Konsep Verstehen Dlm Penelitian Kualitatif (disya Fariana).docx

  • Uploaded by: Disya Fatriana
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Verstehen Dlm Penelitian Kualitatif (disya Fariana).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 475
  • Pages: 2
Nama

: Disya Fatriana

NIM

: 11743201401

Kelas

: 4 Public Relation C

Mata Kuliah : Metode Penelitian Dosen

: Dr. Toni Hartono

Konsep Verstehen dalam Penelitian Kualitatif Metode penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitian sendiri dan dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting). Metode kualitatif lebih berdasarkan pada fenomenologis yang mengutamakan penghayatan, pemahaman,interpretif (verstehen). Max Webber juga terkenal dengan teori pemahaman “Verstehen”, teori ini menekankan pada tingkah laku yang menurut Webber perbuatan si pelaku memiliki arti subyektif, kehendak mencapai tujuan, serta di dorong motivasi. Kata pemahaman dalam bahasa Jerman adalah verstehen. Pemakaian istilah ini secara khusus oleh Weber dalam penelitian historis adalah sumbangan yang paling banyak dikenal dan paling controversial, terhadap metodologi sosiologi kontemporer. Verstehen merupakan salah satu kelebihan sosiologi dibandingkan ilmu lain, pemahaman yang dilakukan sosiolog untuk memahami kondisi masyarakat tidak dapat digunakan untuk mengamati atom atau molekul-molekul. Konsep Verstehen bukan berarti suatu intusi yang dapat digunakan para peneliti sebagai metodologi riset yang lunak. Bagi Webber Verstehen merupakan metodologi riset yang rasional. Verstehen sering di temukan dalam kalangan sejarawan jerman dalam bidang hermeneutika, yaitu pendekatan khusus terhadap penafsiran tulisan-tulisan atau teks. Sedangkan Webber mengembangkan gagasannya menyangkut kepada kehidupan sosial seperti memahami aktor, interaksi, dan seluruh sejarah manusia. Secara ringkas Weber berusaha menggunakan perangkat hermeneutika untuk memahami actor, interaksi, dan seluruh sejarah manusia.Satu kesalahpahaman yang sering terjadi terkait dengan konsep verstehen adalah bahwa verstehen hanya dipahami sekedar sebagai ‘intuisi’ oleh peneliti. Banyak kritikus melihatnya sebagai metodologi riset yang yang ‘lunak, irassional, dan subjektif’. Namun, secara kategoris Weber menolak gagasan bahwa verstehen hanya melibatkan

intuisi, simpati, atau empati (1903-17/1949). Baginya, verstehen merupakan metodologis yang konsepnya melibatkan penelitian sistematis dan ketat serta bukan sekedar “merasakan” teks atau fenomena sosial. Dengan kata lain, bagi Weber (1921/1968) verstehen adalah prosedur studi yang rasional. P.A. Munch(1975) beranggapan bahwa verstehen melibatkan dua pendekatan, yaitu: 1. Mengidentifikasikan pemahaan tindakan sebagaimana yang dikehendaki oleh sang actor dan 2. Mengenali konteks yang melingkupinya dan yang digunakan untuk memahaminya. Selanjutnya penelitian kualitatif ini memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang. Definsi-definsi tersebut menggambarkan perbedaan pemahaman, asumsi, pendekatan maupun kriteria. Tidak ada sebuah definsi , prinsip ataupun pedoman yang disepakati mengenai apa itu penelitian kualitatif. Namun dalam definsi-definisi tersebut ada kesamaan pandangan bahwa penelitian kualitatif itu berkenaan dengan interpretasi yang berasal dari konsep vertsehen. Verstehen adalah tafsir pemahaman atas makna terhadap kumpulan kegiatan yang dialami oleh sang pelaku. Beragam penafsiran atas verstehen sejatinya membantu kita untuk memahami mengapa Weber begitu penting dalam sosiologi. Namun, karena ada berbagai perbedaan penafsiran tentang verstehen maka perspektif teoritis yang mempengaruhinya pun berlainan. Sedangkan kita dapat menarik kesimpulan tentang verstehen yaitu memahami suatu pemahaman sebagaimana pelaku pemahaman tersebut memahami secara mendalam. Sehingga pemahaman secara mendalam penelitian kualitatif bisa dilakukan untuk menemukan kebenaran ilmiah.

Related Documents


More Documents from "Muhamad Khairul Bahri"