LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS SENYAWA HIDROKARBON
Disusun Oleh : DEVI INDRIANI (1819.7.017) KELAS : 2B (REGULER SORE) KELOMPOK C PROGAM STUDI : D3 FARMASI
AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG JL. Raya Rancabolang No. 48, Komplek Margahayu Raya.
2018
A. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengindentifikasi sifat fisik dan kimia berdasarkan reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa hidrokarbon.
B. DASAR TEORI Hidrokarbon adalah senyawa organic yang tersusun dari karbon atom dan hydrogen. Berdasarkan penyusunnya dalam struktur hidrokarbon dibedakan menjadi hidrokarbon alfalitik, alisiklik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah senyawa organic yang tersusun dari karbon dan hydrogen dalam rantai terbuka. Hidrogen alfalitik dapat berpa alfalitik jenuh dan tidak jenuh, alfalitik jenuh apabila dalam struktur molekulnya hanya mempunyai ikatan tunggal, sedangkan alfalitik tidak jenuh apabila di dalam struktur nya terdapat ikatan rangkap. Hidrokarbon alisiklik adalah senyawa organic yang tersusun dalam suatu cincin yang memiliki ketidak jenuhan rantai tertutup senyawa aromatic merupakan hidrokarbon yang tersusun
dalam cicin yang memiliki aroma atau bau yang khas. Senyawa hidrokarbon
alfalitik dan alisiklik yaitu alkane, sikloalkana, alkena dan alkuna. Banyak senyawa yang mengandung ikatan rangkap. Reaksi dengan Bromin Hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan bromin dalam larutan karbon tetraklorida atau sikloheksena. Reaksi berupa adisi bromin pada ikaran rangkap karbon. Alkena (bukan alkana atau hidrokarbon aromatik) bereaksi dengan Br2 menghasilkan alkil bromide yang sesuai (atau dibromoalkana). Warna kuning/orange Br2 akan hilang apabila Br2 bereaksi dengan alkena; hasil reaksi bromoalkana biasanya jernih tak berwarna. Alkana tidak bereaksi dengan Br2 karena hanya mempunyai ikatan C-C tunggal; warna kuning/orange Br2 akan tetap ada. Senyawa aromatic “tahan” terhadap reaksi adisi karena sifat aromatisitasnya. Senyawa ini bereaksi dengan bromin dengan adanya katalis seperti alumunium klorida .
Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat (H2SO4 p) Alkena bereaksi dengan H2SO4 pekat melalui adisi menghasilkan alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4. Hidrokarbon jenuh tidak reaktif dengan (reaksi adisi tidak mungkin terjadi); alkuna bereaksi secara lambat dan membutuhkan katalis (HgSO4); senyawa aromatic juga tidak reaktif karena reaksi adisi sukar terjadi. Reaksi dengan Kalium Permanganat Aqueous (KMnO4) Kalium permanganat merupakan agen pengoksidasi yang dapat bereaksi dengan hidrokarbon tak jenuh, tetapi tak bereaksi dengan alkane atau hidrokarbon aromatic. Larutan KMnO4 encer berwarna ungu tua, tidak akan berubah apabila KMnO4 bereaksi dengan hidrokarbon tak jenuh.
