PRESENTASI KASUS ANESTESI
Disusun oleh Pembimbing
: Kalis Waren : dr. Erwin Mulyawan, Sp. An
IDENTITAS • • • • • • • •
Nama No.MR Jenis kelamin Tanggal lahir Umur Agama Pekerjaan Status
: Tn. FFC : 00 – 81 – xx – xx : pria : 27 mei 1992 : 26 tahun : Islam : wiraswasta : belum menikah
ANAMNESIS • Tanggal Autoanamnesis : 9 juli 2018 • Tanggal masuk rumah sakit : 9 juli 2018 • Tanggal operasi : 10 juli 2018
Keluhan utama • Benjolan di leher kanan dan kiri ± 1 tahun SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG • Benjolan di leher kiri kira kira sebesar bola ping pong sejak ± 1 tahun SMRS • Benjolan disebelah kanan sekitar ± 4 x 3 cm • Benjolan disebelah kiri sekitar ± 2 x 2 cm • Benjolan tidak terasa nyeri pada saat digerakan • Benjolan awalnya kecil lalu bertambah besar sejak ± 1 tahun SMRS • Pasien mengeluhkan batuk berdahak sejak 10 hari yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU • Pasien belum pernah mengalami sakit dengan keluhan yang sama seperti sekarang • Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit tertentu sebelumnya
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA • • • •
Riwayat alergi keluarga (-) Riwayat penyakit jantung keluarga (-) Hipertensi pada keluarga (-) Diabetes Mellitus pada keluarga (-)
Riwayat kebiasaan • Pasien mengaku merokok sebanyak 10 batang sehari selama 3 tahun. • Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap debu, asap, makanan, obat-obatan • Pasien juga menyangkal pernah menjalani perawatan tertentu di rumah sakit, menerima transfusi, sedang mengkonsumsi obat-obatan, maupun menjalani pengobatan tradisional.
RIWAYAT OPERASI • Pasien belum pernah di operasi sebelum nya.
RIWAYAT PENGOBATAN • Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi
PEMERIKSAAN FISIK • • • • • • • •
Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Nafas Suhu GCS BB/TB/IMT
: sakit sedang : Compos Mentis : 130/70 mmHg : 90x per menit (reguler, kuat) : 18x kali per menit : 37°C : E 4; M 6; V 5 : 68 kg/ 169 cm/ 23.8 (normal)
Kulit keseluruhan • Sianosis (-) • Jaundice (-) • Kemerahan (-) • Edema (-) • Elastisitas dan turgor normal
Kepala • Normocephal • Deformitas (-) • Bekas Luka (-) • Rambut Hitam • Distribusi rambut merata
MUKA • Flushing (-) • Malar Rash (-)
Mata • Konjunctiva anemis (-) • Sklera Ikterik (-) • Injeksi konjunctiva (-)
Hidung • Septum deviasi (-) • Lubang hidung simetris • Sekret (-/-) • Hiperemis (-/-) • Polip/ Massa (-/-)
Telinga • Bentuk normal di kedua telinga • Kemerahan (-) • Nyeri tekan tragus (-) • Liang telinga normal • Otoskopi menunjukan membrane timpani normal • Serumen (-/-) • Sekret (-/-) • Darah (-/-) • Nyeri tekan (-/-)
Mulut • Bibir normal, merah, lembab, sianosis (-) • Mukosa normal • Faring Hiperemis (-) • Stomatitis (-) • Gigi utuh • Gangguan menelan (-) • Perubahan suara (-) • Karies (-) • Coated Tongue (-) • Palatum normal • Tonsil normal, T1, Tenang
Jalan nafas • Gangguan jalan nafas (-) • Sumbatan jalan nafas (-)
