Tugas Pak Supri, Genesa Batubara.docx

  • Uploaded by: disya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Pak Supri, Genesa Batubara.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 922
  • Pages: 22
Abstrak Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Indonesia juga terletak pada zona lempeng yang aktif, sehingga sangat berpotensi terdapat eandapan batubara. Hampir di setiap pulau di Indonesia terdapat lapisan batubara, mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua dengan karakteristik masing - masing yang berbeda. Biasanya batubara terdapat di cekungan-cekungan atau lembah - lembah. Cekungan batubara adalah penurunan akibat tekanan yang dialami oleh formasi batuan yang lebih tua yang telah mengandung endapan batubara. Cekungan batubara yang besar dapat mengandung satu atau lebih lapangan-lapangan batubara dengan penyebaran dapat mencapai ribuan kilometer persegi. Untuk mengetahui lapisan suatu batuan diperlukan pemahaman tentang stratigrafi, litologi dan formasi. Stratigrafi adalah lapisan batuan atau susunan batuan yang didasarkan pada umur batuan. Sedangkan litologi adalah lapisan atau susunan batuan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan. Formasi adalah kelompok batuan yang memiliki ciri tertentu yang diberi nama khusus sebagai unit untuk keperluan pemetaan, referensi dan analisis. Formasi dapat diartikan sebagai unit batuan terkecil dalam klasifikasi stratigrafi yang dicirikan adanya persamaan litologi. Pada umumnya formasi diberi nama menurut daerah pertama kali unit tersebut ditemukan.

Berikut ini akan dibahas formasi-formasi yang berpotensi terdapat batubara di Indonesia.

DAERAH PENYEBARAN BATUBARA DI PULAU SUMATERA

Formasi Regional Di Pulasu Sumatera

Geological Age

CAINOZOIC

Miosen Awal

Pliosen Akhir

keutapang

Cekungan Sumatera Utara

Seureula

Julurajeu

Pliosen Awal

Miosen Awal Pliosen

Name

Cekungan Sumatera Selatan

Petani

Remarks

selang-seling antara batupasir, serpih dan kadang-kadang lapisan batubara muda. Batupasir lebih dominant pada bagian bawah dari formasi ini. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dangkal yang bersifat regresif. selang-seling antara batubara dan serpih. Bila dibandingkan dengan formasi keutapang, formasi ini lebih bersifat lempungan dan kurang karbonan. terdiri dari batupasir tufaan, lempung, lapisan batubara muda dan konglomerat. Formasi ini diendapkan pada lingkungan pantai hinggga darat. terdiri dari batupasir tufaan, batulempung, konglomerat dan lapisan tipis batubara.

Stratigrafi Sumatera Utara (Saito et al. 1985)

DAERAH PENYEBARAN BATUBARA DI PULAU JAWA Geological Age

Miocene late

CAINOZOIC

Miocene late

Remarks

Name

Cibulakan Bawah

Cibulakan Atas Cekungan Jawa Baratlaut

pliocene

Cisubuh

Miocene middle

Bojongmanik

Oligocene early

Ngimbang Cekungan Jawa Timur

Miocene early

Tawun

Bagian bawah dari anggota ini terdiri dari serpih dengan sisipansisipan batulanau karbonan, batupasir halus sampai sangat halus, batubara dan batugamping Terdiri dari serpih dengan selingan-selingan tipis batupasir gampingan dan batugamping, yang diendapkan pada lingkungan neritik. batulempung dengan sisipan-sisipan tipis batupasir halus, lignit dan kerikil di bagian atas. terdiri dari batulempung, batupasir dengan sisipansisipan lapisan lignit. batupasir, serpih dan lanau dengan sisipansisipan tipis batubara, sedangkan pada bagian atasnya terdiri dari batugamping dengan sisipan-sisipan tipis serpih gampingan dan napal terdiri dari batulempung, batugamping pasiran, batupasir dan lignit.

