Laporan Magang Ulil.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Magang Ulil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,356
  • Pages: 63
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah suatu hamparan lahan yang didominasi oleh pepohonan, tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga Hutan dan terdapat juga sumberdaya alam hayati yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat hewan, dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Dan sejak tahun 1990-an, hutan alam sudah tidak mungkin lagi memenuhi kebutuhan bahan baku industri kehutanan. Oleh karena itu, pemerintah menggalakan program hutan tanaman industri untuk memenuhi permintaan akan hasil hutan. Hutan Tanaman Industri ( HTI ) adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

menerapkan sistem silvikultur dalam rangka

memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Kegiatan yang diizinkan meliputi penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan pemasaran. Salah satu industri kehutanan yang yang menggunakan bahan baku dari hutan tanaman industri adalah industri pulp dan kertas, dimana industri ini makin berkembang pesat akhir-akhir ini. Perkembangan industri tersebut akan menuntut tersedianya bahan baku yang mencukupi dan daya dukun lungkungan sekitarnya. Kondisi yang umum terjadi di Indonesia adalah kapasitas industri kurang mampu diimbangi ketersediaan bahan baku dan daya dukung lingkungan. Kelangkaan

1

bahan baku telah mengancam perkembangan industri khususnya yang menggunakan bahab baku kayu. Secara garis besar, kegiatan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) terdiri atas kegiatan pembangunan hutan dan pengelolaan hutan. Kegiata pembangunan hutan yaitu kegiatan yang dimulai dari membangun tegakan hutan sampai menjadi tegakan normal, sedangkan pengelolaan hutan yaitu kegiatan pemungutan hasil hutan dan kegiatan seterusnya secara berulang setalah daur pertama. Pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman industri melputi kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman pemeliharaan, pemanenan, pengelolaan dan pemasaran. PT Industrial Forest Plantation adalah perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan Salah satu perusahan yang berbasis kehutanan, kegiatan yang dilakukan di HTI secara umum akan melihat bagaimana melihat penerapan Keselamatan Kesehatan Kerja, prilaku pekerja, kendala kendala yang dihadapi, serta faktor faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Maka dari itu kegiatan magang di Hutan Tanaman Industri (HTI ) dan menambah wawasan didalam bidang pengelolaan hutan tanaman industri di PT. Industrial Forest Plantation Kalteng. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kehutanan, maka mahasiswa diwajibkan belajar bekerja didunia kerja yang sesungguhnya yang disebut magang, Kegiatan magang merupakan tempat untuk lebih memahami materi yang sudah diterima didalam perkuliahan dan memperoleh pengalaman lapang serta

2

mempraktekkan pengetahuan ditempat magang. Magang merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap program studi kehutanan Universitas Mhammadiyah Makassar. Magang adalah program pembinaan yang dikelola secara terpusat dan merupakan program institusi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek di lapangan. Program magang ini akan dibagi berdasarkan permintaaan mahasiswa yang diambil oleh mahasiswa, sehingga kegiatan magang pun mengaruh kepada kegiatan manajemen yang dilakukan di Instansi. PQA merupakan penilaian terhadap seluruh kegiatan plantation dalam suatu areal/kompartemen yang dikerjakan oleh kontraktor ataupun PKWT. Pengambilan sampel dengan cara acak sistematik sampling dengan plot pertama ke plot kedua 30 titik tanam. PQA ( Plantation Quality Assessment) suatu kegiatan menilai tanaman pada jenjang waktu tertentu setelah dilakukan penanaman, mengenai kondisi dan perkembangan tanaman dengan memperhitungkan potensi sehat, mati dan melarat tanaman sehingga menghasilkan kualitas tanaman, kayu yang memuaskan. Penilaian tanaman dalam hal ini secara khususnya tertuju pada menilai tanaman, hasil kegiatan kerja dimulai pada penyemprotan sebelum tanam, penanaman serta pada segala upaya perawatan tanaman, upaya – upaya pekerja dalam memperlakukan tanaman sesuai dengan SOP (standard operasional procedure). Penanaman secara langsung, umumnya dilakukan pada bibit tumbuhan yang memiliki ukuran sedang hingga besar dan jumlah persediaan banyak.

3

Sehingga meski bibit tersebut meiliki ukuran besar namun persediaannya hanya sedikit, maka benih tersebut perlu disemaikan terlebih dahulu. 1.2. Tujuan Magang 1.2.1. Tujuan umum Tujuan umum yang ingin dicapai dari pelaksanaan magang ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan berpikir serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa melalui kegiatan interaksi dan aplikasi langsung berbagi pengetahuan kehutanan yang diperoleh mahasiswa selama perkuliahan. 2. Melatih mahasiswa untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah berbagai informasi untuk dijadikan dasar dalam proses penyusunan perencanaan dan pengolahan hutan dan hasil hutan 1.2.2. Tujuan khusus Tujuan khusus yang dicapai dari pelaksanaan magang di PT.Industrial Forest Plantation adalah mahasiswa mendapat pengalaman dan keterampilan dibidang Menilai kualitas dan tata cara penanaman tanaman, mampu memahami prosedur kerja serta factor resiko dari pekerjaan di PT Industrial Forest Plantation, Desa Lahei, Kecamatan Matangai, Kabupaten Kapuas, Klimantan Tengah. Sehubungan dengan tujuan sebagaimana disebutkan di atas, maka kegunaan dari magang adalah agar mahasiswa mampu memperoleh pengalaman praktis tentang gambaran umum dilapangan, sebagai bahan pengembangan diri mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah dilapangan serta mampu

4

menalar bagaimana mengelola hutan secara baik dan benar dengan penuh rasa tanggung jawab. 1.3. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan Magang/PU dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai pada Tanggal 14 Agustus 2018 sampai dengan 12 Oktober 2018. Tempat pelaksanaan Magang/PU di PT. Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

5

II. KEADAAN UMUM LOKASI 2.1. Keadaan Fisik 2.1.1. Letak dan Luas Secara geografis, areal PT.Industrial Forest Plantation

berada pada

koordinat 114o00’05” – 114o18’35” BT, dan 01o22’55”- 01o53’40”LU. Secara administrasi, berada di wilayah Kecematan Matangai dan Timpai, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan lokasinya PT.Industrial

Forest Plantation dibatasi oleh: Sebelah Utara

: dibatasi oleh IUPHHK-HA PT.Anugerah Alam Barito dan kawasan kebun kelapa sawit PT.Wanacatur Jaya Utama

Sebelah Selatan

: dibatasi oleh kebun kelapa sawit, kebun karet mastarakat, dan kawasan suaka alam

Sebelah Timur

: dibatasi oleh IUPHHK-HA PT.Wana Agung Asa Utama dan Hutan Produksi

Sebelah Barat

: dibatasi oleh kebun kelapa sawit dan kebun karet masyarakat

Untuk menuju ke lokasi, dapat diakses melalui jalur darat dengan waktu tempuh ± 2 – 3 jam dari kota Palangkaraya. PT. Industrial Forest Plantation memiliki luas keseluruhan ± 101.840 Ha. 2.1.2. Topografi Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation memiliki kondisi topografi yaitu agak datar, datar, datar agak cekungan, berombak, dan bergelombang.Kodisi berombak dan bergelombang berada disebelah utara,

6

sedangkan wilayah tengah hingga ke selatan umumnya datar.Dilihat dari kelerengannya, adalah berkisar antara 0-15%. 2.1.3. Klimatologi Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1952), tipe iklim disekitar Areal IUPHHK-HTI IFP termasuk tipe B (basah) dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.602,4 mm/ tahun Hasil pengolahan data curah hujan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Periode (2004-2013), diketahui bahwa curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2006 sebesar 1,0 mm dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Okober tahun 2010 sebesar 729,1 mm. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut periode (2004-2013) disajikan pada Tabel 1 Tabel 1. Data Curah Hujan di Areal IUPHHK-HTI PT. Industrial Plantation

Forest

Curah Hujan (mm)

