MAKALAH KEWIRAUSAHAAN TENTANG CARA MENDIRIKAN USAHA
Oleh Kelompok 1: Lokal 2a 1. Afika Kurnia 2. Mega Rahmah Putri 3. Muhammad Angga Pratama 4. Rani Afrida 5. Viana Mayora
Dosen pembimbing: R. Firwandri Marza,M.Kes
PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 1
POLTEKKES KEMENKES PADANG TAHUN AJARAN 2017/2018 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurrna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah. Terima kasih kepada Bapak/ibu Dosen yang membimbing kami dalam menyelesaikanmakalah tentang “Cara mendirikan usaha” Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Padang, 6 Februari 2018
Kelompok 1 i
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i Daftar isi ............................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.Latar belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1 1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ide Mendirikan Usaha Baru…………………………………………………. …3 2.2 Alasan Mendirikan Usaha…………………………………………………….. …4 2.3 Bidang Usaha……………………………………………………………………..4 2.4 Memulai Usaha…………………………………………………………………...7 2.5 Bentuk usaha……………………………………………………………………..9 2.6 Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha…………………………………………9 2.7 Jenis-Jenis Izin Usaha…………………………………………………………...12 2.8 Proses Pendirian Badan Usaha…………………………….……………………21 2.9 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha……………………………..………22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...........................................................................................................24 3.2 Saran.....................................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA
ii 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Makalah Melihat realita di zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan, karena lowongan
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan pencari pekerjaan. Di desa maupun di kota sama- sama sulit mencari pekerjaan. Langkah pertama untuk mendirikan usaha yaitu dengan mengetahui tata cara mendirikan suatu usaha baru. Makalah ini dilatar belakangi tugas dari guru, selain itu menjadi ajang mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah. Makalah ini berisikan tentang tahap-tahap membuat usaha baru. Makalah ini juga membuktikan bahwa kami menyukai dunia usaha dan kami membuat makalah ini karena rasa ingin tahu kami terhadap dunia usaha. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut: 1.
Darimana ide mendirikan bisnis baru dapat kita peroleh?
2.
Apa alasan-alasan mendirikan usaha baru?
3.
Bagaimana memulai usaha?
4.
Bidang usaha apa yang ingin dilakukan?
5.
Pengertian dan jenis-jenis badan usaha?
6.
Apa saja jenis-jenis izin usaha?
7.
Bagaimana proses pendirian badan usaha?
8.
Apa saja faktor penyebab kegagalan usaha?
4
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1.
Mahasiswa mengetahui asal ide usaha baru
2.
Mahasiswa mengetahui alasan-alasan mendirikan usaha baru
3.
Mahasiswa mengetahui cara memulai usaha
4.
Mahasiswa mengetahui usaha apa yang ingin dilakukan
5.
Mahasiswa mengetahui pengertian dan jenis-jenis usaha
6.
Mahasiswa mengetahui proses pendirian badan usaha
7.
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis izin usaha
8.
Mahasiswa mengetahui proses pendirian badan usaha
9.
Mahasiswa mengetahui faktor penyebab kegagalan usaha
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ide Mendirikan Usaha Baru Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide pendirian bisnis berskala kecil. National Federation of Independent Business Foundation, menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan 45% ide baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%. Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari: a.
Pengalaman Pribadi Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah.
Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda. b.
Minat Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya,
seorang murid yang suka berolahraga sky mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat sky. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi. c.
Penemuan Secara Tidak Sengaja Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja. d.
Relasi Atau Bisnis Keluarga Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi
adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama 6
maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan berjalan. e.
Pencarian Ide dengan penuh pertimbangan Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk
menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain. 2.2 Alasan Mendirikan Usaha Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan usaha baru: a.
Menampilkan penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang dikembangkan.
b.
Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan, pemasok,
dan bankir yang ideal. c.
Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan ikatan sah dari
perusahaan yang ada. Presiden, kebijakan, prosedur, komitmen hukum dari perusahaan yang sudah ada yang tidak diinginkan. 2.3 Bidang Usaha Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Faktor – faktor untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti: 1.
