LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA TERAPAN PERCOBAAN I “ALAT KESEHATAN DAN PENGGOLONGAN OBAT”
OLEH:
NAMA
: EKA WIDIANTI SAPUTRI
NIM
: O1A114097
KELAS
:D
KELOMPOK
: VIII
ASISTEN
: ROSMARIA
JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini, adalah : a. Untuk mengetahui dan mengenal berbagai macam alat kesehatan dan fungsi. b. Untuk mengetahui dan memahami cara penggolongan obat. c. Untuk mengetahui dan memahami penggunaan obat khusus. B. LANDASAN TEORI Alat kesehatan merupakan suatu fasilitas penunjang dalam dunia kesehatan. Banyak rumah sakit dan perusahaan-perusahaan kesehatan yang membutuhkan alat kesehatan (Budi, 2017). Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau implan, reagen in vitro dan kalibratornya, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan (Permenkes RI, 2015). Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga
keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang terlatih (Kemenkes RI, 2014). Obat merupakan suatu produk kesehatan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Obat digunakan untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, dan juga untuk menyembuhkan sakit. Hampir semua orang pernah mengkonsumsi obat, saat ini obat banyak ditemukan atau dijual di apotik dan juga di warung atau di toko. Namun tidak semua orang mengetahui bahwa obat memiliki jenis atau kategori yang sebaiknya diketahui oleh masyarakat. Jenis obat telah ditetapkan baik secara nasional maupun internasional. Terdapat berbagai macam jenis logo obat. Obat dikategorikan menjadi beberapa jenis seperti, obat bebas, obat terbatas, obat keras, obat herbal, obat tradisional, obat bius atau narkotika dan lainnya. Logo jenis obat tersebut umumnya terdapat pada bagian kemasan obat, logo obat umunya beberntuk seperti lingkaran dengan warna hijau biru, lingkaran dengan huruf K, lingkaran dengan tanda positif, lingkaran dengan gambar daun dan masih banyak bentuk logo lainnya (Rahayuda, 2016). Dalam dunia farmasi obat dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu (1) Penggolongan obat berdasarkan jenis, (2) Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat, (3) Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian, (4) Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan, dan (5) Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya (Nuryati, 2017). Peningkatan keamanaan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan lalu lintas obat dan hubungannya dengan aksi obat yang dapat ditimbulkan dalam badan, dan bahayanya
obat tersebut bagi pasien, telah dikeluarkan
peraturan mengenai penggolongan obat menurut undang-undang yaitu obat bebas dan bebas terbatas atau daftar W (Warschuwing) atau OTC (Over The Counter), obat bebas dan bebas terbatas dapat diperoleh di apotek maupun took obat berijin dan tempat lain tanpa resep dokter untuk keperluan pengobatan sendiri namun dengan tanda peringatan. Kedua, obat wajib apotek (OWA), obat ini adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepaad pasien
di apotek tanpa resep dokter. Ketiga, obat keras atau daftar G (Geevarlijk), obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Keempat, obat psikotropika yang dimana psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Penggunaan obat psikotropika untuk pengobatan yang menyangkut masalah kejiwaan atau mental. Kelima, obat narkotika yang dimana narkotika adalah zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan, karena zat-zat tersebut bekerja langsung mempengaruhi susunan pusat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (Kristina, 2007).
BAB II PEMBAHASAN
A. ALAT-ALAT KESEHATAN 1. Alat Kesehatan Pembalut NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
Plester - Autoclave Tape
FUNGSI Fungsinya untuk membedakan kemasan atau alat mana yang telah mengalami proses sterilisasi dan alat mana yang belum (sebagai indikator)
2.
Plester - Sutures Tape
Fungsinya untuk menutupi luka di kulit
3.
Plester - Medicinal Tape
Funsginya untuk menutupi kulit dilengkapi dengan efek terapi
4.
Plester – Surgical Tape
Fungsinya untuk digunakan dalam pembedahan
6.
Gaas – Hydrofil Steril
Fungsinya digunakan untuk menutupi luka dan menghindari kontaminasi.
7.
Gaas- Dressing
Fungsinya yaitu digunakan untuk penutupan daerah steril Insisi sebelum dilakukan pembedahan/ operasi.
8.
Gaas – Mengandung Obat
Fungsinya untuk menutupi luka
9.
Gaas – Gauze Bandage
Fungsinya untuk menutupi luka
Perban – Elastic Bandage
Fungsinya untuk menutupi luka
Perban – Mengandung Obat
Fungsinya untuk menutupi luka
10.
