Laporan Kasus Ujian
ANESTESI UMUM PADA PASIEN POST ORIF FRAKTUR MANDIBULA YANG DILAKUKAN TINDAKAN DEBRIDEMENT
Oleh : Mardla Annisa NIM. 1708436419
Pembimbing : dr. Nopian Hidayat, Sp.An
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 2017
STATUS PASIEN BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
Identitas Pasien Nama Pasien
: Tn.JK
Usia
: 43 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Ukui Dua RT/RW 005/001 Desa Ukui Kec. Ukui Kab. Pelalawan
Status
: Petani
Nomor RM
: 00972013
Tanggal Masuk RS
: 11 Desember 2017, 10:34 WIB
Tanggal Operasi
: 12 Desember 2017, 08.30 WIB
Pembiayaan
: BPJS
Ruang Rawat
: Anyelir
ANAMNESIS Keluhan Utama Terdapat pustule dan abses yang terus menerus di sekitar bekas tempat jahitan setelah oprasi mandibular. Riwayat Penyakit sekarang Sejak 11 tahun SMRS pasien mengeluhkan adanya pustule yang terus menerus ada di sekitar bekas tempat jahitan oprasi yang di lakukan 11 tahun yang lalu yaitu tahun 2006. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah memiliki riwayat trauma sebelumnya pada bagian mandibula. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit alergi obat-obatan dan makanan, asma, kejang.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada penyakit keluarga yang berhubungan dengan keluhan pasien.
Riwayat Operasi Pasien memiliki riwayat operasi tahun 2006. Riwayat Anestesi Sebelumnya Pasien pernah mendapatkan tindakan anastesi dengan teknik anestesi umum. AMPLE A
: Alergi makanan dan obat-obatan (-)
M
: Riwayat operasi (+) Riwayat pengobatan (+)
P
: Riwayat asma (-), kejang (-)
L
: Pasien puasa sejak 6 jam sebelum operasi
E
: Tampak bekas jahitan di bagian dagu
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
TD : 140/100 mmHg HR : 80 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,5°C Status Gizi Berat Badan
: 65 kg
Tinggi Badan : 170 cm IMT A.
: 22,5 (Normoweight)
Airway
Objective (Look Listen Feel) -
Look : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan berbicara lancar saat ditanya. Tidak ada trauma maxillofasial atau jejas pada leher.
-
Listen : Tidak ada suara nafas tambahan (gurgling, snoring, stridor).
-
Feel
: Hembusan nafas (+).
Assessment: Kesan tidak ada sumbatan jalan nafas (benda padat ataupun cairan) Penilaian LEMON -
L (Look)
: Tidak terdapat kelainan.
-
E (Evaluation)
: Jarak antara gigi seri pasien 3 jari. Jarak tulang tiroid dengan dagu 3 jari. Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari
B.
-
M (Mallampati Score) : Mallampati I
-
O (Obstruction)
: Tidak ada sumbatan jalan napas. Trauma (-)
-
N (Neck Mobility)
: Gerakan leher tidak terbatas.
Breathing Objective - Look
: Pasien bernapas spontan, gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler, tidak ada retraksi dinding dada , tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, frekuensi napas 20 kali/menit
- Feel
: Tidak terdapat nyeri tekan di daerah dada
- Assessment
: Ventilasi dan ekspansi paru baik
C.
Circulation
-
Akral hangat, capillary refill time (CRT) <2 detik
-
Frekuensi nadi 70 kali/menit, isi dan tegangan volume kuat, teratur.
-
Tekanan darah 140/100 mmHg
-
Sudah terpasang IVFD RL 20 tpm
-
Assessment
D.
Disability :
: Sirkulasi baik
Pemeriksaan mini neurologis
-
Glasglow coma scale (GCS) 15 (E4M5V6)
-
Pupil isokor ø 2 mm/2 mm, reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
-
Motorik : Tidak ditemukan adanya paresis
E.