Minat atau bakat Seseorang yang memilki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah
dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.
7
2. Modal Dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahliaan tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memilki modal uang untuk menjalankan usaha. 3. Waktu Setiap usaha memiliki masa yang berbeda – beda ada yang dalam jangka waktu pendek adapula dalam jangka waktu menengah atau panjang. 4. Laba Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang diinginkan. Disamping itu dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut. 5. Pengalaman Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukakn kesalahan dalm menjalankan usaha nantinya. Bidang usaha yang dapat digeluti untuk pemula sesuai dengan minat dan bakat, terutama untuk usaha kecil dan menengah antara lain sbb : 1.
Sektor kecantikan
Contohnya: salon dan spa. 2.
Sektor keterampilan
Contohnya: service elektronik ( TV, kulkas , radio, AC), Service mesin motor. 3.
Sektor Konsultan
Contohnya: konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan psikiater dan konsultan lainnya. 4.
Sektor Industri.
8
Sektor industri akan menghasilkan suatu produk olahan. Untuk usaha kecil dan menengah misalnya membuka pabrik makanan. 5.
Sektor Tambang
Sektor tambang dapat dilakukan untuk usaha kecil dan menengah seperti usaha penambangan pasir. 6.
Sektor Kelautan.
Usaha yang dapat dilakukan di sektor kelautan adalah usaha penangkapan ikan baik untuk skala kecil maupun menengah. 7.
Sektor Perikanan
Usaha disektor perikanan antara lain membuka usaha tambak ikan atau udang baik di air tawar maupun di air laut, dan juga dapat membuka usaha pemancingan ikan dan budidaya ikan hias. 8.
Sektor Agribisnis
Usaha di agribisnis dapat dilakukan dengan membuka pertanian jangka pendek misalnya usaha penanaman sayur mayur, jangka menengah misalnya penanaman buah-buahan dan jangka panjang misalnya penanaman palawija. 9.
Sektor perdagangan.
Usaha di sektor perdagangan dapat dilakukan dengan membuka toko atau kios. 10. Sektor pendidikan. Usaha disektor pendidikan dapat dilakukan dengan membuka lembaga penelitian atau kursuskursus dan mendirikan sekolah atau perguruan tinggi. 11. Sektor percetakan. Usaha di sektor percetakan dapat dilakukan dengan membuka usaha fotocopy, sablon, percetakan buku, majalah, koran, atau lainnya. 12. Sektor seni. 9
Usaha yang dapat dilakukan sektor seni antara lain mengerjakan seni lukis, musik, ukir, atau menjadi penulis cerita. 13. Sektor kesehatan. Usaha di sektor kesehatan dapat dilakukan dengan membuka klinik-klinik kesehatan, praktik dokter bersama rumah sakit,dan apotik. 14. Sektor pariwisata Usaha disektor pariwisata dapat dilakukan dengan membuka biro perjalanan. Usaha wiasata membuka tempat penginapan dan tempat-tempat hiburan. 2.4 Memulai Usaha Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu: 1. Faktor keluarga pengusaha; 2. Sengaja terjun menjadi pengusaha 3. Kerja sampingan (iseng) 4. Coba – coba 5. Terpaksa Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis usaha
1. Menentukan produk
Dalam menemtukan produk, kita dapat melihat berdasarkan tiga hal, yang pertama adalah berdasarkan keahlian kita, menemtukan produk berdasarkan keahlian kita, kita melihat apa yang dapat kita buat, apakah kita ahli masak, atau kita dapat membuat kerajinan atau jasa, nah keahlian kita itulah yang kita jadikan produk. Yang kedua adalah menentukan produk berdasarkan trend, bertdasarkan trend ini kita menentukan produk dengan melihat apa yang sedang digemari oleh masyarakat, misalkan saja masyarakat diindonesia sedang gemar dengan makanan pedas, nah dari situ kita dapat ikut serta dalam usaha makanan pedas tersebut, kita belajar membuat makanan pedas, kita bersaing. Dan cara menentukan produk yang ketiga adalah 10
menentukan produk berdasarkan peluang, menentukan produk berdasarkan peluang ini kita melihat peluang apa yang ada yang dapat kita manfaatkan untuk dijadikan produk, setelah kita menemukan peluang usaha, kita manfaatkan peluang itu, kita jadikan peluang tersebut sebagai usaha kita.
