yang cukup tajam. Nipagin dan Nipasol, Kedua pengawet ini lebih baik aktivitasnya apabila digunakan secara bersama. Karena ada yang lebih bertindak sebagai antifungi dan satu lagi ada yang lebih bertindak sebagai antibakteri. Selain itu, pemilihan pengawet ini dikarenakan rentang pH cukup luas yakni 4,0 – 9,0. Sedangkan sediaan yang diinginkan yakni yang memiliki pH basa. Oleh karena itu pengawet ini cocok digunakan. Jumlah konsentrasi untuk masing-masing pengawet mengikuti anjuran dari buku HPE (Rowe dkk., 2006). Fungsi utama CMC Na adalah sebagai pengikat. Zat pengikat merupakan koloid hidrofilik yang mengikat air dan digunakan untuk menstabilkan formulasi pasta gigi dengan mencegah pemisahan fase padat dan fase cair. Dalam keadaan ini CMC Na akan benbentuk seperti gel. Kemudian biasanya glikol sering disertakan dalam gel seperti itu untuk mencegahnya mengering (Rowe dkk., 2006). Pada formula ini kegunaan SLS yaitu sebagai pembentuk busa (detergen). Deterjen berguna untuk membantu menghilangkan tumpukan dan emulsi plak pada gigi. Selain itu SLS juga dapat digunakan sebagai pembasah yang efektif dalam kondisi asam maupun basa (Rowe dkk., 2006). Untuk membuat sediaan pasta gigi yang pertama dilakukan yaitu membuat Mucilago CMC Na dengan mengembangkan CMC Na dalam air panas. Jumlah air panas yang digunakan yaitu 10x berat dari CMC Na. Pengawet yang digunakan yaitu Nipagin dan nipasol dilarutkan dalam propilen glikol. Setelah itu mentol di gerus dalam mortar kemudian ditambahkan kalsium karbonat sedikit demi sedikit. Setelah kalsium karbonat telah ditambahkan semua kemudia larutan nipagin dan nipasol ditambahkan kedalam campuran mentol+ kalsium karbonat campuran ini ditandai dengan campuran 1. Dalam wadah yang berbeda Na sakarin dilarutkan dalam air sesedikit mungkin, SLS juga dilarutkan dalam air serta bahan aktif juga dilarutkan dalam air. Larutan SLS, Na Sakarin dan Bahan aktif dicampur kemudian campuran ini ditandai dengan campuran 2.
Campuran 1 kemudian ditambahkan kedalam Mucilago CMC Na yang kemudian campuran 2 juga ditambahkan dalam campuran 1 + CMC Na. Evaluasi yang dilakukan dinataranya, uji organoleptis, uji pH, uji busa, dan uji daya sebar. 1. Evaluasi uji organoleptis Wujud: Semi padatan Warna: Pasta gigi yang telah dibuat berwarna coklat susu karena basis pasta yang dipakai berwarna coklat susu sehingga memengaruhi warna dari pasta gigi Bau : Sediaan pasta gigi yang telah dibuat memiliki bau menthol karena menggunakan bahan tambahan menthol. Rasa: Menthol 2. Evaluasi uji pH Berdasarkan hasil evaluasi pH dari pasta gigi yang diperoleh adalah 8,7. pH tersebut sudah memenuhi persyaratan mutu pasta gigi SNI 12-3524-1995 yaitu 4,510,5. pH pasta gigi hendaknya disesuaikan dengan pH mulut (saliva). Saliva adalah cairan kompleks yang dihasilkan oleh glandula salivarius seperti glandula parotis, submandibula, sublingual, labial, bukal dan palatal. Saliva memiliki fungsi antara lain melindungi jaringan di dalam rongga mulut dengan cara pembersihan secara mekanis untuk mengurangi akumulasi plak pada permukaan gigi, agregasi bakteri yang
dapat
menghambat
kolonisasi
mikroorganisme,
aktifitas
antibakterial,membantu fungsi pengecapan, pencernaan dan membantu perbaikan jaringan. Fungsi saliva sebagai perlindungan
dipengaruhi oleh komposisi,
viskositas, pH serta susunan ion serta protein saliva. pH saliva yang optimum untuk menghambat pertumbuhan bakteri adalah 6,5–7,5. Apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5–5,5 akan memudahkan pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus. 3. Evalusi uji busa Uji kemampuan berbusa dilakukan dengan melarutkan 1 gram pasta dengan 25 mL air dalam beaker glass.Selanjutnya, dituangkan 5 mL larutan ke dalam tabung reaksi.Bagian atas tabung reaksi ditutup dengan kedua jari tangan lalu kocok ringan sebanyak 25 kali. Busa yang terbentuk diamati selama 30 menit untuk menilai kestabilan busanya, kemudian amati onset, durasi dan kuantitas dari busa. Setelah dilakukan pengamatan selama 30 menit, diperoleh ketinggian busa setelah pengocokkan sebanyak 25 kali yaitu 5,5 cm, dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa. Setelah 30 menit, ketinggian
menjadi 4 cm. Namun, busa masih stabil (penurunan jumlah busa tidak terlalu banyak) sehingga menguntungkan karena tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi. 4.
Evaluasi uji daya sebar Evaluasi uji daya sebar yang dilakukan menggunakan alat double plate dengan cara pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala, lalu diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 50 gram lalu didiamkan selama 5 menit hingga pasta tidak dapat melebar lagi diameter sebarnya. Pada praktikum kali ini diperoleh daya sebar 3 cm. Dari data tersebut dapat diketahui pasta gigi yang kami buat memiliki daya sebar yang cukup luas sehingga kemungkinan besar pasta gigi yang kami buat dapat menyebar dan memiliki jangkauan yang luas pada bagian mulut dan gigi saat digunakan.
X. Kesimpulan Dari hasil pembuatan pasta gigi berdasarkan formula yang telah dirancang, sediaan jadi dievaluasi meliputi uji organoleptis, uji pH, uji busa, uji daya sebar. Berdasarkan uji organoleptis bentuk sediaan semi padatan, warna pasta gigi yang telah dibuat berwarna coklat susu karena basis pasta yang dipakai berwarna coklat susu sehingga memengaruhi warna dari pasta gigi, memiliki bau menthol karena menggunakan bahan tambahan menthol. Berdasarkan uji pH, pH sediaan yang dihasilkan adalah 8,7. Setelah dilakukan uji busa, busa yang dihasilkan diperoleh ketinggian busa setelah pengocokkan sebanyak 25 kali yaitu 5,5 cm. Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 4 cm. Pada praktikum kali ini diperoleh daya sebar 3 cm. XI. Daftar Pustaka Duwisda, B., N. Rusminah, dan A. Susanto. 2018. Perbandingan efektifitas pasta gigi yang mengandung sodium bikarbonat dan sodium monofluorofosfat terhadap plak dan gingivitis. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. 28(3):5–10. Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan S. C. Owen. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient 5 th Edition. London-Chicago : Pharmaceutical Press Putt M, et all. 2008. Enhancement of plaque removal efficacy by tooth brushing with baking soda dentrifrices : results of five clinical studies. J Clin Dent : (19) : 6-7 Silhacek K, Taake K. 2005. Sodium bicarbonat and hidrogen peroxide the effect on the growth of streptococcus mutans. JDent Health : (79):2-6