Exposure Pasien memakai baju operasi dan diselimuti.
Pemeriksaan head to toe : A.
Pemeriksaan kepala Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)
Mulut
: Sianosis (-), Gigi palsu (-) Palatum, uvula dan arkus faring mudah dinilai
B.
Mandibula
: Gerakan sendi temporo mandibular mudah dinilai
Leher
: Tidak terdapat kekakuan leher, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Paru
Inspeksi
: Dinding dada simetris, scar (-), gerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi iga dan penggunaan otototot bantu pernapasan.
Palpasi
: Vokal fremitus simetris normal
Perkusi
: Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
C.
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Iktus cordis teraba di SIK IV linea midclaviculare
sinistra
Perkusi
: Batas kanan jantung SIK IV linea parasternal dekstra,
batas kiri jantung SIK IV linea midklavikula sinistra D.
E.
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop(-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Auskultasi : Bising usus (+) 10x/menit
Perkusi
: Timpani di seluruh lapangan abdomen
Palpasi
: Supel, hepar dan lien tidak teraba
: Perut tampak datar, scar (-)
Pemeriksaan ekstremitas dan Status Lokalis
Akral hangat, kemerahan
CRT<2 detik
Edema pada kaki (-/-) dan tangan (-/-)
Status Lokalis : Mandibula Inspeksi
: Tampak adanya pustule lebih dari 1 dan abses di sekitar bekas
jahitan setelah oprasi mandibular, edema (+), tepi eritema (+), darah (-). Palpasi
: Nyeri tekan (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin Tanggal 07 Desember 2017 Hb
: 15,6 g/dl (menurun)
Ht
: 41,4 %
WBC : 10,24 /uL PLT
: 248.000 /uL
DIAGNOSIS KERJA Post Orif Pustula Abses Mandibula
RENCANA TATALAKSANA Debridement
RENCANA INDUKSI ANESTESI Anestesi umum dengan teknik endotracheal-tube (GA-ET)
STATUS ASA ASA II
PERSIAPAN ANESTESI Persiapan Pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur rencana tindakan anestesi (GA-ET)
Pasien diminta puasa 6 jam sebelum operasi
Pasien dipastikan tidak mengunakan gigi palsu, perhiasan dan besi-besi lain yang ada atau melekat pada tubuh pasien
Pada pasien dipasangkan akses intravena dengan IV cateter no. 18 G dan pastikan cairan menetes lancar
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi
Pasien diposisikan tidur terlentang
Dikamar operasi, pada pasien dipasangkan tensimeter dan sensor saturasi O2. Evaluasi nadi, tekanan darah dan saturasi O2 pre-operasi
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung (connector), face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan isoflurane.
Mempersiapkan STATICS yaitu: Scope (Stetoskop dan laringoskop no.3) Tube/ETT jenis kingking nomor 6,5; 7; 7,5 dan Spuit 20 cc) Airway (Guedel)
Tape/hipafix (plester) Introducer Connector Suction dengan kanul nomor 10
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5 dan 10 cc
Alat infus
Persiapan Obat
Fentanyl 100 mcg
Propofol 150 mg
Atracurium besylate 20 mg
Sulfas Atropin 0,5 mg + neostigmin 1 mg
Ketorolac 20 mg
Ondancentron 8 mg
O2 3L/menit dan N2O 2L/menit
Sevoflurane 2 Vol %
Ringer Laktat 1 fles
TAHAPAN ANESTESI Pre-Medikasi Berikan Fentanyl 100 mcg secara IV. Induksi
Berikan propofol 100 mg secara IV, periksa refleks bulu mata hingga negatif dan diikuti dengan pemberian bolus atracurium 20 mg secara IV.
Ventilasi
Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala, gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah pada jalan nafas pasien.