11.
12.
Perban – Pmebalut Leher
Fungsinya untuk menopang kepala dan membatasi gerak dari tulang leher (Cervical Vertebrae).
13. Perban – Pembalut Gips
Fungsinya untuk menutupi luka (Gips)
14.
Perban - daryanet
Fungsinya digunakan di bagian tubuh yang sulit tanpa membutuhkan plester perekat.
Alat Perawatan NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Warm Water Zak
Fungsinya untuk mengisi air panas
2. Eskap
Fungsinya untuk kompres dingin di kepala apabila sedang demam.
3.
Skin Traction Kit
4.
Kruk
5.
Pompa susu
Fungsinya digunakan untuk mencegah pergeseran persendian yang terluka atau meradang atau pada patah tulang. Fungsinya digunakan untuk pada pasien yang mendapat cidera/gangguan sehabis operasi pada kakinya.
Fungsinya digunakan untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui dikarenakan produk air susunya terlalu banyak.
Alat Penampung NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Penampungan Darah
Fungsinya digunakan untuk menampung darah.
2.
Urine Bag
3.
Penampung Feces
Fungsinya digunakan untuk menampung urin pasien.
Fungsinya digunakan untuk menampung feces, cairan dan gas yang keluar dari lubang usus buatan hasil pembedahan melalui otot dan kulit perut.
Hospital Wares/Utensils NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Urinal Pria
Sebagai tempat air kencing pasien.
2. Bedpan/Stekpan
Digunakan sebagai tempat feces.
Spitting Mug
Digunakan sebagai tempat ludah/riak.
3.
4. Instrument Tray
Digunakan sebagai tempat menaruh dan menyimpan alat-alat bedah.
5.
Thermometer Jar
Digunakan sebagai tempat menaruh termometer
Forceps Jar
Digunakan sebagai tempat menaruh pinset, klem dan tang
6.
7. Dressing Sterilizing – Drum
Digunakan sebagai tempat mensterilkan pembalut
Kateter NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
I.V. Catheter
FUNGSI Digunakan sebagai vena tambahan (perpanjangan vena) untuk pengobatan I.V. Jangka lama yang panjang lebih dari 48 jam
2. Nelaton
3. Ballon/Foley
Digunakan untuk buang air kecil
Digunakan untuk pengambilan urine dalam sistem tertutup, bebas dari udara dan polusi disekitarnya
4. Oxygen
5. Stomach Tube
Digunakan untuk mengalirkan gas oksigen ke dalam lubang hidung Digunakan untuk mengumpulkan getah lambung, membilas atau mencuci isi perut, dan untuk pemberian obat-obatan
6. Feeding Tube
Digunakan untuk memasukkan cairan makanan melalui mulut / hidung
7. Rectal Tube
Digunakan untuk mengeluarkan gas-gas dari usus dan untuk membersihkan rektum
8.
Suction / Mucus Extractor
9. Kondom
Digunakan untuk menyedot lender dari mulut bayi yang baru lahir dan untuk menyedot cairan Amniotik
Digunakan untuk menghubungkan penis dengan urine bag melalui ujung tubenya, terutama pada pasien yang suka buang air kecil secara tidak sadar
Jarum Suntik NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Jarum Suntik umum
Digunakan untuk mengambil darah
2. Jarum Suntik Gigi
Digunakan untuk gigi, dimana obatnya harus dimasukkan dulu kedalam suatu tempat tertentu yang disebut catridge
3.
4.
Jarum Suntik Spinal
Digunakan untuk lumbal punctie
Jarum Suntik Bersayap
Digunakan sebagai vena tambahan atau perpanjangan vena dari tubuh kita untuk pengobatan I.V. jangka lama atau yang terputus-putus
NAMA ALAT
FUNGSI
Alat Semprit/Alat Suntik NO 1.
GAMBAR
Glycerin Syringe
Digunakan untuk menyemprotkan lavement /clysma melalui anus (dubur)
2. Hypodermic Syringe
3. Insulin Syringe
Digunakan sebagai alat semprit pada umumnya
Digunakan khusus untuk menyuntikkan insulin dan umumnya kemasan sekali pakai (disposable)
Paratus NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
Paratus
FUNGSI Fungsinya digunakan untuk menyimpan alat suntik (semprit). Biasanya terbuat dari bahan stainless steel.