2. Menentukan target pasar
Cara memulai usaha atau cara mendirikan usaha yang kedua ini, kita harus menentukan sasaran pasar yang kita tuju, menentukan kepada siapa produk kita akan dijual, apakah akan dijual kepada kalangan atas, kalangan menengah atau kalangan bawah, jika kita akan menjual produk kita kepada kalangan bawah maka kita sesuaikan dengan kebutuhan atau daya beli kalangan bawah, saya rasa tidak mungkin jika kita memproduksi barang mewah tetapi kita memasarkannya kepada kalangan bawah. Atau kita menentukan target pasar kita berdasarkan umur, apakah kita akan menjual produk kita kepada anak-anak, atau kepada remaja, orang dewasa, atau kepada orang tua, kita harus sesuaikan produk kita dengan kebutuhan mereka.
3 Menguji kelayakan usaha
Dalam menguji kelayakan usaha yang akan kita dirikan, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu biaya investasi, biaya modal kerja, dan prediksi kas masuk. Misalkan saja kita akan mendirikan usaha warung bakso, disini biaya investasi meliputi berapa biaya yang dibutuhkan sampai warung bakso tersebut berdiri ( biaya bangunan, meja, kursi, dan lainya yang relatif tahan lama), untuk biaya modal kerja, kita menghitung berapa yang dibutuhkan dalam suatu waktu untuk warung bakso tersebut dapat beroperasi (biaya bahan baku bakso, gula, dan lainnya yang sekali habis), sedangkan untuk prediksi kas masuk kita menghitung laba yang kita peroleh dalam suatu waktu.
4 Struktur manajemen
Cara memulai usaha atau cara mendirikan usaha yang keempat ini kita menentukan struktur manajemen dalam usaha kita, apakah kita akan menggunakan manajemen sederhana 11
atau kita menggunakan menejemen yang cukup rumit. Manajemen sederhana, yaitu hanya ada kita sebagai bos dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, tidak ada manajemen pemasaran, manajemen operasi, dan manajemen lainnya selai kita sendiri, sedangkan manajemen yang cukup rumit, selain kita sebagai bos dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, kita harus membuat manajemen-manajemen lainnya, seperti manajemen keuangan. operasi atau pemasaran, dan setiap manajemen tersebut memerlukan lagi beberapa karyawan.
5.Modal Mungkin modal menjadi sebuah hambatan untuk memulai atau mendirikan usaha, bagi saya sendiri modal juga merupakan sebuah hambatan untuk memulai usaha. Dalam memulai usaha sebuah modal tidak hanya sebatas pada uang, tapi juga tenaga dan waktu, kalau modal tenaga dan waktu ini, saya rasa akan terasa mudah jika kita memiliki keinginan yang besar dan kuat, sedangkan modal uang tidak sesimpel itu saya rasa. Modal uang dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu dari tabungan sendiri, saham, obligasi, dan lainnya.
2.5 Bentuk usaha
Kita dapat menentukan bentuk usaha sesuai dengan yang kita inginkan, apakah kita ingin bentuk usaha perorangan, atau PT, atau CV, ataupun bentuk usaha lainnya yang mungkin dapat kita lakukan.
2.6 Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan. Adapun badan hukum yang ada adalah sebagai berikut: 1.
perusahaan perseorangan;
2.
firma (Fa);
3.
perseroan komanditer (CV);
4.
koperasi; 12
5.
yayasan;
6.
perseroan terbatas (PT).
