LAPORAN PRAKTIKUM EVOLUSI MUSEUM BIOANTROPOLOGI dan PALEOANTROPOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
Disusun Oleh : Hindun Hidayatun N (143042410 ) Senja Fitriana
(143042410)
Teolina Restiani
(14304241006)
Rika Nuryani S
(143042410)
Ade Sukarman
(14304241025)
Nia Widiastuti
(14304241047)
KELOMPOK 1 PENDIDIKAN BIOLOGI I 2014
PRORAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Museum Paleoantropologi merupakan bagian dari Laboratorium Bioantropologi dan Paleontropologi dibawah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Museum dari Laboratorium Paleoantropologi ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk membantu mengenal manusialebih jauh, sehingga dapat mengetahui beberapa pertanyaan mengenai apa, siapa, mengapa, bagaimana,kapan dan pertanyaan lainnya tentang manusia. Hal tersebut tentu saja dengan dasar-dasar pengetahuan, tidak hanya dengan mengenal diri sendiri, tetapi juga mengenal segala sesuatu yang berada disekeliling kita semua.Selama manusia menyatakan diri sebagai satu-satunya makhluk yang terunggul di muka bumi ini. Namun, sering kali lupa bahwa tanpa segala sesuatu yang berada disekeliling manusia, tidak mungkin manusia akan tetap ada. Evolusi dapat dibuktikan dengan adanya variasi individu dalam satu keturunan, fosil, adanya homologi organ-organ tubuh, embriologi perbandingan, petunjuk biokimia, perbandingan fisiologi dan sisa-sisa alat atau budaya. Evolusi terdiri dari evolusi: lingkungan; kehidupan; mamalia; primate; hominid (manusia); alat budaya; cara hidup; dan manusia di masa depan. Semua informasi tersebut dapat didapatkan di Museum Paleoantropologi Fakultas Kedokteran UGM. Oleh karena itu,museum ini menyajikan keterkaitan tiga faktor utama yang ada di bumi yaitu lingkungan (alam, flora dan fauna), budaya dan manusia yang saling terkait dan tidak mungkin dipisahkan, sehingga perlu diadakannya kunjungan dan studi lapangan di Museum Bioantropologi dan Paleontropologi UGM Yogyakarta, selain itu juga untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum evolusi.
B. Rumusan Masalah Fakta – fakta apa saja yang dapat digunakan sebagai petunjuk evolusi manusia ? C. Tujuan Mengetahui fakta-fakta yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk evolusi manusia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Museum Bioantropologi dan Paleoantropologi UGM Gedung Laboratorium Bio- & Paleoantropologi pertama kali berdiri tahun 1989, diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasan bersamaan dengan hari Peringatan 100 Tahun Paleoantropologi Indonesia tanggal 9 September 1989. Gedung ini berdiri atas upaya (alm) Prof. Jacob; untuk penyimpanan dan pemeliharaan fosil-fosil manusia dan hewan purba Indonesia. Fosil manusia purba berhasil Prof. Jacob kembalikan dari negeri-negeri yang dulu menyimpannya (Jerman, Belanda dan Amerika), mulai tahun 1978 sampai akhir hayatnya 17 Oktober 2007.Fosil Sm3 yang dijual oleh tengkulak Indonesia ke toko barang antik di New York sempat disimpan di American Museum of Natural History; lalu diupayakan kembali ke Indonesia melalui upaya diplomatik.Rektor Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008 meresmikan gedung Lab. Paleoantropologi dengan nama “Gedung T. Jacob” untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Prof. Teuku Jacob (Alm) dalam mengembangkan ilmu paleoantropologi di Indonesia (lab-biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id). Museum Bioantropogi dan Paleoantropologi menampilkan beberapa materi pameran yang tersimpan di dalam ruang museum, ruang koleksi, serta vitrin di sepanjang koridor lantai 2 meliputi (Boedhisampoema, dkk., 1990 : 1-2) : a. Bagan dan gambar 1. Sejarah hayat : menggambarkan dari awal mula terjadinya kehidupan hingga kini. 2. Pohon hayat : menggambarkan perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup dari mana kemana dengan perubah-perubahannya. 3. Beda cirri manusia dan kera : untuk member gambaran bahwa manusia itu merupakan makhuk yang paling kompleks dengan kemampuan yang beraneka baik biologis maupun sosial budayanya, dan berbeda dari primate lain. 4. Filogeni hewan : untuk member gambaran hewan sesungguhnya yang mengalami perkembangan bersama lingkungannya. 5. Filogeni manusia : untuk member gambaran bagaimana perkembangan sebagai kelompok secara kronologis dalam ruang dan waktu. 6. Ontogeny : untuk member gambaran bagaimana perkembangan dan pertumbuhan manusia dari muda hingga dewasa dan tua.