Jarum Bedah NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
Jarum Bedah Lurus (straight)
2. Jarum Bedah ¼ circle
3. Jarum Bedah ½ circle
FUNGSI Fungsinya digunakan untuk menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum ini terbuat dari bahan stainless steel. Fungsinya digunakan untuk menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum ini terbuat dari bahan stainless steel. Fungsinya digunakan untuk menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum ini terbuat dari bahan stainless steel.
Benang Bedah NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Plaint Catgut
Digunakan untuk ligasi atau mengikat pembuluh darah ataupun mengikat/menyatukan jaringan.
Alat Pengambil/Pemberi Cairan atau Darah NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
Blood Donor Set
2. Venoject
FUNGSI Digunakan untuk mengambil darah dari pendonor (penyumbang darah) Digunakan untuk mengambil darah tanpa adanya kontaminasi dan meminimumkan resiko Hemolysis serta tanpa adanya kemungkinan penguapan
3. Preza-Pack
Digunakan khusus untuk mengambil darah dari arteri, untuk menganalisis gas darah
4. Blood Administration Set
Digunakan untuk memberikan darah dalam jumlah kecil pada bayi
Solution Administration Set
Digunakan untuk memberikan larutan
5.
Sport and Medical Supportive Product NO 1.
GAMBAR
NAMA ALAT
Mesh Arm Sling
FUNGSI Digunakan untuk mendukung lengan yang patah, akibat benturan atau kecelakaan pada saat olahraga atau situasi lainnya
2. Wrist / Thumb Support
3. Standard Knee Support
Digunaka nuntuk Rematik, Tonosynovitis, Carpal Tunnel Syndrome Digunakan untuk membantu proses penyembuhan pasca operas ilutut, otot yang tegang, Arthritis, dan perlindungan terhadap Abrasions
4. Ankle Support
Digunakan untuk memberikan dukungan yang efektif pada saat berjalan atau berlari
2. Alat Kedokteran Umum NO
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Termometer NonElektronik
Untuk mengukur suhu tubuh/badan
Termometer Elektronik
Untuk mengukur suhu tubuh/badan
Stethoscope Dokter Umum
Untuk mendeteksi, mempelajari, mendengarkan bunyi (suara) yang timbul dari dalam tubuh/rongga tubuh
Stethoscope Bidan
Untuk mendengar denyut jantung bayi di dalam kandungan ibu
Nasal Speculum
Untuk memeriksa dan melihat bagian dalam liang rongga hidung
1.
2.
3.
4.
5.
6. Ear Speculum
Untuk memeriksa dan melihat bagian dalam liang rongga telinga
Rectal Speculum
Untuk memeriksa dan melihat bagian dalam liang rongga rektal
Vaginal Speculum
Untuk memeriksa dan melihat bagian dalam liang rongga vagina
7.
8.
9. Sphygmomanometer Untuk mengukur tekanan darah dalam tubuh electric
10. Reflex Hammer
Untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu dari bagian tubuh manusia (biasanya lutut)
Tong Spatel
Untuk menekan lidah agar dapat melihat lebih jelas keadaan di dalam tenggorokan
Laryngeal Mirror
Untuk melihat lebih jelas keadaan di dalam tenggorokan
11.
12.
3. Alat Bedah Scalpel NO
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Scalpel Blade
Untuk menyayat/memotong organ/jaringan tubuh saat operasi
Scalpel Handle
Sebagai peganganSclapel Blade
NAMA ALAT
FUNGSI
Bandage Scissors
Untuk menggunting perban/gaas
Surgical Scissors
Untuk alat bantu saat proses bedah
Umbilical Cord Scissors
Untuk memotong tali pusar bayi
Episiotomy Scissors
Untuk memotong Vulva (alat kelamin wanita) pada waktu melahirkan dan untuk mencegah robeknya dinding Perineum
1.
2.
Gunting NO
GAMBAR
1.
2.
3.
4.
Forceps NO
GAMBAR
NAMA ALAT
FUNGSI
Anatomische Pincet
Untuk menjepit bendabenda/bagian tubuh saat operasi
Ear Pincet
Untuk mengambil keluar benda-benda asing dari dalam rongga telinga
Arterie Clamp
Untuk menjepit pembuluh darah arteri
Doek Clamp
Untuk menjepit kain, terutama kain operasi
Koorn Tang
Untuk menjepit dan mengangkat alat-alat bedah dari dalam bak instrument
Kogel Tang
Untuk menjepit dan mengangkat organ (bagian tubuh) dan tissue (jaringan tubuh) juga benda-vbenda asing dalam tubuh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Suture Forceps
Untuk menjepit luka yang terbuka
NAMA ALAT
FUNGSI
Needle Holders
Untuk menjepit jarum jahit serta menjahit luka terbuka
NAMA ALAT
FUNGSI
Uterine Probes
Untuk mengukur kedalaman air
NAMA ALAT
FUNGSI
Needle Holders NO
GAMBAR
1.