1. Perseorangan Perusahaan perseorangan merupaka usaha milik pribadi artinya modal dimiliki oleh perseorangan. Kelebihan perusahaan perseorangan ini yaitu pendiriannya mudah, modalnya relatif kecil, tidak diperlukan organisasi yang besar, semua wewenang keputusan manajemen ada ditangan pemilik dan keuntungan sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha. Kelemahan perusahaan perseorangan ini adalah relatif sulit berkembang karena biasanya menggunakan manajemen keluarga. Contoh perusahaan perseorangan ini adalah usaha dagang (UD) atau toko bangunan (TB). 2. Firma(Fa) Firma merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang atau lebih dan menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Kelebihan firma adalah manajemen lebih baik dan perolehan dana dari pihak luar relatif lebih mudah. Dan bertujuan untuk mencari keuntungan semata. Kelebihan firma adalah jka salah satu pemilik firma tidak ada, akibatnya kelanjutan usahanya menjadi tidak menentu. 3. Perseroan Komanditer Perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Tujuan pendirian perseroan komanditer adalah memberikan peluang bagi perseorangan untuk ikut menanamkan modalnya dengan tanggung jawab terbatas. Kelebihan perusahaan jenis ini adalah dalam hal tanggung jawab terutama bagi sekutu aktif dan pasif. 4. Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang. Berikut ini beberapa
jenis-jenis
koperasi
yang
1. koperasi produksi; 2. koperasi konsumsi; 13
dapat
kita
dirikan
yaitu:
3. koperasi jasa; 4. koperasi serbaguna usaha; 5. koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu. 6. Yayasan (badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial). 6.Perseroan Terbatas(PT) Perseroan terbatas atau yang lebih dikenal dengan nama PT adalah badan hukum yang memiliki tanggung jawab terbatas. Jenis-jenis perseroan terbatas di indonesia dilihat dari dua segi yaitu: 1. a.
Segi kepemilikan, terdiri dari tiga jenis: perseroan terbatas biasa
perseroan terbatas biasa adalah PT yang para pendiri, pemegang saham dan pengurusnya warga negara indonesia dan badan hukum indonesia (dalam pengertian tidak ada modal asing) b. perseroan terbatas terbuka perseroan terbatas terbuka merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal dan dimungkinkan warga negara asing dan atau badan hukum asing mnenjadi pendiri, pemegang saham, dan atu pengurusnya. c.
Perseroan terbatas (persero)
Perseroan terbatas merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2.
Segi status, dibagi dalam dua jenis, yaitu:
a. Perseroan Tertutup Perseroan tertutup merupakan perseroan terbatas yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan penawaran umum.
14
b. Perseroan Terbuka Perseroan terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Modal perseroan terbatas terdiri dari tiga jenis berikut, yakni: 1. Modal dasar (authorized capital) 2. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital) 3. Modal Setor (paid-up capital) 2.7 Jenis-Jenis Izin Usaha Perizinan asaha dalah alat/ instumen untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan penerbitan usaha. Dalam praktiknya, dokumen-dokumen yang diperlukan oleh suatu usaha adalah: 1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 3. Bukti diri Di samping dokumen di atas, izin-izin perusahaan lainnya harus segera diurus sesuai dengan bidang usahanya, antara lain: 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen Perdagangan 2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian 3. Izin Domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat dimana perusahaan itu berdiri. 4. Izin gangguan, yang dapat diperoleh melalui kelurahan setempat dimana perusahaan berdomisili 5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat.
15
A.
PROSEDUR PENGURUSAN IZIN USAHA Prosedur atau langkah-langkah dalam mendirikan usaha berbadan hokum, antara lain
embuat SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan HO (Surat Izin Gangguan), membuat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), membuat NPWP (Nomor Induk Wajib Pajak), embuat TDP (Tanda Paftar Perusahaan), membuat nomor rekening bank atas nama perusahaa, membat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). 1.
Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha yang kepada seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO) adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di likasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkunagan. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO/Hinder Ordonantie) harus diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali. Langkah-langkah buntuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO), yaitu sebagai berikut. a. Membuat surat izin tetangga b. Membuat surat keterangan domisili perusahaan Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO), antara lain : 1)
Fotocopy KTP permohonan
2)
Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah
3)
Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani
4)
Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan
5)
Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
6)
Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah 16
7)
Denah lokasi tempat usaha
8)
Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui RT/RW
9)
Izin sewa atau kontrak
10) Surat keterangan domisili perusahaan 11) Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris 12) Berita acara pemeriksaan lapangan 2.