7. Pertumbuhan dan perkembangan : untuk memberi gambaran perkembangan manusia beserta keragamannnya di Indonesia dan distribusinya. 8. Ras-ras sekarang : untuk member gambaran tentang beranekargaman manusia masa kini disebabkan adanya variasi biologis dalam satu spesies. 9. Bagan evolusi alat-alat budaya : menggambarkan perjalanan evolusi alat-alat budaya. b. Peta situs 1. Situs prasejarah Indonesia dan Sekitarnya : untuk member gambaran tempattempat penemuan/ peninggalan prasejarah yang penting di Indonesia dan sekitarnya. 2. Situs
prasejarah
di
dunia
:
untuk
member
gambaran
tempat-tempat
penemuan/peninggalan prasejarah yang penting di dunia. 3. Statigrafi situs sangiran c. Fosil, replica fosil dan tulang 1. Fosil-fosil hewan utuk memberi gambaran berbagai macam hewan bertulang belakang yang terdapat di Indonesia. 2. Fosil-fosil manusia untuk member gambaran tentang berbagai macam tengkorak manusia purba. 3. Tulang hewan dan manusia modern : perbandingan struktur anatomi dan morfologinya. d. Artefak Evolusi alat-alat budaya : untuk memberi gambaran tentang hasil budidaya manusia purba. e. Patung 1. Patung rekunstruksi manusia purba 2. Replica wajah berbagai ras 3. Fosil dan replica gigi untuk melihat evolusi gigi manusia purba hingga modern.
B. Koleksi Fosil Berbagai macam koleksi fosil yang terdapat di Museum Lab Bio- & Paleoantropologi UGM yakni : a. Fosil manusia purba (Homo erectus):
Tengkorak
Fr tengkorak S13b
Fr tengkorak S25
Sambungmacan 1
Fr tengkorak occipital
Fr tengkorak Trinil 11
S22a
Tulang tibia Homo
(Sm1)
Tengkorak Mojokerto
Fr tengkorak parietal
erectus
(P1)
kiri dan kanan S18a
Fr tulang panjang S19b
Tengkorak Sangiran 10
Fr tengkorak S19a
Fr tulang panjang no.
(S10)
Tengkorak Bukuran
Tengkorak S38
Tengkorak Sm 3
Tengkorak Solo 1
Tengkorak Solo 2
Tengkorak Solo 3
Tengkorak Solo 4
Tengkorak Solo 6
Tengkorak Solo 8
Tengkorak Solo 9
Tengkorak Solo 10
Tengkorak Solo 11
Tengkorak Solo 3 (Ng
Fr tengkorak parietal
temuan:
kiri S20
42/c8/I/3/Ng/79
Fr tengkorak parietal
S18a
Fosil frr maxilla, mandibula, dan gigi
Fr tengkorak occipital
Fr S27 (Meganthropus)
S14
Fr maxilla dengan 1
Fr tengkorak
gigi premolar dari S15b
temporoparietal S26
Fr korona P1 dari S16
Fr tengkorak parietal
Fr gigi M3 dari S11
kiri Ng16
Fr radix dari S11
Fr tengkorak S32a
Fr gigi M atas dari S16
Fr tengkorak Ng16
Fr gigi M atas dari S16
4)
Tengkorak Solo 7 (Ng 8)
b. Fosil Avertebrata
(lab-biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id).
