Proposalku.docx

  • Uploaded by: Anonymous kCuzKIQSZX
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposalku.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 894
  • Pages: 5
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik (Sukmawati, dkk., 2015). Apabila inflamasi tidak terkontrol dan terjadi pada tempat dan waktu yang tidak tepat, akan mengganggu keseimbangan homeostasis tubuh, berkembang menjadi inflamasi kronis maupun menimbulkan kerusakan jaringan (Ulfa dkk., 2016). Gejala respon antiinflamasi meliputi rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan) (Sativa dkk., 2014). Inflamasi biasanya diobati dengan menggunakan obat antiinflamasi golongan steroid (AIS) dan obat antiinflamasi golongan nonsteroid (AINS). Obat antiinflamasi kimia banyak digunakan masyarakat karena mempunyai efek yang cepat dalam menghilangkan inflamasi tetapi juga mempunyai resiko efek samping yang berbahaya, antara lain gangguan pada saluran cerna, darah, pernafasan, proses metabolik, hipersensitivitas, dan sindrom reye (Setyopuspito dkk., 2017). Berkaitan dengan efek yang tidak diinginkan tersebut maka perlu suatu upaya dalam pengembangan obat baru yang diperoleh dari alam atau secara empiris yang telah digunakan untuk suatu penyakit dengan harapan diperoleh suatu obat dengan resiko efek samping yang lebih kecil (Soekaryo dkk., 2017).

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain : 1. Bagaimanakah aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etanol buah Wua Lae? 2. Bagaimanakah aktivitas antiinflamasi sediaan gel ekstrak etanol buah Wua Lae pada hewan uji mencit? 3. Bagaimanakah karakteristik sediaan gel berdasarkan sifat organoleptik, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, dan tingkat iritasi? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk

mengetahui

aktivitas

antiinflamasi

dari

ekstrak etanol buah

Wua Lae 2. Untuk mengetahui efek antiinflamasi dari sediaan gel ekstrak etanol buah Wua Lae pada hewan uji mencit.

3. Untuk mengetahui karakteristik sediaan gel berdasarkan sifat organoleptik, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, dan tingkat iritasi

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat : 1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan keahlian mengenai metode, proses uji, dan formulasi sediaan gel antiinflamasi. 2. Bagi ilmu pengetahuan, memberikan informasi penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas gel antiinflamasi ekstrak etanol etanol buah Wua Lae 3. Bagi institusi, mewujudkan peranan Universitas Halu Oleo dalam mengkaji permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait dengan tanaman obat. 4. Bagi masyarakat, memberi informasi ilmiah mengenai potensi efek farmakologi dari penggunaan tumbuhan

buah Wua Lae

memperkirakan resiko penggunaan ekstrak terhadap diri

untuk

1. Deskripsi Etlingera elatior (Jack) R.M.Smith, tanaman ini merupakan tumbuhan yang berbentuk herba yang tegak dan membentuk rumpun, habitatnya disemak dan tingginya dapat mencapai 5 meter. Batangnya semu tegak berpelepah, daun tunggal lanset ujung dan pangkalnya runcing tepi rata, panjang 20-30 cm dengan lebar 5-15 cm pertulangan menyirip berwarna hijau dengan permukaan daun licin mengkilat. Bunga terdapat di ujung batang berwarna merah muda hingga merah terang, majemuk berbentuk bongkol, tangkai 40-80 cm dengan benang sari 75 cm berwarna kuning, putik kecil berwarna putih, dengan mahkota bertaju berbulu jarang berwarna merah jambu, buah seperti buah nanas kecil bila matang terasa manis asam dengan biji kecil berwarna coklat. Akar serabut berwarna kuning kotor (Samarang dkk., 2015).

2. Klasifikasi 3. Ekstrak Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak kering harus mudah dibuat serbuk (Depkes RI, 1979). Ekstrak dapat diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai dan tidak menimbulkan reaksi/inert. Selama proses ekstraksi pelarut akan berdifusi dalam material padat dari tanaman dan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai dengan pelarutnya. Dalam mengekstraksi suatu tumbuhan sebaiknya menggunakan jaringan tumbuhan yang masih segar, namun kadang-kadang tumbuhan yang akan dianalisis tidak tersedia di tempat sehingga untuk itu jaringan tumbuhan yang akan diekstraksi dapat dikeringkan terlebih dahulu (Tiwari, dkk., 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak antara lain, kualitas bahan baku yang digunakan, jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi, metode ekstraksi yang digunakan (maserasi statis atau dinamis, perkolasi, reperkolasi dan ekstraksi arus balik), ukuran partikel bahan, suhu proses ekstraksi, pH ekstrak dan metoda pemurniannya (Hermani dkk., 2007). Dalam penelitian ini teknik

ekstraksi

yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

maserasi. Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini

dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan (Mukhriani, 2014). Keuntungan ekstraksi dengan cara

maserasi

adalah

prosedur

dan peralatan yang digunakan sederhana,

metode ekstraksi tidak dipanaskan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai dan ekstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, sedangkan kerugiannya yakni cara pengerjaannya lama dan membutuhkan pelarut yang banyak (Tiwari dkk., 2011). 4. Inflamasi Inflamasi merupakan suatu respon dari tubuh terhadap adanya cedera maupun infeksi. Saat terjadi cedera, tubuh akan berusaha menetralisir dan mengeliminasi agen-agen berbahaya dari tubuh serta melakukan persiapan untuk perbaikan jaringan. Adanya proses inflamasi ditandai ciri yang khas, yaitu timbulnya warna kemerahan, pembengkakan di daerah peradangan, rasa panas, dan timbulnya rasa nyeri (Saputri dan Rita., 2016). 5. Gel Gel merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Fujiastuti, 2015). Gel mempunyai sifat yang menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, mudah berpenetrasi pada kulit sehingga memberikan efek yang menyembuhkan (Mursyid, 2010). Gel

memiliki

kandungan air yang cukup tinggi dan gel juga segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang berambut (Yanhendri dan Satya, 2012). 6. Karagenan

More Documents from "Anonymous kCuzKIQSZX"