Jumlah

Rataan

Bulan 2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Januari

250,9

175,2

176,6

266,0

215,2

251,6

313,2

317,3

434,6

257,2

2.657,8

265,8

Februari

28,4

209,7

247,0

152,6

149,6

380,9

353,4

280,3

255,9

503,4

2561,2

256,1

Maret

146,0

215,1

270,5

288,2

373,5

333,0

368,4

502,3

339,5

253,4

3089,9

308,9

April

112,0

74,1

286,6

288,0

120,8

272,1

405,0

356,2

269,1

261,1

2.445,0

244,5

Mei

31,8

120,3

105,9

226,8

70,8

267,6

346,1

376,6

229,3

284,5

2059,7

205,9

Juni

27,5

106,6

156,6

89,2

134,7

41,0

291,4

36,1

134,4

136,8

1154,3

115,5

7

Juli

7,1

129,7

57,4

98,3

50,9

27,1

318,8

122,9

244,3

242,9

1299,4

129,9

Agustus

4,1

70,1

6,6

118,3

205,8

11,8

302,9

26,6

51,8

146,0

944,0

94,4

September

9,9

155,2

18,8

91,1

75,1

30,9

429,3

176,5

72,3

159,0

1218,1

121,8

Oktober

2,0

351,9

1,0

333,6

314

203,1

729,1

414,9

250,7

121,2

2.721,5

272,2

November

374,0

115,5

62,2

153,0

337,7

217,6

328,6

427,2

243,3

319,1

2.578,2

257,8

Desember

320,3

94,2

211,0

268,2

264,3

555,6

322,3

388,9

475,3

396,1

3296,2

329,6

Jumlah

1.314,0

1.817,6

1600,2

2.373,3

2.312,4

2.592,3

4.508,5

3.425,8

3.000,5

3.080,7

2.602,4

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut periode (2004-2013) Grafik Rataan curah hujan bulanan selama periode 2004-2013 disajikan pada Gambar 1 Curah hujan (mm)

350 300 250 200 150 100 50 0

Gambar 1.Grafik Rataan Curah Hujan Bulanan Periode 2004-2013

2.1.4. Geologi dan Tanah Struktur geologi di areal IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest Plantation yang dipetakan menunjukkan bahwa formasi geologi terdiri dari Batuan Endapan dan Batuan Pasir Kuarsa Litos. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di areal IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest Plantation terdiri dari tanah pasir, tanah

8

podsolik merah kuning, tanah alluvial, dan tanah padas. Tekstur tanah pada jalanjalan utama serta jalan cabang tergolong dalam tekstur berpasir (sand). 2.1.5. Hindrologi Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation seluruh termasuk kedalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas. Kemudian daerah aliran sungai dalam kawasan UP tersebut terbagi lagi menjadi Sub-DAS Mangkutub dan SubDAS Murui.Sub-DAS Mangkutub berbatasab dengan DAS Kahayan.Sedangkan aliran Sungai Murui berhulu jauh disisi sebelah Utara dan bermuara disisi sebelah Selatan.Kedua sungai utama ini bermuara langsung ke Sungai Kapuas.Umumnya bentuk Permukaan lahan disisi sebelah Utara lebih tinggi dibandingkan dengan sisi sebelah selatan. Sungai Kapuas juga terdapat di Kalimantan Tengah, tepatnya di Kabupaten Kapuas.Sungai ini membentang sepanjang kutang lebih 600 km, dari kecematan Kapuas Hulu sampai Kecematan Selat.Sedangan UP seluruhnya termasuk kedalam Kecematan Mantangai. Sungai Kapuas, dimana bagian hilirnya disebut Sungai Kapuas Murung adalah sungai yang terletak di Kabupaten Kapuas dengan panjang + 600 km.Sungai ini memanjang dari Desa Tumbang Bukoi, Kecamatan Mandau Talawang sampai Desa Batanjung, Kecematan Kapuas Kuala.Sungai ini bertemu dengan Sungai Kapuas Murung di Kuala Kapuas. Bagian hulu dari sungai ini merupakan daerah yang cukup tinggi daratannya, namun sungainya tidak terlalu lebar. Sehingga bila hujan pada daerah hulu cukup banyak, maka ketinggian air akan naik, bahkan bisa menggenangi

9

jalan-jalan di desa. Makin kehilir, daratannya makin rendah, bahkan ketinggian daratan ada yang hanya mencapai 0-5 meter diatas permukaan laut.Meskipun demikian lebar sungai makin besar, sehingga kenaikan ketinggian air tidak terlalu besar. Sungai ini sejak dulu sudah dijadikan sebgai tempat penambangan emas.Penambangan tersebut masih berlangsung sampai sekarang, dimana di dalam kawasan UP dapat dijumpai disepanjang Sungai Murui. Oleh karena itu Sungai Murui khususnya dan Sungai Kapuas umumnya menjadi tercemar dengan air raksa dan menjadi keruh. 2.1.6. Pola Penggunaan Lahan Berdasarkan hasil penafsiran Mozaik Citra Landast 8 OLI Band 653 Path/ Row 118/061 liputan 19 Agustus 2015, kondisi penutupan lahan di areal IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest Plantation terdiri atas hutan lahan kering sekunder seluas 70.281,78 ha, belukar tua seluas 9.806,43 ha, belukar muda dan semak 7.793,47 ha, tanah terbuka seluas 11.383,67 ha, dan tertutup awan 1.724,05 ha. Kondisi penutupan lahan berdasarkan fungsi hutannya disajikan pada Tabel 2 Tabel 2. Kondisi Penutupan Lahan Berdasarkan Fungsi Hutan di Areal PT. Industrial Forest Plantation Fungsi Hutan (Ha) No Penutupan Lahan Jumlah (Ha) % HP APL 1

Lahan Kering Sekunder

70.176,61

105,17

70.281,78

69,9

2

Belukar Tua

9.780,05

26,38

9.806,43

10

7.776,08

17,39

7.793,47

7,7

Belukar Muda dan 3 Semak

10

4

Tanah Terbuka

11.203,24

180,43

11.383,67

11

5

Tertutup Awan

1.722,67

1,38

1.724,05

1,7

Sumber: PT.Industrial Forest Plantation, 2018 2.2. Potensi Flora dan Fauna 2.2.1. Flora Sebagian besar jenis tumbuhan hutan yang ada di areal PT. Industrial Forest Plantation adalah pohon kayu produksi (heterogen) seperti resak, meranti, melur, bintagur, gerunggang, kempas, pelawan, rimba campuran, sindur, rengas, agathis, balau, kapur, keruing, dan nyatoh. Selain tumbuhan hutan juga terdapat tanaman yang ditanam atau yang diusahakan oleh PT.Industrial Forest Plantation yaitu acacia crassi carpa, acacia mangium, dan eukaliptus. 2.2.2. Fauna Potensi fauna yang ada pada sekitar areal PT. Industrial Forest Plantation terbagi menjadi: 1. Mamalia: Orang Utan, Owa Kalawat, dan Beruang Madu 2. Reptil: Kobra dan Biawak 3. Burung : Elang Tikus dan Walet 2.2.3. Keadaan Sosial Ekonomi Kawasan Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah yang berada dalam wilayah Kecamatan Mantangai. Secara lengkap nama-nama desa yang merupakan lokasi Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation disajikan pada Tabel 3.