Fosil yang ditemukan yakni :Fosil Bivalvia, Fosil Gastropoda, Fosil Endocast Bivalvia,
Fosil
Endocast
Gastropoda,
dan
Fosil
Binatang
Karang(lab-
biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id). c. Fosil vertebrata Fosil yang ditemukan yakni cranium, mandibula, atlas, vertebra, clavicula, scapula, sternum, costae, humerus, radius– ulna, carpal, metacarpal, pelvis, sacrum, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal– phalange, dan lain-lain. Spesies-spesies dari fosil Vertebrata koleksi LBP meliputi: Bos sp, Bibos sp, Cervus sp, Elephas sp,
Stegodon sp, Crocodilus sp, Rhinoceros sp, Bubalus sp, Hippopotamus sp, Rattus sp– Sus sp,Tapirus sp, Felis sp, Panthera sp, Geocelon dan lain-lain. Fosil Vertebrata ditemukan dari berbagai situs terutama di P. Jawa, seperti: Sangiran, Dayu, Krikilan, Tanjung, Sendang Busik, Bukuran, Pucung, Trinil, Patiayam, Sudo, Ngandong, Jigar, Ngawi, Sambung Macan, Pacitan, Dukuh, Karang Anyar, Blora, Pati, Poloyo, Bojonegoro, Mojokerto, Sumedang, Cirebon, Jombang, Lamongan, dan lain-lain, yang meliputi :
Fosil fr gigi Rhinoceros sp
Fosil fr cranium Mammalia
Fosil fr gigi Hippopotamus sp
Fosil fr tulang panjang Mammalia
Fosil fr gigi Cervus sp
Fosil vertebra Mammalia
Fosil fr gigi Stegodon sp
Fosil bagian sternum Mammalia
Fosil fr gigi Elephas sp
Fosil fr tanduk Bibos sp
Fosil fr gigi Sus sp
Fosil fr ranggah Cervus sp
(lab-biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id). d. Fosil Tumbuhan Koleksi Fosil tumbuhan di Lab. Bio- & Paleoantropologi FK UGM berupa fosil kayu, biji, buah/endocast buah, dan daun yang berasal dari berbagai situs di Indonesia, meliputi: Fosil Kayu dari Ngawi, Fosil kayu dari Pacitan, Fosil kayu dari Sangiran, Fosil kayu dari Minggir(lab-biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id). e. Fosil tulang sub-recent Koleksi tulang sub-resen di Lab. Bio- & Paleoantropologi FK UGM berasal dari ekskavasi di goa, makam kuno, ossoarium, maupun tempat-tempat peninggalan bersejarah dari berbagai situs di Indonesia, seperti Aceh, Nias, Gilimanuk, serta beberapa situs di pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua (labbiopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id). f. Artefak Artefak koleksi Lab. Bio- & Paleoantropologi terdiri dari bermacam-macam jenis. Bahan artefak juga bermacam-macam, misal dari batu, tulang, kayu, yang meliputi Artefak dari Ngawi, Artefak dari Gua Tabuban, Artefak dari Ngandong, Artefak dari Jigar, Artefak dari Sangiran(lab-biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id).
C. Urutan Evolusi yang ada di Museum Bio- & Paleoantropologi UGM a. Evolusi Lingkungan Berdasarkan analisa geologis bumi terjadi sekitar 3-5 Milyar Tahun yang lalu, kemudian terbentuk kerak-kerak bumi, lautan, dataran, gunung berapi, dsb.Suhu bumi pada awal terbentuknya masih panas sehingga tidak memugkinkan adanya mahkluk hidup.Terjadinya tata surya menurut 3 teori yakni planetesimal hypothesis, gasseustidal hypothesis dan gasseus-nebular hypothesis.Setelah itu terbentuk atmosfir bumi yang masih primitive yang tersusun atas metana, ammonia, karbondioksida, karbonmonoksida, hydrogen dan nitrogen.Hydrogen terdapat dipermukaan bumi karena akibat terjadi pengeluaran gas silikat, serta naiknya magma yang keluar dari bumi sebagai aktivitas vulkanis dan embrio air keluar dari permukaan. Dengan demikian, volume air akan terus bertambah seiring massa geologis. Benua dan cekungan laut timbul karena adanya kondensasi partikel padat pada medium gas, elemen