LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S DENGAN MASALAH HERNIA DI DESA/KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN JEKAN RAYA
Oleh :
Farihatun Nisa NIM. PO.62.20.1.16.140
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN KELAS REGULER III TAHUN 2019
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S DENGAN MASALAH HERNIA DI DESA/KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN JEKAN RAYA
Oleh :
Farihatun Nisa NIM. PO.62.20.1.16.140
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN KELAS REGULER III TAHUN 2019 i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Hernia Disahkan di Palangka Raya Tanggal
Maret 2019
Pembimbing,
Berthiana T, S.Pd, M.Kes NIP. 19581229 198008 2 001
ii
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga proposal ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada Ibu Berthiana T. S.Pd, M.Kes Selaku pembimbing dalam penulisan proposal sederhana ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moral maupun materil dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya proposal ini. Oleh sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang. Dan harapan kami semoga proposal sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.
Palangka Raya, 26 Februari 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman sampul depan Hal Halaman sampul dalam ............................................................................................................... i Lembar persetujuan .................................................................................................................... ii Kata pengantar .......................................................................................................................... iii Daftar isi.................................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2 C. Manfaat Penulisa ............................................................................................................ 2 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 3 A. Konsep Dasar Keperawatan ........................................................................................... 3 B. Konsep Dasar Penyakit Hernia ...................................................................................... 9 C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ...................................................................... 13 BAB III PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA .................................... 17 A. Pengkajian .................................................................................................................... 17 B. Analisa Data ................................................................................................................. 34 C. Diagnosa ...................................................................................................................... 35 D. Perencanaan ................................................................................................................. 37 E. Pelaksanaan .................................................................................................................. 38 F. Evaluasi ........................................................................................................................ 38 BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................ 41 BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 44 A. Kesimpulan .................................................................................................................. 44 B. Saran ............................................................................................................................ 45 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 46 LAMPIRAN ............................................................................................................................. 47
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di Indonesia hernia menempati urutan kedelapan dengan jumlah 292.145 kasus. Berdasarkan data dari rumah sakit daerah
Batang jumlah kasus hernia
inguinalis pada bulan Januari-Desember tahun 2009-2010 terdapat 187 kasus, 138 kasus sudah dilakukan operasi hernia inguinalis, sedangkan 49 kasus tanpa tindakan operasi. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas penderita selama bulan JanuariDesember 2012 diperkirakan 425 penderita. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta jumlah kasus Hernia Inguinalis sampai tahun 2012 sebanyak 12 kasus dan jumlah pada bulan April 2013 sebanyak 1 kasus. Peningkatan angka kejadian Hernia Inguinalis di Indonesia khususnya provinsi Jawa Tengah bisa disebabkan karena ilmu pengetahuan dan tehnologi semakin berkembang dengan pesat sejalan dengan hal tersebut, maka permasalahan manusiapun semakin kompleks salah satunya kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak. Hal tersebut menuntut manusia untuk berusaha mencukupi kebutuhannya dengan usaha yang ekstra, tentunya itu mempengaruhi pola hidup dan kesehatannya yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat yang dapat menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari berbagai organ tubuh. Penyebab penyakit hernia yaitu dengan bekerja berat untuk memenuhi kebutuhannya seperti mengangkat beban berat, biasa mengkonsumsi makanan kurang serat, yang menyebabkan konstipasi sehingga mendorong mengejan saat defekasi. Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia disebabkan karena adanya tekanan intra abdomen seperti batuk dan mengejan. Hernia apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dikembalikan lagi. Penderita hernia memang kebanyakan laki-laki, kebanyakan penderitanya akan merasa nyeri, jika terjadi infeksi didalamnya. Hernia yang terjadi pada anak – anak lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya dinding otot perut
1
2 B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keerawatan keluarga. b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga di suatu wilayah tertentu. c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga. d. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga. e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga. f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga bina asuhan keperawatan keluarga. g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
C. Manfaat Penulisa 1. Bagi Penulis Menambah
pengetahuan
dan
wawasan
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan keluarga yang baik dan benar pada pasien dengan hernia. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan mutu pendidikan di masa yang akan datang. 3. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita dan keluarga dapat mengetahui cara merawat pasien dengan pre dan post operasi hernia.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Keperawatan 1. Definisi Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga dalam Harmoko (2012) : a.
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
b.
Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang
bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan
fisik,
mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. c.
Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
d.
Menurut Bergess (1962), keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan komunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
e.
Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
f.
Menurut Departemen kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Tujuan Dasar Keluarga a. Memujudkan
semua
harapan
dan
kewajiban
masyarakat
dengan
memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran masyarakat
3
4 b. Membentuk identitas dan konsep dari individu-individu yang menjadi anggotanya 3. KonsepTahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga: a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family) Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru. (Harmoko, hal 52; 2012). b. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family) Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu, sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan). ( McGoldrick, Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010) c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl) Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 21/2 tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri- saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda ( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010 d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children) Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masingmasing akan memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. (Harmoko, hal 56;2012) e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers) Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau
5 tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda. (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010) f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families) Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya untuk hidup sendiri. (Harmoko, hal59; 2012) g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families) Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. (Harmoko, hal 60; 2012) h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut) Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010) 4. Keluarga Sebagai Sistem a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari keluarga b. (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya. c. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga. d. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai warga negara, dan lain-lain
6 e. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang berasal dari keluaran.
