BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2017) kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal di luar batas normal yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh yang berdampingan atau menyebar ke organ lain. Karsinoma lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung, sebagian besar adalah jenis adenokarsinoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut kurang dari 25 % kanker itu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun ( Osteen, 2003 ). Meskipun frekuensi telah menurun secara dramatis selama beberapa dekade terakhir di dunia Barat, kanker ini masih memberikan kontribusi signifikan terhadap kematian secara keseluruhan. Insiden adenocarcinoma sangat bervariasi tergantung pada wilayah geografis. Insiden tahunan di Jepang diperkirakan 140 kasus per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan di dunia Barat insiden ini diperkirakan 10 per 100.000 penduduk. Insiden yang lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan rasio dari 1.5:2.5, kelompok-kelompok sosial yang miskin dan orang-orang di atas usia 40 tahun yang diamati. Dan angka kejadian karsinoma lambung (866.000 mortalitas/tahun). (WHO, 2008). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia yakni terhitung 8,8 juta kematian di 2015. Kanker paru-paru, prostat, usus, lambung, dan hati merupakan kanker yang paling umum diantara laki-laki, sementara kanker payudara, usus, paru-paru, leher rahim, dan perut merupakan kanker yang paling umum diantara perempuan (WHO, 2017). Kanker lambung merupakan kanker yang berawal di bagian lambung dan menyebar atau menyerang ke jaringan biologis yang lain. Secara global, berdasarkan data yang diperoleh dari World Cancer Research Fund International (WCRFI), kanker lambung merupakan penyebab kematian yang menempati urutan ke-5 bagi pria maupun wanita pada data tahun 2012. Meskipun telah terjadi penurunan angka penderita kanker lambung di dunia dalam setengah abad belakangan ini, namun berbagai laporan menyebutkan angka kematian akibat kanker lambung masih menduduki urutan kedua terbanyak di dunia yakni mencapai 500.000 kematian setahun. Data di Inggris Raya menyebutkan insiden karsinoma lambung ini berkisar 12.000 kasus per tahun, sedangkan angka 1
kematiannya mencapai 10.000 kematian dalam setahun. Prognosa karsinoma lambung masih jelek, yaitu hanya sekitar 20% untuk harapan hidup 5 tahun. Data dari Amerika Serikat menyebutkan angka kematian 10 orang pria dalam 100.000 populasi akibat kanker lambung. Di Indonesia insiden karsinoma lambung atau kanker lambung belum tercatat secara nasional, hanya berdasarkan laporan dari beberapa centre yang tidak dapat menggambarkan angka kejadian secara nasional (Surya, 2007 ).
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana menganalisis masalah pada kasus tersebut ? b. Bagaimana menentukan diagnosa medis pada kasus tersebut ? c. Bagaimana konsep dasar medis berdasarkan diagnosa yang diambil ? d. Bagaimana konsep dasar keperawatan berdasarkan kasus ?
1.3 Tujuan a) Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu berfikir kritis dalam menganalisis masalah yang muncul dan menentukan diagnosa pada kasus tersebut. b) Tujuan Khusus 1) Mahasiswa mampu menganalisis masalah pada kasus tersebut 2) Mahasiswa mampu menentukan diagnosa medis pada kasus tersebut 3) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar medis berdasarkan diagnosa medis yang diambil 4) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar keperawatan berdasarkan kasus
2
BAB II PEMBAHASAN
KASUS “NYERI ABDOMEN” Seorang laki-laki umur 45 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama nyeri perut, rasa sakit ini dialami sejak 4 bulan yang lalu. Hasil pengkajian perawat didapatkan nyeri dirasakan pada lokasi epigastrium, abdomen tampak asites. Saat dilakukan palpasi klien tampak meringis, bersikap protektif, gelisah serta mengeluh sulit tidur, keluhan lain yang menyertai adalah mual dan muntah, perasaan penuh atau tidak nyaman terutama setelah klien makan. Klien mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini terjadi penurunan BB lebih dari 10 kg, riwayat BAB adanya bercak darah dalam tinja, klien tampak anemia, TD 130/90 mmHg, RR 32x/menit, nadi 100x/menit, dan suhu badan 38℃. 1. Klarifikasi istilah-istilah penting a. Epigastrium b. Asites c. Protektif d. Anemia
2. Kata/Problem kunci a. Nyeri perut b. Lokasi nyeri epigastrium c. Abdomen tampak asites d. Klien tampak meringis e. Bersikap protektif f. Gelisah g. Sulit tidur h. Mual dan muntah i. Perasaan penuh atau tidak nyaman terutama setelah klien makan j. Penurunan berat badan lebih dari 10 kg k. Feses terdapat bercak darah l. Klien tampak anemia 3
