Laporan Magang Nurisa 12 Ok.pdf

  • Uploaded by: nurisa oktaviani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Magang Nurisa 12 Ok.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 6,857
  • Pages: 51
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

LAPORAN MAGANG Di Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Kabupaten Garut

Peminatan Epidemiologi

Oleh : Nurisa 154101128

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2019

LEMBAR PERSETUJUAN Nama Mahasiswa

: Nurisa

NPM

: 154101128

Peminatan

: Epidemiologi

Judul Laporan

: Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Di Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Kabupaten Garut

Laporan ini telah diperiksa oleh Pembimbing Akademik dan disetujui untuk melaksanakan Ujian. Magang.

Tasikmalaya, 1 Februari 2019 Telah Disetujui Oleh, Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Siti Novianti, SKM., M.KM. NIDN. 0431058102

Uu Rumli, S.Kep.Ners NIP. 19740722 199403 1 005

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa

: Nurisa

NPM

: 154101128

Peminatan

: Epidemiologi

Judul Laporan

: Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Di Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Kabupaten Garut

Laporan ini telah diseminarkan dalam Ujian Magang yang dilaksanakan pada Senin, 4 Februari 2019 dihadapan Penguji Magang yang telah direvisi sesuai masukan Penguji dan telah memenuhi syarat untuk diterima..

Tasikmalaya, 6 Februari 2019 Menyetujui, Pembimbing Akademik

Penguji Magang

Siti Novianti, SKM., M.KM. NIDN. 0431058102

Yuldan Faturahman, SKM., M.Kes. NIDN.0413068102

Mengesahkan, Dekan

Pembimbing Lapangan

Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd., M.Kes NIDN.196904231994031003

Uu Rumli, S.Kep.Ners NIP. 19740722 199403 1 005

iii

RINGKASAN GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SLAMET KABUPATEN GARUT Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai realitas yang buruk. Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013), ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. Poli Jiwa atau Klinik Psikiatri merupakan sebuah cabang ilmu medis yang mempelajari lebih dalam tentang diagnosis, pengobatan, dan pencegahan terhadap gangguan mental, emosional, dan perilaku. Magang kuliah dilaksanakan di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut pada tanggal 17 Desember 2017 sampai 18 Januari 2019. Kegiatan magang yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr Slamet Kabupaten Garut. Dari data di Poli Jiwa diperoleh jumlah pasien gangguan jiwa dari bulan April sampai Januari 2019 sebanyak 3441 orang dengan diagnosa terbanyak yaitu Skizofrenia. Berdasarkan data pasien menurut jenis kelamin terbanyak laki-laki yaitu 2127 orang. Berdasarkan data pasien menurut umur diketahui bahwa pasien penyakit jiwa terbanyak berada pada rentang umur Dewasa (25-45 Tahun) yaitu sebanyak 1598 orang. Berdasarkan data pasien menurut tempat Pasien Poli Jiwa RSUD dr. Slamet terbanyak berasal dari Kecamatan Tarogong yaitu dengan jumlah 544 orang. Kata Kunci: Gangguan Jiwa, Poli Jiwa, Skizofrenia

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kami sehingga laporan magang ini dapat terselesaikan. Laporan magang yang berjudul “Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Di Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Kabupaten Garut” ini disusun sebagai salah-satu syarat untuk menyelesaikan kegiatan magang dengan peminatan Epidemiologi. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1.

Pihak Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut yang telah menerima dan membantu dalam melaksanakan kegiatan magang;

2.

Bapak Uu Rumli, S.Kep, Ners. Selaku Pembimbing Lapangan di Instansi Poli

Jiwa

yang

telah

memberikan

bimbingan

penulis

dalam

melaksanakan kegiatan magang; 3.

Ibu Siti Novianti, SKM., M.KM. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah

memberikan

pengarahan

juga

pembelajaran

dalam

penyusunan laporan magang, serta telah menyempatkan waktunya untuk memberikan saran dalam menyempurnakan laporan magang ini; 4.

Keluarga, sahabat dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah membantu terlaksananya kegiatan magang di Poli Jiwa RSUD dr Slamet Garut.

Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan magang ini. Tasikmalaya, 6 Februari 2019 Salam Hormat,

Penulis v

DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii RINGKASAN ............................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Tujuan ............................................................................................... 3 C. Manfaat ............................................................................................. 3 BAB II HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN .................................... 5 A. Gambaran Umum .............................................................................. 5 B. Gambaran Khusus ............................................................................. 12 C. Pembahasan ....................................................................................... 24 BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 28 A. Simpulan ........................................................................................... 28 B. Saran ................................................................................................. 29 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5.

Tenaga Medis ............................................................................. 10 Tenaga Paramedis....................................................................... 11 Tenaga Non Medis ..................................................................... 11 Pejabat Struktural ....................................................................... 12 Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017 .................................................................. 15 Tabel 2.6. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Menurut Umur Tahun 2017................................................................................. 15 Tabel 2.7. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Berdasarkan Jumlah Pasien Keluar Mati Tahun 2017 ........................................... 16 Tabel 2.8. Data 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018 .. 17 Tabel 2.9. Data 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa Tahun 2018 ................ 18 Tabel 2.10. 10 Besar Data Pasien Menurut Tempat ....................................... 20

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Data 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018 ........................................................................................... 17 Gambar 2.2. Data 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa Tahun 2018 ................ 19 Gambar 2.3. Data Pasien Menurut Jenis Kelamin ............................................ 19 Gambar 2.4. Data Pasien Menurut Umur ......................................................... 20 Gambar 2.5. Data Kasus.................................................................................. 21 Gambar 2.6. Data Kunjungan .......................................................................... 22 Gambar 2.7. Data Rujukan .............................................................................. 22

viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Foto/Dokumentasi Kegiatan Magang Lampiran 2. Absensi Lampiran 3. Kegiatan Harian Magang Lampiran 4. Form Bimbingan Magang

ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di era globalisasi dan era perdagangan bebas serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Untuk menghadapi persaingan dunia kerja, setiap lembaga pendidikan harus dapat membekali peserta didiknya dengan kemampuan dan keterampilan. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan magang sebagai pengalaman kerja bagi mahasiswanya. Sektor kesehatan dan rumah sakit pada saat ini merupakan sektor yang mempunyai harapan besar untuk berkembang, tentu saja hal ini membutuhkan dukungan dan kemampuan-kemampuan khusus bagi sumber-sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, karena dari kenyataan yang ada pada saat ini masih banyak dijumpai adanya pengelolaan manajemen Rumah Sakit oleh tenaga kerja diluar background dan disiplin ilmu yang dimilikinya. Menghadapi realita atas perkembangan tersebut, maka pembinaan dan pengelolaan sumberdaya manusia yang aktif dan “siap pakai” di dunia kesehatan dan rumah sakit menjadi salah satu faktor yang mendesak untuk segera ditindaklanjuti. Kegiatan magang merupakan pelaksanaan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan di tempat magang, membandingkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dengan pelaksanaan magang, dan dapat mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh di perkuliahan ke dunia kerja. Kegiatan magang dilaksankan setiap tahun oleh mahasiswa/i semester VII dan merupakan salah satu syarat kelulusan di program strata satu Universitas Siliwangi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan masyarakat. Kegiatan magang yang akan dilaksanakan berarti melakukan tugas, kewajiban, fungsi dan tugas pokok dari institusi tempat magang yang relevan

1

2

sesuai dengan keilmuan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang epidemiologi. Melalui magang kerja/PKL di instansi kesehatan dan rumah sakit ini, maka diharapkan pengetahuan mahasiswa di bidang praktek dapat dipenuhi dengan baik, sehingga mereka dapat memberikan penilaian dan perbandingan yang baik dari perkembangan sektor keilmuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan perkembangan di sektor praktek yang terjadi di lapangan serta mendapatkan gambaran yang lebih nyata tentang dunia kerja pada bidang yang akan digelutinya. Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai realitas yang buruk. Gejala dan tanda yang ditunjukkan oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir, gangguan kesadaran, gangguan emosi, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh ( Nasir, 2011). Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013) , ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim dalam Mubarta (2011 ) prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui

3

bahwa 11,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gangguan mental emosional (Riset kesehatan dasar, 2007). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta (Riskesdas, 2013 ). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penulis bermaksud untuk mengajukan permohonan magang/kerja praktek di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut.

B. Tujuan 1.

Tujuan Umum Mengetahui Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut.

2.

Tujuan Khusus Adapun tujuan khusunya adalah sebagai berikut: a.

Mengetahui Epidemiologi Penyakit Jiwa Berdasarkan Orang di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut.

b.

Mengetahui Epidemiologi Penyakit Jiwa Berdasarkan Tempat di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut.

c.

Mengetahui Epidemiologi Penyakit Jiwa Berdasarkan Waktu di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut.

C. Manfaat 1.

Manfaat bagi Mahasiswa Adapun manfaat kegiatan magang ini bagi mahasiswa sebagai berikut : a.

Meningkatkan

pengetahuan

dan

mendapatkan

gambaran

epidemiologi penyakit jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut. b.

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa suatu permasalahan kesehatan masyarakat.

c.

Membangun jiwa disiplin, etika kerja dan sopan santun dengan para pegawai RSUD dr. Slamet kabupaten Garut.

4

d.

Mendapatkan pengalaman sebagai modal awal dalam dunia kerja.

e.

Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama dengan para pegawai di RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut.

2.

Manfaat bagi Instansi Adapun manfaat kegiatan magang ini bagi Instansi Magang sebagai berikut : a.

Adanya kerjasama antar dunia pendidikan dengan instansi yang menjadi tempat kegiatan magang serta mampu dikenal oleh kalangan akademis

b.

Instansi akan mendapatkan bantuan tenaga dari mahasiswa/i yang melakukan kegiatan magang

c.

Adanya kritikan atau saran yang membangun dari mahasiswa/i yang melakukan kegiatan magang

3.

Manfaat bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Adapun manfaat kegiatan magang ini bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi sebagai berikut : a.

Mendapatkan masukan terhadap kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

b.

Laporan magang dapat menjadi salah satu evaluasi internal kualitas pembelajaran.

c.

Terbinanya kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat dengan institusi magang.

d.

Meningkatkan kualitas lulusan melalui kegiatan magang.

BAB II HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 1.

Keadaan Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49-7º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8-108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut: a.

Utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang

b.

Selatan, Samudera Hindia

c.

Barat, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

d.

Timur, Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota

Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan. Jumlah penduduk Kabupaten Garut berdasarkan data BPS tahun 2014 adalah 2.526.186 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.274.098 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.252.088 jiwa. Dengan luas wilayah 3.065,19 km2, tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2014 mencapai rata-rata sebesar 824,15 jiwa/km2 mengalami peningkatan rata-rata sebanyak 13jiwa/km2 atausekitar 1,6% bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2012 mencapai sebesar 810,96 jiwa/km2. 2.