Uterine Probes/Uteus Sonde NO
GAMBAR
1.
Curettes NO
GAMBAR
1. Uterine Curettes
Untuk membersihkan dari placenta ovum pada waktu keguguran
Placenta and Ovum Curettes
Untuk memvbersihkan dari placenta ovum pada waktu keguguran (Abortus)
2.
B. PENGGOLONGAN OBAT Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi aringan biologis. Menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut KONAS, obat adalah bahan atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem biologis atau kondisi patologis dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit, dan/atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi (Priyanto, 2008). Penandaan
dan
informasi
sediaan
farmasi
dan
alat
kesehatan
dilaksanakan untuk melindungi masyarakat dari informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak obyektif, tidak lengkap serta menyesatkan. Badan usaha yang mengedarkan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mencantumkan penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan, berbentuk tulisan yang berisi keterangan mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan secara obyektif, lengkap serta tidak menyesatkan. 1. Tabel Penggolongan Obat GOL. OBAT &
DESKRIPSI
CONTOH OBAT
PENANDAAN Obat Bebas (OTC : Over The Counter)
Obat bebas merupakan obat OBH yang dijual bebas di pasaran Asetosal dan dapat dibeli tanpa resep Paracetamol dokter. Obat ini ter golong Vitamin C obat yang paling aman, Antasida dapat dibeli tanpa resep di
Penandaan Obat Bebas
apotik dan bahkan juga dijual di warung-warung. Obat
bebas
biasanya
digunakan untuk mengobati dan
meringankan
penyakit.
Tanda
gejala khusus
untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau
dengan
garis
tepi
berwarna hitam. Obat Bebas Terbatas (Waarschuwing)
Obat bebas terbatas adalah Tablet Resochin obat
keras
diberikan
Penandaan Obat Bebas Terbatas
yang dalam
dapat Tablet Nivaquin jumlah Sirup Allerzin
terbatas, baik dosis maupun Tablet salut jumlah unit sediaannya. Vitadex Misalnya tablet diberikan Tablet Neozep dalam jumlah 4 tablet. Obat ini juga dapat diperoleh tanpa
resep
dokter
di
apotek, toko obat atau di warung-warung. Obat ini diberikan bersama dengan peringatan
tertulis.
Peringatan tertulis tersebut dituliskan
dalam
bentuk
tulisan putih dengan latar belakang
hitam,
dapat
dilihat pada tabel diatas.
Peringatan Obat Bebas Terbatas
Forte.
Obat Daftar G
(Gevaarliijk)/Berbahay Merupakan a
Vial Kanamycin
Obat Keras
yang Ampul
obat
berbahaya
sehingga
pemakaiannya
harus
di
Garamycin Infus Asering
bawah pengawasan dokter Kapsul & Sirup dan Penandaan Obat Keras
obat
hanya
dapat
Colsancetine
apotek, Kapsul puskesmas dan fasilitas Erythrocin pelayanan kesehatan lain Tablet Captensin diperoleh
dari
seperti balai pengobatan dan klinik dengan menggunakan resep dokter. Obat keras ditandai dengan lingkaran merah
tepi
hitam
yang
ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna hitam. Obat Psikotropika
Golongan I
Psikotropika merupakan zat meskalin atau
obat
alamiah
yang
ataupun
secara psilosibina buatan metamfetamin
untuk metilen dioksi memberikan pengaruh diathylamine secara selektif pada sistem Golongan II yang
syaraf
berkhasiat
dan metakualon menyebabkan perubahan sekobarbital pada aktivitas mental dan Golongan III perilaku. Obat golongan amobarbital psikotropika masih flunitrazepam digolongkan obat keras pentobarbital sehingga disimbolkan dengan
pusat
lingkaran
merah
bertuliskan
huruf
“K”
Golongan IV alprazolam
ditengahnya.
diazepam
Gol I :
sekarang klordiazepoksida
Sampai
hanya klorazepam ditujukan untuk ilmu triazolam pengetahuan, dilarang kegunaannya
diproduksi,
dandigunakan
untuk pengobatan. Gol II, III, IV Dapat
digunakan
untuk
pengobatan asalkan sudah Didaftarkan.