3. Mind Map Gastritis
Disentri
Nyeri Epigastrium
Ca Lambung
Nyeri perut sebelah kiri
Mual/muntah
Mual/muntah
Tinja berwarna hitam
Tinja disertai darah/lender
Nafsu makan menurun
Nafsu makan menurun
Merasa kenyang meski baru makan Kram perut
Hematemesis
Mual/muntah
Adanya bercak darah dalam tinja
Asites
Perasaan penuh/tidak nyaman stlah mkn
Penurunan BB
Anemia
Nyeri Epigastrium
Penurunan BB
Anemia
Anemia
NYERI ABDOMEN
Dx Medis
Nyeri Perut
Lokasi Mual/ epigastr muntah ium
Gastritis Disentri Ca lambung
+ + +
+ +
+ + +
Adanya bercak darah dalam tinja + +
4
Asites
+
Perasaan Penuru Ane penuh/tida nan BB mia k nyaman stlah mkn + +
+ +
+ + +
4. Pertanyaan-pertanyaan penting a. Mengapa feses klien terdapat bercak darah ? b. Apa penyebab abdomen tampak asites ? c. Mengapa BB klien menurun drastis ? d. Mengapa klien mual dan muntah ? e. Apa penyebab nyeri pada epigastrium ? f. Mengapa klien mengalami anemia ?
5. Jawaban Pertanyaan a. Feses klien terdapat bercak darah disebabkan adanya ulkus lambung. Penyebab ulkus lambung karena terkikisnya lapisan dinding (mukosa) pada lambung. Pada mukosa lambung terdapat asam klorida dan pepsin, sedangkan lapisan kedua setelah mukosa yaitu submukosa, dimana submukosa tersebut terdiri dari pembuluh darah, pembuluh getah bening, sel-sel saraf, dan serat tubuh. Kikisan yang terjadi pada lambung akibat peningkatan aktifitas lambung. Kikisan yang terjadi pada lambung tersebut merusak pembuluh darah pada mukosa sehingga feses klien bercampur darah. b. Abdomen klien tampak asites karena efek stress berat terhadap pencernaan (ulkus lambung) yang menyebabkan cairan asam menumpuk berlebihan dilambung dan kemudian mengiritasi dinding lambung. c. BB klien menurun drastis karena adanya ulkus lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. Pylori, karena ulkus lambung bersifat terbuka sehingga terjadi kerusakan selsel disaluran pencernaan yang lama kelamaan dapat memicu mutasi genetic. Kemudian mengubah sel yang sehat atau normal menjadi sel kanker. d. Klien mual terjadi akibat peradangan pada lambung sehingga masuknya makanan yang mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein yang disusul meningkatnya asam lambung. Saat itu tubuh akan merangsang pengeluaran zat yang disebut fase aktif yang menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah naik, sehingga menyebabkan lambung menjadi edema dan merangsang hipotalamus untuk mual. Sedangkan muntah (pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan mulut) terjadi karena adanya kontraksi otot abdominal dan otot dada yang disertai dengan penurunan diafragma, sehingga menyebabkan makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus. Sehingga banyak terkumpul makanan dilambung dan mengganggu kerja lambung dan duodenum sehingga duodenum teregang. Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan 5
dalam lambung tinggi. Sehingga menariknya sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar sehingga terjadin muntah. e. Nyeri pada epigastrium disebabkan oleh penggunaan obat yang berlebihan misalnya obat pereda nyeri. Penggunaan obat yang berlebihan dapat melukai dinding lambung atau usus kecil yang bisa menimbulkan rasa sakit yang menjalar hingga ulu hati. Selain itu juga bisa disebabkan oleh adanya luka terbuka pada lapisan dinding lambung atau sebagian usus kecil. Hal ini terjadi ketika zat asam dalam saluran pencernaan merusak permukaan dalam lambung atau usus kecil. Zat asam tersebut bisa membuat luka terbuka yang sangat menyakitkan atau mungkin membuatnya berdarah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan penggunaan obat-obatan yang berlebihan seperti aspirin dan naproxen. f. Klien mengalami anemia disebabkan oleh suatu kondisi yang terjadi ketika darah tidak memiliki sel-sel darah merah atau hemoglobin yang cukup. Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Jika memiliki terlalu sedikit sel-sel darah merah dan berbentuk tidak normal maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan cukup oksigen sehingga klien mengalami anemia. 6. Tujuan pembelajaran selanjutnya a. Agar mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit ca lambung b. Agar mengetahui bagaimana cara pengobatan penyakit ca lambung c. Agar mengetahui pentingnya pola hidup yang sehat. d. Agar mampu mengetahui bagaimana cara penanganan pasien pada penyakit ca lambung
7. Informasi tambahan a. Nilai normal hemoglobin (HB) pada pria 14-18 gr/dL, wanita 12-16 gr/dL Anak 10-16 gr/dL Bayi baru lahir 12-24gr/dL. b. Pengobatan tradional pada ca lambung yaitu menggunakan obat sarang semut papua.
