1. Ir. Soekarno Presiden Indonesia (18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967) Adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa). Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada figur sentral dan kultus individu.
2. Joko Widodo Presiden Indonesia Gaya kepemimpinan seorang Joko Widodo memang tergolong unik, sebab Jokowi, orangorang menyebutkan memiliki sebuah gaya kepemimpinan yang lain dari pada yang lain dimana semua keputusan keputusan yang diambilnya cenderung nyeleneh namun mengandung sebuah hal yang penting dalam masyarakat. Jokowi hadir begitu cepat, sosok yang begitu dinanti nanti pada jaman seperti sekarang ini, dimana banyak masyarakat yang sudah bosan dengan kondisi kepemimpinan sekarang ini. Banyak masyarakat yang menginginkan sebuah perubahan dalam hal kepemimpinan bangsa ini, dan Jokowi pun hadir ditengah tengah kita dengan citra sebuah pemimpin yang sangat peduli dengan kaum kaum kelas bawah dan sangat peduli dengan srakyat kecil, banyak masyarakat Indonesia menggantungkan perubahan bangsa ini pada sosok Joko Widodo. Konsep kepemimpinan Jokowi adalah servant, dimana dalam konsep kepemimpinan ini pemimpin adalah menjadi seorang pelayan, dimana yang dimaksud adalah Jokowi secara langsung terjun kedalam kehidupan masyarakat dan mengetahui bagaimana nasib dan keluhan ynag mereka alami saat ini. Dimana disini Jokowi secara tidak langsung mecritrakan bahwa “saya adalah pelayan anda” dengan motto bekerja dan melayani. Konsep ini lah yang dipegang teguh oleh Jokowi sehingga banyak orang mengidolakan Joko Widodo sehingga beliau mampu menjadi pemimpin No.1 di Negara Indonesia sekarang ini. Jokowi sangat cinta terhadap masyarakat, hal ini terbukti bahwa dia selalu berusaha untuk dekat bahkan menyamakan diri dengan masyarakat. Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi ini bisa menjadi contoh, bagaimana sosok pemimpin yang tegas, berani dan konsisten meski Jokowi dari orang yang terlihat sederhana. saat terpilih menjadi presiden, Jokowi telah menunjukkan
ketegasannya dalam memimpin sebagai kepala negara. Di antaranya, Jokowi dengan tegas membatalkan penetapan Budi Gunawan sebagai kapolri karena diduga melakukan korupsi. Ditambah lagi, memberhentikan sementara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad karena diduga terlibat kriminal dan kini menjalani proses hukum. Dalam sistem politik yang demokratis, pemimpin yang tegas dan berani tidak identik dengan militer. Latar belakang militer tidak otomatis lebih berani, lebih tegas atau lebih nasionalis. Pemimpin kuat juga tidak sama dengan pemimpin yang membuat kebijakan dan menerobos aturan. Dalam demokrasi di mana hukum dikedepankan, sikap tegas, berani dan konsisten justru bisa ditunjukkan dengan cara-cara yang lembut dan santun seperti Jokowi.
3. Kim Jong Un Presiden Korea Utara kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang kebijakannya diambil secara sepihak oleh pemimpin tanpa merundingkannya terlebih dahulu. Tanggung jawab dan masing-masing tugas dipegang oleh pemimpin tersebut dan tugas bawahan pemimpin itu hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pihak pemimpin tertinggi. Kim Jong Un yang ditakuti rakyat nya sendiri, bahkan masyarakat dunia takut terhadap sosok pemimpin korea utara ini, karena dia adalah pemimpin otoriter yang mempunyai kekuatan terlalu besar didalam kekuasaannya. Sang paman pun telah menjadi korban kekejaman dari gaya kepemimpinan Kim Jong Un ini, dia di eksekusi dan mayatnya dijadikan makanan anjing. Kebijakan “konyol” yang diterapkan oleh Kim Jong Un antara lain seperti mengatur gaya rambut yang mengharuskan laki-laki memotong rambutnya seperti Kim Jong Un, dan untuk wanita diharuskan seperti istrinya (Ri-Sol Ju), dan apabila melanggar? Aturan “death penalty” akibatnya. Gaya kepemimpinan Kim Jong Un ini menurut saya terlalu berani, seperti terang-terangan mengancam amerika dan korea selatan dengan nuklirnya, dan mengatur warganya seperti robot. Gaya kepemimpinan Kim Jong Un ini merupakan kepemimpinan terkejam yang melebihi zaman ayahnya sendiri yaitu Kim Jong Il.
