LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN II SIFAT SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK OLEH: NAMA
: JUMARDIN DJALILI
STAMBUK
: F1C1 17 047
KELOMPOK
: VII (TUJUH)
ASISTEN
: BAHRIL
LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan ilmu kimia sebagai ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa yang ditandai dengan adanya pengelompokan senyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik dalam senyawa organik dan senyawa anorganik berdasarkan asal-usul senyawa. Senyawa organik yang merupakan satu golongan besar senyawa yang dikaji secara khusus dalam kimia organik, banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-harike. Semua senyawa yang
berasal dari makhluk hidup digolongkan ke dalam senyawa
organik, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa organik. Ketika itu diyakini hanya dapat terjadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup. Nama “organik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis – life-force. Molekul senyawa organik mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak diantara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat termasuk komponen penting dalam biokimia. Diantara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus
berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik didasarkan pada ada tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Saat keberhasilan Fredrich Wohler dalam membuat urea (senyawa organik) dari ammonium sianat (senyawa anorganik) pada tahun 1828, maka goyahlah keyakinan adanya pengaruh “vital vorce” dalam pembentukan senyawa organik. Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa diantara senyawa organik dan anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukumhukum kimia yang berlaku. Meskipun diantara senyawa organik dan anorganik tidak ada perbedaan yang hakiki sebagai senyawa kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik. Secara garis besar alasan yang melandasi pemisahan bidang kajian kimia organik dan kimia anorganik yang pertama adalah Jumlah senyawa organik jauh lebih banyak daripada senyawa anorganik, yang kedua semua senyawa organik mengandung atom karbon, yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat yang khas. Namun, definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa pengecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme
tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metana dan turunannya. Berdasarkan latar belakang diatas, untuk memahami lebih lanjut mengenai sifat senyawa organik maka dilakukanlah percobaan mengenai sifat-sifat kelarutan senyawa organik. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik 2. Bagaimana membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut C. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dari percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik 2. Untuk membandingakan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut D. Manfaat Manfaat yang bisa di ambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Dapat mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik 2. Dapat membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia Organik adalah disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan (sintesis atau arti lainnya) tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen, yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti fosfor, silikon dan belerang. Definisi asli dari kimia “organik” berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak semua senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia anorganik; sebagai contoh: beberapa enzim bergantung pada
logam transisi, seperti besi dan tembaga; dan senyawa bahan seperti cangkang/kulit, gigi dan tulang terdiri atas sebagian bahan organik,sebagian lain anorganik. Terlepas dari bahan dasar karbon, kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon sederhana, dengan struktur molekul yang tidak mengandung karbon menjadi rantai karbon (seperti dioksida, asam, karbonat, karbida, dan mineral). Hal ini tidak berarti bahwa senyawa karbon tunggal tidak ada (yaitu: metana dan turunan sederhana) (Manfred, 2013). Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang (Francois, 2013). Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air (Octavia, dkk., 2018).
Parameter kelarutan merupakan suatu konsep yang penting, yang dapat digunakan sebagai parameter pemilihan pelarut. Penggunaan parameter kelarutan dalam pemilihan pelarut adalah berdasar aturan kimia yang telah dikenal yakni “like dissolved like”. Jika gaya antar molekul antara molekul pelarut dan solut memiliki kekuatan yang mirip, maka pelarut tersebut merupakan pelarut yang baik bagi solut tersebut (Hartati, 2014). Reaksi senyawa-senyawa organik bersifat molekuler maka reaksi berjalan lambat, kadang-kadang berjalan dapat-balik, mempunyai hasil-samping dan pada umumnya berjalan kurang sempurna. Reaksi senyawa-senyawa organik sangat dipengaruhi oleh berbagai keadaan, terutama oleh zat itu sendiri, temperature, kalalisator atau pelarut yang dipakai. Hal semacam inilah yang menyebabkan reaksi-reaksi organik kurang kuantitatif (Sumardjo, 2016).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Percobaan Sifat-Sifat Kelarutan Senyawa Organik dilaksanakan pada hari senin, 5 November 2018 pukul 7.30-10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Nano Teknologi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan sifat-sifat kelarutan senyawa organik adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu semprot, rak tabung, dan gelas kimia. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan sifat-sifat kelarutan senyawa organik adalah akuades (H2O), kanji (C6H10O5), minyak tanah, metanol (CH3OH), asam sulfat (H2SO4), etanol (C2H5OH), asam nitrat (HNO3), asam asetat (CH3COOH), natrium hidroksida (NaOH), glukosa (C6H12O6), asam klorida (HCl), dan minyak goreng.