11

Tabel 3.Desa-desa Lokasi Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation, Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2014. No. Nama Desa Tahun Bediri Keterangan 1

Humbang Raya

2013

Pemekaran Desa Lahei Mangkutup

2

Lahei Mangkutup

1930-an

-

3

Danau Rawah

1959

-

4

Gawing

2013

Pemekaran Desa Danau Rawah

5

Bukit Batu

2013

6

Muroi Raya

2013

7

Sei Gita

2013

Pemekaran Desa Danau Rawah Pemekaran Desa Danau Rawah Pemekaran Desa Danau Rawah

Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation 2.2.3. Demografi Kecamatan Mantangai merupakan salah satu dari l7 wilayah kecamatan di Kabupaten Kapuas. Kondisi topografi kecamatan Mantangai dari landai sampai bergelombang dengan ketinggian wilayah antara 50-100 mdpl. Luas wilayah kecamatan ini 6.103,77 Km2 yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas di Kabupaten Kapuas (sekitar 40,80% luas wilayah kabupaten). Kecamatan Mantangai dengan jumlah penduduk 36.523 jiwa yang terdiridari 19.024 laki-laki (52,09%) dan 17.499 perempuan (47,91%). Kecamatan Mantangai terdiri dari 39 desa diantaranya 7 desa berada disekitar Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation. Secara umum, bias dinyatakan bahwa interaksi antara desa-desa (dan masyarakat) disekitar Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation berlangsung intensif. Masyarakat pada desa-desa tersebut memiliki lahan pada Areal PT.Industrial Forest Plantation 12

Tabel 4. Penduduk Desa-desa di sekitar Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 Jumlah Penduduk (Jiwa) No

NamaDesa Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Seks Ratio

1

Humbang Raya

469

312

781

150

2

Lahei Mangkutup

1.240

1.051

2.291

117

3

Danau Rawah

1.698

1.641

3.339

103

4

Gawing

686

457

1.143

150

5

Bukit Batu

915

492

1.407

185

6

Muroi Raya

1.085

996

2.081

108

7

Sei Gita

900

900

1.800

100

6.993

5.849

12.842

119

Total

Sumber : Data PT. Industrial Forest Plantation 2018 Berdasarkan hasil pencacahan (sensus) penduduk tahun 2012, jumlah penduduk di desa-desa di sekitar Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation berjumlah 12.842 jiwa yang terdiri dari 6.993 laki-laki (54,45%) dan 5.849 perempuan (45,54%). Dengan demikian rasio jenis kelamin (RJK) wilayah ini adalah 119 yang berarti pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 119 penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin terdapat di desa Bukit Batu sebesar 185 dan terkecil di desaSei Gita yaitu sebesar 100. Sedangkan gambaran mengenai banyaknya peduduk dan luas wilayah serta kepadatan penduduk yang terdapat pada desa - desa di sekitar Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation dapat dilihat pada Tabel 5.

13

Tabel 5. Banyaknya Penduduk, Luas, Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Luas Wilayah No Desa Penduduk Kepadatan Penduduk (Km2) 1

Humbang Raya

781

263,07

2

2

Lahei Mangkutup

2.291

2.166,24

1

3

Danau Rawah

3.339

83

27

4

Gawing

1.143

170,42

4

5

Bukit Batu

1.407

491,98

2

6

Muroi Raya

2.081

752

4

7

Sei Gita

1.800

315,97

7

12.842

4.242,68

Jumlah

Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation Berdasarkan Tabel 5, mengambarkan bahwa banyaknya penduduk di desa Danau Rawah yaitu 3.339 jiwa dengan luas wilayah 83 Km2. Dari data tabel menunjukan bahwa data kepadatan penduduk di desa Danau Rawah yaitu 27 Km2. 2.2.4. Mata Pencaharian Secara umum sumber penghidupan atau mata pencaharian masyarakat di sekitar Areal IUPHHK-HTI Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation pada umumnya berupa kegiatan usaha produktif disektor primer, yaitu di bidang pertanian, terutama budidaya perkebunan dan tanaman karet. Namun demikian, khususnya Desa Danau Rawah mayoritas bermata pencaharian sebagai penambang emas tanpa izin (PETI) di sungai murio Raya dan sungai Kahayan. Usaha penambangan tersebut mulai surut dalam dua tahun terakhir, sehingga 14

sebagian penduduk sudah beralih profesi kembali sebagai petani. Mata pencaharian disektor pertanian dan perkebuanan di kecamatan mantangai untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Panen, Produktivitas dan Total Produksi Tanaman Padi dan Palawija LuasPanen Produktifitas Total Produksi No Komiditi (Ha) (Kw/ Ha) (Ton) 1

Padi Sawah

6.331

-

-

2

Ketela Pohon

50,2

5,91

594,70

3

Ketela Rambat

21,2

7,11

151,52

4

Jagung

15

4,07

55,44

5

Kacang Tanah

5,6

1,27

6,45

6

Kacang Kedelai

4,40

1,35

22,75

7

Kacang Hijau

1,7

0,40

1,45

Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation Tahun 2018 Berdasarkan tabel 6, data pertanian di Kecamatan Mantangai menunjukkan bahwa tingkat produktifitas pertanian dengan rata-rata total produksi 138,71 ton. Masyarakat kecamatan Mantangai pada umumnya berprofesi sebagai petani, nelayan sungai pengrajinan yaman rotan khususnya bagi perempuan. Selain itu, desa-desa yang berada disekitar Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation membentuk kelompok tani sebagai buruh tani/ pekerja kontrak waktu tertentu (PKWT) di perusahaan PT Industrial Forest Plantation.

15

2.2.5. Pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat berperan dalam pembangunan suatu wilayah. Namun SDM yang dimaksud adalah sumber daya yang berkualitas atau SDM yang memiliki pendidikan, skill, maupun kemapuan untuk maju demi kesejahteraan hidup, masyarakat dan Negara. Untuk meningkatkan kulitas SDM agar mampu bersaing dalam dunia pendidikan maka fasilitas harus dipenuhi setiap daerah. Adapun fasilitas pendidikan yang telah dimliki desa - desa disekitar areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah sekolah di desa-desa sekitar areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation Pendidikan Jumlah % TK

21

41,17

SD

18

35,29

SMP

8

15,68

SMA

2

3,92

Madrasah Ibtidaiyah

1

1,96

Madrasah Tsanawiyah

1

1,96

Jumlah

51

100

Sember : Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018 Berdasrakan Tabel 7, fasilitas pendidikan yang terdapat di desa-desa sekitar areal IUPHHK-HTI PT IFP sudah cukup memadai. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah kecamatan mantangai harus mengedepankan peningkatan kualitas SDM melalui program-program pembangunan yang berorientasi pada

16

pendidikan baik formal maupuan non formal yang tepat sasaran di setiap desa desa. Dibalik SDM yang berkualitas tidak terlepas dari peran pendidikan disuatu wilayah tersebut. 2.2.6. Kesehatan Tingkat kesehatan masyarakat kecamatan Mantangai dapat dilihat dari beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu lingkungan sehat, pelayanan kesehatan, faktor keturunan dan prilaku sehat. Diantara faktor tersebut, pelayanan kesehatan memiliki peranan yang sangat strategis karena melalui pelayanan kesehatan ini saja tidak dapat dilalukan pelayanan kesehatan, tetapi juga kesehatan bersifat preventif, rehabilitas, edukatif yang sangat luas. Adapun fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swata yang ada di kecamatan Mantangai dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Fasilitas Kesehatan Milik Pemerintah dan Swasta No Desa Puskesmas Polindes

Pustu

Pusling

1

Humbang Raya

-

-

-

-

2

Lahei Mengkutup

1

-

-

-

3

Danau Rawah

1

1

-

-

4

Gawing

-

-

-

-

5

Bukit Batu

1

-

6

Manusup

-

1

1

-

7

Sei Gita

-

-

-

-

Jumlah

3

2

1

-

Sumber : Data PT. Industrial Forest Plantation 2018

17

Berdasarkan tabel di atas, Fasilitas kesehatan di kecamatan Mantangai yaitu 3 puskesmas, 2 polindes, 1 pustus dan sementara pusling tidak ada, sedangkan tenaga medis yang terdapat di kecamatan Mantangai yaitu Dokter Umum 6 orang, Dokter Gigi sebanyak 3 orang dan 2 orang petugas kesehatan. 2.2.7. Sosial Budaya Keragaman budaya, adat istiadat dan agama yang telah berkembang di kecamatan Mantagai, saat ini hidup rukun dan sejahterah, tersebar diseluruh kecamatan dan desa. Penduduk asli kecamatan Mantangai terdiri 2 suku besar yaitu suku dayak dan suku banjar. Seiring dengan berkembangnya zaman dengan semakin meningkat aktifitas ekonomi di kecamatan Mantangai, yang diikuti dengan semakin meraknya arus mudik masyarakat yang masuk ke kabupaten kapuas, hingga saat ini kecamatan Mantangai telah dihuni dengan berbagai suku adat dn istiadat. Tabel 9. Suku Bangsa dan Bahasa di Kecamatan Mantangai No