Leher & KGB • Pembesaran KGB (+) o Masa di kiri dan kanan leher o Diffuse o Permukaan rata o Batas tegas o Mobile o Tidak nyeri o Ukuran kiri 4 x 3 cm o Ukuran kanan 2 x 2 cm • Deviasi Trakea (-) Pembesaran parotis (-) • Pembesaran tiroid (-) • Bekas luka (-)
Thorax: Jantung • Inspeksi: Iktus kordis (-) • Palpasi: Thrill (-) • Perkusi: o Batas jantung normal o Kardiomegali (-)
• Auskultasi o o o o
Reguler S1>S2 Murmur (-) Gallop (-)
Thorax: Paru-Paru • Inspeksi: o Gerakan nafas simetris (+/+) o Retraksi intercostal, dan supraclavicular (-)
• Palpasi: o Taktil fremitus normal, dan simetris pada kedua lapang paru (+/+)
• Perkusi: o Sonor pada kedua lapang paru o Batas paru hepar normal
• Auskultasi: o Suara Nafas: Vesikuler o Ronki (-/-) o Wheezing (-/-)
ABDOMEN •
•
•
•
Inspeksi: o Datar o Distensi (-); Lesi (-); Ruam (-); Bekas luka (-); Striae (-); Caput Medusa (-); Spider naervi (-) Palpasi o Supel o Nyeri tekan (-) o Hepatomegali (-) o Splenomegali (-) Perkusi o Timpani pada seluruh bagian abdomen o Shifting dullness (-) Auskultasi o Bising usus (+) o Bruit (-) o Clicking sound (-) o Metallic Sound (-)
Ekstremitas •
Inspeksi o o o o o o
•
Palpasi o o o o
•
Kulit tidak dapat kelainan Deformitas (-) Petekiae (-) Jaundice (-) Sianosis (-) Tidak pucat
Edema (-) Akral hangat CRT <2 detik Turgor baik
Torniquet Test (-)
Pemeriksaan laboratorium darah Laboratorium Siloam; 28/06/18; 15:12; Hematologi; Full Blood Count Test
Result
Unit
Reference Range
Haemoglobin
15.30
g/dL
13.20-17.30
Hematocrit
45.20
%
40.00-52.00
Erythrocyte (RBC)
5.29
106 µL
4.40-5.90
White Blood Cell (WBC)
8.50
103 µL
3.80-10.60
Basophil
0
Eosinophil
2
% & %
0-1 1-3
Band Neutrophil
2
Segment Neutrophil
65
Lymphocyte
38
Monocyte
8
Platelet Count
364.00
103 µL
150.00-440.00
ESR
15
mm/hours
0-`15
MCV
85.40
fL
80.00-100.00
MCH
28.90
Pg
26.00-34.00
MCHC
33.80
g/dL
32.00-36.00
% % %
2-6 50-70 25-40 2-8
Pemeriksaan laboratorium darah Laboratorium Siloam; 28/06/18; 15:12;
Test
Result
Unit
Reference Range
• Control
11.10
Seconds
9.1-12.3
• Patient
9.90
Seconds
9.4-11.3
• INR
0.91
Prothrombin Time
A.P.T.T • Control
32.50
Seconds
27.7-37.5
• Patient
35.30
Seconds
27.70-40.20
• SGOT (AST)
16
U/L
5-34
• SGPT (ALT)
17
U/L
0-55
Blood Random Glucose
108.0
mg/dL
<200.00
Biochemistry
PEMERIKSAAN EKG 09/07/18; 13:20
Interpretasi ekg:
•
Rate: 300/2,5 = 120 bpm
•
Irama = gelombang P di ikuti QRS = sinus takikardia •
Sumbu = Positif di lead 1 dan aVF = aksis normal
PEMERIKSAAN FOTO THORAX 9 juli 2018; 13:20
DIAGNOSIS DAN RENCANA tindakan Diagnosis: Limfadenopati colli bilateral ec suspek infeksi TB Penggolongan status fisik pasien menurut ASA: ASA II Rencana tindakan: Biopsi dan Eksisi colli bilateral Rencanaan anestesi: Anastesi Umum dengan teknik LMA Resume: Pasien seorang pria berusia 26 tahun, datang dengan keluhan benjolan di leher bagian kiri dan kanan yang tidak nyeri. Sejak 1 tahun SMRS Tindakan yang akan dilakukan adalah biopsy dan eksisi colli bilateral. Pasien dengan status fisik ASA II. Rencana anestesi akan dilakukan anastesi umum dengan teknik LMA.