radioaktif yang tersebar luas pada batu silikat, pemisahan material yang lbih ringan dan besi, pembentukan pulau, vulkanisme, pembentukan lautan sampai pembentukan benua yang luas (Campbell, 1976 : 245). b. Evolusi Kehidupan Kehidupan paling sederhana dimulai dari dalam air berupa hewan laut dari periode Cambria (570juta tahun yang lalu).Kemudian disusul dengan ganggang dan lumut sebagai wakil dari tumbuhan. Kehidupan tingkat lebih lanjut berupa ikan dari periode Devon (sekitar 400juta tahun yang lalu) yang kemudian berkembangan menjadi ampibia, reptilian, aves(sebangsa burung atau unggas), dan dari tumbuhtumbuhan mulai muncul jenis paku-pakuan dan padi-padian. Mamalia muncul paling akhir yang diawali dari periode Tertier (sekitar 65juta tahun yang lalu) tumbuhan yang mulai muncul adalah tanaman bersemak, berserat, dan berbunga.Evolusi kehidupan tidak terjadi secara progresif melainkan terjadi perubahan-perubahan secara bertahap melalui ruang dan waktu dari bentuk sederhana menjadi kompleks yang terdapat faktor seleksi alam, genetika dan prosesnya tidak dapat balik (Jacob T, 1983: 110-114). Pembagian skala waktu berdasarkan catatan kehidupan ada 2 eon : 1. Eon Cryptozoic (3 M – 600 juta tahun yang lalu). 2. Eon Phanerozoic, memiliki kehidupan yang khas dan dominan yang dibagi menjadi : 1) Era Paleozoic (7 periode).
2) Era Mesozoic ( 3 periode). 3) Era Cenozoic ( 6 epoch). Tabel 1. Skala waktu geologis dan pertanggalan peristiwa penting : Era
Periode
Epoch
Dates
Life Record
(BP) Eon Phanerozoik Cenozoik
Quartery
Holocene Pleistocene
Tertiary
Pithecanthropus
Pliocene
1 juta
Australopithecus (4,5 jt)
Miocene
13 juta
Monyet, kera (30 jt)
Oligocene
25 juta
Mammalia
Eocene
36 juta
Paleocene
58 juta
Mezozoik
Paleozoik
Cretaceus
65 juta
Jurasic
135 juta
Mammalia I (125 jt),
Triassic
180 juta
reptilian vertebrata I (200 jt)
Permian
230 juta
Pennsylva
280 juta
nian
Hewan darat I , 300 jt), ikan
Mississipp
350 juta
ian
405 juta
Devonian
425 juta
Silurian
500 juta
Trilobian
Ordovicia
600 juta
fossil tertua
n
(?)
tumbuhan darat (400 jt)
Cambrian Eon Cryptozoik (4,5 M- 300 juta ) Proteozoik era
Algae mikro, blue green
Archeozoik era
algae, very primitive
Fungi
c. Evolusi Mammalia Mammalia muncul pada era Cenozoik, disebut sebagai The Age of Mammals.Pada era ini terdapat dua bagian yang sangat berpengaruh, yaitu Coenozoik Era dan Eocene Epoch. Eocene Era, evolusi mammallia memiliki kecenderungan mengalami pertambahan ukuran, terjadi spesiasi pada otak dan gigi, spesiasi pada kaki dan tungkai dari Perissodactyla kuku ganjil (3,1) dan Artiodactila kuku genap (4,2).Pada Eocene Epoch merupakan awal munculnya nenek moyang kuda, rhinoceros, unta, serta mammalian modern lainnya. Ketika Epoch ini berlangsung, terjadi
evolusi
:Eochippus (Eocene),
permulaan
pada
Mesohippus (Oligocene),
kuda
urutannya
Miohippus (Oligocene),
Merychippus(Miocene), Pliohippus (Pliocene), Equus (Pleistocene), Equus (Recent). Selain kuda, pada epoch ini Rhinocheros muncul pertama kali, dan melimpah jumlahnya pada masa Oligocene, ada 3 kelompok yaitu : true Rhinocheroses ; running Rhinocerosis ; amphibious Rhinoceroses. Bovid yang muncul sebangsa kambing, sapi, domba, bison, dan antelop. Selain itu, gajah mengalami spesiasi pada hidung dan bibir atas membentuk proboscis. Ancestor I gajah pertama kali ditemukan di Afrika Utara, urutannya : Moeritherium (diperkirakan hidup pada Eocene akhir atau Oligocene
Awal), Phiomia,
Mastodon,
Mammut
americanus,
Stegodont,
Elephas(Boedhisampoema, dkk., 1990 : 5).
