BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Materi pelajaran bahasa Inggris mulai diberikan disekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat bahasa Inggris telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta didik baik dalam mempelajari pelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun perlu disadari bahwa bahasa Inggris bagi sebagian besar peserta didik merupakan pelajaran yang sangat sulit sehingga seringkali kita menemui pesera didik yang tidak menyenangi pelajaran bahasa Inggris. Sebagai guru tentunya bertugas untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak terjadi. Jika peserta didik tidak menyenangi bahasa Inggris, mungkin salah satu penyebabnya adalah guru membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan satu cara yang kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebut. Dari kondisi dan keadaan yang demikian lah maka para penulis mengadakan observasi langsung ke lapangan. Dengan mengadakan observasi ini, penulis bisa merasakan bagaimana guru mengajar dan apa strategi yang digunakan serta kendalakendala yang dihadapi oleh guru didalam kelas.
1.2 WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 01 – 06 Agustus 2018 mulai pukul 17.00-18.20 WITA. Observasi dilakukan di Bukit Indah Permai, Jln. Pahlawan, Kilo 4 Baubau.
1
1.3 TUJUAN KEGIATAN Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melatih kemampuan mahasiswa FKIP Bahasa Inggris sebagai guru yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang baik, serta untuk mengetahui cara mengajarkan Bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan kepada anak-anak.
1.4 MANFAAT KEGIATAN Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah ; 1.
Bagi Diri Sendiri
a. Dapat mengetahui proses pembelajaran secara langsung b. Dapat mengetahui kendala yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung c. Dapat mengetahui cara mengatasi suatu kendala saat proses pembelajaran d. Dapat menerapkan teori yang didapat di perkuliahan secara langsung.
2.
Bagi Masyarakat
a. Mendapat pengajaran bahasa Inggris yang gratis untuk anak-anak b. Mendapat bantuan untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak setempat.
2
BAB II PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 2.1
PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1.1
K EGIATAN P RE -T EST
A. DOKUMENTASI
Gambar 1 : Para pengajar sedang memperhatikan dan membagikan soal pre-test
Gambar 2 : Anak-anak sedang mengerjakan soal pre-test
3
B. SUASANA KEGIATAN
PRE-TEST
Awal masuk kelas anak-anak mulai menyanyi sebagai bentuk kesiapan mereka sebelum memulai pelajaran, dilanjutkan dengan membaca doa belajar. Setelah berdoa, suasana kelas tenang. Pengajar langsung memberitahukan kepada anak-anak, kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian pengajar mulai membagikan soal kepada seluruh anak. Kelas pun menjadi tidak tenang. Satu per satu anak mulai mempertanyakan cara menjawab pertanyaan. Untuk mengatasi keributan tersebut, pengajar memberikan arahan dengan berkata “perhatikan”, dan semua anak menjawab dengan berkata “siap-siap”. Yang artinya mereka harus memperhatikan pengajar yang ada di depan. Setelah suasana kelas tenang kembali, pengajar langsung memberikan arahan cara menjawab tiap soal pre-test tersebut. Anak-anak pun dibolehkan untuk mengerjakan soal. Namun dipertengahan proses pre-test, ada saja anak yang bingung memilih jawaban dan meminta bantuan kepada pengajar. Sehingga anak lain yang mendengar hal tersebut menasehatinya untuk tidak meminta jawaban kepada pengajar. Suasana kelas pun menjadi ribut kembali. Akhirnya, pengajar memberikan arahan yang sama kepada mereka dan memberikan sedikit instruksi bahwa mereka tidak boleh meminta jawaban kepada siapapun. Sehingga, suasana kelas menjadi kondusif kembali. Kegiatan pre-test ini berjalan lancar, meskipun banyak kendala yang terjadi.
4
2.1.2
1.