Namun,
kenyataannya saat ini hanya sebagian dari golongan IV saja
yang
terdaftar
dan
digunakan Obat Wajib Apotek
Kontrasepsi Oral
Merupakan obat keras yang Lynestrenol dapat
oleh Ethinylestradiol-
diserahkan
apoteker pengelola apotek tanpa resep dokter. Obat wajib
Norgestrel Antiparasit
dibuat Mebendazol
apotek
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan
Contoh lain obat
masyarakat dalam menolong
OWA dapat dilihat
dirinya
sehingga
tercipta
budaya pengobatan sendiri yang
tepat,
rasional.
aman,
dan
pada lampiran.
Obat Daftar O (Opium)/Narkotika
Narkotika merupakan obat
Golongan I
yang berasal dari tanaman opium mentah atau bukan tanaman baik kokain mentah sintesis
maupun
dapat heroin menyebabkan perubahan Golongan II kesadaran dari mulai benzetidin sintesis
Penandaan Narkotika
semi tanaman ganja
yang
penurunan sampai hilangnya Ekgonin kesadaran, mengurangi Morfin sampai menghilangkan rasa petidin nyeri, dan dapat Golongan III menimbulkan dihidrokodein ketergantungan. Narkotika doveri disimbolkan dengan etilmorfina lingkaran merah yang ditengahnya terdapat simbol palang (+). Gol I Untuk
kepentingan
penelitian, ilmu pengetahuan, dan dilarang diproduksi
atau
untuk
pengobatan. Gol II, III Untuk pengobatan asalkan sudah memiliki izin edar (nomor registrasi).
2. Obat Tradisional Penggolongan obat di atas adalah obat yang berbasis kimia modern, padahal juga dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa dikenal sebagai obat tradisional. Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun, sayang pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum diiringi dengan perkembangan penelitian sampai dengan uji klinik. Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka. JENIS
DESKRIPSI
Jamu
Jamu adalah obat tradisional
Gurah
yang
secara
Seahorse
dalam
Parem Lantik
bentuk serbuk seduhan, pil, dan
Bokashi
(Empirical
cairan yang berisi seluruh bahan
Antangin
based herbal
tanaman yang menjadi penyusun
medicine)
jamu tersebut serta digunakan
disediakan
tradisional,
misalnya
CONTOH
secara tradisional. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi empiris.
cukup
dengan
bukti
Obat Herbal
OHT adalah obat tradisional
Tolakangin
Terstandar
yang disajikan dari ekstrak atau
Lelap
penyarian bahan alam
Diapaet
(OHT)
yang
dapat berupa tanaman obat,
Diabmeneer
binatang,
Chang Sheuw
maupun
mineral.
Untuk melaksanakan proses ini (Scientific
membutuhkan peralatan yang
based herbal
lebih kompleks dan berharga
medicine)
mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan
maupun
ketrampilan pembuatan ekstrak. Fitofarmaka
Merupakan
obat X-Gra
bentuk
tradisional dari bahan alam yang Tensigard dapat disejajarkan dengan obat Stimuno proses Rheumaneer pembuatannya yang telah Nodiar terstandar, ditunjang dengan modern (Clinical based herbal medicine)
karena
bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para
profesi
medis
untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.
3. Penggunaan Obat Khusus Obat Khusus Inhaler
Cara Penggunaan 1. Duduk
tegak
atau
Gambar berdiri
dengan dagu terangkat. 2. Buka tutup inhaler dan kocok inhaler dengan teratur. 3. Jika
baru
pertama
kali
menggunakan inhaler selama seminggu atau lebih, maka untuk
penggunaan
sebelum
pertama
digunakan,
semprotkan inhaler ke udara untuk
mengecek
apakah
inhaler berfungsi dengan baik. 4. Tarik nafas dalam-dalam dan buang perlahan. Lalu letakkan bagian mulut inhaler pada mulut (diantara gigi atas dan bawah), kemudian tutup mulut dengan
merapatkan
bibir
(jangan digigit). 5. Mulai
dengan
bernapas
perlahan dan dalam melalui mulut inhaler, sambil bernapas secara
berbarengan
tekan
bagian tombol inhaler untuk melepaskan obatnya. Satu kali tekan merupakan satu kali semprotan obat. 6. Lanjutkan
untuk
bernapas
dalam untuk memastikan obat dapat mencapai paru-paru. 7. Tahan napas selama kurang lebih 10 detik (atau selama kondisi senyaman yang terasa) lalu buang napas perlahan. 8. Jika membutuhkan semprotan berikutnya, tunggu sampai 30 detik,
dan
inhaler,
kocok
ulangi
kembali
langkah
4
sampai 7. 9. Tutup kembali mulut inhaler dan simpan inhaler di tempat yang kering. 10. Setelah
selesai,
berkumur-
kumur, dan catat dosis yang sudah terpakai. MDI (Metered 1. Kocok tabung inhaler Dose Inhaler)
(3-4
kali). 2. Buka tutupnya. 3. Bernapaslah di luar alat. 4. Masukkan alat ke dalam mulut, dan kunci diantara gigi, tutup mulut rapat-rapat. 5. Mulailah
bernapas
dengan
perlahan, tekan bagian atas alat dan tetap bernapas perlahan sampai satu tarikan penuh. 6. Keluarkan alat dari mulut, tahan napas selama 10 detik sebelum membuang napas.