Karakteristik keluarga sebagai sistem Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik keluarga sebagai suatu sistem (Harmoko, hal 17; 2012) a. Pola komunikasi keluarga Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem terbuka dan sitem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi dilakukan secara langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur dan tanpa hambatan. Sedangkan pola komunikasi seitem tertutup adalah tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling menyalahkan, kacau dan membingungkan. b. Aturan keluarga 1) Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan pendapat. 2) Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai perkembangan zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan pendapat terbatas. c. Perilaku anggota keluarga 1) Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga memiliki kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi. Harga diri:percaya diri, mengikat, dan mampu mengembangkan dirinya. 2) Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang percaya diri, ragu-ragu, dan kurang dapat dukungan untuk mengembangkan. 5.
Struktur Keluarga Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut a. Struktur komunikasi Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka melibatkan emosi konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
7 b. Struktur peran Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami. c. Struktur kekuatan Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif power. d. Strukur nilai dan norma 1) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat mempersatukan annggota keluarga. 2) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. 3) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. 6. Tipe – tipe Keluarga Tipe keluarga ((Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut a.
Nuclear Family Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
b.
Extended Family Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
c. Reconstitud Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. d. Middle Age/ Aging Couple Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
8 e. Dyadic Nuclear Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu bekerja di rumah. f. Single Parent Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anakanaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah. g. Dual Carier Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak h. Commuter MarriedSuami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. h. Single Adult Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah. 7. Fungsi Keluarga a.
Fungsi Afektif Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
b.
Fungsi Sosialisasi Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
c.
Fungsi reproduksi Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
d.
Fungsi ekonomi Menyediakan
sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
(Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010) e.
Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan(Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
9 B. Konsep Dasar Penyakit Hernia 1. Pengertian Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004). Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat (Ester, 2004). Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2002). 2. Etiologi a. Umur Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada anak–anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut . b. Jenis Kelamin Hernia yang sering diderita oleh laki–laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut c. Penyakit penyerta Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih
10 pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah. d. Keturunan Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia. e. Obesitas Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah. f. Kehamilan Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia. g. Pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terusmenerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah. h. Kelahiran premature Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009). 3. Jenis- jenis Hernia a. Hernia hiatal Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (toraks).
11 b. Hernia epigastrik Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan. c. Hernia umbilikal Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya. d. Hernia inguinalis Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. e. Hernia femoralis Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. f. Hernia insisional Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya. 4. Patofisiologi Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.
12 Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan. 5. Manifestasi klinik a. Berupa benjolan b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung kencing 6. Penatalaksanaan medis a. Secara konservatif (non operatif) 1) Reposisi hernia Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan 2) Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset b. Secara operatif 1) Hernioplasti Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti sering dilakukan pada anak – anak 2) Herniographi Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat, dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa 3) Herniotomi Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis
13 C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1.
Definisi Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan indivisu sebagai anggota keluarga. (Harmoko, hal 69: 2012)
2.
Pengkajian a. Data umum 1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi) 2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. 3) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan 4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan. 5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya. 6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitas rekreasi. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya. 3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
14 4) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua. c. Pengkajian lingkungan 1) Karakteristik rumah Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka 2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi. 3) Mobilitas geografis keluarga Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada. 5) Sistem pendukung keluarga Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga. d. Struktur keluarga 1) Pola-pola
komunikasi
keluarga,
menjelaskan
mengenai
cara
berkomunikasi antar anggota keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku 3) Struktur
peran,
menjelaskan
peran
dari
masing-masing
anggota
keluarga baik formal/informal 4) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
15 e. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki 2) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku 3) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya. 4) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga 5) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. 3.
Diagnosa Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakantindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012) Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012) a.
Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan waktu yang cepat
b.
Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
c.
Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya.
4.
Perencanaan Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko, hal 93; 2012). Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga (Harmoko, hal94; 2012) a.
Menentukan sasaran atau goal
b.
Menentukan tujuan dan objek
c.
Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
d.
Menentukan kriteria dan standar kriteria.
16 5.
Implementasi Pelaksanaan
merupakan
salah
satu
tahap
dari
proses
keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, hal 97; 2012) Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012) a.
Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan, dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn tindakan, mengidentifikasi
sumber-sumber
yang
dimiliki
keluarga,
dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan c.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
d.
Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e.
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.
6.
Evaluasi Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai (Harmoko, hal 100; 2012)
BAB III PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A.