Persiapan anestesi
Status fisik menurut ASA
Rencana anestesi Rencana Anastesi: Anastesi umum dengan teknik LMA Riwayat Konsul Antar Departemen: mendapat konsulan dari bedah untuk pengawasan operasi. Rencana post-op pasien: Pasien dikembalikan ke bangsal
Persiapan pre-anestesi Ruang Perawatan: 1.Informed consent 2.Surat persetujuan operasi
Kunjungan pre-anestesi 1.Anamnesis 2.Pemeriksaan Fisik 3.Edukasi •Puasa 6 jam 09/07/18 •Pemberian cairan RL 500 mL/8 jam 10/07/18
Evaluasi Pre-sedasi Ruang persiapan operasi 1. Identifikasi pasien 2. Memakai pakaian operasi yang sudah disediakan 3. Anamnesa singkat 4. Pemeriksaan tanda-tanda vital • TD : 129/63 mmHg • Nadi : 74x/menit • RR : 16x/menit • SpO2 : 100%
Ruang Operasi 1.Posisi pasien 2.Pemasangan infus no.20, manset, EKG, dan oksimeter 3. Pemeriksaan tanda-tanda vital pre operatif.
Evaluasi pre-sedasi Tujuan Prosedur: Limfadenopati colli bilateral ec suspek infeksi TB Riwayat Operasi/ Anestesi sebelumnya: tidak pernah operasi sebelumnya. Pengobatan Sekarang: Tidak Ada Alergi: Tidak ada Riwayat Komplikasi anestesi pada keluarga: Tidak ada
Persiapan alat dan bahan • • • • • •
Infus set Abocath Cairan infus (Ringer Lactate) Plester/ Tape, dan gunting Handscoon Alchol Swab
• • •
Forsep LMA supreme size 4 Lubricant
Stetoskop Tube Suction Catheter Goedell (Oro-pharyngeal Airway) Sungkup muka dewasa Alat monitor tanda-tanda vital (EKG, pulse oximeter, Manset, SpO2) Syringe Suction
Persiapan alat dan bahan Persiapan Obat & Gas: • Midazolam 5mg/ml Sedative, amnesia anterograde • Fentanyl 1 ampule @2 mL [0,0785 mg (equiv. 0,05 mg base) per 1 mL)] Analgesic • Propofol: 20 ml Hipnotik • Atracurium 2,5 mL contains 25 mg atracurium besilate Muscle relaxant • Ranitidine 25 mg/mL Menurunkan gastric fluid dan hydrogen ion content Menurunkan terjadinya aspirasi pneumonia • Ketorolac 3% 30 mg/mL Useful pada immediate post operative period. Standard dose ketorolac untuk memberikan efek analgesia equivalen dengan pemberian 6-12 morfin dengan rute pemberian yang sama • Prostigmine atropine Anticholinergic drugs • Ceftriaxone 2 g • Sevoflurane • N2O Analgesic • Oksigen Cairan: • Ringer Lactate 500 mL
Evaluasi pre-sedasi/ anestesi (Pemeriksaan Jalan Nafas) • • • • • • •
Obstruksi Jalan Napas Thoraks/Abdomen Wajah Buka Mulut (Jarak 3 jari) Jarak Thryo-Mental (3 jari) Skor Mallampati Pergerakan Leher
: Tidak ada : Dalam Batas Normal : Dalam Batas Normal : Ya : Ya : II
o Pasien dapat menggerakan rahang ke depan? o Pasien dapat flexi dan ekstensi kepala dan leher? o Pasien menggunakan penyangga leher?
