Klasifikasi Fraktur Tulang Panjang.docx

  • Uploaded by: suci
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Klasifikasi Fraktur Tulang Panjang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,089
  • Pages: 8
FRAKTUR KLAVIKULA Fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh pada daerah bahu, biasanya pada saat jatuh tangan dalam keadaan terulur. Fraktur klavikula dapat terjadi pada tiga tempat: 1. Sepertiga tengah (80%) 2. Sepertiga lateral (15%) 3. Sepertiga medial (5%) Pengobatan pada fraktur klavikula: 1. Konservatif Pengobatan konservatif dengan mitela, verban bentuk delapan. 2. Operatif Operasi dilakukan apabila ada indikasi seperti fraktur terbuka, adanya tekanan pada pembuluh darah, nonunion, fraktur 1/3 lateral. Operasi dapat dilakukan dengan memasang pin Kirschner atau Plate dan Screw.

FRAKTUR HUMERUS Fraktur pada humerus dapat terjadi pada berbagai tempat mulai dari proksimal (kaput) hingga distal (kondilus) humerus, berupa: 1. Fraktur leher 2. Fraktur tuberkulum mayus 3. Fraktur diafisis 4. Fraktur suprakondiler 5. Fraktur kondiler 6. Fraktur epikondilus medialis

1. Fraktur leher humerus Umumnya terjadi pada wanita tua yang telah mengalami osteoporosis sehingga terjadi kelemahan tulang. Mekanisme trauma Biasanya penderita jatuh dan terjadi trauma pada anggota gerak atas. Klasifikasi 

Fraktur impaksi



Fraktur tanpa impaksi, dengan atau tanpa pergeseran

Pengobatan fraktur leher humerus 

Konservatif Pada fraktur impaksi atau tanpa impaksi yang tidak disertai pergeseran dapat dilakukan terapi konservatif saja dengan memasang mitela dan mobilisasi segera pada gerakan sendi bahu.



Operatif Dilakukan apabila fraktur disertai dengan pergeseran.

2. Fraktur tuberkulum mayus Fraktur ini dapat terjadi bersama dengan dislokasi humerus atau merupakan fraktur tersendiri akibat trauma langsung di daerah sendi bahu. Biasanya terjadi pada orang tua dan umumnya tidak mengalami pergeseran. Pengobatan 

Konservatif Terapi konservatif dilakukan apabila fraktur tanpa pergeseran fragmen.



Operatif

Pada fraktur yang disertai pergeseran fragmen dapat dilakukan operasi dengan memasang screw. 3. Fraktur diafisis humerus Fraktur diafisis humerus biasanya terjadi pada 1/3 tengah humerus dan trauma dapat bersifat memuntir yang menyebabkan fraktur spiral. Fraktur yang bersifat langsung pada diafisis humerus dapat menyebabkan fraktur transversal, oblik pendek atau komunitif. fraktur patologis biasanya terjadi pada 1/3 proksimal humerus. Pengobatan Prinsip pengobatan adalah konservatif karena angulasi dapat tertutup oleh otot dan tidak terjadi gangguan secara fungsional, disamping itu 1/3 kontak cukup memadai untuk terjadinya union. 

Konservatif Pemasangan U slab dan gips tergantung (hanging cast).



Operatif Dilakukan dengan pemasangan plate dan screw atau pin Rush atau pada fraktur terbuka dengan fiksasi eksterna.

4. Fraktur suprakondiler humerus Fraktur suprakondiler humerus lebih sering ditemukan pada anak-anak daripada orang dewasa. Klasifikasi  Tipe I Terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang berupa garis.  Tipe II Tidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara humerus dan kondilus lateralis (normal 40%)  Tipe III

Terdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta masih ada kontak antara kedua fragmen.  Tipe IV Pergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.

Terdapat dua tipe fraktur suprakondiler humeri berdasarkan pergeseran fragmen distal, yaitu: a. Tipe posterior (tipe ekstensi) Tipe posterior merupakan 99% dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri. Tipe ini terjadi apabila trauma terjadi pada saat sendi siku dalam posisi hiperekstensi atau sedikit fleksi serta pergelangan tangan dalam posisi dorso fleksi. Pada tipe ini juga fragmen distal bergeser ke arah posterior. b. Tipe anterior (tipe fleksi) Tipe anterior hanya merupakan 1-2% dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Tipe ini terjadi apabila penderita jatuh dan terjadi trauma langsung sendi siku pada distal humeri. Pada tipe ini juga fragmen distal bergeser ke arah anterior. Pengobatan A. Tipe ekstensi  Tipe I Cukup dengan pemasangan mitela dan sembuh dalam 10 hari sampai 2 minggu.  Tipe II Perlu dilakukan reposisi tertutup untuk mengembalikan posisi humerus distal karena akan terdapatgangguan dalam perherakan ekstensi dan fleksi sendi siku dikemudian hari.  Tipe III dan IV

