I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932). Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen. Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan. Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi, diantaranya adalah kecepatan arus sungai, kondisi dasar sungai, turbulensi dan lainnya. Yuwono (2005) abrasi diartikan dengan proses terkikisnya batuan atau material keras seperti dinding atau tebing batu yang biasanya diikuti oleh longsoran dan runtuhan material. abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak (Setiyono, 1996). Peraian desa Sungai Dua Laut merupakan perairan terbuka, yang berhadapan langsung dengan laut Jawa. Sehingga rentan terjadi abrasi dan sedimentasi, dimana perairan tersebut merupakan daerah yang bertebing dan pantai yang landai, yang tersusun oleh material beting karang dan pasir karang. Dimana pantai sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi yaitu gelombang, pasang surut, kecepatan arus, dan lain sebagainya. 1.2. Tujuan Adapun tujuan laporan sedimentologi laut adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui cara mengukur dan menganalisis partikel sedimen
2.
Membuat pola sebaran sedimen
3.
Menganalisi transport dan budget sedimen
1
1.3. Ruang Lingkup 1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah Lokasi praktek lapang Desa Sungai Dua Laut Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis Desa Sungai Dua Laut terletak pada posisi 3°40’31,51” - 3°42’13.57” Lintang Selatan dan 115°14’24” - 116°05’56” Bujut Timur dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara Desa Persiapan Damar Indah dan Sumber Makmur Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sumber Sari dan Desa Swi Marga Utama Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sungai Loban
1.3.2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam praktikum sedimentologi meliputi: 1. Oseanografi meliputi pengukuran gelombang dan arus 2. Transpor sedimen meliputi pengambilan sampel sedimen pada 15 stasiun menggunakan alat grab sampler 3. Transpor sedimen meliputi pengukuran sedimen menggunakan sedimen trap dilakukan di 6 stasiun dalam jangka waktu pemasangan alat sedimen trap selama 3 hari.
2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sedimen dan Sedimentologi Pengertian sedimen ada beberapa macam. Krumbrein dan Sloss (1963) berpendapat bahwa sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organic yang ditransportasikan dari berbagai sumber air, darat maupun laut dan didepositkan oleh udara, angin, es dan air. Sedangkan menurut Pipkin (1977) sedimen adalah deposit dari material padat di permukaan bumi di berbagai medium (udara, air, gas) di bawah kondisi normal permukaan. Selain itu ada juga yang dapat diendapkan dari material yang melayang dalam air (suspensi) atau dalam bentuk kimia pada suatu tempat (presipitasi kimia). Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah salah satu contoh hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin (Adlien, 2011). Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen. Atau Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932 dalam bahan ajar sedimentologi Baharuddin, 2014). 2.2. Sumber Sedimen Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut Kennet (1992) dibedakan menjadi empat yaitu : 1) Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah. 2) Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
3
3) Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit. 4) Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari luar angkasa merupakan sisasisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain (Anonim 2013). Berdasarkan sumbernya Barnes (1969) membagi jenis sedimen, yakni sedimen yang bersumber dari limpasan sungai yang jenisnya banyak mempengaruhi pembentukan morfologi pantai di sekitar muara sungai (disebut sedimen of inlets) dan sedimen yang bersumber dari darat yang terangkut ke laut oleh angin dan drainase atau penguraian sisa-sisa organisme (disebut pyroclastic sediment). Sedangakan menurut Wentworth (1922) dalam CHL (2002) mengklasifikasikan sedimen berdasarkan ukuran butirnya (Skala Wentworth) yakni lempung, lanau, pasir, kerikil, koral (pebble), cobble, dan batu (boulder). Krumbein (1934) dalam Dyer (1986) mengembangkan Skala Wentworth dengan menggunakan unit phi (). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengklasifikasian jika suatu sampel sedimen mengandung partikel yang berukuran kecil dalam jumlah yang besar. Skala phi didasarkan pada logaritma negatif berbasis dua dengan bentuk konversi seperti yang ditunjukkan pada persamaan berikut:
log 2 d
(2.30)
4
simbol d merupakan diameter partikel dalam unit mm dan tanda negatif digunakan agar partikel dengan diameter <1 mm memiliki nilai phi yang positif. Untuk mengkonversi unit phi menjadi milimeter (mm) digunakan persamaan berikut (CHL 2002):
D 2
(2.31)
Ukuran suatu partikel mencerminkan (1) keberadaan partikel dari jenis yang berbeda, (2) daya tahan (resistensi) partikel terhadap proses pelapukan (weathering). erosi atau abrasi dan (3) proses pengangkutan dan pengendapan material, misalnya kemampuan angin atau air untuk memindahkan partikel (Friedman and Sanders 1978). Selanjutnya Gross (1993) menjelaskan bahwa ukuran partikel sangat penting dalam menentukan tingkat pengangkutan sedimen dari ukuran tertentu dan tempat sedimen tersebut terakumulasi di laut. Parameter statistik besar butir rata-rata (mean grain size), standar deviasi, keponcongan (skewness) dan kurtosis sering digunakan di dalam menentukan sedimentasi dan arah transpor sedimen (Folk 1974; Dyer 1986). Besar butir ratarata merupakan fungsi ukuran butir dari suatu populasi sedimen atau nilai terbesar butir di mana 50% halus dan sebaliknya kasar. Standar deviasi adalah metode pemilahan keseragaman distribusi ukuran butir yakni penyortirannya. Sorting dapat menunjukkan batas ukuran butir, tipe pengendapan, karakteristik arus pengendapan, dan lamanya waktu pengendapan dari suatu populasi sedimen. Skewness mencirikan ke arah mana dominan ukuran butir dari suatu populasi tersebut, mungkin simetri, condong ke arah sedimen berbutir kasar atau condong ke arah berbutir halus. Sehingga skewness dapat digunakan untuk mengetahui dinamika
sedimentasi
(Folk
1974). Nilai
skewness
positif
menunjukkan suatu populasi sedimen condong berbutir halus, sebaliknya skewness negatif menunjukkan condong berukuran kasar. Tabel 2.1. menunjukkan distribusi kwalitatif dari standar deviasi, skewness dan kurtosisis. Tabel 2.1 Distribusi kwalitatif sedimen untuk standar deviasi, skewness, dan kurtosis (CHL 2002) Standar Deviasi Skewness Kurtosis Very well sorted <0.35 Very coarse-skewed <-0.3 Very platykurtic <0.6 Well sorted 0.35– Coarse-skewed - 0.3– (flat) 5 Moderately well sorted 0.50 Near0.1 Platykurtic 0.65Moderately sorted 0.50– symmetrical - 0.1– Mesokurtic (normal 0.90 Poorly sorted 0.71 Fine-skewed 0.1 peakedness)
5
Very sorted Extremely sorted
poorly
0.71– 1.00
poorly
Very skewed
fine-
+0.1– 0.3
1.00– 2.00 2.00–
Leptokurtic (peaked) >+0.3 Very leptokurtic Extremely leptokurtic
4.00
0.901.11 1.111.50 1.503.00 >3.0
>4.0
0
0
Pergerakan udara dan air umumnya memisahkan partikel dari ukuran aslinya dan selanjutnya sedimen dari berbagai sumber yang berbeda akan bertemu dan menghasilkan percampuran antar ukuran yang berbeda-beda pula. Percampuran antar ukuran sering terjadi di lautan yang kemudian disebut dengan populasi. Percampuran ditetapkan dalam tiga kategori populasi yaitu kerikil, pasir dan lumpur sekaligus sebagai subyek percampuran.