C. Prosedur Kerja 1. Kelarutan dalam akuades (H2O)
C6H6, CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, minyak tanah, minyak goreng, kanji, HCl, H2SO4, NaOH - dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL - ditambahkan pelarut akuades (H2O) sebanyak 3 mL - dihomogenkan dengan cara dikocok - diamati kelarutannya Larut: CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, kanji, HCl, NaOH,
2. Kelarutan dalam asam sulfat (H2SO4) C6H6, CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, minyak tanah, minyak goreng, kanji, HCl, akuades, dan NaOH - dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL - ditambahkan pelarut asam sulfat (H2SO4) sebanyak 3 mL - dihomogenkan dengan cara dikocok - diamati kelarutannya Larut: CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, kanji, HCl, NaOH, dan akuades (H2O). Tidak Larut: C6H6, minyak tanah, dan minyak goreng.
3. Kelarutan dalam asam klorida (HCl) C6H6, CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, minyak tanah, minyak goreng, kanji, H2SO4, akuades, dan NaOH - dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL - ditambahkan pelarut asam klorida (HCl) sebanyak 3 mL - dihomogenkan dengan cara dikocok - diamati kelarutannya
Larut: CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, kanji, H2SO4, NaOH, dan akuades (H2O). Tidak Larut: C6H6, minyak tanah, dan minyak goreng.
4. Kelarutan dalam Natrium Hidroksida (NaOH) C6H6, CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, minyak tanah, minyak goreng, kanji, HCl, akuades, dan H2SO4 - dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL - ditambahkan pelarut natrium hidroksida (NaOH) sebanyak 3 mL - dihomogenkan dengan cara dikocok - diamati kelarutannya
Larut: CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, kanji, H2SO4, HCl, dan akuades (H2O). Tidak Larut: C6H6, minyak tanah, dan minyak goreng.
5. Kelarutan dalam minyak goreng C6H6, CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, minyak tanah, NaOH, kanji, HCl, akuades, dan H2SO4 - dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL - ditambahkan pelarut minyak goreng sebanyak 3 mL - dihomogenkan dengan cara dikocok - diamati kelarutannya
Tidak Larut: CH3COOH, HNO3, metanol, etanol, glukosa, kanji, H2SO4, HCl, dan akuades (H2O). Larut: minyak tanah dan C6H6.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilPengamatan 1. Data Pengamatan
No.
Senyawa
1.
C6H6
NaOH
Kelarutandalam Minyak H2SO4 Aquadest goreng
x
HCl
2.
Aquadest
x
3.
NaOH
-
x
4.
HNO3
5.
Methanol
x
6.
Glukosa
7.
Asam asetat
8.
Minyak tanah
X
9.
Minyak goreng
X
10.
Kanji
11.
H2SO4
12.