Pasang guedel dan face mask, dan berikan aliran O2 3 L/menit ditambah dengan aliran N2O 2L/menit dan aliran Sevoflurance 2 Vol %. Pasien diberikan ventilasi secara manual dengan frekuensi nafas 20x/menit selama
3-5 menit. Setelah memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan laringoskopi. Laringoskopi
Lepaskan face mask dan guedel
Pasang blade pada gagang laringoskop dan pegang laringoskop dengan tangan kiri
Masukan laringoskop ke dalam mulut pasien dari sisi kanan, singkirkan lidah ke kiri, posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hingga terlihat epiglottis dan plica vocalis
Intubasi
Masukan ETT no 7,5 dengan tangan kanan ke arah plica vocalis
Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi
Pastikan ETT telah masuk ke trakea dengan cara lihat pergerakan dinding dada simetris dan auskultasi paru dengan suara nafas yang sama kuat pada lapangan paru kanan dan kiri saat memompa balon.
Fiksasi interna ETT dengan mengembangkan balon ETT menggunakan udara dan spuit 20 ml dan fiksasi eksterna dengan menggunakan plester.
Tutup mata pasien dengan plester
Masukkan kasa pada mulut pasien
Ubah setting mesin anestesi dari manual spontan ke IPPV dengan VT 450 ml/menit dan RR 12x/ menit
Maintenance
O2 2L/menit
N2O 2L/menit
Sevoflurane 2 Vol %
Propofol 50 mg
Durante Operasi
Lama operasi : 1 jam 45 menit (08.30-10.15)
Kebutuhan cairan basal (maintanance)
4 ml/kg/jam x 10 kg
= 40 ml/jam
2 ml/kg/jam x 10 kg
= 20 ml/jam
1 ml/kg/jam x 45 kg
= 45 ml/jam
Total
= 105 ml/jam
Kebutuhan cairan operasi (kategori operasi kecil) 2 ml/kgBB/jam x 65 kg = 130 ml/jam
Kebutuhan cairan pengganti puasa 6 jam pre-operasi Maintanance x 6 jam = 105 x 6 jam = 630 ml.
Cairan durante operasi Jam I
: M + O + ½ P = 105 + 130 + 315 = 550 ml
Ekstubasi
Berikan Sulfas Atropin 0,5 mg + neostigmin 1 mg secara IV.
Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur
Melakukan suction slem pada airway pasien
Menutup aliran sevoflurane dan N2O, dan meninggikan O2 sampai 8 L/menit
Mengempeskan balon ETT, lepaskan plester fiksasi ETT, cabut ETT, dan segera pasang face mask dengan oksigen 6 L/menit
Ekstensikan kepala pasien dan pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
Lama Waktu Anestesi
: 08.30-10.15 WIB
Lama Waktu Operasi
: 08.45-10.00 WIB
Recovery Ketorolac 1x20 mg Ondancentron 1x8 mg
Instruksi di Recovery Room Oksigenasi dengan O2 2-3 L/menit dengan nasal kanul Monitoring Vital Sign setiap 15 menit Posisi terlentang Pasien puasa hingga BU (+) Pasien di pantau hingga skor Aldrete >8 Penilaian Pemulihan Kesadaran - Aldrete Score Nilai warna kulit : 1. Merah 2 2. Merah muda 1 3. Sianosis 0 Pernapasan 1. Napas spontan, batuk 2 2. Dengan bantuan 1 3. Apnoe 0 Sirkulasi 1. Tekanan darah turun <20% dari normal 2 2. Tekanan darah 20-50 % dari normal 1 3. Tekanan darah turun >50 % dari normal 0 Kesadaran 1. Sadar, siaga, oreientasi 2 2. Bangun, tertidur kembali 1 3. Tidak berespon 0 Aktivitas 1. Seluruh ektremitas dapat digerakkan 2 2. Dua ektremitas dapat digerakkan 1 3. Tidak dapat digerakkan 0
Jika jumlah score >8, pasien dapat dipindahkan ke ruangan bangsal.