7. Jika butuh lebih dari satu puff, tunggu dulu selama kurang lebih 1 menit, kemudian kocok lagi tabung inhaler dan ulangi langkah 3-6. 8. Setelah selesai, cuci muka dan berkumur
dengan
menggunakan
air
inhaler
jika yang
mengandung kortikosteroid. Turbuhaler
1. Buka
tutupnya,
pegang
turbohaler dalam posisi berdiri. 2. Putar sejauh mungkin bagian pegangan
yang
berwarna,
kemudian putar balik sampai terdengar bunyi klik. 3. Bernapaslah di luar alat. 4. Masukkan alat ke dalam mulut, dan kunci diantara gigi, tutup mulut rapat-rapat. Tarik napas dengan kuat dan dalam lewat mulut. 5. Keluarkan
alat
dari
mulut
sebelum membuang napas. 6. Selalu cek strip indikatornya, untuk mengetahui berapa dosis yang tersisa. 7. Setelah selesai, cuci muka dan berkumur
dengan
menggunakan
air
inhaler
jika yang
mengandung kortikosteroid.
Spacer
1. Buka
tutupnya,
kemudian
kocok tabung inhaler
(3-4
kali). 2. Pasang tabung pada spacer, di bagian
yang
berlawanan
dengan masker. 3. Pasang masker menutupi mulut dan hidung, pastikan tertutup dengan baik. 4. Semprotkan 1 puff obat ke dalam spacer, biarkan sampai 6 tarikan napas 5. Tunggu selama satu menit. 6. Ulangi lagi langkah 4-5 jika dibutuhkan lebih dari 1 puff. Setelah selesai, cuci muka dan berkumur
dengan
menggunakan
air
inhaler
jika yang
mengandung kortikosteroid. Nebuliser
1. Buka tutup tabung obat. 2. Masukan cairan obat ke dalam alat penguap sesuai dosis yang ditentukan à gunakan MOUTH PIECE atau masker (sesuai kondisi pasien). 3. Tekan
tombol
nebulizer
à
“on”
jika
pada
memakai
masker, maka uap yang keluar dihirup
perlahan-lahan
dan
dalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat
habis masker. 4. Bila
memakai MOUTH
PIECE,
maka
tombol
pengeluaran aerosol ditekan sewaktu inspirasi, hirup uap yang keluar perlahan-lahan dan dalam.
Hal
ini
dilakukan
berulang-ulang sampai obat habis (10 – 15 menit). Suppositoria
1. Cuci
tangan
Anda
sampai
bersih dengan air sabun. 2. Keluarkan
supositoria
dari
kemasan dan basahi sedikit dengan air bersih. 3. Bila supositoria terlalu lembek, maka dinginkan lebih dahulu dala leari es selama 30 menit, atau rendam dalam air dingin sebelum membuka kemasan. 4. Atur
posisi
tubuh
anak
berbaring menyamping dengan kaki bagian bawah diluruskan, sementara kaki bagian atas ditekuk ke arah perut. 5. Angkat untuk
bagian
atas
menjangkau
dubur daerah
anus. 6. Masukan supositoria, ditekan dan
ditahan
dengan
jari
telunjuk sampai betul betul masuk ke bagian otot sfinkter
rektum (sekitar 0,5 – 1 inci dari lubang dubur). Jika tidak dimasukan sampai bagian otot sfinkter,
supositoria
terdorong
keluar
akan
lagi
dari
lubang dubur. 7. Tahan posisi tubuh anak agar tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki menutup selama kurang lebih 5 menit untuk menghindari supositoria terdorong keluar. Tablet
1. Cucilah tangan anda dengan
Vaginal
air dan sabun. Jika ovula melunak, taruhlah di dalam air dingin
atau
masukkan
ke
dalam lemari pendingin selama 30 menit supaya mengeras kembali
sebelum
bungkusnya.