8. Klarifikasi Informasi a. Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin. Jika seseorang memiliki jumlah hemoglobin yang lebih rendah dari ukuran normal, hal tersebut dapat menandakan bahwa kadar oksigen dalam darahnya juga cukup rendah, yang pada akhirnya dapat berdampak pada gangguan kesehatan 6
seperti anemia dan juga sesak napas. Sedangkan jika seseorang mengalami peningkatan hemoglobin Polisitemia adalah peningkatan konsentrasi hemaglobin diatas batas nilai normal hemaglobin untuk pasien sesuai dengan umur dan jenis kelamin (pria atau wanita). b. Obat sarang semut papua adalah salah satu pilihan tepat sebagai obat kanker lambung tradisional. Sarang semut papua didalamnya terdapat kandungan flanoid dan tokoferol. Flanoid dalam Sarang Semut berguna sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker lambung dan membantu mengobati kanker, melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, anti-inflamasi, dan sebagai antibiotik. Sedangkan tokoferol yang terdapat dalam sarang semut mempunyai fungsi sebagai antioksidan yang efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol dalam Sarang Semut itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan anti-kanker yang menangkal serangan radikal bebas penyebab kanker lambung.
9. Analisa Dan Sintesis Informasi Dx Medis
Nyeri Perut
Lokasi Mual/ epigastr muntah ium
Gastritis Disentri Ca lambung
+ + +
+ +
+ + +
Adanya bercak darah dalam tinja + +
Asites
+
Perasaan Penuru Ane penuh/tida nan BB mia k nyaman stlah mkn + +
+ +
+ + +
Dari hasil analisa kelompok 3 berdasarkan kasus dengan tanda dan gejala sebagai berikut nyeri perut pada lokasi epigastrium, mual/muntah, adanya bercak darah dalam tinja, asites, perasaan penuh/tidak nyaman setelah makan, penurunan BB dan anemia. Berdasarkan gejala-gejala tersebut kami menyimpulkan bahwa Tn.X menderita penyakit kanker lambung. Mengapa demikian ? karena dari hasil yang ditemukan bahwa kanker lambung lebih banyak memiliki tanda dan gejala pada kasus tersebut, dibandingkan dengan penyakit gastritis dan disentri. Pada gastritis hanya terdapat beberapa tanda dan gejala seperti pada kasus yaitu nyeri perut pada lokasi epigastrium, mual/muntah, perasaan penuh/tidak nyaman setelah makan dan anemia. Sedangkan pada penyakit disentri terdapat nyeri perut tetapi tidak pada
7
lokasi epigastrium, mual/muntah, adanya bercak darah dalam tinja, penurunan BB dan anemia, selebihnya tidak terdapat pada kasus tersebut.
10. Laporan Diskusi a. Konsep Medis 1. Definisi Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung (Harnawatiah, 2008). Banyak pengidap kanker lambung semula melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan berkembangnya tumor ganas. Pembedahan dan radiasi kini tidak diperlukan lagi karena kuman dapat dibasmi dengan antibiotika. (Tjay, Tan Joan :2002).