Ketiga kategori tersebut
merupakan subyek dalam percampuran sedimen dengan proporsi masing-masing ukuran dinyatakan dalam persen (Friedman dan Sanders 1978; Dyer 1986). Dyer (1986) menyatakan bahwa sedimen dengan ukuran yang lebih halus lebih mudah berpindah dan cenderung lebih cepat daripada ukuran kasar. Fraksi halus terangkut dalam bentuk suspensi sedangkan fraksi kasar terangkut pada dekat dasar laut. Selanjutnya partikel yang lebih besar akan tenggelam lebih cepat daripada yang berukuran kecil. Waktu settling (laju partikel keluar dari suspensi menuju dasar perairan) partikel disajikan pada Tabel 2.2 Kecepatan dan waktu settling berdasarkan diameter partikel (Allen 1985) Diameter partikel
Kecepatan settling
Waktu settling
(m)
(m/det)
sejauh 4 km (hari)
Pergerakan secara horisontal pada arus 0,1 m/det (km)
Lempung (1)
9,79 x 10-7
47300
40900
Lanau (10)
9,79 x 10-5
473
409
Pasir (100)
9,79 x 10-3
4,73
4,09
Menurut Sverdrup et al. (1942), material yang tenggelam ke arah dasar tidak langsung diendapkan pada saat pertama kali mencapai dasar laut, tetapi kemungkinan terangkut pada suatu jarak yang besar sebelum menjadi endapan yang permanen. Pengangkutan sedimen oleh berbagai media dapat mempengaruhi bentuk, ukuran dan komposisi partikel tunggal, misalnya pengendapan kalsium 6
karbonat, tetapi pengangkutan umumnya mengurangi dimensi material yang sebenarnya. Interaksi antara material terlarut dengan material padat cenderung untuk mereduksi ukuran dan bentuknya. Selain itu, pengangkutan partikel akan mempengaruhi pola distribusi sedimen di laut. 2.3. Transport Sedimen Hampir seluruh proses input/kredit sedimen merupakan akibat prosesproses alami kecuali peremajaan pantai yang merupakan penambahan sedimen ke dalam sistem oleh manusia. Sedimen yang masuk dapat berasal dari angkutan sejajar pantai (longshore transport), angkutan sedimen dari sungai (river transport), erosi tebing (sea-cliff erosion), angkutan sedimen ke pantai (on shore transport), endapan biogenus (biogenous deposition), angkutan angin (wind transport), endapan hidrogenus (hydrogenous deposition). Sebaliknya sedimen keluar (output/debit) dapat terjadi akibat angkutan sejajar pantai, angkutan ke lepas pantai (offshore transport), angkutan angin, pelarutan dan abrasi (solution and abrasion) dan penambangan pasir (sand mining) (Dirjen P3K DKP 2004). Proses dinamika pantai dan sistem fisik perairan pantai adalah angkutan sedimen litoral yang didefinisikan sebagai pergerakan sedimen pada zona perairan pantai oleh gelombang dan arus. Transpor sedimen pada perairan pantai dapat diklasifikasikan menjadi transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshoreoffshore transport) dan transpor sepanjang pantai (longshore transport). Transpor menuju dan meninggalkan pantai mempunyai arah rata-rata tegak-lurus garis pantai, sedang transpor sepanjang pantai mempunyai arah rata-rata sejajar pantai (CHL 2002). Transpor sedimen litoral yang sejajar dengan garis pantai, mempunyai dua kemungkinan arah pergerakan yaitu ke kanan (Qrt) atau ke kiri (Qlt) relatif terhadap pengamat yang berdiri ke arah laut. Untuk penyajian laju transpor sedimen menyusur pantai, perlu membedakan antara nett transport rate, Qn (Qrt – Qlt) dengan gross transport rate Qg (Qrt + Qlt) pada lokasi pantai tertentu. Arah distribusi tahunan energi gelombang dapat menyebabkan laju angkutan dominan bergerak dalam satu arah sehingga Qg lebih besar daripada Qn. Pada sisi lain, energi gelombang tahunan terdistribusi dalam segala arah sehingga diperkirakan sedimen terangkut dalam setiap arah dengan volume yang sama. Nilai Qn dapat
7
digunakan dalam memprediksi erosi pantai, Qg untuk memprediksi laju pendangkalan dalam inlet terkontrol, sedangkan nilai Ort dan Qlt dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan dalam mendesain jetty (Sorensen 1991; CHL 2002). Angkutan sedimen di pantai terjadi dalam dua bentuk yaitu angkutan dasar (bedload) yang merupakan pergerakan butiran material secara menggelinding (sliding) melalui dasar sebagai akibat pergerakan air di atasnya, dan suspended load transport jika pergerakan butiran dilakukan oleh arus setelah butiran tersebut terangkat dari dasar oleh proses turbulen. Kedua bentuk angkutan sedimen di atas biasanya terjadi pada waktu yang bersamaan tetapi sulit ditentukan tempat berakhirnya angkutan dasar dan permulaan dari angkutan suspensi (van Rijn 1993; Allen 1985). Selanjutnya Heinemann (1999) menjelaskan bahwa angkutan sedimen kohesif sering diistilahkan dengan suspended load transport karena kebanyakan sifatnya yang melayang dalam kolom air, sementara angkutan sedimen non-kohesif disebut bed load transport. Berbagai persamaan yang menjelaskan kondisi suspensi pada kolom air tidak lepas hubungannya dengan nilai tekanan dasar serta kecepatan shear (u*) dari profil arus vertikal, sedangkan kecepatan shear digambarkan pada profil arus secara vertikal dalam determinasi lapisan batas dan pengadukan massa air. Pada daerah pantai kecepatan shear umumnya diakibatkan oleh aktifitas gelombang dengan amplitudo tinggi dan shear maksimum terjadi pada daerah pecahnya gelombang (Dake 1985). Di laut dalam, gerak partikel air karena gelombang jarang mencapai dasar laut. Sedangkan di laut dangkal, partikel air di dekat dasar bergerak maju dan mundur secara periodik. Kecepatan partikel air di dekat dasar naik dengan bertambahnya tinggi gelombang dan berkurang dengan kedalaman, (Triatmodjo 1999). Pasir di laut biasa digerakkan oleh arus (yang dibangkitkan pasut, angin, gelombang atau secara umum terjadi oleh kombinasi antara arus dan gelombang. Pasir ditransportasikan oleh proses dasar “entrainment”, transportasi, dan deposisi. Entrainment terjadi sebagai hasil dari tegangan geser yang terjadi di dasar perairan oleh arus dan gelombang dengan turbulen diffuse yang kemungkinan mengangkat partikel naik ke dalam kondisi suspense. Transportasi
8
terjadi oleh adanya rolling (partikel menggelinding), sliding (partikel tergelincir) dan hopping (partikel meloncat-loncat) sepanjang dasar perairan sebagai respon dari tegangan geser yang bekerja dan dasar yang miring dan gaya yang berat partikel. Transport semacam ini dinamakan transport secara bedload yang dominan terjadi pada kondisi arus/gelombang lemah atau terjadi pada partikel yang berukuran besar (Ukkas, dkk 2009).