Sejarah RSUD dr. Slamet Hingga tahun 1917 Kabupaten Garut belum memilik Rumah Sakit. Yang ada pada waktu itu hanyalah suatu rumah sakit darurat yang

5

6

didirikan oleh dr. Mulder/Chirurg dan dr. Stichter/Internist. Letaknya di Jalan Cimanuk yang mana setelah tidak terpakai lagi oleh RSD, bangunan tersebut dipergunakan sebagai kantor “Stadpolitie”, kemudian setelah Indonesia Merdeka dipergunakan sebagai asrama TNI hingga sekarang. Selain RSD tersebut dr. Mulder mempunyai lagi sebuah gedung untuk praktek partikulirnya yang

dikenal dengan “Padang

Bulan”,sekarang gedungnya sudah berubah menjadi gedung Bank Jabar Banten terletak disebelah barat kantor pos Garut. Pada waktu itu di gedung tersebut dr. Mulder menjalankan macam-macam pembedahan dari insisi sampai Iaparotomy dengan para pembantunya antara lain dr. Stichter, Zr. Mulshoff, Menteri Sobari berasal dari CBZ, Ibu Sukaesih dan Pak Harta salah seorang pegawai dari RSD penderita-penderita penyakit dalam yang dianggap penting sekali, kadang-kadang dirawat dirumahnya sendiri di JL. Ciledug. Gedung rumah dr. Mulder tersebut sekarang dipergunakan oleh kantor Inspektorat Pemerintahan Wilayah V Priangan Timur. Penderita-penderita yang dianggap/disangka berpenyakit paru-paru khusus dirawat di “Grand Hotel Ngamplang”, yangdikenal juga sebagai “Sanatorium Grand Hotel Ngamplang”, kini Hotel tersebut sudah tidak ada karena hampir hancur dibumi hanguskan ketika pecah revolusi merebut kemerdekaan RI. Kesibukan-kesibukan pada waktu itu untuk melayani masyarakat yang sakit cukup berat, sementara tempat perawatan dan para perawatnya sangat terbatas sehingga pada suatu ketika baik di RSD maupun digedung prakteknya penuh oleh penderita-penderita, maka timbullah suatu ide dari dr. Mulder untuk mendirikan sebuah rumah sakit umum yang memenuhi syarat sempurna dan permanen. Gagasan dari dr. Mulder dapat diterima oleh atasan, sehingga terwujudlah sebuah komplek bangunan yang permanen yang dapat memenuhi syarat untuk perawatan orang-orang sakit pada waktu itu.

7

Sejak tahun 1980 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut diberi nama RSUD dr. Slamet Garut, hal ini untuk mengingatkan kepada seorang Dokter (dr. Slamet Atmosudiro) yang bekerja pada Rumah Sakit ini dan meninggal pada tanggal 11 Mei 1930 disebabkan oleh penyakit Pes, dan beliau adalah salah seorang Dokter yang bertugas langsung memberantas penyakit Pes yang saat itu menyerang penduduk Garut Awal tahun 1993 Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 1981, status Rumah Sakit masih kelas C dengan jumlah tempat tidur 210 buah dan jumlah Spesialis terdiri dari 4 Spesialis Dasar ditambah 2 Spesialis lain yaitu Mata dan THT. Selanjutnya sehubungan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, maka susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut disesuaikan dengan Pedoman yang berlaku dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 1999, kemudian pada tahun 2000 dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1808/MENKES-KESOS /SK/XII/2000 Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut tingkatkan statusnya dari Rumah Sakit kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan. Sejalan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2000 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah, maka organisasi Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum dengan Peraturan Daerah kabupaten Garut Nomor 20 tahun 2001 dengan eselon II b dab tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Rumah Sakit Umum dr. Slamet Kabupaten Garut, dan merupakan Badan Teknis yang berada di bawah serta bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

8

Kondisi pada saat ini RSUD dr. Slamet Garut sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah merupakan salah satu perangkat daerah dan berbentuk lembaga teknis yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yaitu urusan bidang kesehatan. Adapun susunan organisasi RSUD dr. Slamet Garut diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Garut. 3.

Tugas dan Fungsi a.

Tugas Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut merupakan unsur pendukung dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah, yang mempunyai tugas pokok: “Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna”

b.

Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas tersebut

RSUD dr. Slamet

Garut mempunyai fungsi: 1) Penyelenggaraan

pelayanan

pengobatan

dan

pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; 2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; 3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam

rangka

peningkatan

kemampuan

dalam

pemberian pelayanan kesehatan; 4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang

kesehatan

pelayanan

kesehatan

dengan

pengetahuan bidang kesehatan.

dalam

rangka

memperhatikan

peningkatan etika

ilmu

9

4.

Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 39) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 8) menyatakan bahwa struktur organisasi RSUD Dr. Slamet Garut adalah sebagai berikut : a.

Direktur

b.

Wakil Direktur Umum 1) Bagian Tata Usaha a)

Subag Umum dan Perlengkapan

b) Subag Informasi dan Hukum 2) Bagian Perencanaan dan Evaluasi a)

Subag Perencanaan

b) Subag Evaluasi dan Pelaporan 3) Bagian Sumber Daya Manusia a)

Subag Kepegawaian

b) Subag Pengembangan c.

Wakil Direktur Keuangan 1) Bagian Anggaran dan Belanja a)

Subag Penyusunan Anggaran

b) Subag Mobilisasi Dana c)

Subag Perbendaharaan

2) Bagian Akuntansi a)

Subag Pembukuan

b) Subag Aset dan Analisis Pengendalian Intern c)

Subag Verifikasi

10

d.

Wakil Direktur Pelayanan 1) Bidang Medis a)

Seksi Pelayanan Medis

b) Seksi Penunjang Medis c)

Seksi Profesi Medis

2) Bidang Keperawatan a)

Seksi Asuhan Keperawatan

b) Seksi Profesi Keperawatan e. 5.