HCl
13
Etanol
x
x
X
x
x
x
-
x
x
X
X
X
X
-
Keterangan : : Larut x: Tidaklarut 1. Reaksi a. Kelarutandalam Air (H2O) C6H6
+ H2O
HNO3
+ H2O
NaOH
+H2O
Metanol
+ H2O
Larut
Glukosa
+ H2O
Larut
CH3COOH
+ H2O
Larut
Larut
Minyak tanah + H2O Minyak goreng+ H2O Kanji
+ H2O
Larut
H2SO4
+ H2O
Larut
HCl
+ H2O
Larut
C2H5OH
+ H2O
Larut
b. KelarutandalamNaOH C6H6
+ NaOH
larut
HNO3
+ NaOH
Larut
H2O
+ NaOH
Metanol
+ NaOH
Larut
Glukosa
+ NaOH
Larut
CH3COOH+ NaOH
Larut
Minyak tanah + NaOH Minyak goreng+ NaOH Kanji
+ NaOH
Larut
H2SO4
+ NaOH
Larut
HCl
+ NaOH
Larut
C2H5OH + NaOH
Larut
c. KelarutandalamH2SO2 C4H9 +H2SO2 HNO3
larut
+ H2SO2
Larut laru
H2O
+H2SO2 t
Metanol
+H2SO2
Larut
Glukosa
+H2SO2
Larut
CH3COOH+ H2SO2
Larut
Minyak tanah +H2SO2 Minyak goreng+ H2SO2 Kanji
+H2SO2
Larut
H2SO4
+ H2SO2
Larut
HCl
+ H2SO2
Larut
C2H5OH
+H2SO2
Larut
d. Kelarutandalamminyak goreng C6H6+minyak tanah HNO3 + minyak tanah
H2O
+ minyak tanah
Metanol+minyak tanah Glukosa +minyak tanah CH3COOH+ minyak tanah Minyak tanah + H2SO2
larut
Kanji
Larut
+minyak tanah
H2SO4 + minyak tanah HCl
+ minyak tanah
C2H5OH +minyak tanah e. Kelarutan dalam HCl C6H6
+ NaOH
larut
HNO3
+ NaOH
Larut
H2O
+ NaOH
Metanol
+ NaOH
Larut
Glukosa
+ NaOH
Larut
CH3COOH+ NaOH
Larut
Minyak tanah + NaOH Minyak goreng+ NaOH Kanji
+ NaOH
Larut
H2SO4
+ NaOH
C2H5OH
Larut + NaOH
larut
Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Secara umum, dikatakan larutan apabila zat terlarut dan perlarutnya berada dalam fase yang sama, sehingga sifat-sifatnya sama diseluruh cairan. Campuran ini disebut juga campuran homogen. Tetapi suatu pelarut tertentu dicampur kemudian membentuk 2 lapisan, maka campuran merupakan campuran dua fase atau biasa disebut dengan campuran heterogen. Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antara molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antara molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air . Percobaan ini dilakukan dengan pengamatan terhadap tingkat kelarutan suatu senyawa organik didalam pelarut polar yaitu H2O, HCl, H2SO4, dan pelarut nonpolar yaitu toulena. Secara umum pada pelarut polar terjadi perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang menyusun molekul pelarut tersebut, sehingga berdasarkan hal tersebut maka atom-atom penyusun senyawa tersebut akan memiliki tingkat energi yang berbeda dalam menarik pasangan elektron yang digunakan secara bersama menuju arahnya masing-masing. Proses pelarutan dan pengendapan berjalan dengan kecepatan yang sama pada keadaan jenuh sehinnga
terjadi kesetimbangan. Kesetimbangan ini disebut kesetimbangan kelarutan. Senyawa polar (memiliki kutub muatan) akan mudah larut dalam senyawa polar. Senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa nonpolar pula. Perlakuan pertama pada uji kelarutan dalam air yang bersifat polar, percobaan ini menunjukkan bahwa senyawa asam asetat, HNO3, H2SO4, HCl, air, NaCl dan kanji bersifat polar karena dapat larut dalam senyawa polar yaitu air. Sedangkan pada senyawa toulena, n-Butanol dan minyak tanah merupakan senyawa nonpolar karena tidak dapat larut dalam air. Perlakuan kedua pada uji kelarutan dalam toulena yang bersifat nonpolar, percobaan ini menunjukkan bahwa senyawa toulena, n-butanol dan minyak tanak merupakan senyawa nonpolar karena dapat larut dalam toulena yang bersifat nonpolar. Sedangkan pada senyawa asam asetat, HNO3, HCl, air, NaCl dan kanji bersifat polar karena tidak dapat larut dalam senyawa nonpolar yaitu toulena. Perlakuan ketiga dan keempat pada uji kelarutan dalam H2SO4 dan HCl yang bersifat polar, percobaan ini menunjukkan bahwa senyawa asam asetat, HNO3, HCl, H2SO4, air, NaCl dan kanji bersifat polar karena dapat larut dalam H2SO4 dan HCl yang bersifat polar. Kelarutan zat terlarut dalam pelarut juga dipengaruhi oleh polaritas atau momen dipol pelarut. Pelarut-pelarut polar dapat melarutkan senyawa-senyawa ionik serta senyawa-senyawa polar lainnya.
V. PENUTUP
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Sifat sifat kelarutan senyawa organik sangat dipengaruhi oleh struktur moelekul dan ikatan dalam molekulnya. 2. Senyawa organik polar larut dalam pelarut polar seperti air, asam asetat, HNO3, HCl, H2SO4, NaCl dan kanji sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar seperti toluena, n-butanol dan minyak tanah.