KEGIATAN BELAJAR MEN GAJAR
PERTEMUAN PERTAMA
A. D O K U M E N T A S I
Gambar 3 : Pengajar sedang menulis materi di papan
Gambar 4 : Terlihat 2 orang anak sedang sibuk menyelesaikan tulisannya
5
B. S U A S A N A K E L A S Sebelum
memulai
proses
belajar-mengajar,
anak-anak
bernyanyi dan berdoa sebagai bentuk kesiapan mereka dalam menerima
pelajaran.
Pengajar
langsung
memulai
proses
pembelajaran. Suasana pada awal pembelajaran sangat tenang, dan siswa dapat megikuti pembelajaran dengan baik sehingga guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mudah dalam pengelolaan
kelas
tersebut.
Setelah
setengah
pengajaran
berlangsung, kondisi kelas mulai mencair manakala pengajar menjelaskan materi sambil bernyanyi. Setelah bernyanyi, pengajar menghapus sebagian alphabet dan mulai menunjuk salah satu anak untuk mengisi huruf yang kosong tersebut disertai dengan bahasa Inggrisnya. Suasana kelas menjadi sedikit ribut. Namun dalam hal ini, pengajar tidak membuat anak-anak menambah kegaduhan dan konsentrasi siswa jadi terpecah belah. Setelah proses belajar mengajar usai, anak-anak mulai berdoa sebagai tanda proses belajar mengajar telah berakhir.
C. M E T OD E Y A N G D I GU NA KA N Metode pembelajaran yang digunakan adalah direct method dan total physical response method. Direct method digunakan ketika pengajar menyuruh anak-anak untuk membaca alphabet bersama-sama. Kemudian pengajar memberikan pertanyaan terkait alphabet dan anak-anak diharuskan menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan total physical response method digunakan ketika pengajar mengajak semua anak untuk bernyanyi bersama tentang alphabet.
6
D. M A T E R I Y A N G D I A J AR KA N Materi yang diajarkan oleh Fatri Damayanti Amin adalah alphabet (huruf-huruf) dalam bahasa Inggris.
E. K E N D A L A
DAN
S OL U S I Kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah
keributan anak-anak saat sesi bernyanyi bersama telah usai. Solusi yang diberikan untuk mengatasi keributan tersebut adalah pengajar memberikan arahan dengan berkata “perhatian” dan anak-anak harus menjawabnya kembali “siap-siap”, sehingga suasana kelas menjadi tenang kembali.
7
2. P ERTEMUAN KEDUA
A. D O K U M E N T A S I
Gambar 5 : Pengajar sedang menyebut salah satu warna dalam bahasa inggris
Gambar 6 : Tiga orang anak sedang mengerjakan soal di papan tulis dan anak-anak lainnya memperhatikan dengan seksama
8
B. S U A S A N A K E L A S Seperti biasanya, kelas di mulai dengan bernyanyi dan berdoa. Pada awal pembelajaran, suasana kelas kondusif. Anak-anak memperhatikan apa yang pengajar sampaikan di depan kelas. Ketika pengajar sedang menulis materi di papan, anak-anak mulai membuat keributan. Mereka malah sibuk berbicara dengan temanteman di sekitarnya, sehingga suasana kelas menjadi ribut. Pengajar mencoba menenangkan kelas dengan arahan yang sama seperti pertemuan I. Alhasil, suasana kelas menjadi kondusif kembali. Dipertengahan pembelajaran, pengajar memberikan soal kepada anak-anak untuk dijawab di papan tulis. Anak-anak sangat antusias untuk maju ke depan. Terkadang mereka berebut spidol untuk bisa maju ke depan. Pengajar mulai kerepotan untuk membuat suasana menjadi tenang kembali. Meskipun begitu, proses pembelajaran di pertemuan kedua berjalan dengan lancar.