Kelompok Jabatan Fungsional

Sumber Daya Manusia Jumlah Sumber Daya Manusia Tenaga Medis, Paramedis dan Non Medis yang tersedia saat ini, bisa dilihat dalam tabel di bawah ini yaitu: Tabel 2.1.Tenaga Medis No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Jenis Pendidikan

PNS

TKK

Dokter Spesialis Obgyn 2 1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 4 Dokter Spesialis Jantung 1 Dokter Ahli Bedah 2 1 Dokter Spesialis Orthopedi 1 Dokter Spesialis Anak 3 1 Dokter Spesialis THT.KL 2 Dokter Spesialis Radiologi 1 Dokter Spesialis Mata 1 1 Dokter Spesialis Syaraf 3 Dokter Spesialis Pathologi Klinik 3 Dokter Spesialis Pathologi Anatomi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Dokter Spesialis Anestesi 1 1 Dokter Spesialis Pedodonsia Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa 1 Dokter Spesialis Forensik 1 Dokter Spesialis Paru/Pulmonologi 1 Dokter Umum 13 8 Dokter Gigi 2 Jumlah 42 13 Sumber: Profil RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018

Jumlah 3 4 1 3 1 4 2 1 2 3 3 0 0 2 0 1 1 1 21 2 55

11

Tabel 2.2.Tenaga Paramedis No Jenis Pendidikan PNS TKK 1 Paramedis Perawatan Sarjana Keperawatan 143 35 Sarjana Keperawatan Ners 38 12 D3 Keperawatan 72 282 SPK/SPKS/SPKU 5 D4 Kebidanan 8 D3 Kebidanan 13 30 D4 Kesehatan Gigi 2 D3 Kesehatan Gigi JUMLAH 281 359 2 Paramedis Non Perawatan Sarjana Psikologi Apoteker 7 7 Sarjana Farmasi Assisten Apoteker 12 16 S1 Gizi 1 D3 Gizi 4 2 D3 Radiologi 5 4 D4 Fisioterafi 1 D3 Fisioterafi 2 D3 Terapi Wicara D4 Analis 3 D3 Analis 10 8 SMAK/SPA 3 D3 Elektromedik 1 D3 Penata Anastesi 5 5 S1 Kesehatan Lingkungan 1 D3 Kesehatan lingkungan 1 D1 Kesehatan Lingkungan 1 D3 Perekam Medik 3 7 60 49 Jumlah Sumber: Profil RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018 Tabel 2.3.Tenaga Non Medis No Jenis Pendidikan PNS TKK 1 S.2 10 2 S.1 47 46 3 D.3 8 20 4 SMA/SEDERAJAT 72 115 9 SMP 5 47 10 SD 2 1 Jumlah 144 229 Sumber: Profil RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018

Jumlah 178 50 354 5 8 43 2 0 640 0 14 0 28 1 6 9 1 2 0 3 18 3 1 10 1 1 1 10 109

Jumlah 10 93 28 187 52 3 373

12

Tabel 2.4. Pejabat Struktural No Jenis Pendidikan PNS TKK 1 S2 18 2 S1 10 Jumlah 28 0 Sumber: Profil RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018 6.

Jumlah 18 10 28

Sarana dan Prasarana Luas tanah yang dimiliki tercatat 38.000 m2, sedangkan dari luas tanah tersebut yang sudah dibangun sekitar 20 ,746,13 m2 dimana RSUD dr. Slamet tersebut terletak disekitar Kota Garut dan dapat dicapai dengan mudah oleh semua kendaraan. Rumah Sakit Umum lainnya yang terdekat berjarak 60 km yang berada pada Kabupaten lain. Peralatan Kesehatan yang dimiliki umumnya masih konvensional walaupun secara bertahap pengadaan alat-alat canggih mulai diadakan. a.

Luas seluruh selasar

: 2.979,9

m/2

b.

Luas bangunan

: 16.956,81

m/2

c.

Luas rumah dinas

: 809,42

m/2

d.

Total keseluruhan

: 20.746,13

m/2

7. RSUD dr. Slamet Sebagai Rumah Sakit Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan/atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.

B. Gambaran Khusus 1.

Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Rumah

Sakit

adalah

semua

sarana

kesehatan

yang

menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan medik yang dilaksanakan selama 24 jam melalui upaya kesehatan perorangan. Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah suatu bentuk dari pelayanan rumah sakit. Secara sederhana yang dimaksud

13

dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kesehatan yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, maka rumah sakit harus melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan umum, medik dan perawatan. Begitu juga dengan pelayanan rawat jalan. Poli Jiwa atau Klinik Psikiatri merupakan sebuah cabang ilmu medis yang mempelajari lebih dalam tentang diagnosis, pengobatan, dan pencegahan terhadap gangguan mental, emosional, dan perilaku. Seorang dokter yang mendalami atau telah menjalani pendidikan spesialisasi di bidang ilmu psikiatri dikenal sebagai psikiater. Poli Jiwa RSUD dr. Slamet berdiri pada tahun 1980. Lokasi Poli Jiwa berada dalam satu gedung dengan Klinik Psikologi dan Poli Dalam, dan bertempat di lantai dua. Tenaga kesehatan yang bekerja di Poli Jiwa terdiri dari 1 Perawat Kepala Ruangan, 2 Staff Pelaksana Keperawatan, 2 Dokter yaitu Dokter tetap dan Dokter tamu. Namun untuk ADM atau tenaga administrasi di Poli Jiwa ini belum ada. Pelayanan pasien, alur pelayanan dan diagnosa yang ada di Poli Jiwa, sebagai berikut: a.

Pelayanan di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet antara lain: 1) Pemeriksaan dan Pengobatan Pasien Jiwa; 2) Konseling Individu atau Keluarga; 3) Konseling Zat adiktif/ Narkoba; 4) Pemeriksaan Tes Kesehatan/ Tes MMPI; 5) Hipnoterapi; 6) Informasi dan rujukan.

b.

Alur pelayanan di Poli Jiwa yaitu: 1) Pendaftaran,

untuk

mendapatkan

buku

Rekam

Medik

pemeriksaan pasien; 2) Menulis surat kontrol pasien dan memasukan data awal pasien ke komputer; 3) Pasien masuk ke ruangan pemeriksaan;

14

4) Verifikasi pemeriksaan pasien; 5) Menutup pelayanan pasien dan memasukan data pemeriksaan pasien di komputer SIM RS. c.