PENGKAJIAN 1. DATA UMUM KELUARGA a. Kepala Keluarga Nama Kepala Keluarga
: Bapak S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 49 Tahun
Alamat
: Jl. Tjilik Riwut Km.8
Pekerjaan
: Wiraawasta (Pengumpul Barang Bekas)
Pendidikan
: SD (Tidak Lulus)
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa / Indonesia
b. Daftar Anggota Keluarga No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Ny. U Ny. N An. K An. S An. R Tn. R An. A An. A
Jenis kelamin P P L P L L L P
Hub. dg KK Istri Anak Anak Anak Anak Menantu Keponakan Cucu
TTL/Umu r 37 Tahun 22 Tahun 21 Tahun 14 Tahun 10 Tahun 28 Tahun 2 Tahun 8 Bulan
17
Pendidikan SD (Tidak lulus) SMA SMP (Tidak lulus) SMP (Sekarang) SD (Sekarang) SMP -
Pekerjaan IRT IRT Wiraswasta Pelajar Pelajar Wiraswasta -
18 c. Genogram 3 (tiga) Generasi
Keterangan : : Meninggal (Perempuan) : Perempuan Sehat : Klien (Perempuan) : Laki-laki Sehat : Meniggal (Laki-laki) : Tinggal satu rumah
19 d. Tipe Keluarga Tipe keluarga Bapak S adalah tipe keluarga besar (Extended Family) yang terdiri dari bapak, ibu, 4 anak, 1 menantu, 1 keponakan dan 1 cucu. e. Latar Belakang Keluarga 1) Latar Belakang Budaya Keluarga Dan Anggota Keluarga Keluarga Bapak S berbudaya suku jawa asli 2) Bahasa Yang Digunakan Keluarga Bapak A berkomunikasi antar keluarga dan masyarakat menggunakan bahasa daerah (Jawa) dan Indonesia 3) Pengaruh Budaya Terhadap Kesehatan Keluarga Menurut keluarga Bapak S tidak ada kebiasaan keluarga yang mempengaruhi oleh budaya yang dapat mempengaruhi dalam kesehatan. f. Identifikasi Agama Keluarga Bapak S memeluk agama islam, keluarga Bapak S sering mengikuti perkumpulan masyarakat seperti pengajian rutin di mesjid untuk laki-laki, untuk wanita biasanya mengikuti arisan dan untuk anak-anaknya yang masih sekolah mengikuti kegiatan agama di sekolahnya g. Status Kelas Sosial Dalam keluarga Bapak A yang bekerja adalah Bapak S, Bapak R dan Anak K, sebagai wiraswasta ( pengumpul barang bekas, pedagang sate dan karyawan supir mobil) dengan penghasilan Rp. 1.500.000, Rp. 1.500.000 dan Rp. 2.000.000 per/bulan. Yang dibagi untuk kehidupan sehari-hari, biaya sekolah dan lain-lain. Didalam rumah keluarga Bapak S ini mempunyai barang-barang elektronik seperti TV, Kipas angin, Mejikom, Hp dan Sepeda Motor. Kesimpulan keluarga Bapak S bisa digolongkan status kelas sosial Menengah. h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Keluarga Keluarga Bapak S biasanya makan 3x sehari dengan bahan-bahan seperti nasi, ikan dan sayur dan terkadang diselipkan buah terkadang dan untuk kebutuhan anak-anak kecil dorumahnya ditambahkan mengkonsumsi susu formula setiap harinya. i. Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang Keluarga Bapak S biasanya berkumpul setelah beraktivitaa sehari-hari pada sore harinya untuk menonton TV bersama keluarga Bapak S jarang melalukan
20 rekreasi kecuali hari-hari besar dan biasanya 4 tahun sekali pulang kehalaman kampung.
2. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA a. Tahap Perkembangan dan Tugas Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan keluarga Bapak S saat ini termasuk keluarga dengan anak dewasa muda-akhir, remaja dan anak-anak. Tugas perkembangan keluarga seperti : 1) Mempertahankan pola komunikasi 2) Memberikan kebebasan dalam tanggung jawab b. Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi Berdasarkan hasil wawancara, maka didapat informasi bahwa keluarga Bapak S merasa tidak ada yany belum terpenuhi c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti Dalam keluarga Bapak S ada memiliki penyakit keturunan yaitu Diabetes Melitus yaitu ibu kandung dari Bapak S, sedangkan kondisi kesehatan keluarga sendiri adalah Bapak menderita penyakit hernia sejak masih anakanak, Ibu menderita sakit kepala dan keponakannya menderita kurang tumbuh kembang. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Keluarga Bapak S memiliki penyakit sejak kecil yaitu hernia dan Ny. U memiliki penyakit koleatrol dan asam urat sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu dan keponakan Bapak S memiliki keterlambatan dalam tumbuh kembang yaitu usia 3 tahun belum bisa berdiri, berjalan dan berkomunikasi
3. DATA LINGKUNGAN a. Karakteristik Rumah (Disertai Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah) Rumah yang dihuni Bapak S merupakan rumah memiliki sendiri dari warisan keluarga berukuran 15x20 M terdiri dari halaman, ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan WC. Lantai terbuat dari kayu, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu samping, pintu belakang dan jendela. Disimpulkan bahwa rumah Bapak S termasuk tipe bangunan tidak permanen
21 Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah U
B
T
10
11
9
S
8 7
6 3
12
5 4 2
1
Keterangan : U : Hutan dan perumahan S : Jalan Raya Besar B : Rumah tetangga T : Jalan dan aliran pengaringan 1 : Teras 2 : Ruang tamu 3,4,5 : Kamar 6,7 : Ruang Keluarga 8 : Dapur 9 : Kamar mandi 10 : WC 11 : Tempat cucian 12 : Tumpukan barang bekas dan hewan peliharaan
b. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas Keluarga Bapak S tinggal di lingkungan yang berpenduduk mayoritas penduduknya bersuku jawa, tetangganya banyak yang berdagang dan tetangganya akrab dengan keluarga Bapak S. c. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga Bapak S sudah lama tinggal dirumah tersebut kira-kira 15 tahun, rumah Bapak S letaknya dipingggir sisi jalan besar. Jenis kendaraan yang digunakan biasanya sepeda motor. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Didalam Masyarakat keluarga Bapak S mengikuti arisan bapak-bapak dan ibuibu dilingkungannya Sistem Pendukung Keluarga Anggota keluarga Bapak S yang menderita sakit adalah Bapak, Ibu dan Keponakannya, bila keadaannya kurang membaik keluarga biasanya berobat kepelayanan kesehatan terdekat yaitu Puskesmas wilayah sekitar
22 4. STRUKTUR KELUARGA a. Pola Komunikasi Keluarga Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka yaitu setiap keluarha berusaha mengungkapkan pendapatnya masing-masing, hal ini dapat dilihat pada waktu perawat melakukan pengkajian b. Struktur Kekuatan Keluarga Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan apabbila masalah tidak teratasi maka keputusan ada ditangan Bapak S c. Struktur Peran Bapak S, Bapak R dan An. K berperan sebagai memenuhi kebutuhan seharihari yaitu mencari nafkah, Ibu U dan ibu N berperan sebagai ibu rumah tangga keluargnya yaitu merawat rumah, memasak, mengasuh anak dan lain-lain dan An. S, An. R, An, A, An. A berperan sebagai anak yaitu patuh kepada orangtuanya dan berhak mendapatkan haknya. d. Nilai-Nilai Keluarga Keluarga Bapak S menerepkan nilai-nilai agama pada setiap anggotanya dan keluarga Bapak S menanamkan kepda keluarganya peraturan tidak keluar rumah pada malam hari jika tidak ada kepentingan.
5. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi Afektif Keluarga Bapak S saling mendukung antara keluarganya sehingga dapat terpenuhi kebutuhan sehari-hari b. Fungsi Sosialisasi keluarga Bapak S dan Ibu U membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat membentuk norma dan aturan sesuai dengan perkembangan anakanaknya. c. Fungsi Perawatan Kesehatan 1) Keluarga Bapak S mengetahuai apa masalah kesehatan yang dialami keluarganya dan mencoba menanganinya dengan cara mencegah dan pengobatan 2) Keluarga Bapak S selalu mengambil keputusan secara tepat jika didalam keluarganya ada yang sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
23 3) keluarga Bapak S merawat anggota keluarga yang sakit sesuai kemampuan yang dimiliknya 4) Keluarga Bapak S mengetahuai cara memelihara rumah sehat hanya tetapi belum semua terlaksanakan dikarena kondisi keadaan rumah 5) Keluarga Bapak S biasanya membawa keluarganya ketempat fasilitas kesehatan yang dekat dari rumahnya adalah puskesmas, bidan dan rumah sakit. Dan keluarga bapak S juga memiliki layanan jaminan kesehatan yaitu BPJS d. Fungsi Reproduksi Keluarga Bapak S berjumlah empat orang anak, satu menantu, satu cucu, dan satu keponakan. yang terdiri dari dewasa aktif, remaja aktif dan anak-anak aktif. Ibu U dan Ibu N mengikuti program KB suntik yang satu bulan dan An. S masih dalam proses remaja aktif dan sudah mengalami menstruasi
24 6. PEMERIKSAAN FISIK a. Bapak S Penampilan Umum : Bapak S tampak rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna kuning langsat Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 130/90 mmHG N: 80 x/mnt S : 36, 1oC RR: 20 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Bapak S mengatakan ia mengalami penyakit hernia sejak kecil dan terkarang nyeri dibagian areanya saat berjalan atau kelelahan. Saat buang air kecil tidak lancar seperti terputus-putus Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit kuning langsat, turgor baik, CRT < 2 detik dan ada luka bekas jahitan digigit monyet di bagian jari jempol tangan Bapak S mengatakan ada pembesaran dibagian alat kelaminnya sejak kecil dan sudah pernah rencana mau operasi tetapi tidak jadi karena Bapak S tidak bersedia
25 b. Ibu U Penampilan Umum : Bapak S tampak kurang rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna sawo matang Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 100/80 mmHG N: 60 x/mnt S: 36, 7oC RR: 18 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Ibu U mengatakn saat ini badannya terasa lemah dan kepalanya sakit sampai leher dan tadi malam dadanya sakit hingga tembus kebelakang dan sudah minum obat anti nyeri Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih, pendengaran sedikit berdengung mulai tadi malam Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan terasa sakit dibagian leher belakang Bentuk simetris, ada nyeri sedikit dibagian dada kiri , dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tangan terasa kesemutan dan kebas sejak kemarin Warna kulit sawo matang, turgor baik, CRT < 2 detik Ibu U mengatakan masih aktif dalam berhubungan suami istri, masih mengikuti program KB yaitu suntik satu atau tiga bulan dan tidak ada masalah dengan sistem reproduksinya