Reposisi tertutup sebaiknya dengan mempergunakan image intensifier dan dapat difiksasi dengan K-wire perkutaneus atau tanpa fiksasi dan dipasang gips. Apabila tidak berhasil, maka dianjurkan tindakan operasi terbuka dengan pemasangan Kwire, juga pada penderita yang datang setelah beberapa hari terjadinya fraktur. Pemasangan gips untuk imobilisasi selama 3-4 minggu dan kemudian dipertahankan dengan mempergunakan mitela. Gerakan aktif dapat dimulai dengan gerakan fleksi. Pada

fraktur

suprakondiler

humerus

yang

disertai

pembengkakan hebat dapat dilakukan traksi Dunlop atau traksi skeletal untuk beberapa hari dan setelah pembengkakan mereda maka dapat dicoba kembali dengan reposisi tertutup.

5. Fraktur kondilus humerus Fraktur ini juga jarang terjadi pada orang dewasa akan tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. Biasa terjadi pada saat tangan dalam posisi out stretched dan sendi siku dalam posisi fleksi dengan trauma pada bagian lateral atau medial. Klasifikasi 

Fraktur pada satu kondilus



Fraktur inter-kondiler (fraktur Y atau T)



Fraktur komunitif

Pengobatan Fraktur tanpa pergeseran fragmen tidak memerlukan reposisi, cukup dengan pemasangan gips sirkuler selama 6 minggu dan dilanjutkan dengan fisioterapi secara hati-hati. Fraktur kondiler adalah fraktur yang mengenai permukaan sendi sehingga memerlukan reduksi dengan

operasi segera, akurat dan rigid sehingga mobilisasi dapat dilakukan secepatnya.

FRAKTUR FEMUR 

Fraktur leher femur Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan pada orang tua terutama wanita umur 60 tahun ke atas disertai tulang yang sudah osteoporosis. Mekanisme trauma Jatuh pada daerah trokanter baik karena kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi seperti terpeleset di kamar mandi dimana panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi. Klasifikasi 1. Hubungan terhadap kapsul 

Ekstrakapsuler



Intrakapsuler

2. Sesuai lokasi 

Sub-kapital



Trans-servikal



Basal

3. Radiologis a) Berdasarkan keadaan fraktur 

Tidak ada pergeseran fraktur



Fragmen distal, rotasi eksterna, abduksi dan dapat bergeser ke proksimal



Fragmen impaksi

b) Klasifikasi menurut Garden



Tingkat I; fraktur impaksi yang tidak total



Tingkat II; fraktur total tetapi tidak bergeser



Tingkat III; fraktur total disertai dengan sedikit pergeseran



Tingkat IV; fraktur disertai dengan pergeseran yang hebat

c) Klasifikasi menurut Pauwel Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut inklinasi leher femur. 

Tipe I; fraktur dengan garis fraktur 30°



Tipe II; fraktur dengan garis fraktur 50°



Tipe III; fraktur dengan garis fraktur 70°

Patologi Kaput femur mendapat aliran darah dari tiga sumber, yaitu: 1. Pembuluh darah intramedular di leher femur 2. Pembuluh darah servikal asendens dalam retinakulum kapsul sendi 3. Pembuluh darah dari ligamen yang berputar Pada saat terjadi fraktur, pembuluh darah intramedular dan pembuluh darah retinakulum selalu mengalami robekan apabila terjadi pergeseran fragmen. Fraktur transervikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang mempunyai kapasitas yang sangat rendah dalam penyembuhan karena adanya kerusakan pembuluh darah, periosteum yang rapuh serta hambatan dari cairan sinovia. Pengobatan fraktur leher femur dapat berupa: 1. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas 2. Terapi operatif Pengobatan operatif hampir selalu dilakukan ada penderita fraktur leher femur baik orang dewasa muda maupun pada orang tua karena reduksi yang akurat dan stabil.

Jenis-jenis operasi: a. Pemasangan pin b. Pemasangan plate dan screw c. Atroplasti; dilakukan pada penderita umur > 55 tahun

Related Documents


More Documents from "Wahyu Ariawan"