Suku Bangsa

Bahasa

1

Suku Dayak

Bahasa dayak dipergunakan untuk komunikasi lokal di daerah pedalama Kutai Timur etnis masing - masing

suku dan berkomunikasi

secara nasional menggunakan bahasa Indonesia. 2

Suku Banjar

Bahasa banjar dipergunakan untuk komunikasi lokal yang berada di daerah menurut etnis masing – masing

Sumber: Kebudayaan Kabupaten Kapuas 2013

18

Pembanguan kebudayaan di Kabupaten kecamatan Mantangai ditujukan untuk

melestarikan

dan

mengembangkan

kebudayaan

daerah

serta

Kabupaten

Kapuas

telah

mempertahankan jati diri dan nilai – nilai daerah. Pembangunan

seni

dan

budaya

di

mengupayakan peningkatan jati diri masanyarakat Kecamatan Mantangai seperti halnya solidaritas sosial, kekeluargaan, budaya dan prilaku positif seperti kerja keras, gotong royong. Banyaknya penduduk menurut agama sebanyak 314,272 yang terdiri dari agama islam 269,238, Kristen 39,256 katolik 699, hindu 5029, budha 50 dan jumlah tempat ibadah sebanyak 313 mesjid, mushola sebanyak 516, gereja protestan sebanyak 236 dan gereja katolik sebanyak 10. 2.2.8. Sarana dan Prasarana Sistem transportasi yang memadai juga sangat berperan dalam pembangunan perekonomian suatu daerah. Dengan sistem transfortasi yang baik , maka kehidupan masyarakat akan berjalan dengan lancar. Hubungan antar wilayah pun juga akan menjadi lebih mudah sehingga roda perekonomian bisa berjalan dengan lancar. Sistem transfortasi yang berada di kecamatan Mantangai meliputi darat dan air. Adapun sarana dan prasana transportasi antar desa adalah melalui darat dan air. Dan jenis permukaan jalan yang terluas adalah aspal dan sepanjang tahun dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Sementara prasarana transportasi jalan menuju desa menuju jalan raya. Untuk fasilitas komunikasi, menara telepon seluler ada di desa ini dengan sinyal telepon seluler sinyal lemah. Kantor pos atau rumah pos tidak ada di desa tersebut.

19

2.2.9 Kelembagaan a. Struktur Organisasi Struktur organisasi di PT. Industrial Forest Plantation dapat dilihat dalam pola di bawah ini:

Manager

Mandor

Asisten Kepala

Asisten Devisi

Security Gambar 2. Struktur Organisasi PT Industrial Forest Plantation b. Tugas dan Fungsi Adapun tugas pokok dan fungsi dari struktur organisasi PT. Industrial Forest Plantation sebagai berikut: 1. Manager Manager adalah pimpinan tertinggi dalam sebuah perusahaan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut: a. Mempunyai garis komando terhadap bawahannya. b. Menganalisa penuyusunan anggaran belanja tahunan dan dokumen keuangan.

20

c. Menciptakan dan mengendalikan teknologi serta komponen sesuai kebutuhan. d. Menandatangani permintaan material sesuai program kerja yang dibutuhkan. 2. Asisten Kepala Asisten kepala memiliki tugas dan tanggung jawab anatara lain sebagai berikut: a.

Membawahi seluruh fil asisten, mengawasi dan mengontrol tugastugas asisten yang ada di divisi masing-masing.

b.

Menandatangani seluruh hasil kegiatan pekerjaan asisten yang ada di divisi masing-masing.

c.

Semua jenis kegiatan yang di temukan di lapangan di laporkan ke pada pihak manager.

d.

Mewakili manager apabila tidak ada di tempat.

3. Asisten Divisi Asisten divisi memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut: a.

Mengawasi dan mengontrol hasil kegiatan dari kepala mandor dan seluruh mandor yang ada di divisi masing-masing.

b.

Hasil yang di dapatkan akan di laporkan kepada asisten kepala.

21

4. Mandor Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan pekerja yang ada di divisinya, baik apsen atau daftar hadir dan akan di laporkan kepada kepala mandor. 5. Security Security memiliki wewenang dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut: a.

Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan-kegiatan yang ada di PT. Industrial Forest Plantation.

b.

Menjaga dan mengamankan seluruh aset perusahaan dan apabila ada kegiatan Internal dan Eksternal yang ada di luar lingkup perusahaan yang sifatnya mengganggu akam di laporkan kepada koordinator security selanjutnya akan menunggu petunjuk pihak pimpinan perusahaan.

c.

Apabila ada gangguan keamanan yang sifatnya tidak dapat di selesaikan secara Internal maka akan dilaporkan kepada pihak kepolisian terdekat.

d.

Pengawalan uang gaji karyawan setiap bulan.

22

III. KEGIATAN MAGANG 3.1 Kegiatan Umum Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditempat magang yaitu : 3.1.1. Wood Supply (Pasokan Kayu) Wood Supply atau pasokan kayu adalah departemen atau kegiatan yang mengerjakan pembersihan lahan (land clearing), pemanenan dan tata usaha kayu. A. Land Clearing ( Pembersihan Lahan ) Pembersihan lahan atau land clearing merupakan pembersiahan lahan secara menyeluruh dari vegetasi yang ada di areal kerja, cara ini biasanya dengan cara dibakar (sekarang dilarang) atau dibersihkan dengan alat berat, bisa ditebang, digeregaji dengan chainsaw bahkan bisa dibabat dengan parang atau (mekanis) seperti eksafator atau bulldozer. Pembersihan lahan dilakukan untuk menghilangkan/ membuang benda-benda yang dapat mengganggu tanaman pokok. Benda-benda ini merupakan sumber penyakit misalnya tunggal/ sisa tanaman, gulma, tumpukan sampah di usahakan bersih tidak ada lagi di area lahan yang akan kita Tanami. 1. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan land clearing adalah untuk menyediakan lahan baru untuk ditanami tanaman industri yang memiliki nilai jual tinggi yang sesuai dengan standar operasional yang telah ditentukan perusahaan.

23

2. Waktu dan Tempat Kegiatan pembersihan lahan di laksanakan pada tanggal 18 Agustus 2018. Kegiatan bertempat blok F di PT Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan a. Alat 1. Excavator 2. Bucket 3. Graple b. Bahan Bahan yang digunakan adalah solar 4. Teknik Pelaksanaan Teknik kegiatan land clearing adalah pembukaan wilayah hutan yang kemudian dibuat blok atau tanda yang bertujuan agar alat yang mengerjakan lokasi itu dapat mengetahui batas yang sudah ditentukan oleh perusahaan sehingga alat berat atau excapator dapat membuat terasering, jalur sampah, dan parid. B. Harvesting (Pemanenan) 1. Tujuan Kegiatan Harvesting

adalah kegiatan Pemanenan kayu,

yang bertujuan

memproduksi Kayu (sebagai bahan baku industri) dan menyiapkan lahan tanam (menghasilkan tanaman industri yang baik).