26 c. Bapak R Penampilan Umum : Bapak S tampak rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna sawo matang Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 130/1000 mmHG N: 84 x/mnt S : 36, 1oC RR: 20 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Bapak R mengatakan saat ini badanyya baik-baik saja, tetapi beliau sering mengalami kelelahan sepulang bekerja dan sering mengkonsumsi kopi dan rokok setiap harinya Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit sawo matang, turgor baik, CRT < 2 detik dan Bapak R mengatakan tidak ada masalah dengan alat reproduksinya
27 d. Ibu N Penampilan Umum : Bapak S tampak rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna kuning langsat Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 100/70 mmHG N: 60 x/mnt S : 35, 8oC RR: 20 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Ibu N mengatakan saat ini badannya terasa lelah, kurang nafsu makan, sukar mengantuk dan sering begadang menjaga anaknya Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit kuning langsat, turgor baik, CRT < 2 detik Ibu N mengatakan masih aktif dalam berhubungan suami istri, masih mengikuti program KB suntik 1 bulan dan tidak ada masalah dengan sistem reproduksinya
28 e. Anak K Penampilan Umum : Bapak S tampak rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna kuning langsat Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 120/90 mmHG N: 80 x/mnt S : 36, 0oC RR: 20 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Anak K mengatakan saat ini tidak ada mengalami keluhan kesehatan. Anak K juga perokok aktif setiap harinya Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit kuning langsat, turgor baik, CRT < 2 detik Anak K mengatakan tidak ada masalah dengan alat reproduksinya
29 f. Anak S Penampilan Umum : Bapak S tampak rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna sawo matang Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 100/80 mmHG N: 60 x/mnt S: 36, 4oC RR: 18 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Anak S mengatakan saat ini tidak ada mengalami keluhan dalam kesehatan Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit sawo matang, turgor baik, CRT < 2 detik Anak S mengatakan saat ini dia sudah aktif dalam menstruasi dan terkadang mengalami nyeri diawal hari saat menstruasi
30 7. Anak R Penampilan Umum : Bapak S tampak rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna sawo matang Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital TD: 90/80 mmHg N: 60 x/mnt S: 36, 9oC RR: 18 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Anak R dan ibu U mengatakan badannya terasa hangat dan kemarin saat disekolah ada keluar darah dari hidungnya (Mimisan) Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit sawo matang, turgor baik, CRT < 2 detik Anak R mengatakan tidak ada masalah dengan reproduksinya
31 8. Anak A Penampilan Umum : Bapak S tampak kurang rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna kuning langsat Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital N: 120 x/mnt S: 36, 1oC RR: 30 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Ibu N mengatakan saat ini anaknya tidak ada mengalami keluhan kesehatan Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor dan penglihatan baik Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit kuning langsat, turgor baik, CRT < 2 detik Ibu N mengatakan tidak ada masalah dengan reproduksinya
32 9. Anak A Penampilan Umum : Anak A tampak kurang rapi, kesadaran compos mentis, kebersihan terjaga, rambut berwarna hitam dan kulit berwarna sawo matang Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital N: 100 x/mnt S: 36, 0oC RR: 24 x/mnt
:
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Ibu U mengatakan keponakannya sat ini masih dalam proses tahap pengobatan dan terapi rumahan karena sampai saat ini keponakannya belum tumbuh dan berkembang seperti anak lainnya seusia anak 3 tahun Pemeriksaan Fisik Kepala Mata Hidung Mulut dan Tenggorokan Telinga Leher Dada Abdomen Ekstermitas Kulit dan Kuku Reproduksi
: Bentuk simetris, tidak ada benjolan Bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, penglihatan baik dan bentuk bola mata tampak seperti starbismus Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri tekan pada area sekitar hidung, penciuman baik Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, bersih dan ada karies gigi Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih dan pendengaran baik Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada nyeri tekan Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara nafas normal Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan suara bising umur normal Tidak ada kelainan bentuk dan tidak ada pembengkakan Warna kulit kuning sawo matang, turgor baik, CRT < 2 detik Ibu U mengatakan tidak ada masalah dengan reproduksinya
33 7. HARAPAN KELUARG Keluarga Bapak S berharap setelah kami melakukan perawatan keluarga berharap agar anggota keluarganya selalu sehat dan dijauhkan dari berbagai macam penyakit dan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi keluarganya
Palangka Raya, 20 Januari – 20 Februari 2019 Mahasiswa
(Farihatun Nisa) NIM. PO. 62.20.1.16.140
34 B.
ANALISA DATA No. 1.