• Jalan napas sulit
Ya Ya Tidak
: Tidak
Evaluasi Pre-Sedasi/ anestesi (Sistem) Pernapasan Batuk berdahak sejak 10 hari yang lalu
Hepato/ Gastrointestinal (DBN)
Neuro/ Muskuloskeletal (DBN)
Renal/ Endokrin (DBN)
• Rokok (+) • Alkohol (-)
Kardiovaskular (DBN)
Lain-lain • Obesitas (BMI: 23.8)
Waktu & Tanggal Operasi Waktu & Tanggal • Tanggal • Pasien masuk ruang operasi • Anestesi • Mulai Operasi • Selesai Operasi • Selesai Anestesi • Antibiotik Profilaksis gram
: 10 juli 2018 : 10 : 00 : 10 : 10 : 10:20 : 11:00 : 11:20 : 09:20 Ceftriaxone 2
Pelaksanaan Tahap-tahap yang dilakukan saat di ruang operasi: Masuk ruang operasi, pre-oksigenasi, induksi, serta airway management 1. Menidurkan pasien dalam posisi supine di meja operasi kemudian dipasangkan alat-alat monitor EKG, saturasi O2, Manset untuk mengukur tekanan darah pasien, serta infus norma saline 0.9% di lanjutkan. 2. Meja operasi ditinggikan hingga setinggi ± processus xyphoideus operator 3. Midazolam sebanyak 2 mg diberikan secara IV pada pukul 10:10 4. Fentanyl sebanyak 100 mcg diberikan secara IV pada pukul 10:10 5. Propofol sebanyak 200 mg diberikan secara IV pada pukul 10:10 dan 100 mg pada pukul 10:20 6. Dilakukan pemeriksaan kesadaran pasien dengan menyentuh bulu mata pasien
Pelaksanaan Tahap-tahap yang dilakukan saat di ruang operasi: Masuk ruang operasi, pre-oksigenasi, induksi, serta airway management 7. Kemudian dilakukan pre-oksigenasi dengan melakukan bagging dengan tangan kiri, dan tangan kanan memegang sungkup dengan teknik C&E yang menutupi hidung dan mulut pasien 8. Pemasangan LMA supreme regular ukuran 4 9. Dilakukan fiksasi LMA
Resume manajemen jalan nafas • • • •
Teknik Laryngeal mask airway Sleep, Apnea LMA Supreme ukuran 4 Percobaan pertama
Pelaksanaan Monitoring & Maintenance Maintenance • Sevoflurane 1,8% • N20 sebanyak 0,8 L/mnt • Oksigen sebanyak 1 L/mnt Monitoring • Dilakukan monitoring saturasi O2, Tekanan Darah, Laju Pernafasan, Denyut nadi, EKG monitor, serta cairan, dan obat-obatan yang diberikan selama operasi
Monitoring durante sedasi/ anestesi
Waktu
Tekanan Darah (mmHg)
Nadi (x/min)
Laju Nafas (x/min)
10:00
95/68
98
10:05
110/68
10:10
Obat IV
Satu rasi O2 (%)
FiO2
End Tidal CO2
EKG
Volume Tidal
Peak Pressur e
12
100
57
45
SR
450
14
96
12
100
57
45
SR
450
14
111/67
95
12
100
57
45
SR
450
14
10:15
109/70
97
12
100
57
45
SR
450
14
10:20
102/61
89
12
100
57
45
SR
450
14
10:25
108/69
86
12
100
57
45
SR
450
14
10:30
117/80
87
12
100
57
45
SR
450
14
10:35
128/83
92
12
100
57
45
SR
450
14
10:40
116/78
85
12
100
57
45
SR
450
14
10:45
109/71
82
12
100
57
45
SR
450
14
10:50
109/69
87
12
100
57
45
SR
450
14
10:55
110/81
84
12
100
57
45
SR
450
14
11:00
114/77
89
12
100
57
45
SR
450
14
11:05
112/74
92
12
100
57
45
SR
450
14
• • •
Midazolam 2 mg Fentanyl 100 mcg Propofol 100 mg
• Ranitidine 50 mg • Ketorolac 30 mg
Cai ran
NS 0.9 % 250 mL
Monitoring durante sedasi/ anestesi Waktu
Tekanan Darah (mmHg)
Nadi (x/min)
Laju Nafas (x/min)
11:10
121/86
89
11:15
119/78
11:20
112/72
• • • •
Obat IV
Cai ran
Satu rasi O2 (%)
FiO2
End Tidal CO2
EKG
Volume Tidal
Peak Pressur e
12
100
57
45
SR
450
14
83
12
100
57
45
SR
450
14
82
12
100
57
45
SR
450
14
Gas yang dipakai: Oksigen 1 L/Menit sepanjang operasi N2O 0,8 L/ Menit sepanjang operasi Sevoflurane 1.8% sepanjang operasi