2. Etiologi Penyebab kanker lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan oleh dua warga Australia peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J. Robin Warren dan Barry J. Marshall. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter Pylori di dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi penyebabnya misalnya : 1) Pola makan yang tidak sehat (seperti kurang mengkonsumsi buah dan sayur). 2) Gaya hidup tidak sehat (seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang dibakar (barbeque). 3) Faktor genetic karena dapat terjadi jika ada anggota keluarga lain yang juga mengalami kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan golongan darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga. 4) Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung. Faktor-faktor ini meliputi : a. Asupan garam yang tinggi b. Asupan karbohidrat yang tinggi c. Asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi d. Asupan sayuran hijau dan buah yang kurang. 8
3. Patofisiologi Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Kanker mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip benigna pada X-ray. Kanker lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur local seperti bagian bawah dari esophagus, pancreas, kolon transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
4. Manifestasi Klinis Pada tahap awal kanker lambung gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi: a. Nyeri dan penurunan berat badan b. Muntah c. Anoreksia dan disfagia d. Nausea e. Kelemahan f. Hematemasis g. Regurgitasi h. Mudah kenyang i. Asites ( perut membesar) j. Keram abdomen k. Darah yang nyata atau samar dalam tinja l. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan m. Dispepsia
9
5. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah endoskopi. Endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosa ca lambung. Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi perubahan ringan pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang mengarah pada karsinoma dini gaster. 2) Pemeriksaan sitologi Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan kromatin inti yang tersebar merata. 3) Pemeriksaan makroskopis Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm disebut dengan minute dan tumor dengan ukuran 6 – 10 mm disebut dengan small. 4) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati,teraba hati hati yang ireguler, dan kadang kadang kelenjar limfe klavikula teraba. 5) CT Scan Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan untuk melihat stadium dengan dan penyebaran ekstrak lambung yang penting untuk penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian informasi prabedah pada pasien. 6) Pemeriksaan darah pada tinja Pada ca lambung sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood) untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin.
6. Penatalaksanaan a. Bedah Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat 10
dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya. b. Radiasi Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil. c. Kemoterapi Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
7. Komplikasi Menurut (Sudayo, 2006) komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut : a. Perforasi Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik. b. Hematemesis Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan anemia. c. Obstruksi Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah. d. Adhesi Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut.
8. Pencegahan Agar terhindar dari kanker lambung, lakukan beberapa langkah sehat berikut ini. a. Tidak merokok b. Menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan segar yang kaya serat dan vitamin. Hindari makanan asin dan olahan c. Menjaga berat badan d. Jika menggunakan aspirin atau obat-obatan antiinflamasi non-steroid, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui pengaruhnya pada lambung
11
b. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian a) Identitas Klien Nama
: Tn.X
Umur
: 45 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
:-
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:-
Suku/bangsa
: Indonesia
Status Perkawinan
:-
No. RM
:-
Dx Medis
: Ca Lambung
b) Riwayat Kesehatan Keluhan Utama
: Nyeri Perut
Riwayat Keluhan Utama
: Klien mengatakan nyeri perut dialami sejak 4 bulan yang lalu, abdomen klien tampak asites, klien saat dipalpasi tampak meringis, klien bersikap
protektif,
gelisah
serta
klien
mengatakan sulit tidur. Klien juga mengatakan mual/muntah,
perasaan
penuh
atau
tidak
nyaman terutama setelah klien makan, klien juga mengatakan terjadi penurunan BB lebih dari 10 kg, klien mengatakan adanya bercak darah dalam tinja.
c) Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital : Tekanan darah
: 130/90 mmHg
Respirasi
: 32x/menit
Nadi
: 100x/menit
Suhu badan
: 38℃.
12
2. Analisa Data Data Subjektif
: Klien mengatakan nyeri perut dialami sejak 4 bulan yang lalu, klien mengeluh sulit tidur, klien mengatakan mual/muntah, perasaan penuh atau tidak nyaman terutama setelah makan, klien juga mengatakan akhir-akhir ini mengalami penurunan BB lebih dari 10 kg dan klien mengatakan adanya bercak darah dalam tinja.
Data Objektif
: Abdomen klien tampak asites, klien tampak meringis saat dipalpasi, klien bersikap protektif, klien tampak gelisah, klien tampak anemia, tekanan darah 130/90 mmHg, respirasi 32x/menit, nadi 100x/menit, dan suhu badan 38℃.
3. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi dibuktikan dengan tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur. b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan ditandai dengan berat badan menurun, cepat kenyang setelah makan, dan kram/nyeri abdomen. c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan gelisah, mengeluh sulit tidur.