Gambar 1. Transport sedimen laut
2.4. Budget Sedimen Analisis budget sedimen pantai digunakan untuk mengevaluasi sedimen yang masuk dan keluar dari suatu pantai yang ditinjau. Analisis keseimbangan budget sedimen pantai didasarkan pada hukum kontinuitas atau kekekalan massa sedimen. Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan daerah pantai yang mengalami erosi (abrasi) atau akresi (sedimentasi). Konsep keseimbangan profil pantai menjadi perhatian jika gaya-gaya di alam yang mempengaruhi keseimbangan pantai berubah berdasarkan variasi pasut, gelombang, arus dan angin. Keseimbangan profil tersebut merupakan salah satu konsep yang sangat bermanfaat dalam menyajikan suatu kerangka kerja dalam studi mengenai ketidakseimbangan dan selanjutnya angkutan sedimen tegak-lurus pantai. Selain itu, dapat dimanfaatkan dalam suatu desain studi yang didasarkan pada profil keseimbangan. Konsep sederhana dari konservasi massa yang diaplikasikan untuk proses transpor sedimen pantai, secara umum melalui tiga tahapan yaitu: (1) teraduknya
9
material kohesif dari dasar laut hingga tersuspensi atau lepasnya material nonkohesif dari dasar laut, (2) perpindahan material secara horizontal dan (3) pengendapan kembali partiket atau material sedimen tersebut. Ketiga tahapan tersebut sangat bergantung kepada gerakan fluida dan karakteristik sedimen yang terangkut. Proses perubahan sedimen pada suatu daerah dapat terjadi oleh karena berbagai sebab seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. Panah hitam menunjukkan
pengurangan
sedimen
(outflow),
sementara
panah
putih
menunjukkan penambahan sedimen (inflow) pada daerah kontrol. L menunjukkan laju angkutan sedimen sejajar garis pantai, O adalah laju angkutan sedimen tegaklurus garis pantai, B adalah tingkat angkutan sedimen akibat angin, R merupakan angkutan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dan Rc adalah angkutan sedimen yang dihasilkan dari erosi pantai berbatu. Apabila jumlah inflow < outflow, pantai akan tererosi dan sebaliknya jika inflow > outflow maka pantai akan terakresi (Horikawa 1988). sungai
B
R
Ka rang
Ka
L
rang
daerah kontrol R
B L
R
c
O
Gambar 2.5 Budget sedimen di daerah litoral (Horikawa 1988). Pemahaman terhadap sumber sedimen (sediment source), akumulasi sedimen sementara (sediment storage), hilangnya sedimen (sediment sink), pergerakan sedimen (sediment transport), batas-batas pergerakan sedimen (sediment boundary) serta proses-proses energi (terutama gelombang) yang menggerakkan sedimen tersebut sangat penting dalam rangka memahami konsep satuan (sel) sedimen. Sel
dan
sub
sel
dapat
didefinisikan
secara
konsisten
dengan
mengidentifikasikan ketidak-kontinyuan di dalam laju atau arah angkutan sedimen sejajar pantai. Identifikasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan batas-batas
10
angkutan sedimen. Batas sel dibagi menjadi batas-batas tetap dan batas-batas sementara (dinamik). Batas tetap yakni berdasarkan catatan historis stabilitas pantai dalam kurun waktu 20 tahun sampai 100 tahun terakhir. Batas-batas ini berupa headland atau inlet tetapi dapat juga berupa struktur bangunan pantai yang masih bertahan selama kurun waktu tersebut, sedangkan batas sementara (dinamik) secara umum memiliki karakter yang luas dan stabilitas yang terbatas. Batas-batas ini berupa konvergensi litoral drift, yang terbagi atau ditandai oleh perubahan yang jelas dari laju transpor tetapi tidak selalu diasosiasikan oleh adanya struktur bangunan atau kenampakan morfologi (Dirjen P3K DKP 2004). Penggunaan konsep profil keseimbangan pada permasalahan yang memerlukan suatu pendugaan mengenai perluasan atau kemunduran profil sangat erat kaitannya dengan prinsip konservasi pasir di sepanjang profil tersebut. Pada kondisi tanpa kehadiran gradien menyusur pantai, maka angkutan sedimen tegaklurus pantai merupakan penyebab redistribusi pasir di sepanjang profil tetapi tidak menyebabkan adanya sedimen yang hilang atau bertambah dari profil tersebut. Pengaplikasian metode ini untuk memprediksi perubahan profil diyakini bahwa volume pasir tetap tertahan pada profil aktif, sehingga erosi pada suatu muka pantai yang terbuka memerlukan suatu kompensasi dalam bentuk pengendapan di daerah lepas pantai. Pengendapan pada bagian muka pantai tersebut akan disertai dengan proses erosi pada daerah selancar. Untuk kasus adanya gradien menyusur pantai dalam angkutan sedimen menyusur pantai terjadi maka umumnya diasumsikan bahwa penambahan atau kemunduran suatu profil pada semua elevasi aktif tidak akan mengakibatkan perubahan pada bentuk profil aktif. Jadi pada umumnya metode-metode yang digunakan dalam memprediksi perubahan profil membedakan antara komponen menyusur pantai dengan tegak-lurus pantai sehingga hasil akhir dari bentuk profil ditentukan melalui penjumlahan dari kedua komponen tersebut (CHL 2002). Profil keseimbangan pantai didefinisikan dalam "Encyclopedia of Beaches and Coastal Environment” (Schwartz 1982) sebagai profil dasar laut dalam jangka panjang yang dihasilkan oleh pengaruh gelombang dan tipe sedimen pantai terentu. Dean (1983) dalam Pilkey et al. (1993) mendefinisikan profil keseimbangan pantai sebagai suatu idealisasi kondisi yang terjadi di alam untuk
11
karakteristik sedimen tertentu dan kondisi gelombang tetap. Selanjutnya, Larson (1991) menjelaskan profil keseimbangan pantai sebagai pantai dengan ukuran butir sedimen tertentu yang jika terbuka terhadap kondisi gaya-gaya konstan, maka secara normal gelombang yang pecah diasumsikan dalam periode pendek sehingga tidak ada perubahan berarti pada profil untuk jangka waktu tertentu. Menurut Triatmodjo (1999), transpor sedimen sepanjang pantai merupakan penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai, hal ini disebabkan karena pengaruh transpor sedimen sepanjang pantai, sedimen dapat terangkut sampai jauh. Gelombang badai yang terjadi dalam waktu singkat dapat menyebabkan terjadinya erosi pantai, selanjutnya gelombang
biasa yang terjadi sehari-hari
akan membentuk kembali pantai yang sebelumnya tererosi (pantai kembali stabil), sebaliknya akibat pengaruh transpor sedimen sepanjang pantai, sedimen dapat terangkut sampai jauh dan menyebabkan perubahan garis pantai. 2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sedimentasi Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan Aliran Sungai Kecepatan alian maksimal pada tengah alur sungai, bila sungai membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut of slope (terjadi erosi). Pengendapan terjadi bila kecepatan sungai menurun atau bahkan hilang. 2. Gradien / kemiringan lereng sungai Bila air mengalir dari sungai yang kemiringan lerengnya curam kedataran yang lebih rendah maka keceapatan air berkurang dan tiba-tiba hilang sehingga menyebabkan pengendapan pada dasar sungai. 3. Bentuk alur sungai Aliran air akan mengerus bagian tepi dan dasar sungai. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan mengalir lebih lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasar tidak kasar, aliran airnya deras. Sungai yang lebar, dangkal dan permukaan dasarnya tidak kasar, atau sempit dalam tetapi permukaan dasarnya kasar, aliran airnya lambat.
12
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktik lapang Sedimentologi Laut dilaksanakan pada hari selasa, 1 Desember hingga hari jumat, 4 Desember 2015 di Desa Sungai Dua Laut Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data sedimen : - Grabe Sampler - Sedimen Trab - GPS - Kapal - Kantung Sampel Alat-alat yang digunakan dalam kerja dilaboratorium terbagi atas : - Timbangan digital untuk menimbang berat sampel sedimen - Satu set saringan (ayakan) - Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai sampel sedimen - Mesin pengguncang saringan - Kuas, sikat kuningan, dan sendok - Silinder pembagi volume 1000 ml - Beakers glass (50 ml) - Pipet (20 ml) 3.2.2. Bahan Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada analisis sampel adalah : - Sampel sedimen - Air - Tissue - Alat tulis - Laptop
13
Gambar 2. Peta lokasi praktik lapang kelautan di Desa Sungai Dua Laut.