d. Evolusi Primates Menurut Mivart, 1836 devinisi ordo primate adalah : unguiculata, mammalian berasal dari claviculata, dengan orbit membulat bertulang; mempunyai 3 macam gigi; otak selalu dengan lobus posteriors dan fisura calcarina; jari-jari paling dalam dari setidaknya sepasang ekstremitasnya opposable; hallux dengan kuku datar atau tidak; caecum berkembang baik; penis pendulous; testis scrotal; selalu memiliki 2 kelanjar mammae pectoral (Savage, 1969: 145). Menurut LeGros Clark, 1959, ordo primate sebagai kelompok alami mammal mempunyai ciri kecenderungan evolusioner meliputi Pemeliharaan struktur umum alat gerak, Mobilitas jari-jari, terutama ibu jari dan empu kaki, Penggantian cakar dengan kuku, Pemendekan progresif moncong atau hidung, Perluasan apparatus visualis, penglihatan binokuler, Reduksi indera pencium atau pembau, Modifikasi gigi
termasuk perkembangan pola cuspes sederhana pada gigi molar, Perluasan otakterutama
korteks
serebral,
Menyediakan
makanan
fetus
selama
kehamilan(Savage, 1969: 145). Ciri-ciri umum Primates yakni menggenggam, jari-jari berkuku, oposabilitas, kedua mata menghadap ke depan, mengenali warna, kepala lebih membulat karena viscerocranium lebih mundur, otot muka lebih mobil, spesialisasi gigi yang khas, otak relative lebih besar, postur semi erectus, bipedal atau quadrupedal, kelenjar mammae 2, clavicula lebar, ciri fisiologis dan ciri social (Savage, 1969: 145). Dengan adanya persaingan mencari makanan, Mammalia yang terkelompok dalan Primates ada sebagian yang pindah ke atas pohon, atau kehidupan arboreal, sehingga terjadi perubahan pada lat pembau yang tidak begitu penting dan mengalami kemunduran, mocong pendek atau rata, dan alat penglihatan yang menjadi penting berpindah ke depan agar mampu melihat objek dalam 3 dimensi dan dapat melihat warna, terutama buah dan dedaunan. Kaki juga mengalami perubahan, semula empat kaki (quadrupedal) mejadi dua kaki (bipedal), akibatnya tangan menjadi bebes dan dapat menjalankan fungsi yang lain, volume otak semakin besar dan kompleks. Primates dibagi dalam 2 jenis, berdasarkan perkembangannya, yaitu : 1. Prosimii (golongan derajad rendah) : tree shrew, lemur, tarsius 2. Ceboidea : kelompok monyet dari dunia baru (Amerika) 3. Circopithecoidea : kelompok monyet dari dunia lama (Asia, Afrika, Eropa) 4. Hominiodea : kelompok kera dan manusia, terbagi atas : a. Hylobatidae : gibbon dan siamang b. Pongidae : gorilla, simpanse, orang utan c. Hominidae : manusia Tabel 2.Perbandingan manusia dank era dari segi Biologi : Pembanding Budaya
Manusia
Kera
Bersuara,
Tidak berbahasa, hanya berteriak
Memiliki alat-alat hasil budaya
Hanya menggunakan alat
sebagai tradisi dan menggunakan
Tidak dapat mengubah lingkungan
alat tersebut,
ketika ada bahaya
Dapat mengubah lingkungan untuk
Hidup berkelompok atasa dasar naluri
keselamatan Membentuk organisasi social yang
berkembang Biologi
Berdiri tegak, pada satu garis lurus
Agak membungkuk
Berambut sedikit
Berambut banyak
Tangan bebas
Fungsi tangan sama dengan kaki
Kapasitas otak 1000-2000 cc,
Kapasitas otak 435-650 cc kening
bentuk kepala baik, kening tidak
memonjolkedepan, dahi rata atau
menonjol, dahi vertical dan
landai
memnulat kebelakang
Tinggi 90-120 cm, tubuh lebih
Tinggi tubuh 130-210 cm,
pendek dari pada tungkai
sebanding dengan panjang tungkai
Pinggul sempit
Pinggul melebar kesamping,
Tampak adanya taring, dan
panjang dan lebar sesuai
membentuk pola V
Gigi berukuran hampir sama dan
Hidup pada llingkungan arboreal
membentuk pola parabola Hidup pada lingkungan terrestrial
e. Evolusi Hominid (Manusia) Evolusi pada Hominid atau manusia diduga melalui 4 tahapan, yaitu Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens. Australopithecus merupakan makluk transisi atau makluk yang muncul sebelum manusia. Sedangkan homininae merupakan makluk yang muncul setelah manusia ada (Leakery,2003 :35). Australopithecus diseut juga kera selatan didug hidup pada 2 – 5 juta tahun yang lalu pada zaman Pleistocen.Fosilnya pertama ditemukan pada tahun 1924 dan kemudian diteliti oleh Raymond Dart. Australopithecus ada 4 species, yaitu : Australopithecus africanus, Australopithecus robustus, Australopithecus boisei, dan Australopithecus hobilis, Australopithecus africanus ditemukan di Afrika merupakan spesies pemula yang berevolusi yang menjadi pramanusia bipedal di permukaan tanah.