C. ALAT DAN BAHAN NO
ALAT DAN BAHAN
JUMLAH
1
Tabung Reaksi
6
2
Pipet Tetes
6
3
Cawan Penguap
1
4
Korek Api
1
5
n-Heptana
5 ml
6
Sikloheksena
5 ml
7
etanol
5 ml
8
Aquadest
Secukupnya
9
larutan 1% Bromin
5 ml
10
H2So4 Pekat
Secukupnya
11
Karbon Tetraklorida (CCl4)
5 ml
12
Lakmus Biru
1 lembar
13
Larutan 1% KMnO4
5 ml
14
Gelas Ukur 10 ml
1
15
Gelas Kimia 250 ml
1
16
Spirtus
1
17
kaki Tiga dan Kassa
1
D. PROSEDUR PRAKTIKUM 1. Kelarutan Hidrokarbon a) Kocoklah perlahan 5 ml n-heptana dengan 5 ml pelarut air dalam tabung reaksi untuk menguji kelarutannya. Catat hasil pengamatan. b) Ulangi langkah a dengan sampel sikloheksena dengan takaran yang sama. c) Ganti pelarut dengan alkohol, ulangi langkah a dan b dengan takaran yang sama. Catat hasil pengamatannya. 2. Flammability Hidrokarbon a) Teteskan 3 tetes dari salah satu jenis sampel hidrokarbon pada cawan penguap, dengan menggunakan korek, nyalakanlah hidrokarbon tersebut. b) Amati tipe dan warna nyalanya, karbon yang terdapat dalam nyala tersebut dan jumlah residu yang tertinggal. c) Ulangi langkah diatas untuk sampel hidrkarbon lainnya. 3. Reaksi dengan Bromin (Br2) a) Masukkan 1 ml bromin dalam karbon tetrakloriday dalam tabung reaksi kecil. b) Tambahkan 10-20 tetes dari sampel hidrokbarbon, perhatikan perubahan warnanya. c) Bila masih tidak terdapat perubahan warna, panaskan larutan tersebut dalam penangas air selama 15-20 menit. d) Untuk mengetes terdapatnya kandungan hodrogen bromide, letakkan kertas lakmus biru lembab di mulut tabung reaksi. e) Ulangi percobaan dengan sampel hidrokarbon lainnya. 4. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat (H2SO4 p) a) Masukkan sampel kedalam tabung reaksi masing-masing 5 tetes sampel hidrokarbon. b) Tambahkan 3 tetes H2SO4 pekat pada tabung.
c) Pegang tabung dan rasakan apakah terjadi perubahan suhu. d) Amati apakah larutan menjadi homogeny dan bercampur atau terjadi perubahan warna. 5. Reaksi dengan Kalium Permanganat (KMnO4) a) Tempatkan 1 ml sampel hidrokarbon dalam tabung reaksi kecil. b) Tambahkan 3 tetes dari larutan 1% kalium permanganate. c) Kocok tabung reaksi tersebut, perhatikan semua perubahan yang terjadi. d) Berapa waktu yang dibutuhkan sebelum perubahan terjadi? Ulangi dengan sampel hidrokarbon lainnya.
E. HASIL PENGAMATAN 1. Kelarutan Hidrokarbon NO
PEREAKSI
1
n-Heptana + Alkohol
2
n-Heptana + Air
PENGAMATAN SEBELUM SETELAH Bening Terdapat Gelembung Diatas.
Bening
Terdapat 2 fase Tidak Larut.
Bening Terdapat 2 fase Tidak Larut.
3
Sikloheksena + Alkohol
Terdapat 2 fase Tidak Larut. Bening
4
Sikloheksena + Air
2. Flammability Hidrokarbon NO
PEREAKSI
1
n-Heptana (dibakar)
2
Sikloheksena (dibakar)
SEBELUM
PENGAMATAN SETELAH Warna api orange, terdapat residu.
Bening
Bening
Warna api orange, terdapat residu.
3. Reaksi dengan Bromin (Br2) NO
PEREAKSI
1
Brom + CCl4 + nHeptana
SEBELUM Bening
PENGAMATAN SETELAH Terdapat 2 fase, minyak diatas, putih di bawah.
Terdapat 2 fase, minyak diatas, putih di bawah. Warna lebih kung. Lakmus biru tidak berubah warna.
2
Brom + CCl4 + nHeptana (Dipanaskan + Lakmus Biru)
3
Brom + CCl4 + Sikloheksena
Bening
Terdapat 2 fase, minyak diatas, putih dibawah. Warna bening.
Lakmus tidak ada perubahan warna.
4
Brom + CCl4 + Sikloheksena (Dipanaskan + Lakmus Biru)
4. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat (H2SO4 p) NO
PEREAKSI
1
n-Heptana + H2SO4
PENGAMATAN SEBELUM SETELAH Terdapat 2 fase. Warna Bening bening dan bergelembung.
Bening.
2
Terdapat 2 fase. Berwarna bening.
Sikloheksena + H2SO4
5. Reaksi dengan Kalium Permanganat (KMnO4) NO
1
PEREAKSI
n-Heptana + KMNO4
PENGAMATAN SEBELUM SETELAH
Bening
Terdapat 2 fase, diaatas berwana bening dan dibawah berwarna ungu.