14
3.3. Metode Pengambilan Data 3.3.1. Oseanografi A. Gelombang Pengukuran tinggi, periode dan arah gelombang dilakukan dengan menggunakan tiang skala, stopwatch, kompas dan alat tulis menulis. Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara membaca pergerakan naik (puncak) dan turun (lembah) permukaan air laut pada tiang berskala yang ditancapkan di mintakat sebelum gelombang pecah sebanyak 20 pengulangan. Dari perbedaan pembacaan puncak dan lembah gelombang yang terukur, maka serangkaian tinggi gelombang dapat dihitung. Pengukuran perioda gelombang dilakukan dengan menggunakan stopwatch dengan cara menghitung banyaknya waktu yang diperlukan pada posisi puncak dan lembah gelombang bagi sejumlah gelombang datang. Arah datang gelombang di ukur dengan menggunakan kompas. B. Arus Kecepatan arus diukur dengan menggunakan layang-layang arus, dengan terlebih dahulu menentukan arah arus dengan menggunakan kompas, yakni menentukan posisi titik awal layang-layang arus ketika dilepas sampai jarak terakhirnya. 3.3.2. Sedimen Pengambilan contoh sedimen dasar menggunakan bottom grab sampler (peterson grab) pada beberapa stasiun yang posisinya dicatat. Sampel sedimen yang diperoleh selanjutnya dianalisis (laboratorium) untuk penentuan besar ukuran butirnya menggunakan sieve net dan metode pipet serta beberapa analisis parameter fisik sedimen lainnya. 3.3.3. Transport Sedimen Pengukuran transport sedimen menggunakan Sedimen Trap yaitu : a. Menentukan posisi stasiun pengambilan sampel b. Meletakkan sedimen trap di dasar perairan pada suatu titik yang telah ditentukan dan mengarahkan tabung-tabungnya tepat ke keempat arah mata angin. c. Memberi tanda agar mudah ditemukan ketika ingin mengangkatnya kembali seperti pelampung. 15
d. Setelah empat hari, sedimen yang ada di dalam tabung diambil secara perlahan agar tidak tercecer. e. Memasukkan masing-masing sampel sedimen tersebut ke dalam kantung sampel yang berbeda dan memberi tanda berdasarkan arah mata angin. 3.3.4. Budget Sedimen Analisis budget sedimen pantai digunakan untuk mengevaluasi sedimen yang masuk dan keluar dari suatu pantai yang ditinjau. Analisis keseimbangan budget sedimen pantai didasarkan pada hukum kontinuitas atau kekekalan massa sedimen. Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan daerah pantai yang mengalami erosi (abrasi) atau akresi (sedimentasi).
3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Oseanografi A. Gelombang
Analisis Data Untuk menghitung tinggi dan periode gelombang dengan menggunakan
metode CERC 1. Arus
Analisis Data Untuk menghitung kecepatan arus dengan menggunakan persamaan : v
s t
Dimana;
v = Kecepatan arus (meter/detik) s = Jarak (meter) t = Waktu tempuh (detik) 3.4.2 Sedimen a. Analisis Ukuran Butir Analisis ukuran butir sedimen sesuai ayakan ASTM (American Society for Testing and Materials) menggunakan metode sieve net untuk ukuran sedimen kerikil dan pasir, dan metode pipet untuk ukuran lempung dan lanau (Faturahman dan Wahyu 1992). Prosedur analisis fisik sedimen di atas dianalisis dengan 16
menggunakan software GRADISTAT versi 11.0 (Blot 2000) dengan keluaran berupa parameter statistik sedimen meliputi ukuran partikel sedimen, sorting, skewness, kurtosis dan persentase jenis sedimen. Persentase sedimen berdasarkan Segitiga Shepard dari pengelompokan klasifikasi menurut Skala Wenworth seperti disajikan pada Gambar 3.9, yakni percampuran kerikil, pasir dan lumpur. Kerikil (> 2mm)
G
ek
eri kil
80%
mG
sG
Pe rse n
tas
msG
30%
gM
gmS
gS
5% (g)M 1% Lumpur < 0,0625mm
M
(g)sM
(g)mS
sM 10%
(g)S
mS 50% Persentase pasir Dalam fraksi <2mm
S 90%
Pasir 0,0625 – 2mm
Gambar 3.9 Diagram Segitiga Shepard campuran sedimen (kerikil, pasir dan lumpur) permukaan dasar laut (Folk 1980 dalam SNI/Standar Nasional Indonesia 1998). b. Transpor sedimen Analisis volume transpor sedimen total menggunakan dua metode, yakni: Metode Fluks Energi Metode fluks energi pertama kali dikembangkan oleh CERC (1984), metode ini hanya tergantung pada komponen besar fluks energi (power) arus menyusur pantai. Metode CERC kemudian dimodifikasi oleh CHL (2002) dengan memasukkan komponen empirik (K = 0,2), densitas air dan sedimen (ρ = 1025 kg/m3 dan ρs = 2650 kg/m3), serta porositas sedimen (n = 0,4).
5 g H 2 sin 2 Ql K 1 b 16 2 1 n b b s
17
(3.28)
Analisis data sedimen Data hasil pengukuran ditabulasi Menetukan persentase berat dan berat komulatif masing-masing ukuran partikel pada tiap stasiun Menentukan persentase partikel pasir, lanau, dan lempeng dengan menggunakan skala wenworth (Bird, 1970) kemudian diplotkan ke dalam grafik semilog untuk menentukan Q1 = Q25 dan Q3 = Q75 Data hasil persentase partikel pasir, lanau dan lempung kemudian diplotkan ke dalam segitiga tekstur (Holme dan McIntyre, 1984) berikut ini : Menghitung nilai sortasi (berdasarkan Koesoemadinata, 1983) dengan rumus : So = Q3 / Q1 = Q75 / Q25 Keterangan ; So = Nilai Sortasi Q1 = Kwartil pertama (Q25) Q3 = Kwartil ketiga (Q75) Analisis data sedimen yang terperangkap pada sedimen trap dapat diketahui arah dan volume angkuan melalui analisis vektor seperti formulasi di bawah ini, (Daut, A. dkk. 1991) :
Qt Qb 2 Qu Qs
Q
=
= Arc tg
2
Qu Qs Qt Qb
Keterangan, Q = Angkutan total sedimen (m3/hari) = Arah angkutan sedimen yang sebenarnya Qu,Qs,Qt,Qb = Sedimen yang masuk dalam sedimen trap (utara, selatan,timur, barat) c. Analisis Budget Sedimen Konsep coastal cell (sediment budget) digunakan untuk mengetahui perubahan garis pantai sebagai akibat transpor sedimen dengan membagi garis pantai dalam bagian-bagian (profil) berdasarkan morfologi pantai. Interaksi antara energi (terutama gelombang) yang menyebabkan arus menyusur pantai dengan
18
sedimen di daerah dekat pantai menyebabkan sedimen tersebut bergerak/terangkut dan diendapkan pada batas-batas tertentu. Analisis budget sedimen pantai didasarkan pada hukum kontinuitas (kekekalan massa sedimen) sehingga diketahui daerah pantai yang mengalami erosi atau akresi (sedimentasi) dari aktifitas energi yang bekerja. Besarnya budget sedimen bulanan dan pengukuran lapangan dapat ditentukan dari perhitungan besarnya laju transpor dari masing-masing profil berdasarkan volume dan arah pergerakan prediksi netto sediment transport bulanan dan pengukuran lapangan yang diperoleh dari perhitungan di atas. Budget sedimen adalah selisih antara sedimen yang masuk dengan yang keluar pada suatu profil pantai. Apabila nilai budget sedimennya nol maka pantai pada profil tersebut dalam kondisi seimbang, jika nilainya positif pantai mengalami akresi dan sebaliknya untuk nilai budget negatif pantai mengalami erosi. Hasil analisis budget sedimen pada setiap sel/segmen tersebut untuk setiap bulannya sebagai dasar input kedalaman (perubahan kedalaman dengan penambahan dan pengurangan berdasarkan hasil budget) untuk prediksi pada bulan berikutnya.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Desa Sungai Dua Laut merupakan salah satu desa yang terdapat di wilayah pesisir pantai kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis Desa Sungai Dua Laut terletak pada posisi 3°40’31,51” - 3°42’13.57” Lintang Selatan dan 115°14’24” 116°05’56” Bujur Timur dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara Desa Persiapan Damar Indah dan Sumber Makmur Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sumber Sari dan Desa Swi Marga Utama Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sungai Loban Mayoritas penduduk Desa Sungai Dua Laut beragama Islam. Jumlah sarana ibadah di Desa Sungai Dua Laut terdapat 1 buah mesjid dan 3 buah musholla. Tenaga kesehatan yang ada di Desa Sungai Dua Laut antara lain 1 orang Perawat dan 1 orang Bidan yang setiap harinya bekerja di Polindes dan Pos Kasdes, serta dukun kampung yang banyak membantu persalinan. Masyarakat Desa Sungai Dua Laut secara umum berprofesi sebagai nelayan, selain itu juga ada yang berprofesi sebagai petani, perternak dan pegawai pemerintahan. Masyarakat Desa Sungai Dua Laut terdiri dari suku Bugis, Mandar, Banjar, Jawa dan Lombok. 4.2 Kondisi Oseanografi Pesisir Pantai Sungai Dua Laut membentuk garis pantai yang relatif lurus dan landai, Kondisi oseanografi sangat berpengaruh terhadap sedimentasi ialah arus dan gelombang. Arus laut (sea current) adalah gerakan air laut dari satu tempat ketempat yang lain, baik secara pertikal maupun horizontal. Arus merupakan faktor oseanografi yang cukup berperan penting dalam membawa bahan paritkek sedimen, bahan terlarut dan tersuspensi, yang dapat menimbulkan pendakalan sebuah perairan.Adapun hasil pengukuran arus di Perairan Sungai Dua Laut ialah sebagai berikut :