13
4. Intervensi No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil
Intervensi
(NOC)
(NIC)
Dx 1
Nyeri Akut berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan inflamasi tampak
dibuktikan meringis,
dengan selama 2x24 jam, diharapkan nyeri yang bersikap dirasakan oleh klien dapat berkurang
protektif, gelisah, frekuensi nadi dengan kriteria hasil: meningkat, dan sulit tidur.
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyer) 2. Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Mampu
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan
factor
nonverbal
dari
presipitasi.
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
1. Lakukan
mengenali
nyeri
(
skala,
2. Observasi
reaksi
ketidaknyamanan 3. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 5. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. 2
Defisit dengan
Nutrisi
berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
ketidakmampuan selama 2x24 jam, diharapkan nutrisi klien
mengabsorbsi makanan ditandai dapat terpenuhi dengan kriteria hasil: dengan berat badan menurun, 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai cepat kenyang setelah makan,
dengan tujuan
1. Monitor adanya penurunan berat badan 2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 3. Berikan
makanan
terpilih
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
14
(sudah
dan kram/nyeri abdomen.
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu
4. Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan
protein dan vitamin C mengidentifikasi
kebutuhan
nutrisi
5. Kolaborasi
dengan
ahli
gizi
untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
dibutuhkan pasien.
5. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti. 3
Gangguan berhubungan penyakit
rasa dengan ditandai
nyaman Setelah dilakukan asuhan keperawatan gejala selama 2x24 jam, diharapkan rasa aman dengan dan nyaman klien dapat teratasi dengan
gelisah, mengeluh sulit tidur.
kriteria hasil:
1. Identifikasi tingkat kecemasan 2. Gunakan pendekatan yang menenangkan 3. Temani
pasien
untuk
memberikan
keamanan dan mengurangi takut
1. Mengontrol nyeri
4. Dorong
2. Kualitas tidur dan istrahat adekuat 3. Status kenyamanan meningkat 4. Kontrol gejala
15
untuk
mengungkapkan
perasaan yang dirasakan 5. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
5. Mampu mengontrol kecemasan
pasien
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan kasus tersebut kami menyimpulkan bahwa Tn.X menderita penyakit kanker lambung. Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung (Harnawatiah, 2008). Penyebab ca lambung yaitu Helicobacter Pylori atau pola makan yang tidak sehat (seperti kurang mengkonsumsi buah dan sayur) dan gaya hidup tidak sehat (seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang dibakar (barbeque). Tanda dan gejalanya yaitu nyeri perut epigastrium, abdomen tampak asites, klien mual dan muntah, perasaan penuh atau tidak nyaman terutama setelah klien makan, mengalami penurunan BB lebih dari 10 kg, adanya bercak darah dalam tinja, dan klien tampak anemia. Pencegahannya yaitu tidak merokok, menerapkan pola makan sehat misalnya dengan mengonsumsi makanan segar yang kaya serat dan vitamin. Hindari makanan asin dan olahan, menjaga berat badan, dan jika menggunakan aspirin atau obat-obatan antiinflamasi non-steroid, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui pengaruhnya pada lambung.
3.2 Saran 1. Bagi instansi pelayanan kesehatan Diharapkan bagi Rumah Sakit Umum dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja sama antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan khususnya klien dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri terutama pada penyakit kanker lambung. 2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat Diharapkan setelah berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada pasien dengan penyakit kanker lambung. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional terutama dalam memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya serta pasien mengerti akan penyakitnya. 16
3. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan professional agar tercipta perawat yang professional, terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan. 4. Bagi mahasiswa Diharapkan mahasiswa keperawatan sepatutnya mengetahui pathogenesis suatu penyakit. Hal ini dapat menghindari dari resiko terjadinya penyakit tersebut dengan menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, pengetahuan yang kita miliki dapat kita sampaikan kepada masyarakat agar dapat terbebas dari penyakit terutama penyakit kanker lambung. 5. Bagi klien dan keluarga Diharapkan klien atau keluarga menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan terutama penyakit ca lambung, dengan cara tidak merokok dan menerapkan pola hidup yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
17
DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC Swearingen. 2001. Keperawatn Medikal Bedah. Jakarta: EGC Otto, Shirley E. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC
18
19