24

2. Waktu dan Tempat Kegiatan harvesting di laksanakan pada tanggal 21 Agustus 2018. Kegiatan bertempat di PT. Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan a. Alat 1. Chainsaw. 2. Parang 3. Excavator b. Bahan 1. Peta kerja rencana pemanenan 2. Pita c. Teknik Pelaksanaan a. Pre Harvest Kegiatan sebelum pemanenan kayu (pre-harvest) adalah kegiatan manual yang dilakukan sebelum pemanenan kayu. Adapun kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pengecekan batas kompartemen (survey and boundary 2. Pengimasan (under brushing), 3. Perencanaan micro pemanenan kayu (micro planning) b. Process Harvest Proses

pemanenan

meliputi

kegiatan

penebangan

(felling),

penyusunan kayu (pre-bunching), pemotongan pada ujung dan cabang 25

pohon (topping and delimbing), pemotongan dengan panjang tertentu dan pemerataan bontos (bucking and trimming), penyaradan (extraction), penumpukan kayu (stacking). c. Post Harves Setelah pemanenan (post harvest), meliputi 3 bagian kegiatan yaitu, pemuatan kayu ke truk (loading to truck), pembuatan parit (infield drain), penyerahan lahan (handing over area). C. Tata Usaha Kayu ( TUK ) 1. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan TUK adalah untuk mengetahui cara pengukuran kayu log dan pengukuran kayu bulat kecil atau pengukuran tumpukan kayu. 2. Waktu dan Tempat Kegiatan tata usaha kayu ( TUK ) di laksanakan pada tanggal 20-21 Agustus 2018. Kegiatan bertempat blok F di PT Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan antara lain pita meter, alat tulis, kalkulator, dan pipa air yang sudah di beri tanda. Sedangkan bahan yang digunakan anatara lain kapur tulis dan tally sheet. 4. Teknik Pelaksanaan a. Pengukuran kayu log

26

1. Untuk mengukur panjang kayu log digunakan pita meter, pita meter tersebut dibentang mengikuti panjang kayu log tersebut. 2. Untuk mengukur diameter kayu di gunakan pita meter dan kapur, kapur digunakan untuk meberi angka pada diameter kayu tersebut. b. Pengukuran Kayu Bulat kecil (tumpukan kayu) 1. Bentangkan pita meter tersebut untuk mengukur panjang tumpukan pada kayu bulat kecil 2. Ukur tinggi tumpukan kayu bulat kecil menggunakan pipa air yang sudah di beri tanda. Pengukuran di mulai dari sis kiri dan kanan kemudian ke tengah tumpukan kayu tersebut (sisi bagian luar). 3.1.2. Planning ( Perencanaan ) Planning atau perencanaan adalah proses penetapan tujuan dan dan penetaan apa yang harus dikerjakan untuk merealisasikannya. 1. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan planning adalah untuk perencanaan suatu areal kerja yang dibagi menjadi 3 yaitu PMA, PQA, dan Survey. 2. Waktu dan Tempat Kegiatan planning di laksanakan pada tanggal 23-29 Agustus 2018. Kegiatan bertempat blok A dan C di PT. Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan a. Alat 27

1. GPS 2. Parang 3. Meteran 4. Alat tulis 5. Alat Pengukur tinggi (Haga) 6. Diameter tape 7. Kamera 8. Kompas b. Bahan 1. Pita 2. Tally sheet 3. Peta 4. Patok 4. Teknik Pelaksanaan a. PMA ( Plantation Monitoring Accissment ) Kegiatan PMA adalah untuk memantau tingkat pertumbuhan tanaman, memonitoring tanaman umur 6 bulan dan 18 bulan. Jadi yang kami ikuti hanya PMA 18 bulan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam PMA 18 bulan: 1. Desain Sampling 2. Persiapan peta 3. Pembuatan jalur survey, plot dan penandaan pohon dalam plot 4. Pengukuran, pencatatan tegakan, dan data dalam Plot

28

b. PQA ( Plantation Quality Assiccment ) PQA merupakan penilaian terhadap seluruh kegiatan plantation dalam suatu areal/kompartemen yang dikerjakan oleh kontraktor ataupun PKWT. Pengambilan sampel dengan cara acak sistematik sampling dengan plot pertama ke plot kedua 30 titik tanam. Jenis-jenis kegiatan pada PQA yaitu: 1. Planting a. Tanaman yang hidup b. Tanaman yang mati c. Lubang tanam d. Jarak tanam 2. Blanking a. Tanaman hidup b. Tanaman mati (kosong) 3. Weeding a. Satisfaction b. Poorkill c. Missed d. Damage e. Dead c. Survey Survey adalah kegiatan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif mengenai keadaan hutan dan fisik dilapangan.

Dengan tujuan untuk

29

mengetahui potensi dan kondisi fisik lapangan serta data penunjang lainnya sebagai bahan evaluasi mengenai status, fungsi dan peruntukan penggunaan lahannya. Kegiatan survey terdiri dari: 1. Penataan areal tanaman 2. Penataan areal konservasi 3. Pembuatan pal batas 3.1.3. Environment Health Safety (EHS) Environment Health Safety adalah sebagai penanggung jawab pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari bahaya kebakaran dan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di wilyah kerja PT Idustrial Forest Plantation. 1. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan EHS adalah pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari bahaya kebakaran dan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di wilyah kerja PT Idustrial Forest Plantation. Yang kami ikuti hanya pencegahan kecelakaan kerja. 2. Waktu dan Tempat Kegiatan EHS di laksanakan pada tanggal 30-05 September 2018. Kegiatan bertempat di PT Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan a. Alat 1. Palu

30

2. Geregaji 3. Kuas 4. Paku 5. Linggis b. Bahan 1. Papan 2. Balok 3. Cat 4. Teknik Pelaksanaan Teknik kegiatan pencegahan kecelakaan kerja adalah membuat papan-papan peringatan dan kemudian memasang disetiap tempat yang sudah ditentukan 3.1.4. Nursery ( Persemaian ) Nursery adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih menjadi bibit atau semai yang siap ditanam dilapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal dilapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama didalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan, ditentukan pada prosespersemaian bibit. 1. Tujuan Kegiatan Tujuan dilaksanakan kegiatan nursery atau persemaian yaitu untuk memperoleh bibit yang diinginkan/ varietas yang dinginkan seperti bibit yang sehat, berkualitas dan mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungannya. 2. Waktu dan Tempat

31

Kegiatan nursery atau persemaian dilaksanakan pada tanggal 06-12 September 2018. Kegiatan bertempat blok C di PT Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan a. Alat 1. Giling media ( Mixing ) 2. Sekop 3. Tray dan Tube 4. Cangkul 5. Cap/ alat penyemprot 6. Gerobak 7. Mesin air 8. shade net b. Bahan 1. Pupuk 2. Cocopiet 3. Gambut 4. Benih 5. H2SO4 4. Teknik Pelaksanaan Adapun teknik pelaksanaan dalam kegiatan nursery di PT Industrial Forest Plantation adalah sebagai berikut:

32

a. Persiapan Lahan Kriteria lahan yang sesuai untuk pembibitan di PT Industrial Forest Plantation adalah sebagai berikut: 1. Areal flat ( datar ) dengan toleransi kemiringan 5o – 10o 2. Harus dekat dengan sumber air 3. Harus dekat dengan akses jalan agar mempermudah saat pengankutan bibit kelapangan 4. Bebas banjir 5. Tenaga kerja b. Persiapan dan Pengisian Media 1. Untuk 1 m3 media memerlukan: a. Cocopiet 70 % b. Gambut 30 % c. Simplot 5 kg d. RP 2 kg e. Agroblen 3 kg f. TSP 3 kg 2. Adapun kriteria media yang dikatakan layak: a. Media tidak meneteskan air saat diremas atau digenggam b. Saat digenggaman lalu dilepas tidak menggumpal 3. Cara pengisian media a. Polytube disiapkan b. Masukkan media kedalam polytube dan padatkan

33

c. Treatment Benih ( Perlakuan Benih ) Treatment

benih

adalah

kegiatan

perendaman

benih

dengan

menggunakan asam sulfat atau air panas agar benih mudah dan cepat melakukan proses kecambah d. Sowing ( Tabur Benih ) Sowing adalah kegiatan penaburan benih dengan kedalaman media 1,5 cm. Setelah itu di sowing dan ditutup dengan menggunakan shade net selama 25 – 28 hari. Tujuannya agar bibit tersebut tidak mudah terkena derasnya air hujan dan saat penyiraman di pagi dan sore hari. e. Germinasi Germinasi merupakan kegiatan untuk menentukan persentasi tumbuh tanaman yang dilakukan pada umur tanaman 21 hari ( Acacia crassicarpa ) setelah tanam. f. Maintenance ( Perawatan ) Maintenance adalah kegiatan merawat bibit seperti: 1. Penyiraman 2. Pupuk susulan 3. Pengendalian Hama dan Penyakit 4. Pengendalian Gulma 5. Sanitasi g. Double Spacing Double Spacing merupakan tindakan pemeliharaan mengatur ruang tumbuh dengan cara mengurangi kerapatan agar cahaya matahari dapat merata