20
Gambar 4.1. Pola Arus pada Perairan Sungai Dua Laut Hasil Pengukuran arah dan kecepatan arus dilapangan dilakukan pada satu stasiun yaitu di daerah dermaga, hal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana arah dan kecepatan arus di dekat pantai. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa kecepatan arus pada saat pasang ke arah barat daya dan saat surut ke arah tenggara. Berdasarkan pola dan kecepatan arus hasil pengukuran lapangan yang dilakukan selama 61 jam, menunjukkan bahwa pada saat air menuju pasang, arah arus bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan maksimum 0.13m/s, sedangkan pada saat surut arah arus bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan yang lebih kecil 0.02m/s. Pengaruh arus terhadap sedimen ialah arus membawa sedimen menuju kearah pantai dan meninggalkan pantai dengan dipengaruhi oleh gelombang. Arus yang terjadi di Perairan Sungai Dua Laut juga dipengaruhi oleh topografi pantai yang landai dan mengarah ke laut sehingga kecepatan gelombang tinggi pada musim-musim tertentu dan membuat kecepatan arus juga relative tinggi sehingga sedimen yang dari dasar perairan akan terangkut oleh arus dan terbawa ke pantai. 4.3 Ukuran dan Sebaran Butir Sedimen Jenis sedimen yang dominan di Perairan Sungai Dua Laut berupa pasir (sand), dengan persentase antara 14,9% sampai 100%. Sedangkan sisanya adalah berupa kerikil dengan persentase berkisar antara 0,0 sampai 85,1% dan lumpur dengan persentase berkisar antara 0,1% sampai 98,7% (lampiran). Klasifikasi ukuran butiran yang digunakan adalah klasifikasi dari Subcommittee on Sediment Terminology of
The
AGU (American Geophysical
Union). Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar) dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus).Klasifikasi butiran dilakukan berdasarkan nilai diameter referensi (D50) dari material dasar.
21
Berdasarkan nilai (D50) untuk stasiun 1 dan 2 selanjutnya ukuran butir kerikil halus (very fine gravel) yaitu pada stasiun 10, ukuran butir pasir sedang (medium sand) yaitu pada stasiun 3, 6, 7, dan 9. Ukuran butir pasir halus (fine sand ) yaitu pada stasiun 4, 5, dan 8 sedangkan pada stasiun 11 - 14 dan 15 termasuk dalam kisaran lumpur kasar (coarse silt). Maka dapat disimpulkan lokasi studi didominasi material dasar lumpur kasar (coarse silt), karena energi mekanik seperti arus dan gelombang pada lokasi tersebut relatif sedang.
3.4 Transpor Sedimen dan Budget Sedimen Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Triatmodjo 1999). Transport sedimen pantai dapat diklasifikasikan menjadi transport menyusur pantai (longsore transport) dan transpor tegak lurus pantai (onshore-offshore transport). Perbedaan kecepatan arus berpengaruh terhadap transpor sedimen, dimana semakin besar arus yang terbentuk maka transpor sedimennya juga besar, baik berupa bed load (sedimen dasar) maupun suspended load (sedimen tersuspensi) selain faktor lain seperti karakteristik butir sedimen dan kemiringan pantai. Analisis budget sedimen pantai digunakan untuk mengevaluasi sedimen yang masuk dan keluar dari suatu pantai yang ditinjau. Analisis keseimbangan
22
budget sedimen pantai didasarkan pada hukum kontinuitas atau kekekalan massa sedimen. Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan daerah pantai yang mengalami erosi (abrasi) atau akresi (sedimentasi). Tabel 9. Volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut Jam
Stasiun St. 1.1 St. 1.2 St. 2.1 St. 2.2 St. 3.1 St. 3.2
Pemasangan 18:25 18:30 18:20 18:27 18:18 18:30
Pengambilan 10:35 10:42 10:30 10:38 10:30 10:45
Lama Pemasangan Jam Menit 65 10 65 12 65 10 65 11 65 12 65 15
Volume sedimen trab Utara 580 610 500 420 605 480
Selatan 580 595 740 490 625 630
Barat 790 695 715 600 220 540
Timur 785 865 605 665 605 590
Atas 365 152 153.06 147.63 170 175
Waktu (t) 65.17 65.20 65.17 65.18 65.20 65.25
Lanjutan Tabel 9. Volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut α
Resultan
Sejajar Pantai (Qx)
Volume transport Sedimen Tegak Lurus (Qy)
0.08
0.00
0.00
0.08
2.30
27.6
2.61
0.23
5.04
2.62
78.52
942.3
1.69
3.68
65.38
4.05
121.54
1458.5
1.00
1.07
47.12
1.47
43.96
527.6
5.90
0.31
2.97
5.91
177.39
2128.6
0.77
2.30
71.57
2.42
72.70
872.4
Volume transport Sedimen
Tabel 10. Prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut Volume Tahun Budget Keterangan Timur Barat 2005 -29389,9 881381,3 851991,3 sedimentasi 2004 -19104,2 312407,8 293303,6 sedimentasi 2003 -5254,17 412438,5 407184,3 sedimentasi 2002 -5669,99 166400,6 160730,6 sedimentasi 2001 -227790 6368481 6140692 sedimentasi 2000 -3504,91 223449,4 219944,5 sedimentasi 1999 -1235,28 360035,3 358800,1 sedimentasi 1998 -4954,99 9699465 9694510 sedimentasi 1997 -15053,5 307248,3 292194,8 sedimentasi 1996 -4040,76 315280,7 311240 sedimentasi 1995 -29223,4 240320,3 211096,9 sedimentasi
23
Qtotal/bulan
Qtotal/tahun
Pengukuran volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut hingga Tanjung Kandang Haur meliputi sedimen menggunakan sedimen trap dilakukan di 6 stasiun dalam jangka waktu pemasangan alat sedimen trap selama 3 hari menghasilkan Qx (sejajar pantai), Qy (tegak lurus), arah dan Qtotal perhari, perbulan dan pertahun (Tabel 9). Jumlah dari Qx (sejajar pantai) adalah 12,040, Qy (tegak lurus) adalah 7,592, dan Qtotal perhari adalah 16,547, perbulan adalah 496,411 dan pertahun adalah 5956,933. Pengukuran prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut hingga Tanjung Kandang Haur dengan melanjutkan perhitungan transfortasi gelombang dari mata kuliah oseanografi fisika, dari tahun 2005-1995 menunjukkan volume arah timur terjadi abrasi (minus) dan arah barat terjadi sedimentasi. Dari pengukuran budget menghasilkan terjadinya sedimentasi lebih dominan dari pada abrasi. Dari hasil pengukuran volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut dan prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut hingga Tanjung Kandang Haur dapat di simpulkan bahwa mengalami abrasi dan sedimentasi. Abrasi diduga karena Perairan tersebut berseberangan dengan Laut Jawa sehingga arahnya dominan Timur, Tenggara dan hasilnya minus, tanah berbentuk tebing dan dipengaruhi oleh gelombang, pasang surut, arus, sungai, hujan. Sedangkan sedimentasi diduga karena pertumbuhan kelapa sawit menyebabakan tingginya run up menyebabkan adanya sedimentasi dan berdampak negatif terhadap perairan yaitu kekeruhan sehingga menghambat pertumbuhan ekosistem perairan. Akan tetapi pengukuran budget sedimen di Perairan Sungai Dua Laut dan prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut hingga Tanjung Kandang Haur menghasilkan sedimentasi hal ini diduga karena sedimentasi lebih dominan daripada abrasi.