Stratigrafi wilayah barat dan barat daya jawa

DAERAH PENYEBARAN BATUBARA DI PULAU KALIMANTAN

Gambar 1.1. Kerangka Geologi Pulau Kalimantan (Bachtiar, 2006)

TABEL PERIODE BATUBARA DI PULAU KALIMANTAN

PALEOGENE

Geological Age

Eosen – Oligosen Awal

Miosen Bawah – Miosen Tengah

NEOGENE

Name

Formasi Tanjung Cekungan Barito

Miosen Akhir – Pliosen

Cekungan Ketungau

Formasi Warukin

Selang-seling batupasir, lempung, dan batubara. Tebal lapisan batubara mencapai lebih dari 40 m

Formasi Dahor

Formasi ini terdiri atas perselingan antara batupasir, batubara, konglomerat

Formasi Balikpapan

Batubara pada endapan di bagian barat kawasan Pinang

Formasi Teka

Perselingan batu pasir, konglomerat, batubara

Formasi Teke

Batu lumpur, batu lanau, batu pasir, batubara tipis

Eosen Akhir

Formasi Sujau

Oligosen

Formasi Mangkabua Formasi Tabul

NEOGENE

Miosen Akhir Cekungan Tarakan Miosen Akhir

QUARTENARY

Formasi ini disusun oleh batupasir, konglomerat, batulempung, batubara, dan basalt.

Eosen Akhir

PALEOGENE

TERTIARY

Cekungan Kutai

Remarks

Pleistosen

Terdiri dari sedimen klastik (konglomerat dan batupasir), serpih, batubara Batugamping, batubara tidak selaras Terdiri dari batupasir, batulanau, dan serpih yang kadang disertai dengan kemunculan lapisan batubara dan batugamping

Formasi Santul

Sering dijumpai lapisan batubara tipis yang berinterkalasi dengan batupasir, batulanau, dan batulempung

Formasi Bunyu

Terdiri dari perlapisan batupasir delta, serpih, dan batubara

Gambar 1.2. Stratigrafi Cekungan Barito, Cekungan Kutai, dan Cekungan Tarakan . (Courtesy, et al., 1991, op cit., Bachtiar, 2006).

Sebaran Batubara Di Sulawesi 1. Buton (Sulawesi Tenggara)

Formasi Winto: Perselingan serpih, batupasir, konglomerat dan batugampig. Bercirikan sedimen klastika daratan dan karbonat; serpih mengandung sisa tetumbuhan, berlapis mengandung sisa tetumbuhan, kayu terarangkan, lapisan tipis batubara, berlapis tipis hingga sedang, berstruktur gelombang dan silangsiur, berfosil mempunyai tipe di S. Winto dan mengandung fosil Halobia sp, Daonella sp, Manotis Salinaria, Rhynchonella sp,Terebratulla sp, Juvavites ceramensis. Daonella vermindica dan rdiolaria yang menunjukkan umur Trias Atas terendapkan dalam lingkungan neritic hingga laut dalam, tebal satuan sekitar 750 m.

Stratigrafi Buton:

2. Majene (Sulawesi Barat)

Formasi Toraja: Serpih coklat kemerahan, serpih napalan kelabu, batugamping, batupasir kuarsa,

konglomerat,

batugamping,

dan

setempat batubara. Tebal formasi diduga tidak kurang dari 1000 m. fosil foraminifera besar pada batugamping menunjukkan umur Eiosen – Meiosen, sedang lingkungan pengendapanya laut dangkal. Formasi ini menindih tidak selaras Formasi Latimojongdan ditindih tidak selaras oleh Batuan Gunungapi Lamasi.

Stratigrafi Majene:

3. Mamuju (Sulawesi Barat)

Formasi Toraja: Perselingan batupasir kuarsa, serpih dan batulanau, berisipan konglomerat kuarsa, batulempung karbonan, batugamping, napal, batupasir hijau, batupasir gampingan dan batubara, setempat dengan lapisan tipis resin dalam batulempung.

Stratigrafi Mamuju:

4. Sanana (Sulawesi Barat)

Formasi Bobong Perselingan konglomerat, batupasir, dan serpih bersisipan batubara.

Stratigrafi Sanana:

Sebaran Batubara Di Papua 1. Taminabuan (Papua Barat)

Formasi Ainim Serpihan Lanau, batupasir, grewake dan sedikit batubara

Stratigrafi Taminabuan:

2. Steenkool (Papua Barat)

Formasi Steen Kol Terutama batulumpur mikaan di bagian bawah, batupasir di bagian atas; sedikit batulanau, konglomerat; jarang lignit. Sedangkan endapan danau, bahan rombakan asal daratyang tidak mengeras; sedikit batubara.

Stratigrafi Steen Kol:

REFERENCES Suyono, 2013, Centre for Geological Survey, Geological Agency, Ministry of Energy and Mineral Resources L. D. Santy and H. Panggabean, 2013, Center of Geological Survey - Geological Agency Supandi. (2011). Genesa Batubara. Yogyakarta: STTNAS.

Related Documents


More Documents from "Aprilia Irawati"

Bab Ii.docx
November 2019 10
Spesifikasi Hd465-7r.pdf
November 2019 10
Daftar Isi.docx
October 2019 8