34

sehingga fotosintesis berjalan, jarak lebih baik dan kelembabannya normal dan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman. Double Spacing dilakukan pada umur 5-7 minggu. h. Bibit Siap Tanam Kriteria bibit siap tanam yaitu : 1. Umur tanaman 3 bulan 2. Tinggi tanaman 18 cm 3. Diameter batang 2,5 mm 4. Jumlah daun minimal 4 helai ( sehat ) 5. Kekompakan akar minimal 75 % 6. Kekokohan batang 7. Akar aktif 8. Bebas serangan hama dan penyakit 3.1.5. Plantation ( Penanaman ) Plantation atau penanaman adalah kegiatan penanaman yang di mulai dari penyemprotan sebelum tanam sampai perawatan tanaman hingga menghasilkan kualitas tanaman yang berkualitas. 1. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan plantation yaitu untuk mengetahui tata cara pelaksaan penanaman dan perawatan tanaman yang baik dan benar agar mendapatkan kualitas tanaman yang baik. 2. Waktu dan Tempat

35

Kegiatan plantation di laksanakan pada tanggal 17-22 September 2018. Kegiatan bertempat blok A dan C di PT. Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Alat dan Bahan a. Alat 1. Alat perlindungan diri (ADP) 2. Dodos 3. Sling 4. Knapsack 5. Parang b. Bahan 1. Bibit siap tanam 2. Pupuk (TSP,ZA, dan KCL). 3. Patok 4. Teknik Pelaksanaan a. Penyemprotan Sebelum Tanam Sebelum melakukan kegiatan penanaman dilakukan terlebih dahulu penyemprotan sebelum tanam atau pre planting spra (PPS) pada areal yang akan di tanami dengan menggunakan glyposate atau paraquate, metil, dan agristiksesuai gulma yang ada pada areal yang akan di lakukan penyemprotan. b. Penanaman dan Pemupukan

36

Setelah kegiatan PPS maka dilakukan penanaman.

Hal yang

pertama dilakukan yaitu menyediakan bibit dan harus di naungi oleh sheednet, dodos, sling untuk menentukan titik tanam dan pupuk. c. Perawatan Kegiatan setelah tanam yaitu perawatan setelah tanam atau weeding round (WR). Weeding round dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan jenis tanaman yang akan di tanam. Pada tanaman acacia cariscarpa dan acacia mangium weeding round terdiri dari WR1 – WR5 sedangkan untuk tanaman eucalyptus terdiri dari WR1 – WR13. 1. Weeding Round 1 Kegiatan weeding round 1 dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 2 liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan takaran dosis 36ml/knapsack tanpa menggunakan meta prima. 2. Blanking Blanking adalaha kegiatan penanaman kembali pada titik tanaman yang kosong ataupun tanaman yang telah mati. kegiatan blanking dilakukan pada tanaman yang berumur 1 bulan dan blanking dilakukan weeding round 1. 3. Weeding Round 2 Kegiatan weeding round 2 dilakukan pada saat umur tanaman 3 bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang

37

ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,75 liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan takaran dosis 30ml/knapsack tanpa menggunakan meta prima. 4. Slashing Slashing adalah pembersihan gulma secara manual sebelum dilakukan penyemprotan ketika gulma telalu tinggi yang dilakukan oleh pekerja menggunakan parang yang telah di asah dengan cara menebas gulma yang ada pada suatu areal. 5. Singling Kegiatan slashing adalah pemotongan cabang pada tanaman yang dapat mempengaruhi atau menyaingi pertumbuhan batang utama tanaman. 6. Weeding Round 3 Kegiatan weeding round 3 dilakukan pada saat umur tanaman 5 bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,6 liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan takaran dosis 30ml/knapsack dan meta prima 33gram/knapsack. 7. Weeding Round 4 Kegiatan weeding round 4 dilakukan pada saat umur tanaman 10 bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,4

38

liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan takaran dosis 23ml/knapsack dan meta prima 29gram/knapsack. 8. Weeding Round 5 Kegiatan weeding round 5 dilakukan pada saat umur tanaman 13 bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,3 liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan takaran dosis 22ml/knapsack dan meta prima 27gram/knapsack. 3.1.6. Social Security Licensi ( SSL ) Sebelum melakukan kegiatan pada areal perusahaan sosial security licensi yang harus pertama turun tangan.

Sosial yaitu hubungan antara perusahaan

dengan masyarakat setempat baik dalam bentuk kerjasama atau masalah-masalah anatara masyarakat, pemerintah daerah. Dan kegiatan sosial yang pertama yaitu melakukan sosial meffing atau pemetaan sosial pada masyaraka untuk menentukan suatu kebijakan dalam daerah tersebut. 3.1.7. Common Service ( CS ) Common service yang terdiri dari administrasi, store, Personalia (PA) dan General Verb (GA), dan accounting yang kegiatannya menyangkut seluruh kebutuhan pada perusahaan yang dimana administrasi berfungsi sebagai penyusun dan pencatatan data informasi secara sistematis untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan, store berfungsi sebagai tempat penyimpanan material kebutuhan perusahaan dan mengelola pengeluaran material untuk kelapangan, personalia (PA) yaitu berhubungan

39

langsung dengan kekariawanan dan genal verb (GA) yaitu pemenuhan aset-aset di perusahaan, dan accounting berfungsi sebagai penyedia informasi sumber keuangan dan sebagai pengelola keuangan pada perusahaan. 3.2 . Kegiatan Khusus Plantation Quality Assessment (PQA) PQA merupakan penilaian terhadap seluruh kegiatan plantation dalam suatu areal/kompartemen yang dikerjakan oleh kontraktor ataupun PKWT. Pengambilan sampel dengan cara acak sistematik sampling dengan plot pertama ke plot kedua 30 titik tanam. Kegiatan Plantation Quality Assessment (PQA) adalah kegiatan menilai tanaman, hasil kegiatan kerja dimulai pada penyemprotan sebelum tanam, penanaman serta pada segala upaya perawatan tanaman, upaya – upaya pekerja dalam memperlakukan tanaman sesuai dengan SOP (standard operasional procedure). Adapun pelaksanaan kegiatan PQA dapat diketahui melalui: a. Tujuan kegiatan Tujuan kegiatan PQA yaitu untuk menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan Tanaman, kualitas keberhasilan pekerja serta meminimalisir kegagalan pemanfaatan dan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan kualitas kayu yang bermutu tinggi, dengan menerapkan SOP Perusahaan.

40

b. Waktu dan Tempat Kegiatan dilakukan selama 6 hari mulai tanggal 24 – 30 Agustus 2018, bertempat di areal kerja( Lahan konsesi) PT Industrial Forest Plantation Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. c. Alat dan bahan Adapun alat yang digunakan antara lain, alat perlindungan diri (APD), Tally sheet, pulpen, kompas, Gps dan Peta Sedangkan bahan yang digunakan adalah, pita berwarna merah dan Spidol. Adapun teknik pelaksanaan yang dilakukan pada kegiatan PQA ( Plantation Quality Assessment) yaitu: 3.2.1. Pembuatan Plot Sampel Penilaian Penanaman Sebelum melakukan kegiatan penilaian tanaman, dilakukan terlebih dahulu pembuatan sampel untuk meringankan dan memudahkan upaya penilaian, pada areal yang akan dinilai pembuatan sample dilakukan dengan memperhitungkan baris titik ujung tanaman sampai dengan baris titik yang ke-9 tanaman, kemudian dihitung lagi pada baris yang ke-10 sampai baris ke-15 untuk dilakukan penilaian(Plot sampel 1) Setelah sampai pada ujung areal, dibuat kembali sampel yang kedua, yaitu dengan memperhitungkan titik baris ke- 15 sampai pada baris yang ke- 30 (dihitung kembali mulai dengan perhitungan 1-30 baris) kemudian dibuat perhitungan dari baris 30- 35 (sampel ke-2)

41

Setelah sampai pada ujung areal ( sample 2 ) dibuat kembali sample ketiga dengan perhitungan yang sama dan sesuai perhitungan sample ke-2, begitupun pembuatan sample yang selanjutnya sampai pada ujung areal yang dinilai.