24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang telah di dapat pada praktek lapang di Perairan Sungai Dua Laut adalah sebagai berikut : 1.
Butiran sedimen pantai Sungai Dua Laut hingga Tanjung Kanang Haur dominan berupa pasir dan
kerikil. Yang kebanyakan memiliki tipe
polymodalpoorly sorted dengan tekturnya yaitu Slightly Gravelly sand. 2.
Volume transport sedimen di lapangan maupun prediksi gelombang menghasilkan budget yang berketerangan sedimentasi diduga karena sedimentasi lebih dominan daripada abrasi.
5.2. Saran Sebaiknya waktu melakukan praktek lapang lebih awal dari biasanya agar waktu untuk menganalisis sampel, data dan membuat laporan lebih banyak.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Gerak Air Laut. http:// e_books/modul_online/geografi.html http://geo.ugm.ac.id/archives/100/ Coastal Hydrolic Laboratory (CHL). 2006. Coastal Engineering Manual. Washington DC : Departement of Army. U.S. Army Corp of Engineering. Folk, R.L., 1974. Petrology of Sedimentary Rocks. 3nd Edition Hemphill’s Bookstore, Austin. Krumbein, W.C. & L.L., Sloss, 1983, Stratigraphy and Sedimentation, W.H.Freeman and Co., San Fransisco. Pipkin, B.W. 1977. Laboratory Exercise in Oceanography. San Fransisco : W.H. Freeman and Company. Sugeng, Widada, 2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro : Semarang. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Triatmojo, B. 1999. Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta. Ukkas, M. 2009. Kajian Aspek Bioekologi Vegetasi Mangrove Alami dan Hasil Rehabilitasi de Kecamatan Keera Kab. Wajo Sulawesi Selatan. Hibah Penelitian. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Uniersitan Hasanuddin. Makassar. U.S. Army. 2003. Engineering and design Coastal Engineering Manual. Departement of the Army. U. S. Army corps of Engineers. Washington, DC. Wibisono,M.S.2011. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo.Jakarta.
26
LAMPIRAN Ukuran Butiran Posisi St
Parameter Statistik D50
x
D90
Ukuran Butir
y
Folk & Ward (µm)
(ɸ)
(µm)
(ɸ)
2
3
4
5
6
7
8
9
360925 9590123 519,0 0,946 2291,5 2,759
360689 9589853 179,9 2,475 1231,0 2,942
359283 9589421 148,6 2,750 179,2 3,592
350156 9590185 161,8 2,628 345,9 2,935
359593 9589003 294,6 1,763 343,9 1,987
359957 9589337 315,1 1,666 2296,8 2,891
361026 9590512 153,2 2,707 331,5 3,656
361326 9589582 331,1 1,595 2340,8 2,945
10 359436 9589613 2297,8 -1,200 2691,5 0,629
11 360782 9590622 16,19 5,949 45,19 7,590
12 360782 9590625 15,93 5,972 43,30 7,594
13 360556 9590579 16,33 5,936 46,28 7,587
14 360554 9590570 16,16 5,951 44,99 7,590
15 360551 9590560 16,14 5,953 44,86 7,591
Tipe Sedimen
Nama Sedimen
Ukuran Butir
Tekstur
Gravel
Geo (µm) Log (ɸ) x
1 3611163 9590150 1113,0 -0,154 1364,7 2,580
Distribusi Deskripsi
745,1
0,424 Coarse Sand
σ
2,078
1,055 Poorly Sorted
Sk
-0,787
K
1,149
1,149 Leptokurtic
x
561,1
0,834 Coarse Sand
σ
2,917
1,544 Poorly Sorted
Sk
0,085
-0,085 Symmetrical
K
0,860
0,860 Platykurtic
x
258,7
1,951 Medium Sand
Polymodal,
Very Fine
σ
2,439
1,286 Poorly Sorted
Poorly Sorted
Gravelly Fine Sand
Sk
0,614
K
0,989
0,989 Mesokurtic
x
148,6
2,750 Fine Sand
Bimodal,
Slightly Very Fine
σ
1,517
0,601 Moderately Well Sorted Moderately Well Sorted
Sk
0,176
K
3,900
3,900 Extremely Leptokurtic
x
190,0
2,396 Fine Sand
σ
1,564
0,645 Moderately Well Sorted Moderately Well Sorted
Sk
0,632
K
0,986
0,986 Mesokurtic
x
294,6
1,763 Medium Sand
σ
1,204
0,268 Very Well Sorted
Sk
-0,280
K
1,677
1,677 Very Leptokurtic
x
452,6
1,144 Medium Sand
σ
3,050
1,609 Poorly Sorted
Sk
0,403
K
0,629
0,629 Very Platykurtic
x
177,1
2,497 Fine Sand
σ
1,874
0,906 Moderately Sorted
Sk
0,480
-0,480 Very Coarse Skewed
K
3,886
3,886 Extremely Leptokurtic
x
459,7
1,121 Medium Sand
σ
3,324
1,733 Poorly Sorted
Sk
0,274
-0,274 Coarse Skewed
K
0,705
x
2297,8
σ
1,654
0,726 Moderately Sorted
Sk
-0,438
0,438 Very Fine Skewed
K
5,964
5,964 Extremely Leptokurtic
x
16,19
5,949 Coarse Silt
σ
2,375
1,248 Poorly Sorted
Sk
-0,008
K
0,726
0,726 Platykurtic
x
15,93
5,972 Coarse Silt
σ
2,347
1,231 Poorly Sorted
Sk
-0,011
K
0,722
0,722 Platykurtic
x
16,33
5,936 Coarse Silt
σ
2,391
1,258 Poorly Sorted
Sk
-0,006
K
0,729
0,729 Platykurtic
x
16,16
5,951 Coarse Silt
σ
2,372
1,246 Poorly Sorted
Sk
-0,008
K
0,726
0,726 Platykurtic
x
16,14
5,953 Coarse Silt
σ
2,370
1,245 Poorly Sorted
Sk
-0,008
K
0,726
Pasir Lumpur
Slightly Very Fine
0,787 Very Fine Skewed
Trimodal, Poorly Sorted
Gravelly Very Coarse Sand
Slightly Gravelly Sand
5,0%
95,0%
0,0%
Very Fine Polymodal, Poorly Sorted
Gravelly Medium Sand
-0,614 Very Coarse Skewed
Gravelly Fine Sand
-0,176 Coarse Skewed Bimodal,
Gravelly Sand
16,80% 83,20%
0%
Gravelly Sand
6,5%
93,5%
0,1%
Slightly Gravelly Sand
2,5%
97,5%
0,0%
Slightly Gravelly Sand
0,2%
99,8%
0,0%
Sand
0%
100%
0%
Gravelly Sand
17,0%
83,0%
0,0%
Slightly Gravelly Sand
4,1%
95,4%
0,5%
Gravelly Sand
18,8%
80,6%
0,7%
Slightly Very Fine Gravelly Fine Sand
-0,632 Very Coarse Skewed Very Well Sorted
0,280 Fine Skewed
Unimodal, Very Well Sorted
Medium Sand
Very Fine
-0,403 Very Coarse Skewed
Polymodal, Poorly Sorted
Gravelly Fine Sand
Slightly Very Fine Trimodal, Moderately Sorted
Gravelly Fine Sand
Very Fine Gravelly Polymodal, Poorly Sorted
Fine Sand
0,705 Platykurtic -1,200 Very Fine Gravel
0,008 Symmetrical
0,011 Symmetrical
0,006 Symmetrical
0,008 Symmetrical
0,008 Symmetrical 0,726 Platykurtic
27
Unimodal, Moderately Sorted
Very Fine Gravel
Gravel
85,1%
14,9%
0,0%
Unimodal, Poorly Sorted
Fine Silt
Mud
0,0%
2,4%
97,6%
Unimodal, Poorly Sorted
Very Fine Silt
Mud
0,0%
1,3%
98,7%
Unimodal, Poorly Sorted
Very Fine Silt
Mud
0,0%
3,0%
97,0%
Unimodal, Poorly Sorted
Very Fine Silt
Mud
0,0%
2,3%
97,7%
Unimodal, Poorly Sorted
Very Fine Silt
Mud
0,0%
2,2%
97,8%