Data Subjektif Dan Objektif
Masalah Keperawatan
Data Subjektif : 1. Keluarga bapak S mengatakan bahwa dalam anggota rumahnya ada yang menderita penyakit hernia yaitu bapak S dan Keponakannya yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang anak. 2. Keluarga bapak S mengatakan bahwa dulu bapak S memiliki rencana melakukan operasi tetapi tidak jadi terlaksanakan karena bapak S menolaknya. 3. Keluarga bapak S juga mengatakan bahwa sekarang bapak S sering mengalami rasa nyeri diarea jenis kelaminnya ketika kelelahan 4. Keluarga bapak S juga mengatakan bahwa keponakannnya sekarang lagi masa pengobatan rumahan yaitu dengan cara melatih berdiri atau berjalan dirumah saja
Manajemen Kesehatan keluarga Tidak Efektif
Data Objektif: 1. Tampak terlihat perilaku Bapak S memang tidak ingin melakukan pengobatan 2. Tampak terlihat ada pembesaran di bagian jenis kelamin bapak S 3. Tampak terlihat bapak S sulit melangkah berjalan 4. Tampak terlihat keterlambatan tumbuh kembang pada keponakan bapak S yaitu dengan umur 3 tahun belum bisa berdiri, berjalan dan berbicara dengan baik 5. Pemeriksaan bapak S TD: 130/90 mmHG N: 80 x/mnt S : 36, 1oC RR: 20 x/mnt 6. Pemeriksaan anak A N: 100 x/mnt S: 36, 0oC RR: 24 x/mnt
35 B. PRIORITAS MASALAH a. Diagnosa Keperawatan Keluarga : Manajemen Kesehatan keluarga Tidak Efektif No. 1.
2.
3.
4.
Kriteria Sifat Masalah Skala : Wellnes : 3 Aktual : 3 Resiko : 2 Potensial :1
Kemungkinan masalah Untuk Dirubah Skala : Mudah : 2 Sebagian : 1 Tidak dapat :0 Potensial Masalah Untuk Dicegah Skala : Tinggi : 3 Cukup : 2 Redah : 1
Menonjolnya Masalah Skala : Segera : 2
Skor
Bobot
3
1
1
2
2
1
Penilain
Pembenaran
1. Keluarga bapak S mengatakan bahwa dulu bapak S memiliki rencana 3x1:3 melakukan operasi tetapi =1 tidak jadi terlaksanakan karena bapak S menolaknya. 2. Keluarga bapak S juga mengatakan bahwa keponakannnya sekarang lagi masa pengobatan rumahan yaitu dengan cara melatih berdiri atau berjalan dirumah saja 3. Keluarga bapak S juga mengatakan bahwa sekarang bapak S sering mengalami rasa nyeri diarea jenis kelaminnya ketika kelelahan 1. Keluarga bapak S berharap didalam anggotanya semuanya 1x2:2 dalam keadaan sehat =1
1. Keluarga bapak S mengatakan bahwa dulu bapak S memiliki rencana 2x1:3 melakukan operasi tetapi = 0,6 tidak jadi terlaksanakan karena bapak S menolaknya. 2. Keluarga bapak S juga mengatakan bahwa keponakannnya sekarang lagi masa pengobatan rumahan yaitu dengan cara melatih berdiri atau berjalan dirumah saja 1. Penyakit bapak S sangat mengganggu aktivitasnya terlihat saat bapak S
36 Tidak perlu : 1 Tidak dirasakan : 0
2
1
2x1:2 =1
Skor Total C.
melangkah berjalan sedangkan keponakan bapak S juga sanggat mengganggu aktivitas tumbuhan kembang
3,6
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI PRIORITAS 1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
37 D.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA No. 1.
Diagnosa Keperawatan Keluarga Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Evaluasi Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga selama 1 bulan Bapak S dan keluarga : Mampu memelihara kesehatan dan dapat memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan yang sudah ditentukan
Setelah dilakukan pertemuan 4 x 60 menit diharapkan keluarga Bapak S dan keluarga : Dapat berbuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik dan pentingnya tahap pengobatan
Kriteria 1. Verbal
2. Verbal
3. Psikomotor
Standar 1. Keluarga bapak S dapat mengerti tentang penyakit Hernia 2. Keluarga bapak S dapat mengerti akibat bila tidak mengikuti program pengobatan yang dianjurkan 3. Keluarga bapak S dapat berobat secara mandiri ke doktor dan mengikuti program pengobatan dengan baik
Intervensi a. Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan b. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik c. Libatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani d. Informasikan manfaat dan program pengobatan yang harus dijalani
E.
38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No. Hari/Tanggal/Jam 1.
Minggu 27 Januari 2019 14.00 WIB
Implementasi
Evaluasi
1. Mengidentifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan 2. Melibatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani 3. Menginformasikan manfaat dan program pengobatan yang harus dijalani
S: Keluarga bapak S mengatakan selam ini bapak S kurang patuh dalam program kesehatan salah satunya dalam proses pengobatan bapak S sendiri sedangkan dalam anggota keluarga yang lain cukup mematuhi program kesehatan O: Tampak terlihat dari kondisi sikap penampilan dan tata ruangan rumah yang kurang menarik perhatian A: Masalah Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif belum teratasi
2.