C. M E T OD E
Y A N G D I GU NA KA N
Metode pembelajaran yang digunakan adalah direct method dan total physical response method. Direct method digunakan ketika pengajar menyuruh anak-anak untuk menyebutkan namanama warna bersama-sama. Kemudian pengajar menuliskan pertanyaan materi tersebut untuk dijawab oleh anak-anak di depan kelas. Sedangkan total physical response method digunakan ketika pengajar mengajak semua anak untuk bernyanyi bersama tentang warna di akhir pembelajaran.
D. M A T E R I Y A N G D I A J AR KA N Materi yang diajarkan oleh Wa Ode Qharini R. Saptareza adalah colours (warna-warna) dalam bahasa Inggris
9
E. K E N D A L A
DAN
S OL U S I Kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah
ketika anak-anak berebut spidol untuk maju di depan kelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Solusi yang diberikan untuk mengatasi kekacauan tersebut adalah pengajar menyuruh semua anak untuk duduk di tempat masing-masing. Anak yang duduknya paling rapi akan dipilih untuk mengisi jawaban di papan tulis. Hasilnya, semua anak menurut dan kelas menjadi kondusif.
10
2.1.3
P ERTEMUAN III
A. D O K U M E N T A S I
Gambar 7 : Pengajar sedang menulis materi di papan tulis
Gambar 8 : Suasana kelas ketika pengajar sedang menulis materi di depan kelas
11
B. S U A S A N A K E L A S Seperti biasa, sebelum memulai proses pembelajaran anakanak bernyanyi dan berdoa sebagai bentuk kesiapan mereka dalam mengikuti pelajaran. Pada awal pembelajaran, suasana kelas berjalan kondusif. Mereka hanya mempertanyakan tulisan pengajar yang kurang jelas. Setelah menulis dan menjelaskan materi, pengajar langsung menguji kemampuan mereka dengan menghilangkan ejaan bahasa Inggris dari beberapa angka. Antusias pun terlihat di wajah anak-anak. Mereka bersemangat untuk mengisi tulisan yang kosong di papan tulis. Suasana kelas pun menjadi ribut. Hampir semua anak mengacungkan tangan sambil merayu pengajar agar memilih salah satu dari mereka untuk maju ke depan kelas. Diakhir pembelajaran, pengajar memberikan nyanyian yang berkaitan dengan materi kali ini. Anak-anak sangat suka bernyanyi, sehingga anak-anak bisa bersemangat sampai proses pembelajaran selesai.
C. M E T OD E
Y A N G D I GU NA KA N
Metode pembelajaran yang digunakan adalah direct method dan total physical response method. Direct method digunakan ketika pengajar menyuruh anak-anak untuk menyebutkan namanama angka bersama-sama. Kemudian pengajar membuat pertanyaan dengan menghilangkan bahasa Inggris dari beberapa angka, agar dijawab oleh peserta didik. Sedangkan total physical response method digunakan ketika pengajar mengajak semua anak
untuk
menghitung
angka
dalam
bahasa
Inggris
menggunakan kedua tangan dan bernyanyi bersama tentang angka di akhir pembelajaran.
12
D. M A T E R I
Y A N G D I A J A RK AN
Materi yang diajarkan oleh Ratih Pratiwi adalah nama-nama angka (number) dalam bahasa Inggris.
E. K E N D A L A
D A N S OL U S I
Kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah menenangkan semua anak saat situasi kelas tidak kondusif. Pengajar telah menghimbau untuk duduk di tempat masingmasing, namun hanya satu atau dua orang anak yang mendengar. Untuk
mengatasi
kekacauan
tersebut,
pengajar
langsung
mengetuk keras papan agar menarik perhatian semua anak. Alhasil, rencana itu berhasil, sehingga pengajar bisa memberitahu anak-anak bahwa siapa yang paling duduk dengan rapi akan dipilih untuk maju ke depan mengisi soal yang kosong.
13
2.1.4
A.
PERTEMUAN KEEMPAT
DOKUMENTASI
Gambar 9 : Anak-anak memperhatikan pengajar dengan seksama
Gambar 10 : Suasana kelas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
14
B.