dibuka
Buka bungkus
ovula. 2. Buka bungkus ovula 3. Jika
menggunakan
ovula
aplikator, letakkan ovula pada lubang yang terdapat pada aplikator. Pastikan bahwa sisi ovula
yang
ditaruh
pada
aplikator adalah sisi tumpul dari ovula. 4. Duduklah dengan satu tangan menopang berat tubuh anda
dan tangan lainnya memegang aplikator yang sudah dipasangi ovula. Kedua kaki ditekuk dengan posisi terbuka untuk mempermudah
penggunaan
ovula. 5. Masukkan ujung lancip ovula dengan bantuan aplikator ke lubang
vagina.
aplikator
berada
Setelah di
dalam
vagina, tekan tombol pada aplikator
untuk
melepaskan
ovula. 6. Jika
tidak
aplikator,
menggunakan
masukkan
ujung
lancip vagina kurang lebih sedalam telunjuk anda. 7. Rapatkan kedua kaki anda untuk beberapa detik. Tetaplah duduk sekitar 5 menit untuk mencegah
ovula
keluar
kembali. 8. Bersihkan aplikator dengan air hangat dan sabun, keringkan dan jagalah agar tetap bersih. Cucilah tangan anda dengan sabun
untuk
membersihkan
obat yang mungkin menempel.
Insulin
1. Persiapkan
insulin
pen,
lepaskan penutup insulin pen. 2. Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum
Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
Putar
jarum
insulin
ke
insulin pen.
Lepaskan
penutup
jarum
luar.
Lepaskan
penutup
luar
jarum agar jarum tampak. 3. Pertama insulin pen, pastikan pen siap digunakan
Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum mengatur
dalam
dosis
insulin.
Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit
(pengaturan dosis
dengan
cara
memutar
tobol).
Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas.
Tekan
tombol dosis dengan benar sambil
mengamati
keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu,
sampai insulin
terlihat di ujung jarum. Tombol
pemutar harus
kembali
ke
nol
setelah
insulin terlihat di dalam pen. 4. Aktifkan tombol dosis insulin (bisa
diputar-putar sesuai
order dokter). 5. Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan. 6. Suntikkan insulin
Genggam pen dengan 4 jari, latekkan
ibu
jari
pada
tombol dosis.
Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
Segera pada
suntikkan sudut
90
jarum derajat.
Lepaskan cubitan.
Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol
dosis
sampai
berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 510 detik untuk membantu mencegah
insulin
dari
keluar dari tempat injeksi.
Tarik jarum dari kulit.
7. Persiapkan
pen
untuk
penggunaan
berikutnya. luar
insulin
Lepaskan
jarum
dan
tutup putar
untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan
jarum yang
telah
digunakan
pada
wadah
yang aman (kaleng
kosong). Buang ke sampah
jangan
ditempat
tempat dibuang
pendaurulang
sampah Tablet Sublingual
1. Minum dengan
atau
berkumurlah
sedikit
melembabkan
air jika
untuk mulut
kering. 2. Letakkan tablet dibawah lidah. 3. Tutuplah mulut dan janganlah menelan
sampai
tablet
terdisolusi seluruhnya. 4. Jangan makan, minum atau merokok
selama
proses
disolusi tablet. 5. Janganlah mencuci
berkumur mulut
atau selama
beberapa menit setelah tablet terdisolusi dengan sempurna.