Terdapat 3 fase, diatas berwarna ungu, tengah bening, dan dibawah berwarna ungu.
2
Sikloheksena + KMNO4
Bening
F. REAKSI KIMIA (CO2 dan H2O) → CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O Reaksi dengan Brom CH3 – CH = CH – CH3 + B2R │ Br │ CH3 – CH – CH- CH3 │ Merah, tidak berwarna.
G. PEMBAHASAN Pada percobaan uji kelarutan sampel n-heptana ditambahkan alkohol lalu dikocok perlahan terdapat gelembung diatas setelah dikocok ini membuktikan n-heptana tidak larut dalam alkohol, sedangkan n-heptana ditambahkan air setelah itu dikocok perlahan terdapat dua fase larutan air dan n-heptana tidak larut. Sedangkan pada sampel lain yaitu sikloheksena ditambahkan alkohol lalu dikocok perlahan terdapat dua fase tidak larut, sedangkan sikloheksena ditambahkan air lalu dikocokkan perlahan terdapat dua fase larutan tidak larut. Pada percobaan uji nyala atau flammability hidrokarbon sampel n-heptana dan sikloheksena dimasukkan ke dalam cawan penguap yang berbeda lalu dibakar menggunakan korek api, api tersebut berwarna orange dan terdapat residu pada cawan penguap. Pada Percobaan reaksi dengna brom. Brom ditambah CCl4 dan ditambah n-heptana terdapat dua fase minyak diatas dan bening dibawah, setelah itu dipanaskan di dalam gelas kimia menggunakan kaki tiga dan bunsen selama 15 menit diletakkan lakmus biru di bibir tabung warna lakmus biru tidak berubah sedangkan larutan erwarna lebih kuning. Pada Percobaan reaksi dengna brom. Brom ditambah CCl4 dan ditambah sikloheksena terdapat dua fase minyak diatas dan bening dibawah, setelah itu dipanaskan di dalam gelas kimia menggunakan kaki tiga dan bunsen selama 15 menit diletakkan lakmus biru di bibir tabung warna lakmus biru tidak berubah. Pada percobaan reaksi dengan asam sulfat pekat pada sampel n-heptana ditambah H2SO4 terdapat dua fase di larutan terdapat gelembung dan warna lrutan bening. Sedangkan pada sampel sikloheksena ditambah H2SO4 terdapat dua fase di dalam larutan. Pada percobaan reaksi kalium permanganat n-heptana ditambahkan KMnO4 terdapat dua fase atas berning dan bawah berwarna ungu. Sedangkan pada sampel lain sikloheksena ditambahkan KMnO4 terdapat tiga fase atas berewarna ungu, tengah kuning, dan bawah berwarna ungu.
H. KESIMPULAN Hidrokarbon merupakan senyawa organic. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organic yang terdiri dari insur C (karbon) dan H (Hidrogen). Senyawa hidrokarbon memiliki beberapa golongan yaitu alifatik, alisiklik dan aromatic. Alkana adalah senyawa karbon yang memiliki ikatan sigma tunggal diantara atom karbonnya, alkana disebut sebagai senyawa jenuh karena atom karbonnya berikatan dengan sebanyak mungkin atom hydrogen. Pada alkena adalah hidrokarbon yang memilki ikatan ganda tersebut bertindak sebagai gugus fungsional dominan dalam molekul tersebut.
I. PERTANYAAN POST LAB Berikan produk hasil dari reaksi berikut ini : 1. CH3 – CH2 – CH3 + O2 → 2. H3C
CH3 C
C
Br2
H3C 3. CH3C
CH3
CCl4
CCH2CH3
Br2 CCl4
Jawab ! 1.
C CH3 – CH2 – CH3 + 5 . O2 → 3. C Propana
Oksigen
2. H3C
Karbon dioksida
Air
CH3 CH3
CH3 C
H3C
O+4.H–O–H
C
Br2 CH3
CCl4
Br – C – C – Br CH3 CH3
Br 3.
Br2 CH3 – C
C – CH2 – CH3
CH3 – C
C – CH2 – CH3
CCl4 Br
J. DAFTAR PUSTAKA Rahmawati, Irma. 2019. Bandung. Panduan praktikum kimia organik. Lawai, Irma. 2018. Makassar, percobaan hidrokarbon. https://www.slideshare.net/