Diagnosis Gangguan Jiwa 1) F00-F09 (Gangguan Mental Organik) 2) F03 (Demensia) 3) F06 (Halusinasi Organik) 4) F06.1 (Catatonic Organik) 5) F06.4 (Anxiety) 6) F10 (Gangguan Mental dan Penggunaan Alkohol) 7) F20 (Skizofrenia) 8) F23 (Gangguan Psikotik Akut dan Sementara) 9) F28 (Gangguan Psikotik Non Organik/ Psikosa) 10) F31 (Gangguan Afektif Bipolar) 11) F32 (Gangguan Depresif) 12) F41 (Gangguan Panik) 13) F51 (Insomnia) 14) G25.8 G25.9 G26 (Ekstrapiramidal) 15) G40 G40.1 G40.2 (Epilepsy) 16) R44 (Halusinasi Lainnya)

2.

Hasil Observasi a.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Pasien Rawat Inap di RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di RSUD dr. Slamet dan terkait epidemiologi penyakit jiwa didapat dataKeadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Tahun 2017. Analisis kuantitatif epidemiologi penyakit jiwa tersebut adalah sebagai berikut:

15

Tabel 2.5. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017 Jenis Kelamin No. Diagnosa Penyakit Jumlah L P Gangguan mental dan perilaku 1 4 0 4 akibat Penggunaan alkohol Skizofrenia, gangguan skizotipal, 2 2 2 4 psikotik Akut dan sementara Episode defresif, gangguan depresif Berulang, gangguan suasana 3 0 1 1 perasaan (mood Efektif) menetap, lainnya atau YTT Gangguan anxietas fobik, gangguan 4 5 1 6 anxietas Lainnya Sindrom makan, gangguan tidur, disfungsi seksual,gangguan 5 1 0 1 indentitas, gangguan Perilaku lainnya 6 Epilepsi 67 67 134 Jumlah Total 79 71 150 Berdasarkan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017 Laki-laki merupakan jumlah terbanyak yaitu 79 orang. Tabel 2.6. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Menurut Umur Tahun 2017 Umur Jml No. Diagnosa Penyakit 28Hr- 1-4 5-14 15-24 25-44 45-64 >65 <1Th Th Th Th Th Th Th Gangguan mental 1 dan perilaku akibat 0 0 0 4 0 0 0 4 Penggunaan alkohol Skizofrenia, gangguan skizotipal, 2 0 0 0 0 4 0 0 4 psikotik Akut dan sementara Episode defresif, gangguan depresif Berulang, gangguan 3 suasana perasaan 0 0 0 0 1 0 0 1 (mood Efektif) menetap, lainnya atau YTT

16

Gangguan anxietas fobik, gangguan 0 0 0 1 1 anxietas Lainnya Sindrom makan, gangguan tidur, disfungsi 5 0 0 0 0 0 seksual,gangguan indentitas, gangguan Perilaku lainnya 6 Epilepsi 26 29 39 13 15 Jumlah Total 26 29 39 18 21 Berdasarkan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat 4

3

1

6

1

0

1

13 0 134 17 1 150 Inap

Menurut Umur Tahun 2017 Rentang Umur 5-14 Tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 39 orang. Tabel 2.7. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap berdasarkan Jumlah Pasien Keluar Mati Tahun 2017 No. 1 2

Diagnosa Penyakit

Jumlah Pasien Keluar Mati

Skizofrenia, gangguan skizotipal, psikotik Akut dan sementara Epilepsi Jumlah

1 2 3

Berdasarkan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap berdasarkan Jumlah Pasien Keluar Mati Tahun 2017 Epilepsi merupakan jumlah terbanyak yaitu 2 orang. b.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di RSUD dr. Slamet dan terkait epidemiologi penyakit jiwa didapat data 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018. Analisis kuantitatif epidemiologi penyakit jiwa tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.8. 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018 No. Kode ICD Nama Penyakit Jumlah Kasus Baru 1 F20 Skizofrenia 148 2 F29 Psikosa 141 3 F32 N Depresi 97 4 F41 Anxiatas 52

17

5 6 7 8 9 10

F23 G40 F20.5 F40 F30

Epilepsi 34 Psikosa Akut 27 Skizofrenia Kronik 15 N Cemas 14 Bipolar 9 Psikomatis 7 Jumlah Total 544 Berikut ini merupakan data 10 besar penyakit jiwa menuut kasus

baru Insalasi Rawat Jalan Tahun 2018. 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018 160 140 120 100 80 60 40 20 0

148

141 97 52

34

27

15

14

9

7

Gambar 2.1 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018 Berdasarkan data 10 besar penyakit jiwa instalasi rawat jalan RSUD dr. Slamet Tahun 2018 diketahui bahwa Skizofrenia merupakan urutan pertama dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 148 orang. c.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet dan terkait epidemiologi penyakit jiwa didapat data dari bulan April s.d Januari 2019. Analisis kuantitatif epidemiologi penyakit jiwa tersebut adalah sebagai berikut:

18

Tabel 2.9. 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa Tahun 2018 Kode Jumlah Kunjungan No. Nama Penyakit ICD Pasien 1 F20 Skizofrenia 1476 2 F25 Skizoafektif 1123 3 F30 Bipolar 201 4 F32 N Depresi 196 5 F06 Halusinasi 168 6 F41 Anxiatas 78 7 F28 Psikosa Non Organik 40 8 G40 Epilepsi 23 9 F23 Psikosa Akut 20 Gangguan Mental Akibat 10 F13 10 Penggunaan Sedative Jumlah Total 3335 Berikut ini merupakan data mengenai 10 besar penyakit jiwa di Poli Jiwa RSUD dr, Slamet Garut Tahun 2018. 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa Tahun 2018 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0

1476 1123

201

196

168

78

40

23

20

10

Gambar 2.2 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Tahun 2018 Berdasarkan Data 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Tahun 2018 diketahui bahwa Skizofrenia merupakan urutan pertama dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 1476 orang.