Gambar 3. Pembuatan plot sampel untuk penilaian penanaman. 3.2.2. Pembuatan sample untuk pengecekan pupuk Pada pembuatan sampel pengecekan pupuk cukup dihitung titik tanam sebanyak 25 titik tanam untuk panjang, sedangkan lebarnya sebanyak 5 baris tanaman, pada titik tanam yang sudah dihitung panjang dan lebarnya diukur kembali dengan meter rol untuk memastikan, kemudian lakukan pengecekan pupuk pada samping kiri dan kanan tanaman.

42

Gambar 4. Pembuatan plot pengecekan pupuk Pengecekan pupuk dilakukan bersamaan dengan menilai tanaman, karena pada kegiatan penanaman adalah kegiatan yang secara tehnicalnya bersamaan dengan proses pemupukan pertama pada tanaman dengan harapan supaya tanaman yang ditanam tidak mengalami stress serta kekurangan nutrisi kesuburan pertumbuhan, demikian juga sebagai penguat akar tanaman.

Gambar 5. Pengecekan pupuk pada tanaman Eucaliptus 3.2.3. Penilaian Penanaman Penilaian tanaman dilakukan dengan mengikuti alur sampel yang telah dibuat, tanaman yang dinilai pada sampel tersebut akan dihitung berapa banyak yang hidup, mati dan melarat sebagai acuan untuk memperhitungkan potensi keberhasilan dan kegagalan pekerja dalam melakukan upaya penanaman.

43

Gambar 6. Penilaian penanaman tanaman Akasia Penilaian dilakukan secara berurut dari sampel pertama dan selanjutnya tidak boleh secara acak, apabila dimulai pengambilan plot pertama pada sisi kanan maka untuk plot 2 tidak boleh di ambil pada sisi kiri, begitupun untuk plot selanjutnya, pembuatan plot sudah diatur dan dijalankan sesuai dengan SOP perusahaan, yaitu dengan secara berurutan dalam mekanisme pembuatan plot sampel. 3.2.4. perhitungan kelulusan Penanaman Setelah dilakukan penilaian, selanjutnya adalah mengitung nilai kelulusan/ kegagalan tanaman, disinilah para pekerja( kontraktor) akan dinilai terkait hasil pekerjaanya, apabila dinyatakan lulus, maka mereka tinggal melakukan penanaman kembali pada titik titik tanam yang kosong, mati ( blanking ). Apabila dinyatakan tidak lulus maka mereka diharuskan untuk melakukan penanaman kembali serta mengajukan permohonan PQA ulang, disinilah terjadinya keterlambatan bahkan potensi kendala terbesar yang dihadapi suatu perusahaan dalam mewujudkan hasil kayu yang berkualitas sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

44

Untuk menghitung kelulusan tanaman, penggunaan standar kelulusan penanaman adalah 97,49%, dimana: =

total 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 (tanaman hidup) total sampel

100%

Gambar 7. Perhitungan kelulusan penanaman tanaman dengan Tally Sheet Untuk pengisian tally sheet pada penilaian tanaman dalam seluruh plot sudah terisi mulai pada banyak sampel yang diambil, jumlah sampel tanaman hidup, jumlah sampel tanaman mati dan melarat, setelah data penilaian sudah terisi selanjutnya akan dihitung pada lembaran tally sheet perhitungan kelulusan sehingga mendapatkan nilai perhitungan lulus/ tidak lulus. Adapun hasil yang didapatkan adalah: -

Jumlah total sampel

-

Jumlah alive ( tanaman hidup )

-

Jumlah tanaman mati

-

Jumlah titik tanam yang tidak ditanami

dengan hasil pada contoh di atas terdapat 10 plot sampel, yaitu:

45

a. Dimana pada plot 1 terdapat 432 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mengalami mati, tanaman yang hidup 431. b. Plot 2 terdapat 326 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mengalami mati, tanaman yang hidup 325. c. Plot 3 terdapat 598 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 597. d. Plot 4, terdapat 575 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 574. e. Plot 5, terdapat 198 titik tanaman yang dinilai, 2 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 196. f. Plot 6, terdapat 570 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 569. g. Plot 7, terdapat 396 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 395. h. Plot 8, terdapat 426 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 425. i. Plot 9, terdapat 102 titik tanaman yang dinilai, 2 titik tanaman mati, tanaman yang hidup 100. j. Plot 10, terdapat 162 titik tanaman yang dinilai, 2 titik tanaman mati, tanaman hidup 160. Jadi, jumlah total sample = 3,785, tanaman mati = 15, tanaman hidup = 3,770. Yaitu : 3,785- 15 = 3,770 =

total 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 (tanaman hidup) total sampel

100%

46

=

3,770

100%

3,785

= 99,60 % Jadi kualitas tanaman mencapai 99,60%, dan telah melebihi batas minimal yaitu 97,49 %, maka penilaian tanaman pada contoh di atas dinyatakan lulus. 4.2. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pelaksanaan magang yang dilaksanakan di PT. Industrial Forest Plantation selama 2 bulan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.

Kegiatan secara umum yang dilaksanakan di PT. Industrial Forest Plantation terbagi menjadi 7 depatement yaitu Wood supply, Planning, Enviro Healty and Savety (EHS), Nursery, Plantation, Sosial Security and Licensi (SSL), dan Comon Service (CS). Dimana pada departement wood supply terbagi atas 3 kegiatan yaitu Leand Clearing (LC), Harvesting, dan Tata Usaha Kayu (TUK). Depatement Planning terbagi atas 3 kegiatan yaitu Plantation Quality Asisment (PQA), Plantation Monitoring Asisment (PMA), dan Survey. Departement Enviro Healty AND Savety yang terbagi atas 3 kegiatan yaitu kesigapan tanggap bencana karhutla, K3 dan safety material, pengambilan sampel tanah. Departement Nursery terbagi atas 3 kegiatan yaitu pembibitan, perawatan, dan teknis di lapangan. Departement Plantation terbagi atas 3 kegiatan yaitu penanaman, perawatan, dan pemupukan. Departement Common Service (CS) terbagi atas 3 kegiatan store, PA&GA, dan administrasi. dan pada Departement Sosial Security and Licensi terbagi atas 3

47

kegiatan yaitu sosialisasi PHBM, pencegahan ilegal logging, dan program CD. 2.

Kegiatan khusus yang dilakukan di PT. Industrial Forest Plantation yaitu Plantation Quality Assessment( PQA ) meliputi Pembuatan plot sampel penilaian tanaman, Plot sampel pupuk, penilaian dan perhitungan kualitas kelulusan tanaman. Penilaian dilakukan dengan metode pengambilan sampel plot secara berurutan sesuai SOP. Pembuatan plot sampel untuk pupuk dihitung dengan jarak panjang sebanyak 25 titik tanam, lebar sebanyak 6 baris titik tanam, Penanaman berjarak 3m x 2m dengan kedalaman lubang tanam 20cm. penilaian penanaman dilakukan dengan menghitung banyaknya tanaman dalam plot, tanaman hidup dan tanaman mati. Dengan perhitungan kelulusan sesuai dengan prosedur kerja yaitu minimal 97,49%, dengan rumus

total 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 (tanaman hidup) total sampel

100%.

4.3. Saran mahasiswa sebelum keluar magang, agar kiranya berdampingan dengan pihak kampus terkait lokasi serta gambaran umum terhadap instansi/ perusahaan tertentu, demi meminimalisir kecendrungan sikap, lebih lebih dalam persiapan mental, fisik. dan mahasiswa harus mempunyai bekal pengetahuan yang luas terutama tentang apa yang akan di kerjakan di lokasi magang.