S U A S A N A KE L A S
Saat proses belajar-mengajar berlangsung, anak-anak sangat antusias untuk menerima pelajaran ini. Namun, adakalanya anakanak membuat keributan. Mereka sibuk berbicara satu sama lain, sehingga tidak memperhatikan pengajar yang ada di depan kelas. Agar menarik perhatian anak-anak, pengajar mengajak mereka untuk bernyanyi bersama. Sampai akhir pembelajaran, suasana kelas tetap kondusif karena pengajar mngatasinya dengan cara mereka sendiri.
C. M E T OD E
Y A N G D I GU NA KA N
Metode pembelajaran yang digunakan adalah direct method dan total physical response method. Direct method digunakan ketika pengajar menyuruh anak-anak untuk menyebutkan namanama anggota keluarga bersama-sama. Kemudian pengajar menuliskan pertanyaan materi tersebut untuk dijawab oleh anakanak di depan kelas. Sedangkan total physical response method digunakan ketika pengajar mengajak semua anak untuk bernyanyi bersama tentang anggota keluarga.
D. M A T E R I
Y A N G D I A J A RK AN
Materi yang diajarkan oleh Elisa Dewi Sultra adalah namanama anggota keluarga dalam bahasa Inggris.
E. K E N D A L A
D A N S OL U S I
Kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah ketika anak-anak sibuk berbicara dengan teman disampingnya, sehingga tidak lagi memperhatikan pengajar yang ada di depan. Untuk mengatasi kebisingan tersebut, solusi yang dilakukan oleh
15
pengajar adalah mengajak semua anak untuk bernyanyi bersamasama.
16
2.1.5
KEGIATAN POST TEST
A. D O K U M E N T A S I
Gambar 11 :Salah satu anak didik mengikuti kegiatan post test dengan berseragam sekolah
Gambar 12 : Berbagai macam gaya duduk anak-anak untuk mengisi soal post-test
Gambar 13 : Salah satu karya yang disiapkan oleh anak-anak untuk para pengajar sebagai tanda terima kasih mereka
17
B.
SUASANA KEGIATAN POST-TEST
Pada saat memasuki kelas, pengajar dikejutkan
oleh
sekelompok anak didik yang memegang kado. Kado tersebut adalah hadiah dari semua anak didik sebagai rasa terima kasih mereka kepada para pengajar yang telah mengajarkan bahasa Inggris selama enam hari. Bukan hanya di situ, pengajar juga terkejut dan terharu membaca tulisan yang di buat oleh mereka sendiri. Ruang kelas di hiasi oleh balon-balon bertuliskan namanama keempat pengajar. Saat itu, ruang kelas seketika berubah menjadi suasana pesta ulang tahun. Itu dikarenakan balon-balon digantung di setiap sisi ruangan. Saat itu, antara anak didik dan pengajar sama-sama merasakan kebahagian yang tidak terlupakan. Kami sebagai pengajar mulai menanyakan cara mereka menyiapkan kejutan ini. Seluruh anak didik merespon dengan memberi senyuman yang lebar kepada pengajar. Kami sebagai pengajar berterima kasih atas apa yang telah dipersiapkan oleh anak didik saat itu. Setelah itu, kegiatan post-test pun di mulai. Anak-anak mengumpulkan buku catatan mereka di depan kelas. Sementar para pengajar membagikan soal post-test kepada setiap anak. sebelum menjawab, seluruh anak didik diperintahkan untuk mengikuti intruksi yang telah disampaikan oleh pengajar untuk mengisi soal tersebut. Bedanya dengan kondisi saat pre-test, suasana kelas saat anak-anak mengerjakan soal post-test menjadi tenang. Masingmasing anak berkonsentrasi untuk mengisi soal yang telah dipelajari selama 4 (empat) hari terakhir. Selang beberapa puluh menit, satu per satu anak-anak mulai menyetorkan lembar jawaban kepada pengajar. Setelah kegiatan post-test dilakukan, selanjutnya kami dan para anak didik melakukan foto bersama
18
2.2
HASIL KEGIATAN
2.2.1
TABEL PERBANDINGAN NILAI PESERTA DIDIK
No.