Prediksi Sedimen dan Budget Sedimen selama 10 tahun Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 Mei-05 Jun-05 Jul-05 Agu-05 Sep-05 Okt-05 Nov-05 Des-05
260 260 300 200 100 150 130 140 210 110 170 240
1,139313 1,345716 0,467679 1,926107 1,246935 0,774818 0,616458 0,681506 1,902504 1,096766 4,436198 2,960931
0,787712 0,786236 0,772792 0,792117 0,78628 0,782274 0,784533 0,78356 0,791355 0,787422 0,785157 0,787766
0,064079 0,071302 0,223425 0,581331 0,126593 0,418479 0,276863 0,345611 0,534135 0,202472 1,06972 0,384337
0,437697 0,448654 2,413504 3,049014 0,827562 3,489688 2,58081 3,068141 2,819709 1,410402 3,720706 1,629195
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-04 Feb-04 Mar-04 Apr-04 Mei-04 Jun-04 Jul-04 Agu-04 Sep-04 Okt-04 Nov-04 Des-04
180 270 270 135 270 180 90 180 135 170 100 280
2,021587 1,085477 1,139313 0,774818 1,139313 1,72911 0,992082 1,72911 0,774818 2,298418 1,197687 1,444502
0,791757 0,788128 0,787712 0,782274 0,787712 0,792903 0,788286 0,792903 0,782274 0,790777 0,786643 0,785587
0,650374 0,026678 0,027519 0,34923 0,027519 0,588359 0,025437 0,588359 0,34923 0,701873 0,123363 0,13772
3,331763 0,18662 0,187965 2,91003 0,187965 3,255785 0,186106 3,255785 2,91003 3,374897 0,822622 0,836932
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-03 Feb-03 Mar-03 Apr-03 Mei-03 Jun-03 Jul-03 Agu-03 Sep-03 Okt-03 Nov-03 Des-03
270 270 270 225 180 180 90 180 180 135 225 270
1,030567 1,395431 1,085477 2,330189 1,522618 1,72911 0,938075 1,72911 2,207572 0,681506 2,330189 1,139313
0,788567 0,785905 0,788128 0,789766 0,793798 0,792903 0,788757 0,792903 0,791089 0,78356 0,789766 0,787712
0,025804 0,031342 0,026678 0,485568 0,542277 0,588359 0,02454 0,588359 0,688127 0,32166 0,485568 0,027519
0,18519 0,193711 0,18662 2,317844 3,195308 3,255785 0,184568 3,255785 3,375372 2,854778 2,317844 0,187965
28
Q1/hari Q1/bulan 84,77033 131,8755 50,89052 2184,284 201,0132 258,0451 107,7171 164,5685 1960,174 248,3201 21533,58 3433,797
2543,11 3956,264 1526,716 65528,52 6030,397 7741,353 3231,513 4937,055 58805,22 7449,603 646007,5 103013,9
Q1/hari Q1/bulan 2693,352 32,01633 36,4049 215,3445 36,4049 1779,632 25,49453 1779,632 215,3445 3762,394 180,6229 293,7579
80800,57 960,49 1092,147 6460,335 1092,147 53388,96 764,8358 53388,96 6460,335 112871,8 5418,688 8812,738
Q1/hari Q1/bulan 27,89641 62,3593 32,01633 2679,182 1270,275 1779,632 21,97557 1779,632 3401,371 153,1635 2679,182 36,4049
836,8922 1870,779 960,49 80375,45 38108,24 53388,96 659,2672 53388,96 102041,1 4594,905 80375,45 1092,147
Budget
Keterangan
2543,11 3956,264 1526,716 65528,52 -6030,4 -7741,35 -3231,51 -4937,06 58805,22 -7449,6 646007,5 103013,9
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi abrasi abrasi abrasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi
Budget
Keterangan
80800,57 960,49 1092,147 -6460,34 1092,147 53388,96 -764,836 53388,96 -6460,34 112871,8 -5418,69 8812,738
sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi abrasi sedimentasi abrasi sedimentasi
Budget
Keterangan
836,8922 1870,779 960,49 80375,45 38108,24 53388,96 -659,267 53388,96 102041,1 -4594,9 80375,45 1092,147
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-02 Feb-02 Mar-02 Apr-02 Mei-02 Jun-02 Jul-02 Agu-02 Sep-02 Okt-02 Nov-02 Des-02
360 225 360 225 270 315 180 135 135 90 270 180
0,253614 1,22699 0,21717 1,902504 0,85809 0,252672 1,414984 0,582899 0,513286 0,826045 0,85809 1,926073
0,780118 0,794493 0,781761 0,791355 0,790068 0,780083 0,794299 0,785064 0,786239 0,789801 0,790068 0,792117
0,276048 0,321775 0,249942 0,426346 0,022943 0,205365 0,517368 0,290998 0,268215 0,022617 0,022943 0,6305
4,033892 2,108508 3,941182 2,249366 0,180235 3,002238 3,160985 2,789017 2,736714 0,181126 0,180235 3,308034
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-01 Feb-01 Mar-01 Apr-01 Mei-01 Jun-01 Jul-01 Agu-01 Sep-01 Okt-01 Nov-01 Des-01
315 315 315 180 225 225 360 180 45 45 270 315
0,28694 0,28694 0,28694 1,30382 1,627231 1,432899 0,253614 1,926073 0,582899 0,582899 0,85809 0,28694
0,77868 0,77868 0,77868 0,794847 0,792518 0,793428 0,780118 0,792117 0,785064 0,785064 0,790068 0,77868
0,222797 0,222797 0,222797 0,490916 0,385672 0,355453 0,276048 0,6305 0,262075 0,262075 0,022943 0,222797
3,060091 3,060091 3,060091 3,12314 2,19806 2,157228 4,033892 3,308034 2,511054 2,511054 0,180235 3,060091
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-00 Feb-00 Mar-00 Apr-00 Mei-00 Jun-00 Jul-00 Agu-00 Sep-00 Okt-00 Nov-00 Des-00
270 180 270 270 225 90 135 180 180 180 270 315
0,974466 1,72911 0,85809 0,85809 1,432899 0,826045 0,582899 1,72911 1,72911 1,522618 0,974466 0,28694
0,789034 0,792903 0,790068 0,790068 0,793428 0,789801 0,785064 0,792903 0,792903 0,793798 0,789034 0,77868
0,024894 0,588359 0,022943 0,022943 0,355453 0,022617 0,290998 0,588359 0,588359 0,542277 0,024894 0,222797
0,18366 3,255785 0,180235 0,180235 2,157228 0,181126 2,789017 3,255785 3,255785 3,195308 0,18366 3,060091
29
Q1/hari Q1/bulan
Budget
Keterangan
548,8172 14669,83 363,4981 46938,24 514,7802 405,2825 31377,05 -3034,46 -2165,09 -470,449 514,7802 71068,32
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi abrasi abrasi sedimentasi sedimentasi
Budget
Keterangan
23679,89 23679,89 23679,89 1052703 1292423 922451,3 22872,62 2961858 113894,8 113894,8 21454,08 23679,89
23679,89 23679,89 23679,89 1052703 1292423 922451,3 22872,62 2961858 -113895 -113895 21454,08 23679,89
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi abrasi sedimentasi sedimentasi
Q1/hari Q1/bulan
Budget
Keterangan
721,382 53388,96 514,7802 514,7802 22133,76 -470,449 -3034,46 53388,96 53388,96 38108,24 721,382 568,1873
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi abrasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi
18,29391 488,9944 12,1166 1564,608 17,15934 13,50942 1045,902 101,1486 72,16957 15,68162 17,15934 2368,944
548,8172 14669,83 363,4981 46938,24 514,7802 405,2825 31377,05 3034,457 2165,087 470,4487 514,7802 71068,32
Q1/hari Q1/bulan 789,3297 789,3297 789,3297 35090,11 43080,77 30748,38 762,4206 98728,59 3796,495 3796,495 715,1361 789,3297
24,04607 1779,632 17,15934 17,15934 737,7921 15,68162 101,1486 1779,632 1779,632 1270,275 24,04607 18,93958
721,382 53388,96 514,7802 514,7802 22133,76 470,4487 3034,457 53388,96 53388,96 38108,24 721,382 568,1873
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-99 Feb-99 Mar-99 Apr-99 Mei-99 Jun-99 Jul-99 Agu-99 Sep-99 Okt-99 Nov-99 Des-99
270 270 270 180 180 90 180 180 90 180 180 225
1,139313 0,734781 0,974466 1,522618 1,522618 0,826045 1,926073 1,926073 0,992082 1,522618 1,72911 1,902504
0,787712 0,791278 0,789034 0,793798 0,793798 0,789801 0,792117 0,792117 0,788286 0,793798 0,792903 0,791355
0,027519 0,020769 0,024894 0,542277 0,542277 0,022617 0,6305 0,6305 0,025437 0,542277 0,588359 0,426346
0,187965 0,17615 0,18366 3,195308 3,195308 0,181126 3,308034 3,308034 0,186106 3,195308 3,255785 2,249366
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-98 Feb-98 Mar-98 Apr-98 Mei-98 Jun-98 Jul-98 Agu-98 Sep-98 Okt-98 Nov-98 Des-98
180 135 180 270 180 180 315 225 135 180 225 225
1,82865 0,439527 1,522618 0,974466 1,82865 1,72911 0,319628 1,812605 0,616458 12,22747 1,331605 1,627231
0,792498 0,787616 0,793798 0,789034 0,792498 0,792903 0,77745 0,791721 0,784533 0,775852 0,793937 0,792518
0,60986 0,242821 0,542277 0,024894 0,60986 0,588359 0,238737 0,41331 0,301629 2,01978 0,339119 0,385672
3,282785 2,674343 3,195308 0,18366 3,282785 3,255785 3,110126 2,233341 2,812378 4,267105 2,134057 2,19806
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-97 Feb-97 Mar-97 Apr-97 Mei-97 Jun-97 Jul-97 Agu-97 Sep-97 Okt-97 Nov-97 Des-97
225 190 180 225 190 135 135 180 135 90 135 270
1,902504 1,729125 1,522618 1,902504 1,729125 0,513286 0,513286 1,926073 0,649303 1,044941 0,744216 1,139313
0,791355 0,792902 0,793798 0,791355 0,792902 0,786239 0,786239 0,792117 0,784033 0,787842 0,782683 0,787712
0,426346 0,574116 0,542277 0,426346 0,574116 0,268215 0,268215 0,6305 0,311834 0,026299 0,340327 0,027519
2,249366 3,176626 3,195308 2,249366 3,176626 2,736714 2,736714 3,308034 2,834233 0,187544 2,892555 0,187965
30
Q1/hari Q1/bulan 36,4049 11,37036 24,04607 1270,275 1270,275 15,68162 2368,944 2368,944 25,49453 1270,275 1779,632 1564,608
1092,147 341,1109 721,382 38108,24 38108,24 470,4487 71068,32 71068,32 764,8358 38108,24 53388,96 46938,24
Q1/hari Q1/bulan 2064,345 47,81403 1270,275 24,04607 2064,345 1779,632 25,22697 1376,102 117,3524 313070,4 607,4533 1033,702
61930,35 1434,421 38108,24 721,382 61930,35 53388,96 756,8092 41283,05 3520,573 9392111 18223,6 31011,05
Q1/hari Q1/bulan 1564,608 1736,582 1270,275 1564,608 1736,582 72,16957 72,16957 2368,944 134,692 29,25989 193,4914 36,4049
46938,24 52097,46 38108,24 46938,24 52097,46 2165,087 2165,087 71068,32 4040,76 877,7967 5804,743 1092,147
Budget
Keterangan
1092,147 341,1109 721,382 38108,24 38108,24 -470,449 71068,32 71068,32 -764,836 38108,24 53388,96 46938,24
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi
Budget
Keterangan
61930,35 -1434,42 38108,24 721,382 61930,35 53388,96 756,8092 41283,05 -3520,57 9392111 18223,6 31011,05
sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi
Budget
Keterangan
46938,24 52097,46 38108,24 46938,24 52097,46 -2165,09 -2165,09 71068,32 -4040,76 -877,797 -5804,74 0,33597
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi abrasi sedimentasi abrasi abrasi abrasi sedimentasi
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-96 Feb-96 Mar-96 Apr-96 Mei-96 Jun-96 Jul-96 Agu-96 Sep-96 Okt-96 Nov-96 Des-96
270 270 315 225 225 225 225 315 180 135 225 225
0,974466 0,974466 0,30346 1,720914 2,162995 2,077566 1,627231 0,28694 1,72911 0,649303 1,720914 1,627231
0,789034 0,789034 0,778046 0,792108 0,79036 0,790676 0,792518 0,77868 0,792903 0,784033 0,792108 0,792518
0,024894 0,024894 0,23093 0,399773 0,462924 0,451112 0,385672 0,222797 0,588359 0,311834 0,399773 0,385672
0,18366 0,18366 3,08594 2,21629 2,292445 2,278823 2,19806 3,060091 3,255785 2,834233 2,21629 2,19806
Bulan
Arah
Hb
ϒb
V1
αb
Jan-95 Feb-95 Mar-95 Apr-95 Mei-95 Jun-95 Jul-95 Agu-95 Sep-95 Okt-95 Nov-95 Des-95
315 230 315 180 135 180 135 135 135 180 225 270
0,252672 1,432899 0,28694 2,021587 1,195041 1,522618 0,681506 0,681506 0,649303 1,72911 1,902504 0,601998
0,780083 0,793428 0,77868 0,791757 0,792287 0,793798 0,78356 0,78356 0,784033 0,792903 0,791355 0,792757
0,051341 0,079934 0,055699 0,162593 0,092163 0,135569 0,080415 0,080415 0,077958 0,14709 0,106586 0,004569
3,002238 1,94012 3,060091 3,331763 2,45276 3,195308 2,854778 2,854778 2,834233 3,255785 2,249366 0,171045
31
Q1/hari Q1/bulan 24,04607 24,04607 21,97661 1199,119 2199 1976,076 1033,702 18,93958 1779,632 134,692 1199,119 1033,702
721,382 721,382 659,2982 35973,57 65970 59282,29 31011,05 568,1873 53388,96 4040,76 35973,57 31011,05
Q1/hari Q1/bulan 13,50942 663,659 18,93958 2693,352 533,0935 1270,275 153,1635 153,1635 134,692 1779,632 1564,608 6,701763
405,2825 19909,77 568,1873 80800,57 15992,8 38108,24 4594,905 4594,905 4040,76 53388,96 46938,24 201,0529
Budget
Keterangan
721,382 721,382 659,2982 35973,57 65970 59282,29 31011,05 568,1873 53388,96 -4040,76 35973,57 31011,05
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi sedimentasi
Budget
Keterangan
405,2825 19909,77 568,1873 80800,57 -15992,8 38108,24 -4594,9 -4594,9 -4040,76 53388,96 46938,24 201,0529
sedimentasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi abrasi sedimentasi abrasi abrasi abrasi sedimentasi sedimentasi sedimentasi