Menggunakan
peralatan
seperti
kaya,
batu,
atau
tulang.Menurut
perkiraan, Australopithecus africanus ini berkembang menjadi mahusia purba. Jenis ini memiliki kapasitas otak 450 cc dan memiliki tengkorak yang tebal (Bilsborough, 1992 : 178). Australopithecus robustus hidup di Afrika seperti A. africanus, jenis ini lebih muda dari pada A. africanus yang lebih kecil, A. robustus merupakan salah satu
keturunannya, namun tidak berkembang.Australopithecus bosei ditemukan di Afrika Timur, memiliki postur yang lebih kekar daripada jenis sebelumnya.Jenis ini lebih maju daripada Australopithecus sebelumnya, gigi telah berkembang menjadi lebih kuat dan rahangnya lebih kekar.Australopithecus hobilis sering disebut Homo habilis. Jenis ini lebih ramping dari pada jenis lainnya dan memiliki tingkat intelegensia yang tinggi.Setelah dilakukan penelitian, Australopithecus hobilis ini diduga sebagai ancestor manusia modern. Jenis ini kemudian diperkenalkan sebahai perantara antara Australopithecus dengan homo erectus (Boedhisampoema, dkk., 1990 : 9). Hominiae, ditemukan beberapa species yang terkait, yaitu : Pithecantropus, Megantropus palaeojavanicus, Homo neanderthalensis, dan Homo sapiens. Pithecanthropus sendiri ditemukan 3 jenis menurut tahapan evolusinya , yaitu : P. robustus, P. erectus, P. soloensis.Pithecanthropus diduga hidup pada 2-0,2 juta tahun yang lalu, juga disebut sebagai manusia kera. Menurut tahapan evolusinya, yaitu :
P. robustus atau Pithecantropus modjokertensis, fosil ini ditemukan di Perning, Modjokerto, Jawa Timur pada tahun 1936 oleh Cokrohandoyo, berupa tengkorak anak-anak berusia 6 tahun. Kemudian ditemukan fosil serupa di Sangiran, Jawa Tengah.
P. erectus, fosil ini ditemukan pertama kali oleh Eugene Duboispada tahun 1891 di Trinil, Jawa Timur. Spesies ini lebih maju dari pada P. robustus karena telah mempunya tungkai yang lebih maju tetapi memiliki otak primitive, rongga otaknya setengah dari Homo sapiens. Hidup secara komunal, dan menggunakan bahasa yang masih sederhana.
P. soloensis pertama kali ditemukan pada tahun 1932 oleh Oppenorth, di Ngandong, Blora, Jawa Tengah. P. soloensis lebih maju dan merupakan peralihan dari P. erecrus dengan Homo sapiens
Mengantropus palaeojavanicus posisinya masih dipertanyakan karena hanya ada satu temuan, ada kemungkinan species ini berdiri sendiri atau bergabung dengan Pithecantropus. Homo neanderthalensis fosilnya ditemukan di luar Indonesia, seperti di Eropa
dan Asia Barat.Diduga hidup pada 200.000 – 40.000tahun yang lalu. Species ini merupakan makluk yang ulet tetapi tidak begitu liar, memiliki rongga otak yang hamper sama dengan manusia modern(Boedhisampoema, dkk., 1990 : 9).