Membuat Nomor Rekening Perusahaan Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan berapa
presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan hal berikut ini. a.
Membuat nomor rekening atas nama perusahaan
b.
Melakukan setoran modal
c.
Menyerahkan bukti setoran
3.
Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan Anda harus merancang dan mendesign identitas dari usaha terlebih dahulu, yang
meliputi: a.
Nama perusahaan
b.
Logo perusahaan
c.
Alamat perusahaan
d.
Kartu nama dan tag line (slogan)
e.
Kop surat dan dokumen-dokumen lainnya
f.
Stempel perusahaan
g.
Maksud dan tujuan usaha 17
h.
Jumlah usaha
i.
Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)
4.
Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Sudah menjadi ketetapam pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu maupun
pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP). Apabila omset penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertentu diwajibkan mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan akan diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaknnya. 5.
Membuat Akta Pendirian Perusahaan Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat dihadapan
notaries. Hal ini bertujuan untuk : a. Menghindari terjadinya perselisihan b. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan c. Mencantumkan nilai saham (Presentase kepemilikan) d. Mengetahui besarnya modal Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW dianggap kuarang sah dihadapan hukum. Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut : a.
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri
b.
Fotocopy Kartu Keluaraga (KK)
c.
Fotocopy NPWP penanggung jawab 18
d.
Foto penenggumng jawab pwerusahaan ukuran 3 x 4
e.
Fotocopy lunas PBB tahun terakhir
f.
Fotocopy surat kontrakan/ sewa kantor
g.
Surat ketarangan domisili dari pengelola gadung
h.
Surat keterangan domisili dari RT/RW
i.
Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, dan komputer) Setelah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan mengesahkan
perusahaan ke kementrian terkait, yaitu : a. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia b. Kementrian tenaga Kerja c. Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan d. Kementrian Pekerjaan Umum 6.
Membuat Surat Izin Usaha Perdgangan (SIUP) Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-
DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan yang dikeluarakan instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan tempat/domisili perusahaan. SIUP dapat di berikan kepada para wirausaha baik perseorangan, CV, Pt, BUMN, firma, ataupun koperasi. a.
Pengklasifikasian SIUP
SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1) SIUP Kecil 2) SIUP Menengah
19
3) SIUP Besar b. Proseder permohonan SIUP 1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil 2) Permohonan SIUP besar c. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perusahaan baik PT, CV, koperasai maupun perseorangan harus membawa dokumen yang lengkap beserta copynya untuk pengurusan SIUP ke Dinas Perindustriandan Perdagangan kota/ kabupaten. Dokumen yang diperlukan antara lain : 1)
Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan
2)
Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
3)
Fotocopy NPWP
4)
Fotocopy KTP pemilik
5)
Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
6)
Fotocopy KK
7)
Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan
8)
Fotocopy surat kontrak/ sewa
9)
Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4
10) Neraca perusahaan 7.
Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatatan resmi sebagai bukti bahwa perusahaan/ badan usaha talah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
20
Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar. Berdasarkan pasal 38 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), akta pendirian perusahaan yang memuat anggaran dasar yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Munusia Republik Indonesia, harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai domisili perusahaan, kemudian diumumkan melalui Berita Negara. a.
Hal-hal yang perlu di daftarkan
1) Akta pendirian perusahaan 2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indinesia. b.
Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1) PERHONAN Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT dan yayasan harus mendapatkn pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari Menteri Hukum dan hak Asai Manusia terlebih dahulu. 2) Perusahaan mengambil formulir permihonan permohonan TDP 3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85. 4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan c.
Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), antara lain : 1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV)/ Firma (Fa) dan Koperasi adalah sebagai berikut. a.
Formulir Isian
21
b.
Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
c.
Fotocopy Pengesahaan Akta
d.
Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian
e.
Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
f.
Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
g.
Nomor Pokok Wajib Pajak
h.
Fotocopy SIUP
i.
Fotocopy KTP
j.
Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan
k.
Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi
l.
Bukti setor biaya administrasi
m.