Cairan intra operatif • Maintenance (M) / rumatan: – 10 kg x 4 = 40 cc – 10 kg x 2 = 20 cc – 48 kg x 1 = 48 cc Total = 108 cc • Deficit / Puasa (P) : – 6 jam puasa x 108 cc = 648 cc • Losses / Perdarahan : – ± 5 cc Rencana Pemberian Cairan Intra Operative = M(Rumatan) + O (Operasi) = 108 cc/ jam + 5 cc = 167 cc
Cairan pre operative: 648 cc
Post-operatif • • • • • • • •
Pasien masuk ke ruang pemulihan pada pukul 11:20 Kesadaran pasien compos mentis Tekanan Darah Pasien : 128/78 mmHg Nadi 86x/menit SpO2 pasien: 100% Pasien diberikan simple mask 6 L/menit Pasien mengatakan nyeri luka pasien hilang timbul Pasien kembali diberikan cairan RL 500 ml/ 8 jam
Post-operatif Dilakukan penilaian pulih sadar menurut Aldrete Score di ruang pemulihan dan ditemukan :
Total Nilai keseluruhan adalah 10 sehingga pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan
Instruksi post-operatif • Discharge ke bangsal • Boleh langsung makan + Minum
TINJAUAN PUSTAKA
General Anesthesia
Anestesi umum ( General Anesthesia)
Intravena / Total intravena anesthesia
Inhalasi
Mixed Balance Anesthesia
5 benefit penting anestesi umum • • • • •
Sedasi dan mengurangi kecemasan Amnesia Relaksasi otot skeletal Supresi dari reflex analgesik
klasifikasi • Gas inhalasi : Nitrous Oxide • Volatile Liquid : Halothane, Enflurane, Isoflurane, Desflurane, Sevoflurane • Intravena : Induksi : thiopentone, methohexitone, propofol, etomidate Slower acting : benzodiazepam, diazepam, lorazepam, midazolam.
Stages dari general anesthesia ( GUEDEL’S sign)
AGEN INHALASI
Nitrous Oxide • Tidak berwarna, tidak berbau, rasa sedikit manis • Tidak mudah terbakar, tidak mengiritasi • Anelgesik poten • biasanya di gunakan sebagai adjuvant untuk menghantarkan gas anestesi lain.
Indikasi Nitrous Oxide Keuntungan: • • • • •
Tidak terbakar dan tidak iritatif Induksi dan kepulihan cepat Anelgesik sanagt potent Tidak mengakibatkan mual dan muntah Tidak toxic terhadap hepar, ginjal, dan otak.
Kerugian: • • • •
Suplementasi Hipoksia Menghambat methionine sintase Menghambat metabolisme vitamin B12
sevoflurane • Konsentrasi alveolar anestesi lebih cepat • 4 – 8 % sevoflurane di campur dengan 50% campuran N2O dengan O2 dapat menginduksi pasien. • Cardio: depresi ringan konraktilitas otot jantung • Otak : menaikan CBF • Neuromuscular: dapat ekerja sebagai muscle relaxant pada pediatric. • Renal : menurunkan aliran darah ke ginjal
INTRAVENA
propofol • Menggantikan thiopenthone • Berkerja pada GABA receptor • Induksi : 15 – 45 detik dan tahan hingga 5 – 10 menit • Eliminasi dari sistem : 100 menit • Dosis induksi : 2 mg/kg bolus IV • Dosis maintenance : 9 mg/kgbb/ hr IV • Di metabolisme di hepar
propofol Keuntungan: • Induksi cepat • Tidak mengakibatkan mual dan muntah • Tidak irritant • TIVA Kerugian: • Induksi apnea • Hipotensi • Bradikardi • sakit saat di injeksi
fentanyl • Anelgesic opioid • Durasi : 30 – 50 menit • Bekerja pada receptor μ Keuntungan: • cepat pulih • Supresi muntah dan batuk • Menurunkan tekanan darah tidak terlalu parah Kerugian: • Depresi nafas • Meningkatkan tonus dari otot dada
Obat preanestesi 6A • Anxiolitik : midazolam, diazepam • Amnesia : Lorazepam • Antikolenergik : Atropine • Antacid : Ranitidine • Antiemetik : Metoclopramide, domperidone • Anelgesik : Morphine.