Homo sapiens yang paling awal ditemukan adalah Homo wadjakensis (manusia Wajak), ditemukan di Wajak, Campurdarat, Tulung Agung, Jawa Timur, pada tahun 1889, oleh Eugene Dubois.Spesies ini diduga hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu.Homo sapiens yang modern telah mengenal cocok tanam dan menjinakkan binatang, sehingga dapat mengelola lingkungan dan mengembangkan peradaban menjadi manusia modern. Manusia modern berdasarkan warna kulit, dibedakan menjadi 5 ras pokok, yaitu : 1. Mongoloid, memiliki kulit berwarna kuning-coklat tua 2. Kaukasid, warna kulit bervariasi antara kuning hingga coklat 3. Negrid, warna kulit antara hitam hingga coklat tua 4. Khoisanid, warna kulit antara coklat kemerahan hingga colkat tua 5. Australomelanesid, warna kulit antara kemerahan hingga coklat tua. Di Indonesia pada awalnya adalah Australomelanesid, kemudian menikah dengan Mongoloid menghasilkan Proto-Melayu, kemudian menikah lagi dengan Mongoloid menghasilakan Indonesia-Melayu
f. Evolusi Alat Budaya Peralatan budaya tertua berkisar antara 2 – 3 juta tahun, semua alat yang dibuat sebagai batu ialah yang sering disebut batu kerakal. Nama ini tidak dipakai lagi, nama tepatnya ialah alat perimbas atau batu perimbas. Secara kronologis ala-alat zaman batu dapat dibedakan menjadi : 1. Paleolitik (Zaman Batu Tua), alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Diantara perkakas batu hasil buatan manusia plesttosen yang menonjol adalah kapak perimbas yakni sejenis kapak yang digenggam dan berbentuk massif. Selain itu contoh peralatan lainnya antara lain, kapak penetak, proto kapak genggam, dsb. 2. Mesolitik (Zaman Batu Tengah), alat-alat budaya yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Beberapa contoh alat-alat Mesolitik antara lain ; kapak genggam Sumatera, alat tulang, serpih, bilah, dsb. 3. Neolitik (Zaman Batu Baru), alat-alat budaya yang digunakan pada masa bercocok tanam. Beberapa contoh alat-alat Neolitik antara lain ; belium persegi, kapak lonjong, mata panah, gelang batu,dsb.
Kemudian berlanjut lagi ke alat-alat budaya logam, yang bersamaan dengan masa perundagian, beberapa contoh alat-alat pada masa ini antara lain ; benda-benda perunggu, benda-benda besi, gerabah, manik-manik, dsb. Pada masa ini teknologi pembuatan benda-benda jauh lebih tinggi tingkatnya disbanding dengan masa sebelumnya(Boedhisampoema, dkk., 1990 : 10). g. Evolusi Cara Hidup Berdasarkan perkembangan otak yang masih belum optimal, maka teknologi, alat-alat berkomunikasi dan organisasi sosial masih serba terbatas. Mereka melakukan cara hidup berburu dan meramu, terbatas pada hewan kecil. Dengan perkembangan evolusinya mereka mampu membuat alat yang lebih kompleks, organisasi sosial mulai berkembang terbukti dengan adanya pembagian pekerjaan berdasar jenis kelamin dan komunikasi sudah mulai mampu bertutur. Mereka sudah mulai merawat anak dan orang tua serta menggunakan api. Penggunaan api, diantaranya untuk memasak, cahaya, berburu, maupun menghangatkan. Dengan demikian ia mampu mengadakan perburuan-perburuan terhadap hewan besar (Boedhisampoema, dkk., 1990 : 10). Pada awalnya mereka hidup menggembala (herding), dan tergantung alam, akan tetapi lama-kelamaan sudah mulai tinggal menetap. Sebagai contoh ; mereka mulai belajar bercocok tanam dan menjinakan binatang, dengan demikian ia memperoleh kekuasaan
atas
lingkungannya.Dengan
perkembangan
dan
kebutuhan
yang
meningkat, maka untuk mengeksploitasi meningkatnya kebutuhan, dibutuhkan spesialisasi yang tinggi, yang menimbulkan meningkatnya cara hidup. Perundagian, dengan terbukti adanya benda atau alat-alat dari logam, seperti perunggu, besi, dsb. Selanjutnya manusia tidak hanya tergantung pada alam, tapi juga berusaha untuk dapat mandiri walaupun tidak sepenuhnya, maka terciptalah ekosistem yang baru, yakni praindustri, yang kemudian berlanjut ke industry (Boedhisampoema, dkk., 1990: 11) h. Evolusi Manusia di Masa Depan Evolusi manusia di masa depan dipengaruhi oleh faktor-faktor supraorganis, erat hubungannya dengan pembangunan.Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi manusia dimasa yang akan datang (Boedhisampoema, dkk., 1990 : 12): 1. Kedokteran a. Pengaruh terhadap pertambahan jiwa. b. Menurunkan angka kematian, memperpanjang umur anak-anak dengan cacat bawaan/abnormalitas genetic.