Tablet Bukal 1. Minumlah atau berkumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan jika mulut kering. 2. Letakkan tablet diantara pipi dan gusi atas atau gusi bawah. 3. Tutuplah mulut dan janganlah menelan sampai tablet terdisolusi dengan sempurna. 4. Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet. 5. Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet terdisolusi dengan sempurna. Tetes Mata
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun 2. Pastikan kondisi ujung botol tetes tidak rusak. 3. Condongkan
kepala
ke
belakang, tarik kelopak bawah mata telunjuk
menggunakan sehingga
jari kelopak
mata membentuk kantung. 4. Pegang botol tetes dengan menggunakan lainnya
tangan
sedekat
yang
mungkin
dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. Tekan botol tetes secara perlahan sampai
jumlah
tetes
cairan
yang
dibutuhkan masuk ke dalam kantung kelopak bawah mata. Jangan mengedip. 5. Tutup mata selama 2-3 menit. Bersihkan cairan berlebih pada wajah dengan menggunakan tisu. 6. Jangan
menyeka
atau
membilas ujung botol tetes. 7. Pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat. 8. Cucilah tangan anda dengan air
dan
sabun
untuk
membersihkan sisa obat yang mungkin menempel. Tetes Hidung
1. Bersihkan hidung dengan cara mengeluarkan udara (Bersin) 2. Cuci tangan anda mengunakan sabun dan air (Baca Cara Mencuci tangan Yang Benar). 3. Pastikan alat tetes hidung anda tidak retak atau rusak. 4. Hindari
ujung
obat
tetes
hidung anda agar tetap bersih. 5. Duduk dan tengadalah atau berbaring dngan menggunakan bantal
dibawah
punggung,
dengan posisi kepala tegak keatas (sesuai gambar). 6. Teteskan obat sesuai dengan
yang tertera pada etiket. 7. Setelah beberapa saat duduklah agar
obat
masuk
kedalam
melalui faring, dan goyangkan kepala ke atas dan kebawah kemudian ke kanan dan kiri. 8. Tahan posisi selama beberapa menit. 9. Bersihkan ujung alat tetes hidung dengan air hangat. dan tutup kembali untuk mencegah kontaminasi. 10. Bersihkan mencuci
tangan
dengan
nya
untuk
membersihkan sisa obat. Salep Mata
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun. 2. Hindari kontak langsung ujung tube dengan mata, tangan atau permukaan lainnya. 3. Condongkan
kepala
ke
belakang, tarik kelopak bawah mata
menggunakan
telunjuk
sehingga
jari kelopak
mata membentuk kantong. 4. Pegang tube salep dengan menggunakan lainnya
tangan
sedekat
yang
mungkin
dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. Oleskan salep ke
dalam
kantong
mata
tersebut sepanjang kira-kira 1 cm. 5. Kedipkan perlahan,
mata
secara
kemudian
tutup
selama 1-2 menit. Bersihkan salep mata berlebih pada wajah dengan tisu. 6. Untuk
menghindari
kontaminasi,
segera
pasang
kembali tutup tube. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun sisa
untuk obat
menempel.
membersihkan yang
mungkin
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Alat kesehatan adalah instrumen, APPARATUS, mesin dan/atau implan yang
tidak
mengandung
obat
yang
digunakan
untuk
mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh dan merupakan peralatan yang dapat digunakan terus menerus. Alat-alat kesehatan dikelompokkan berdasarkan fungsinya yaitu: (1) Alat kesehatan di Apotek Pembalut, Alat Perawatan, Alat Penampungan, Hospital Wares/Utensils, Catheters, Jarum Suntik, AlatSemprit/AlatSuntik, Paratus, Jarum Bedah, Benang Bedah, Alat Pengambil/Pemberi Cairan atau Darah, dan Sport and Medical Supportive Product, (2) Alat Kedokteran Umum, (3) Alat-alat Bedah. 2. Penggolongan obat terdiri atas 5 golongan yaitu: Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat daftar G (Obat Keras, Obat Psikotropika dan Obat Wajib Apotek (OWA), Obat daftar O (Narkotika), dan Obat Tradisional. 3.
Penggunaan sediaan obat khusus yaitu: Tetes Mata, Salep Mata, Metered Dose Inhaler (MDI), Nebulizer, Tetes Telinga, Tetes Hidung, Suppositoria, Tablet
Sublingual,
Tablet
Menggunakan Insulin Pen.
Bukal,
Tablet
Effervescent
dan
Cara
DAFTAR PUSTAKA
Budi, I.G.K.T.P., 2017, Perencanaan Strategi Pemasaran Penjualan Alat Kesehatan (Studi Kasus : PT. Cahya Laksmi Abadi), Jurnal Sistem dan Informatika, Vol 11(2). KEMENKES RI., 2014, Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Jakarta. Nuryati., 2017, Buku Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Farmakologi, Jakarta : KEMENKES RI. PERMENKES RI., 2015, Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan No 54, Jakarta : Menteri Kesehetan. Rahayuda, I.G.S., 2016, Identifikasi Jenis Obat Berdasarkan Gambar Logo Pada Kemasan Mengunaakan Metode Naive Bayes, Jurnal SISFO, Vol 6(1).