Minggu 03 Februari 2019 14.00 WIB
1. Mengevaluasi identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan 2. Membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik 3. Melibatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani 4. Menginformasikan manfaat dan program pengobatan
P: Lanjutkan Intervensi dan tambahkan 1. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hernia S: Bapak S mengatakan saat ini bapak S masih belum berani untuk melakukan tindakan program pengobatan karena merasa sudah tua dan tak ada gunaaya dilakukan tindakan operasi pada penyakitnya dan bapak S berkata akan
39 yang harus dijalani 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hernia
mencoba berkonsultasi ke dokter O: Tampak terlihat keluarga bapak S sangat antusias dalam memberikan dukungan terhadap bapak S dan keponakan bapak S yaitu terlihat ketika anggota keluarga sedang berlatih berjalan mejing-jing keponakan bapak S yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang A: Masalah Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif belum teratasi P: Lanjutkan Intervensi
3.
Minggu 10 Februari 2019 14.00 WIB
1. Mengevaluasi identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan 2. Mengevaluasi membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik 3. Melibatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani 4. Menginformasikan manfaat dan program pengobatan yang harus dijalani 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang anak
S: Bapak S mengatakan pada hari jumat kemarin bapak S pergi ke puskesmas untuk berobat anaknya dan sekaligus ingin mencoba berkonsultasi tetapi tidak jadi karena bapak S masih belum tertarik O: Tampak terlihat keluarga bapak S sangat antusias dalam memberikan dukungan terhadap bapak S dan keponakan bapak S yaitu terlihat ketika anggota keluarga sedang berlatih berjalan mejing-jing keponakan bapak S yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang
40 A: Masalah Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif teratasi sebagain P: Lanjutkan Intervensi 4.
Minggu 17 Februari 2019 14.00 WIB
1. Mengevaluasi dentifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan 2. Mengevaluasi membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik 3. Melibatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani 4. Menginformasikan manfaat dan program pengobatan yang harus dijalani 5. Mengevaluasi pendidikan kesehatan tentang penyakit hernia dan tumbuh kembang anak 6. Meanjurkan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat jika perlu
S: Bapak S mengatakan selama mahasiswa keperawatan berkunjung ada sedikit motivasi untuk ingin mengubah pola pikir tetang kesehatan penyakitnya walaupun dalam anggotanya sudah mengubah pola pikirnya O: Tampak terlihat keluarga bapak S sangat antusias dalam memberikan dukungan terhadap bapak S dan keponakan bapak S yaitu terlihat ketika anggota keluarga sedang berlatih berjalan mejing-jing keponakan bapak S yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang A: Masalah Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif teratasi sebagian P: Hentikan intervensi dan berikan motivasi dalam kesehatan keluarga
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada keluarga Bapk S di Kecamatan Bukit Tunggal. Prinsip dari pembahasan ini memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Prinsip dari pembahasan ini dengan memperhatikan askep tahapan proses keperawatan, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan dengan metode wawancara langsung dengan klien dan keluarga klien dan metode observasi. A.
Pengkajian Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan, proses ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut, pengumpulan data, verfikasi data, organisasi data interpretasi data, pendokumentasian data. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan klien baik fisik, psikologis, maupun emosional. Data dasar ini digunakan untuk menetapkan status . Pada kasus kelolaan Bapak S dan keluarganya terdapat beberapa data yang muncul pada saat pengkajian tanggal 20 Januari 2019 adalah Bapak S klien mengeluh nyeri dibagian ekstermitas bawah terutama pada alat kelamin, klien menderita hernia sejak masih anak-anak, rencana operasi tetapi tidak jadi karena klien tidak mau, klien jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, Keponakan Bapak S menderita keterlamabatn tumbuh kembang anak, keluarga mengerti cara merawat Bapak S dan keponakannya Anak A yang menderita Hernia dan Keterlambatan Tumbuh Kembang tetapi tidak dilaksanakan dengan baik. Keadaan umum Bapak S tampak baik, kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 80 kali permenit teratur dan teraba kuat, Pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,1 derajat celcius,
B.
Diagnosa Keperawatan Dari hasil pengkajian pada keluarga Bapak S didapatkan hasil data subjektif yaitu Bpk. F mengeluh nyeri dibagian ekstermitas bawah tepatnya di bagian alat kelamin, klien menderita hernia sejak masih anak-anak, rencana operasi tetapi tidak jadi karena klien tidak mau, klien jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, keponakan Bapak S
41
42 menderita keterlamabatn tumbuh kembang anak keluarga mengerti cara merawat Bapak S dan keponakannya Anak A yang menderita Hernia dan Keterlambatan Tumbuh Kembang tetapi tidak dilaksanakan dengan baik. Keadaan umum Bpk. F tampak baik, kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 80 kali permenit teratur dan teraba kuat, Pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,1 derajat celcius, jadi diagnosanya adalah Manajemen Kesehatan Kelarga Tidak Efektif C.
Intervensi Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat, intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengelompokan seperti bagaimana, di mana, frekuensi dan besarnya, menunjukkan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensu dapat dibagi menjadi dua, yaitu : mandiri (dilakukan oleh perawat) dan kolaboratif (yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya) (Deswani, 2009). Intervensi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif adalah Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan, Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik, Libatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani dan Informasikan manfaat dan program pengobatan yang harus dijalani
D.