48

DAFTAR PUSTAKA Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2017. Data Referensi Pendidikan. http://referensi.data.kemdikbud.go.id. Diakses Pada Tanggal 09 Desember 2018. PT Industrial Forest Plantation. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Nusantara Fiber, Kalimantan Tengah. PT Industrial Forest Plantation.2010. Laporan Rencana Kerja Usaha Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation. Nusantara Fiber, Kalimantan Tengah. PT Industrial Forest Plantation. 2010. Standar Operasional Prosedur. Nusantara Fiber, Kalimantan Tengah. Anonimous. 2010. Penilaian tanaman. reza 88. Diakses pada tanggal 6 mei 2010 Anonimous, 2001. Pelaksanaan penjarangan hutan tanaman industri.Biro Pembinaan SDH Perum Perhutani Unit ll Jawa Timur. Surabaya

49

LAMPIRAN

HhahNo

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Hari/Tanggal Kegiatan

1 Rabu, 15 Agustus 2018

1. Braifing Pagi

Ket Baik

2. Persentase Proposal 3. Pembuatan Patok 2 Kamis, 16 Agustus 2018

1. Braifing Pagi

Baik

2. Pembuatan Pos Jaga 3 Jumat, 17 Agustus 2018

1. Braifing Pagi 2. Upacara Bendera 17 Agustus 3. Mengikuti Lomba 17 Agustus

4 Sabtu, 18 Agustus 2018

Departemen Wood Supply:

Baik

1. Braifing Pagi 2. Survey Lahan 5 Minggu, 19 Agustus 2018

Libur

6 Senin, 20 Agustus 20018

Departemen Wood Supply:

Baik

1. Braifing Pagi 2. Mengukur Kayu Log 3. Mengukur Kayu Cip Atau Tumpukan Kayu 7 Selasa, 21 Agustus 2018

Departemen Wood Supply:

Baik

1. Baifing Pagi 2. Survey Lahan 8 Rabu, 22 Agustus 2018

1. Libur Bersama 2. Sholat Idul Adha

9 Kamis, 23 Agustus 2018

Departemen Planning:

Baik

1. Barifing Pagi 2. Plantation Quality Assessment(PQA)

50

10 Jumat, 24 Agustus 2018

Departemen Planning:

Baik

1. Braifing Pagi 2. Plantation Quality Assessment(PQA) 11 Sabtu, 25 Agustus 2018

Departemen Planning:

Baik

1. Braifing Pagi 2. Plantation Monitoring Assessment (PMA) 12 Minggu, 26 Agustus 2018 13 Senin, 27 Agustus 2018

Libur Departemen Planning:

Baik

1. Braifing Pagi 2. Plantation Monitoring Assessment (PMA) 14 Selasa, 28 Agustus 2018

Departemen Planning:

Baik

1. Braiping Pagi 2. Plantation Monitoring Assessment (PMA) 15 Rabu, 29 Agustus 2018

Departemen Planning:

Baik

1. Braifing Pagi 2. Survey Lahan 16 Kamis, 30 Agustus 2018

Departemen EHS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pembuatan Papan Informasi 17 Jumat, 31 Agustus 2018

Departemen EHS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pembuatan Papan Informasi 18 Sabtu, 1 September 2018

Departemen EHS

Baik

1. Barifing Pagi 2. Pembuatan Rambu Peringatan 19 Minggu, 2 September 2018

Libur

51

20 Senin, 3 September 2018

Departemen EHS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pengambilan Sampel Tanah 21 Selasa, 4 September 2018

Departemen EHS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Administrasi 22 Rabu, 5 September 2018

Departemen EHS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Administrasi 23 Kamis, 6 September 2018

Departemen Nursery

Baik

1. Braifing Pagi 2. Persiapan Media 24 Jumat, 7 September 2018

Departemen Nursery

Baik

1. Braifing Pagi 2. Sowing Atau Penaburan Benih 25 Sabtu, 8 September 2018

Departemen Nursery

Baik

1. Braifing Pagi 2. Penjarangan Bibit 26 Minggu, 9 September 2018 27 Senin, 10 September 2018

Libur Departemen Nursery

Baik

1. Braifing Pagi 2. Penjarangan Bibit 28 Selasa, 11 September 2018

Departemen Nursery

Baik

1. Braifing Pagi 2. Tritmen Atau Perlakuan Benih 29 Rabu, 12 September 2018

Departemen Nursery

Baik

1. Braifing Pagi 2. Packing Bibit 30 Kamis, 13 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi

52

2. Penanaman Atau Planting 31 Jumat, 14 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Blanking 32 Sabtu, 15 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Slashing 33 Minggu, 16 September 2018 34 Senin, 17 September 2018

Libur Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Singling 35 Selasa, 18 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Singling 36 Rabu, 19 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Penyemprotan Gulma (WR 1) 37 Kamis, 20 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pemancangan Titik Tanam 38 Jumat, 21 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pemencangan Titik Tanam 39 Sabtu, 22 September 2018

Departemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Administrasi 40 Minggu, 23 September 2018 41 Senin, 24 September 2018

Libur Departemen CS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pencatatan Bon Pemesaukan

53

Dan Pengeluaran Material 42 Selasa, 25 September 2018

Departemen CS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pencatatan Bon Pemesaukan Dan Pengeluaran Material 43 Rabu, 26 September 2018

Departemen CS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Administrasi 44 Kamis, 27 September 2018

Depertemen SSL

Baik

1. Braifing Pagi 2. Sosialisasi Dengan Masyarakat 45 Jumat, 28 September 2018

Depertemen SSL

Baik

1. Braifing Pagi 2. Mengajar Di SD 46 Sabtu, 29 September 2018

Depertemen SSL

Baik

1. Braifing Pagi 2. Mengajar Di SD 47 Minggu, 30 September 2018 48 Senin , 1 Oktober 2018

Libur

Baik

Depertemen Wood Supplay

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pengecekan Kayu Log di Logpon 49 Selasa 2 Oktober 2018

Depertemen SSL

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pemupukan Tanaman Kehidupan 50 Rabu, 3 Oktober 2018

Depertemen CS

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pengecekan Keseluruhan Material

54

51 Kamis, 4 Oktober 2018

1. Braifing Pagi

Baik

2. Perlengkapan Data Laporan 52 Jumat , 5 Oktober 2018

1. Braifing Pagi

Baik

2. Perlengkapan Data Laporan 53 Sabtu, 6 Oktober 2018

1. Braifing Pagi

Baik

2. Perlengkapan Data Laporan 54 Minggu, 7 Oktober 2018 55 Senin, 8 Oktober 2018

Libur 1. Braifing Pag

Baik

2. Kunjungan Kemasyarakat 56 Selasa, 9 Oktober 2018

Depertemen Plantation

Baik

1. Braifing Pagi 2. Pengecekan Tanaman 57 Rabu,10Oktober 2018

1. Braifing Pagi

Baik

2. Asistensi Laporan Persentase 58 Kamis, 11Oktober 2018

1. Braifing Pagi

Baik

2. Persentase Setiap Depertemen 59 Jumat, 12 Oktober 2018

Penarikan

60 Sabtu, 13 Oktober2018

Refresing

61 Minggu, 14 Oktober 2018

Baik

Kembali Ke Makassar

55

Lampiran 2.Foto-Foto Kegiatan

Pembuatan Patok Kompartemen

Upacara 17 Agustus

Mengukur Tinggi dan Panjang Tumpukan Kayu Cip Mengukur Panjang Kayu Log

Penentuan Tata Batas Jalan

56

Penilaian Kualitas Tanaman

Mengukur Diameter Tanaman dan Mengukur Tinggi Tanaman

57

Pembuatan Rambu Peringatan

Pengisian Media

Treatment Benih Acacia Crassicarpa

Sowing atau Penaburan Benih Acacia crassicarpa

58

Pengaturan Bibit Acacia crassicarpa

Packing Bibit Acacia crassicarpa

Penanaman (Planting)

Penyulaman (Blangking)

59

Slashing

Singling

Penyemprotan Gulma

Pemancangan Titik Tanam

60

Sosialisasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat

Berkunjung ke Logpond

Penerimaan Materi

Persentase

61

Foto Bersama Masyarakat Lokal

62

Lampiran 3. Surat Izin Magang

63

Related Documents