19

Berikut merupakan data pasien menurut jenis kelamin di Poli Jiwa RUD dr. Slamet Garut Tahun 2018.

Data Pasien Menurut Jenis Kelamin 2500 2127 2000

1314 1500 1000 500 0 L

P

Gambar 2.3 Data Pasien Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Data Pasien Menurut Jenis Kelamin diketahui bahwa pasien penyakit jiwa terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 2127 orang, sedangkan untuk perempuan berjumlah sebanyak 1314 orang. Berikut ini merupakan data pasien menurut umur di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2018. Data Pasien Menurut Umur 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0

1598 834

885

64

60

Gambar 2.4. Data Pasien Menurut Umur

20

Berdasarkan Data Pasien Menurut Umur diketahui bahwa pasien penyakit jiwa terbanyak berada pada rentang umur Dewasa (25-45 Tahun) yaitu sebanyak 1598 orang. Sedangkan untuk pasien jiwa yang paling sedikit berada pada rentang umur Manula (65+) yaitu sebanyak 60. Tabel 2. 10. 10 Besar Data Pasien Menurut Tempat No. Tempat Tinggal Jumlah Total 1 Banyuresmi 277 2 Banyongbong 128 3 Garut Kota 512 4 Kadungora 144 5 Karangpawitan 238 6 Leles 123 7 Samarang 101 8 Tarogong 544 9 Wanaraja 180 10 Sukawening 95 Jumlah 2342 Berdasarkan Tabel 2. 10. Data Pasien Menurut Tempat Pasien Poli Jiwa RSUD dr. Slamet terbanyak berasal dari Kecamatan Tarogong yaitu dengan jumlah 544 orang. Berikut ini merupakan data kasus penyakit jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2018. Data Kasus 754 560 621

547 460

355 Baru

Bulan

Gambar 2.5. Data Kasus

Jan

Des

Nov

Okt

Sept

Agust

Jul

0

Jun

57 3

Mei

29

Apr

800 700 600 500 400 300 200 100 0

Lama

21

Berdasarkan Data Kasus diketahui bahwa kasus terbanyak yaitu kasus lama sebanyak 3386 kasus. Sedangkan untuk kasus baru sebanyak 55 kasus. Berikut ini merupakan data kunjungan di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2018.

Data Kunjungan 800 700 600 500 400 300 200 100 0

741 560

621

569 476

355 29

Baru Lama

69 0

3

Apr Mei Jun

Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan Bulan

Gambar 2.6. Data Kunjungan Berdasarkan Data Kunjungan diketahui bahwa kunjungan terbanyak yaitu pasien lama sebanyak 3423 orang. Sedangkan untuk kunjungan pasien baru sebanyak 18 orang. Berikut ini merupakan data rujukan pasien penyakit jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut tahun 2018. Data Rujukan 2000 1500 1000 500

Bulan Rumah Sakit

Puskesmas

Datang Sendiri

Gambar 2.7. Data Rujukan

Lain-lain

Jumlah

Jan

Des

Nov

Okt

Sept

Agust

Jul

Jun

Mei

Apr

0

22

Berdasarkan Data Rujukan diketahui bahwa rujukan terbanyak yaitu berasal dari Rumah Sakit sebanyak 1736 Orang.

C. Pembahasan 1. Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Pasien Rawat Inap di RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan Tabel 2.5 data keadaan morbiditas pasien rawat inap menurut jenis kelamin tahun 2017 Laki-laki merupakan jumlah terbanyak yaitu 79 orang. Berdasarkan data keadaan morbiditas pasien rawat inap menurut umur tahun 2017 Rentang Umur 5-14 Tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 39 orang. Berdasarkan Tabel 2.7. data keadaan morbiditas pasien rawat inap berdasarkan pasien keluar mati tahun 2017 Epilepsi merupakan penyakit dengan jumlah pasien keluar mati paling banyak yaitu 2 orang dari jumlah jumlah pasien keluar hidup & mati sebanyak 150 orang. Epilepsi atau yang sering lebih disebut ayan atau sawan adalah gangguan sistem saraf pusat yang disebabkan oleh karena letusan muatan listrik sel saraf secara berulang-ulang, dengan gejala penurunan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, mental, dengan atau tanpa kejang-kejang.(Ramali, 2005:114). Pada epilepsi tidak ada penyebab tunggal. Banyak faktor yang dapat mencedarai sel-sel saraf otak atau lintasan komunikasi antar sel otak. Apabila faktor-faktor tersebut tidak diketahui, maka epilepsi yang ada disebut sebagai epilepsi idiopatik. Sekitar 65% dari seluruh kasus epilepsi tidak diketahui faktor penyebabnya (Harsono, 2008). Pada epilepsi idiopatik yang disebut juga epilepsi primer ini tidak dapat ditemukan kelainan pada jaringan otak, diduga terdapat gangguan keseimbangan zat kimiawi dalam sel-sel saraf pada jaringan otak yang yang abnormal (Harsono,2008).

23

Sementara epilepsi yang faktor-faktor penyebabnya diketahui disebut dengan epilepsi simtomatik (Harsono, 2008). Pada epilepsi simtomatik yang disebut dengan epilepsi sekunder ini, gejala yang timbul ialah sekunder atau akibat dari adanya kelainan jaringan otak. Penyebab yang spesifik dari epilepsi diantaranya adalah sebagai berikut: a.

Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/ kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat- obatan tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi, minum alkohol, atau mengalami cedera dan mendapat terapi radiasi.

b.

Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti hipoksia, kerusakan karena tindakan (forsep), dan trauma lain pada otak bayi.

c.

Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan otak.

d.

Tumor otak.

e.

Radang atau infeksi, seperti meningitis atau radang otak.

f.

Penyakit keturunan, seperti fenilketonuria, sklerosis tubero, dan neurofibromatosis.

g.

Kecendrungan timbulnya epilepsi yang diturunkan. Selain itu, terdapat juga epilepsi yang dianggap simptomatik, tetapi

penyebabnya belum diketahui, yang disebut juga epilepsi kriptogenik. Yang termasuk epilepsi kriptogenik adalah sindrom West, sindrom Lenox-Gastaut dan epilepsi mioklonik (Perdossi, 2006) 2.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan Tabel 2.8. Data 10 Besar Penyakit Jiwa Menurut Kasus Baru Tahun 2018 diketahui bahwa Skizofrenia merupakan urutan pertama dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 1476 orang. Skizofrenia adalah salah satu jenis psikotik yang menunjukan gelaja halusinasi dan waham (Townsend, 2011). Pasien dengan Skizofrenia mempunyai gejala salah satunya adalah halusinasi akibat cemas berkepanjangan yang tidak mampu dihadapi pasien menggunakan mekanisme koping dalam diri pasien. Pendapat lain menyebutkan bahwa

24

halusinasi yang terjadi pada pasien Skizofrenia halusinasi gangguan alam perasaan yang tidak menentu, isi kebesaran atau kejaran, sering bertengkar atau berdebat, dan perilaku cemas yang tidak menentu dan kemarahan (Hawari, 2014). Penyebab gangguan jiwa salah satunya adalah adanya tekanan yang berat dalam peristiwa hidup. Stres berasal dari lingkungan atau biologi ataupun bisa keduanya (Videback, 2008). Prevelensi penderita Skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 sampai 1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 15 sampai 45 tahun, namun ada juga yang berusia 11 sampai 12 tahun sudah menderita Skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan 2 juta jiwa menderita Skizofrenia (Widodo, 2006). Tidak ada gejala dan tanda klinis yang patognomonis untuk Skizofrenia; setiap gejala atau tanda yang terlihat pada Skizofrenia juga ada di gangguan neurologik dan psikiatrik lainnya. Gejala-gejala seorang pasien dapat berubah sejalan dengan waktu. Misalnya seorang pasien mungkin mengalami halusinasi intermiten atau kemampuan yang bervariasi dalam menghadapi situasi sosial secara adekuat, atau gejalagejala gangguan mood yang bermakna dapat datang dan pergi selama perjalanan penyakit Skizofrenia. 3.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan Tabel 2.9. Data 10 Besar Penyakit Jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Tahun 2018 diketahui bahwa Skizofrenia merupakan urutan pertama dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 1476 orang. Menurut data WHO, pada tahun 2013 jumlah penderita skizofrenia mencapai 450juta jiwa di seluruh dunia. Prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menyimpulkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk di Garut 2.569.505 Jiwa terdapat pasien gangguan jiwa yang melakukan pengobatan rawat jalan sebanyak 1.343. 307 Jiwa. (Dinas Kesehatan Garut, 2016)

25

Berdasarkan Data Pasien Menurut Jenis Kelamin diketahui bahwa pasien penyakit jiwa terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 2127 orang. Sedangkan untuk perempuan berjumlah sebanyak 1314 orang. Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Para ahli psikologi membedakan pria dan wanita dari otaknya. Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi yang kanan dengan sisi yang kiri. Setiap sisi bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda. Dalam otak wanita, lebih banyak serat penghubung dan serat ini lebih besar dibanding yang terdapat pada otak pria. Hal ini membuat wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk menggunakan kedua sisi otak secara bersamaan. Sehingga wanita lebih pandai berbicara, open minded juga lebih pandai menjalin hubungan atau berinteraksi dengan individu lain. Tetapi, wanita cenderung menggunakan emosi ketika memproses informasi dan saat berkomunikasi. Cordosa et al. (2005), menjelaskan bahwa perempuan lebih sedikit berisiko menderita gangguanjiwa dibandingkan laki-laki dikarenakan perempuanlebih bisa menerima situasi kehidupan dibandingkan dengan laki-laki. Suara merdeka (2008), menyatakan kaum pria lebih mudah terkena gangguanjiwa karena kaum pria yang menjadi penopang utama rumah tangga sehingga lebih besar mengalamitekanan hidup. Berdasarkan Data Pasien Menurut Umur diketahui bahwa pasien penyakit jiwa terbanyak berada pada rentang umur Dewasa (25-45 Tahun) yaitu sebanyak 1598 orang. Sedangkan untuk pasien jiwa yang paling sedikit berada pada rentang umur Manula (65+) yaitu sebanyak 60 orang. Hal ini menunjukkan sebagian besar umur responden berada pada rentang kategori dewasa awal dan dewasa akhir (Depkes RI, 2009).Umur atau usia menurut Depkes adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang

26

mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Menurut Notoadmojo (2003), bahwa usia yang dianggap optimal dalam mengambil keputusan adalah usia yang diatas umur 20 tahun. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin mampu seseorang menunjukkan kematangan jiwa, semakin bijaksana dalam mengambil keputusan, mampu berfikir rasional dan mampu mengendalikan emosi dan makin toleran terhadap orang lain. Berdasarkan Tabel 2. 10. Data Pasien Menurut Tempat Pasien Poli Jiwa RSUD dr. Slamet terbanyak berasal dari Kecamatan Tarogong yaitu dengan jumlah 544 orang. Di Kabupaten Garut terdapat dua kecamatan tarogong, yaitu Tarogong Kidul dan Tarogong Kaler. Tarogong Kidul adalah sebuah kecamatan di Tatar Pasundan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Indonesia. Rukun warganya ada 138 buah dan rukun tetangga ada 531 buah. Kepala keluarga ada 233.653 KK dengan jumlah penduduk 94.936 orang yang terdiri dari laki-laki 47.576 orang dan perempuan 47.360 orang. Adapun batas wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Garut Kota. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bayongbong dan kecamatan Cilawu. Kecamatan Samarang di sebelah barat dan kecamatan Tarogong Kaler juga disebelah utara. Desa/ Kelurahan terjauh 7 Km, Ibukota Kabupaten 1 Km dan Ibukota Provinsi 60 Km. Kelurahan/ Desa yang terdapat

di

kecamatan

Haurpanggung,

Jayaraga,

Tarogong

Kidul

Jayawaras,

antara

lain:

Kersamenak,

Cibunar,

Mekargalih,

Pataruman, Sukabakti, Sukagalih, Sukajaya, Sukakarya dan Tarogong. Tarogong Kaler adalah sebuah kecamatan di kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kelurahan / Desa yang terdapat di kecamatan Tarogong antara lain: Cimanganten, Jati, Langensari, Mekarjaya, Mekarwangi,

Pananjung,

Panjiwangi,

Pasawahan,

Sirnajaya, Sukajadi, Sukawangi dan TJ. Kamuning.

Rancabango,

27

Berdasarkan Data Kasus diketahui bahwa kasus terbanyak yaitu kasus lama sebanyak 3386 kasus. Sedangkan untuk kasus baru sebanyak 55 kasus. Berdasarkan Data Kunjungan diketahui bahwa kunjungan terbanyak yaitu pasien lama sebanyak 3423 orang. Sedangkan untuk kunjungan pasien baru sebanyak 18 orang. Berdasarkan Data Rujukan diketahui bahwa rujukan terbanyak yaitu berasal dari Rumah Sakit sebanyak 1736 Orang.

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Hasil magang yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat peminatan epidemiologi yang penulis uraikan pada bab sebelumnya, bahwa dapat disimpulkan mengenai gambaran epidemiologi penyakit jiwa di Poli Jiwa, yaitu sebagai berikut: 1.

Berdasarkan Data Pasien Menurut Jenis Kelamin terbanyak laki-laki yaitu 2127 orang. Sedangkan untuk perempuan berjumlah sebanyak 1314 orang. Berdasarkan Data Pasien Menurut Umur diketahui bahwa pasien penyakit jiwa terbanyak berada pada rentang umur Dewasa (25-45 Tahun) yaitu sebanyak 1598 orang.

2.

Berdasarkan Data Pasien Menurut Tempat Pasien Poli Jiwa RSUD dr. Slamet terbanyak berasal dari Kecamatan Tarogong yaitu dengan jumlah 544 orang.

3.

Berdasarkan Data 10 besar penyakit jiwa di Poli Jiwa RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2018 Skizofrenia merupakan urutan pertama dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 1476 orang.

B. Saran Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis menyarankan beberapa alternatif pemecahan masalah seperti yang terantum dibawah ini: 1.

Menyediakan tempat khusus untuk peserta test kesehatan jiwa agar tidak bercampur dengan pasien yang akan melakukan pengobatan gangguan jiwa.

2.

Menyediakan tempat khusus untuk peserta test kesehatan jiwa agar tidak bercampur dengan pasien yang akan melakukan pengobatan gangguan jiwa.

28

29

3. Di Poli jiwa para staff harus membagi dua fokus dalam hal pelayanan yaitu melayani orang sakit (pengobatan gangguan jiwa) dan orang sehat (Peserta Tes Kesehatan Jiwa) sehingga perlu adanya penambahan SDM Perawat dan khususnya di bagian ADM/ Administrasi karena di Poli jiwa ini belum ada bagian ADM/ Administrasi.

DAFTAR PUSTAKA Ayuningtyas, D. Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2018. 9(1):1-10. Dafli, IH. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa Terhadap Sikap Memberikan Pertolongan Kesehatan Jiwa. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Erlina, dkk. Determinan Terhadap Timbulnya Skizofrenia Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin Padang Sumatra Barat. Berita Kedokteran Masyarakat. 2010. 26(2):71-80. Kurniawan, F. Gambaran Karakteristik Pada Pasien Gangguan Jiwa di Instalasi jiwa RSUD Banyumas. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP. 2016 Masyharudin. Gambaran Faktor0Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gangguan Jiwa di Desa Karangsari Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP. 2017 Sulistyorini, N. Hubungan Pengetahuan Tentang Gangguan Jiwa Terhadap Sikap Masyarakat Kepada Penderita Gangguan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Colomadu 1.[Skripsi]. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013. Wahyuni, DT. Resiko Kejang Berulang pada Epilepsi. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP. 2014 _______, Instalasi Rawat Jalan RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018 , Poli Jiwa RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018 , Profil RSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2018 , Rekam MedisRSUD dr.Slamet Kabupaten Garut 2017

Lampiran 1. Foto/Dokumentasi Kegiatan Magang No 1

Gambar

Keterangan Melayani Pasien (Menulis Surat Kontrol dan Surat Bukti Pelayanan Pasien Jiwa)

2

Menulis Status Pasien (Status Rekam Medik ) di Buku Ekspedisi

3

Mengambil Status Pasien ke bagian filling di Rekam Medik

4

Mengecek tekanan darah pasien menggunakan alat tensi digital, sekaligus wawancara dengan pasien

No 5

Gambar

Keterangan Membuat Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa ( Untuk pemberkasan CPNS, melanjutkan kuliah)

6

Supervisi dari FIK UNSIL ke Rekam Medis RSUD dr Slamet Garut

7

Para Staff Poli Jiwa dan Mahasiswa FIK

Lampiran 2. Absensi

Lampiran 3. Kegiatan Harian Magang

Lampiran 4. Form Bimbingan Magang

Related Documents


More Documents from "zahra restu madadina"