Implementasi Implementasi adalah realisasi tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasu respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah dan Walid, 2012). Implementasi pada diagnosa Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif adalah mengidentifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan, membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik, melibatkan keluarga untuk mendukung prgram pengobatan yang dijalani, menginformasikan manfaat dan program pengobatan yang harus dijalani, memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hernia dan tumbuh kembang anak, meanjurkan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan
43 kesehatan terdekat jika perlu, Implementasi dilaksanakan mulai hari/tanggal/jam Minggu, 27 Januari 2019 sampai 17 Februari 2019 Pukul 14.00 WIB E.
Evaluasi Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteia hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah dan Walid, 2012). Setelah melakuan tindakan asuhan keperawatan pada Bapak S dan keluarga selama 4 kali pertemuan, hari dari tanggal 27 Januari sampai 17 Februari 2019 hasil evaluasi yang didapatkan oleh penulis adalah masalah Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif teratasi sebagian dibuktikan dengan data subjektif, klien dan keluarga mengatakan sudah mulai memahami mengenai tentang hernia dan tumbuh kembang serta pentingnya dalam proses pengobatan yang baik
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan asuhan keperawatan pada Bapak S dan keluarganya telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian pada keluarga Bapak S didapatkan hasil data subjektif yaitu Bpk. F mengeluh nyeri dibagian ekstermitas bawah tepatnya di bagian alat kelamin, klien menderita hernia sejak masih anak-anak, rencana operasi tetapi tidak jadi karena klien tidak mau, klien jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, keponakan Bapak S menderita keterlamabatn tumbuh kembang anak keluarga mengerti cara merawat Bapak S dan keponakannya Anak A yang menderita Hernia dan Keterlambatan Tumbuh Kembang tetapi tidak dilaksanakan dengan baik. Keadaan umum Bpk. F tampak baik, kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 80 kali permenit teratur dan teraba kuat, Pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,1 derajat celcius, 2.
Diagnosa keperawatan Ada satu diagnosa keperawatan yang diterapkan pada asuhan keperawatan keluarga Bapak. S, yang adalah Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif.
3. Perencanaan keperawatan Semua perencanaan pada diagnosa Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif diterapkan pada Bapak S dan juga keluarganya. 4. Implementasi keperawatan Dari semua intervensi perencanaan, hampir seluruhnya di implementasikan kepada Bapak S dan keluarganya. 5. Evaluasi keperawatan Dari diagnosa Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif masalah keperawatan teratasi sebagian. Meski masalah keperawatan teratasi sebagian, tetapi Bapak S dan keluarga menunjukkan perubahan yang positif atau semakin membaik.
44
45 B. Saran 1. Bagi klien dan keluarga Keluarga Bapak S hendaknya harus memahami penyakit Hernia dan Tumbuh Kembang dan cara penangannya dengan baik. Diharapkan juga agar Bapak S dapat menjaga kondisinya dan keluarga dapat merawat Bapak S dan Ank A secara optimal. Bagi keluarga juga harus ikut serta dalam mendukukng pengobatan pasien misalnya dalam memberikan dukungan moril pada pasien baik dalam pengobatan di fasilitas kesehatan maupun pada saat dirumah. 2. Bagi Perawat Perawat harus memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dan menyeluruh kepada Bapak S dan keluarga sesuai dengan standar operasional prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan dan sebaiknya lebih tanggap dalam memberi tindakan secara cepat dan tepat. Jadi, bagi semua perawat bekerjalah sesuai dengan tanggung jawab dan lakukanlah implementasi keperawatan secara benar sesuai dengan kebutuhan klien untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kesembuhan klien 3. Bagi institusi pendidikan Dapat memberikan kontribusi informasi dan ilmu mengenai Hernia dan asuhan keperawatannya sehingga dalam prakteknya mahasiswa dapat menerapkan ilmu tersebut untuk mencapai hasil yang maksimal bagi klien dan keluarga. Selain di jadikan bahan acuan dalam penerapan asuhan keperawatan langsung kepada klien, informasi dalam makalah ini juga dapat menambah dan melengkapi buku tentang asuhan keperawatan
46 DAFTAR PUSTAKA
Carpito, Lynda juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit. Jakarta : EGG, Friedman, Marilyn M. 2010. Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, & Praktik, Edisi 5. Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC Long, Barbara C. 2002. Perawat Medical Bedah. Volume I. (terjemahan). Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. Media Aesculapius FKUI: Jakarta Poppy Kumala, dkk. (2005). Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC
47 LAMPIRAN 1. Dokumentasi Kegiatan
48 2. Kartu Keluarga
49 3. Lampiran Media dan SAP
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL Keperawatan Keluarga Nama Mahasiswa
: Farihatun Nisa
NIM
: PO.62.20.1.16.140
Kelas/ Angkatan
: D-IV Keperawatan Reguler 3
Dosen Pembimbing
: Berthiana T, S.Pd, M.Kes
Mata Kuliah
: Keperawatan Keluarga
Topik
: Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak S Dengan Masalah Hernia
No.
Hari/ Tanggal
Tanda Tangan Materi Konsultasi
Mahasiswa
Doden
Pembimbing,
Berthiana T, S.Pd, M.Kes NIP. 19581229 198008 2 001