Fotocopy paspor jika pemilik WNA
2) Perusahaan Perorangan (PO) a. Formulr Isian b. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan c. Fotocopy SIUP d. Fotocopy KTP penanggung jawab e. Fotocopy NPWP f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)
8.
Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkunagan)
22
Analisis Mengenai Dampak lingkunagan (AMDAL) adalah hasil kajian mengenai dampk besra dan penting dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan kegiatan usaha di idonesia. a.
Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk : 1) memberikan masukan erhadp penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. 2) Memberikan informasi kepada masyarakat 3) Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah. 4) Membantu proses pengambilan kerutusan 5) Memberikan masukan terhadap penyusunandesain
b. Dasar Hukum AMDAL Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL adalah : 1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL 2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai Pengendalian Pencemaran Air. 4) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL. 5) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. 6) Surat
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93,
2347/MENLH/12/93 mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.
23
No. B.
7) Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.
c.
Pedoman Pelaksnaan AMDAL
1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 006 mengenai penyusunan AMDAL harus menggunakan pedoman Penyusunan AMDAL. 2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang datar kegiatan wajib AMDAL. 3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Thahun 2002 4) Kewenangan Penilaian didasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 40 Tahun 2000 tantang pedoman tata kerja komisi penilaian AMDAL.
d.
Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL
Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah fotocopy NPWP, TDP, KTP, SITU, dan denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
2.7 Proses Pendirian Badan Usaha 1.
Mengadakan rapat umum pemegang saham
Rapat ini dilakukan untuk membicarakan pembentukan usaha yang menyangkut hak dan kewajiban pemegang saham yang nantinya hasil rapat tersebut dibuatkan notulennya sebagai bukti kesungguhan untuk mendirikan badan usaha. 2.
Dibuatkan akta notaris
24
Di dalam akta notaris, dicantumkan nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha dan tujuan perusahaan didirikan. Hal ini dibuatkan setelah diadakannya kesepakatan untuk mendirikan suatu badan usaha. 3.
Didaftarkan di pengadilan negeri
Selanjutnya, akta notaris ini akan didaftarka ke pengadilan negeri untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum yang sah. 4.
Diberitakan dalam lembaran negara
Badan usaha yang telah memperoleh legalitas dari Departemen Kehakiman akan diberitakan dalam berita negara.
2.8 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai berikut: 1.
Data dan informasi tidak lengkap Pada saat melakukan perencanaan, data dan informasi yang disajikan kurang lengkap
sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada. 2.
Salah perhitungan
Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan, misalnya rumus atau cara menghitung yang digunakan salah sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat. 3.
Pelaksanaan pekerjaan salah Dalam hal ini, para pelaksana usaha (manjemen) di lapangan tidak mengerjakan usaha
secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, kemungkinan usaha tersebut gagal sangat besar. 4.
Kondisi lingkungan 25
Misalnya saja, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanannya terjadi perubahan lingkungan, seperti perubahan ekonomi, politik, hukum dan sosial, ataupun perilaku masyarakat. 5.
Unsur sengaja Kegagalan yang sangat fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan. Artinya,
karyawan sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab.
26
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ada beberapa factor yang menyebabkan seseorang untuk memulai usahanya yaitu: 1. Faktor keluarga pengusaha; 2. Sengaja terjun menjadi pengusaha 3. Kerja sampingan (iseng) 4. Coba – coba 5. Terpaksa Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai berikut: 1.
Data dan informasi tidak lengkap
2.
Salah perhitungan
3.
Pelaksanaan pekerjaan salah
4.
Kondisi lingkungan
5.
Unsur sengaja
3.2 Saran Bahwa setiap wirausahawan yang ingin mendirikan usaha sebaiknya mempelajari terlebih dahulu tahap demi tahap dalam membuat usaha karena tahapan ini sudah ada peraturannya. Oleh karena itu, sangat penting sekali mempelajarinya agar dalam berusaha kita tidak mendapat kesulitan dalam usaha yang dijalankan tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA https://www.matahidup.com/10-langkah-merintis-usaha-sendiri-dari-nol https://dosenekonomi.com/bisnis/syarat-mendirikan-usaha-dagang Kamir.2014. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali
28