Alat-Alat Untuk anastesi umum Untuk persiapan induksi anestesi diperlukan ‘STATICS’ S: Scope: Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. LaringoScope, pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang. T :Tube: Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun dengan balon (cuffed). A: Airway: Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidungfaring (naso-tracheal airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas. T: Tape: Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut. I : Introducer: Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah dibengkokan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan. C: Connector: Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia S: Suction: Penyedot lender, ludah dan lain-lainnya.
ANATOMI
LMA (LARYNGEAL MASK AIRWAY)
indikasi • Digunakan untuk GA untuk prosedur operasi yang singkat seperti terapetik minor atau prosedur diagnostik. • Untuk mengamankan jalan nafas dalam pemberian CPR. • Primary airway device pada urgensi.
kontraindikasi • Keterbatasan buka mulut (<2 jari) • Patologi di faring, laring atau jalur nafas atas. • Trismus • Risiko inspirasi yang tinggi – obese morbid • Reduced lung compliance
Keuntungan: • Meningkatkan kecepatan pemasangan • Tidak merubah stabilitas hemodinamik pada saat induksi. • Minimal perubahan IOP dan ICP pada saat insersi • Menurunkan frekuensi batuk pada saat GA emergensi • Memperbaiki oksigen saturasi pada saat emergensi
Kerugian: • Ventilasi tekanan positif yang tidak adekuat • Kompresi vaskular dan merusak saraf.
Tipe tipe LMA • • • • •
LMA classic LMA unique LMA Fastrach LMA Flexible LMA ProSeal
Model baru: • LMA supreme • LMA CTrach
LMA classic • Cara memasukan dengan bantuan jari operator di telusuri kearah cranioposterior hingga terasa tekanan. • Kelemahan : jari jari akan terhalang oleh gigi pasien dan pembukaan mulut pasien yang kurang maksimal.
LMA unique • • • •
Disposable Pra rumah sakit dan gawat darurat Aman jalan nafas tanpa bantuan tangan Minimal trauma untuk jaringan ikat dan dental
LMA unique
LMA Fastrach Terdiri dari: • Lma • Tube trakea • Batang stabilisator
LMA Fastrach
LMA Flexible • Meningkatkan akses pembedahan • Mencegah bergesernya LMA pada saat pergeseran kepala dan leher. • Merupakan LMA classic yang di sambung dengan pipa fleksibel.
LMA Flexible
LMA ProSeal • Double cuff selang drainase terpisah • Memberikan perlindungan terhadap regurgitasi lambung
LMA ProSeal
LMA Supreme • Tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan LMA yang lain. • Memberikan jalan untuk selang nasogastric
Supreme LMA ( model baru)
LMA CTrach • Merupakan gabungan antara LMA Fastrach dengan kabel fiberoptic, sehingga dapat di visualisasikan dengan menggunakan video.
LMA CTrach
Cara pemasangan LMA 1. Persiapan • Preoksigenasi 100% dengan nonrebreather mask • Pilih LMA sesuai ukuran • Cek balon cuff LMA • Berikan lubrikan pada bagian belakang sungkup • Berikan sedasi bila perlu • Posisikan pasien
2. Sniffing position
3. LMA dengan ibu jari dan jari telunjuk pada pipa dan kaf 4. ujung LMA menyusuri palatum hingga mencapai hipofaring 5. Pipa LMA dipegang dengan tangan yang tidak dominan untuk mempertahankan posisi jari telunjuk. 6. Cuff dikembangkan sesuai posisinya. 7. LMA di hubungankan dengan alat pernafasan dan di lakukan pernafasan bantu. 8. Setelah itu lakukan fiksasi.
Referensi • Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology 5th Edition. United States of America: Lange Medical Books/McGrawHill. 2013. • Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua. Jakarta: FKUI.2011 • Dachlan, R.,dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi FK UI. Jakarta • Hurford E. W, dkk. 2002. Clinical Anesthesia Procedures of the Massachusets General Hospital. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. USA