2. Pengawasan Populasi a. Penduduk dunia berlipat, awal masehi, 250 juta menjadi 2 kali pada tahun 1600, 1800, 1930, dan 1975 menjadi 4 Milyar, tahun 2000 menjadi 7-8 Milyar. b. Perlu pengawasan populasi 3. Peperangan dan Pendudukan Mempengaruhi demografi dan komposisi penduduk, produksi pangan, kelaparan dan timbulnya penyakit. Menimbulkan arus gena (Perbedaan genetic antara populasi-populasi di dunia makin berkurang) 4. Pemakaian zat-zat sintetis Pemakaian zat-zat kimia pada makanan dapat menimbulkan kanker, malformasi, mutasi, pemendekkan umur. 5. Perhubungan Transportasi – mobilitas dan perpindahan manusia makin mudah, sering dan besar-besaran – mempengaruhi arus gena. 6. Algeni Yakin pengubahan yang dilakukan langsung pada gena – terjadi eugenetika – dapat didampingi oleh eufenetika dan euthenika 7. Penyelidikan Samudra dan Angkasa a. Kemungkinan penghunian planet lain – pencemaran angkasa luar. b. Penghunian lautan, baik di permukaan maupun di dasar laut.
BAB III METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Praktikum evolusi kali ini dilakukan pada tanggal 17 November 2017 di Museum Laboratorium Biologi dan Paleoantropologi Universitas Negeri Yogyakarta pada jam 08.00-11.00 WIB.
B. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam prsktikum kali ini adalah kamera dan alat tulis.
C. Prosedur Penelitian Prosedur atau langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu: 1.
Mendengarkan
ceramah
dari
Dosen
Museum
Laboratorium
Biologi
dan
Paleoantropologi UGM. 2.
Mencatat hasil ceramah
3.
Mengelilingi ruang koleksiMuseum Laboratorium Biologi dan Paleoantropologi UGM.
4.
Mencatat fosil temuan yang ada di ruang koleksi Museum Laboratorium Biologi dan Paleoantropologi UGM.
5.
Mendokumentasikan fosil temuan yang ada di ruang koleksi Museum Laboratorium Biologi dan Paleoantropologi UGM.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA http://lab-biopaleoantropologi.fk.ugm.ac.id diakses pada hari Selasa, tanggal 9 November 2017 pukul 20.00 WIB.Yogyakarta . Bilsborough. 1992. Human Evolution. London : Blackie Academic & Professional. A.n Imprint of Chapman & Hall. Boedhisampoema, dkk.1990. Panduan Museum Paleoantropologi, Bioantropologi & Paleoantropologi Fakultas Kedokteran UGM.
Laboratorium
Campbell. 1976. Human Evolution : An Introduction to Physical Antropology and Archaeology. Newyork : Harper and Row publisher. Jacob, T. 1983. Theori Evolusi dan Kreasionisme. B. Bioanthtop Indom. III (3). Leakery. 2003. Asal-usul Manusia,A. Primanda (penerjemah). Jakarta : Gramedia. Savage. 1969. Evolution , 2 edition. New York : Holt, Richard and Winston, Inc.