Hasil
Nama Siswa
Keterangan
Pre-Test
Post-test
1.
Wa Ayuni
9
30
Meningkat
2.
Ningsi
30
48
Meningkat
3.
Sinta Sari Ridjali
87
95
Meningkat
4.
Salsa Diva
70
95
Meningkat
5.
Narsya
30
74
Meningkat
6.
Marwan
17
35
Meningkat
7.
Fikri
35
61
Meningkat
8.
Fikram
13
69
Meningkat
9.
Sutriyani
43
52
Meningkat
10.
Indah Hasim
65
95
Meningkat
11.
Wd. Citra Lestari
30
95
Meningkat
12
Fuad Triyadi
22
35
Meningkat
13.
Hanifa
13
14.
Asiva Apriyani
43
74
Meningkat
15.
Irma Wati
30
56
Meningkat
16.
Miftahul Jannah Oihu
43
65
Meningkat
17.
Irfan
18.
Ririn
95
Tidak mengikuti pre-test
19.
Amelia
78
Tidak mengikuti pre-test
20.
Filzah Ainul Hayat
61
Tidak mengikuti pre-test
Tidak mengikuti post-test
Tidak mengikuti pre-test & post-test
Untuk mendapatkan nilai dari setiap siswa, penulis menggunakan rumus ; 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 × 100 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
19
2.2.2
PERKEMBANGAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh peserta didik mengalami peningkatan dalam memahami materi yang telah dipelajari sebelumnya. Meskipun 6 (enam) peserta didik mendapatkan nilai di bawah rata-rata, namun nilai post-testnya lebih tinggi dari nilai pre-test sebelumnya. Ada 4 (empat) peserta didik tidak mengikuti pre-test. Meskipun mereka tidak mengikuti kegiatan pre-test, namun mereka selalu datang di setiap pertemuan sampai pada akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan saat kegiatan post-test.
2.2.3
FAKTOR -FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENINGKATNYA PERKEMBANGAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
Faktor-faktor tersebut adalah ; 1.
Faktor dari dalam diri siswa itu sendiri Ini dibuktikan dengan keinginan kuat yang mereka miliki untuk terus belajar bahasa Inggris, meskipun ada beberapa materi pelajaran yang telah dikuasai seperti number (angka). Namun tidak menutup kemungkinan mereka untuk terus belajar.
2.
Faktor emosional Faktor ini berkaitan dengan suasana kelas yang diciptakan oleh pengajar menjadi menyenangkan. Ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang datang setiap harinya untuk belajar. Dan beragam strategi yang dilakukan oleh pengajar untuk mencairkan suasana kelas.
20
BAB III PENUTUP 3.1
KESIMPULAN
Bardasarkan kegiatan mengajar ini dapat diambil kesimpulan bahwa; 1. Untuk menarik perhatian siswa, kita sebagai guru harus pintar mengatur strategi agar proses belajar-mengajar menjadi menyenangkan. 2. Ketika suasana kelas tidak kondusif, pengajar memberikan arahan “arahan” dan setiap siswa harus menjawab “siap-siap” yang artinya siswa harus memperhatikan guru yang ada di depan kelas. 3. Pengajar mengajak para siswa untuk bernyanyi bersama-sama terkait dengan materi yang diajarkan untuk menghilangkan rasa bosan siswa. 4. Nilai kompetensi setiap siswa mengalami peningkatan. Meskipun ada sebagian kecil siswa yang tidak mmenuhi nilai rata-rata. Tapi tetap saja nilai setiap siswa mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang memengaruhinya.
3.2
SARAN
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan laporan di kemudian hari.
21
22