4. Vladimir Putin Presiden Rusia Resmi sudah Putin memperpanjang kekuasaannya di negeri terbesar di dunia itu. Vladimir Vladimirovich Putin pertama kali menjadi Presiden Rusia tepat pada pergantian milenium, 1 Januari 2000, setelah pendahulunya, Boris Yeltsin, mendadak mengundurkan diri pada malam Tahun Baru, 31 Desember 1999. Bagaikan ksatria yang muncul dari balik kabut kegelapan malam, Putin—seorang mantan agen lapangan dinas rahasia KGB dengan latar belakang kehidupan pribadi yang serba gelap—datang membawa perubahan di Rusia. Gaya kepemimpinannya dianggap transformasional karena dia dapat atau berani merubah sistem pemerintahan Rusia yang dulunya adalah demokratis menjadi otoriteris. Namun perubahan ini juga berbuah baik karena negara Rusia menjadi salah satu negara yang maju
dalam perekonomiannya. Putin juga dianggap pemimpin yang kharismatik, hal ini dapat dilihat dari hausnya dia akan kekuasaan dan tingginya rasa hormat dan kagum rakyatnya kepada dia. Bahkan orang-orang yang tidak memilih dia saat pemilihan presiden juga mengatakan bahwa orang yang paling cocok untuk memimpin Rusia saat ini adalah Putin.
5. Xi Jinping Presiden Tiongkok peran Xi Jinping merupakan peran yang sentral sebagai pemimpin. Selain sebagai kepala negara Xi Jinping juga mempunyai hak prerogratif dalam mengambil keputusan. Dalam menganalisis perannya melalui variabel idiosinkratik dapat diketahui bahwa pembentukan karakter Xi Jinping memengaruhi pola pikirnya terhadap persepsi sekaligus pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Xi Jinping sendiri. Pembentukan karakter yang paling dominan muncul dalam diri Xi Jinping adalah pragmatis yang hampir terlihat di setiap gaya keputusan maupun gaya kepemimpinan. Selain itu, pembentukan karakter terkait pemikiran Xi Jinping sebagian besar dipengaruhi oleh ayahnya. Pemikiran dan gaya kepemimpinan Xi Jinping pun tidak luput dari pembelajaran yang diterima dari ayahnya dan juga julukan princelling yang menambah daftar pengaruh kepada diri Xi Jinping. Julukan princelling ini menimbulkan kepercayaan diri Xi Jinping terhadap ambisi yang dibangun di dalam karir politiknya hingga ia bisa menjadi presiden Tiongkok saat ini.
6. Donald Trump Presiden Amerika Serikat Dalam kaitannya dengan berbagai bisnis yang dia lakoni, dia menjadi seorang pembuat keputusan yang baik. Dia nampak sebagai seorang pengambil risiko yang tinggi. Donald Trump adalah seorang pebisnis yang memiliki target perencanaan yang baik. Dia memiliki harapan yang tinggi untuk dirinya sendiri dan orang-orang di sekelilingnya. Itulah kenapa dia berhasil mendapatkan setiap hal yang dia inginkan dalam hidupnya. Memiliki visi yang jelas sangatlah diperlukan apabila Anda ingin berhasil dalam meraih hal yang besar.
7. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia (2004-2014) Setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinannya sendiri dan itu sangat tergantung dari situasi dan tantangan yang dihadapi. Gaya kepemimpinan yang ia jalankan sekarang, menurut Presiden merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi. Presiden bahkan menegaskan, kalau dirinya cenderung untuk mengalah, cenderung memilih melakukan berkompromi dan membuat konsensus, karena ia tidak ingin kepemimpinan yang dijalankan menjadi otoriter.
8. Soeharto Presiden Indonesia (1967-1998) Soeharto telah menjabat menjadi Presiden kurang lebih 30 tahun, masa jabatannya terakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998. Pada pemerintahan Presiden Soeharto dikenal juga pemerintahan Era Orde Baru. Sifat Kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah keberanian, kesederhanaan dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, dan konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan. Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto adalah gabungan dari gaya kepemimpinan ProaktifEkstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu mampu menangkap peluang dan melihat tantangan yang berdampak positif serta mempunyai visi yang maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang menyesuaikan.
9. Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia Sosok Mahathir memang tidak mudah dilupakan orang. Style kepemimpinannya yang terbuka menyampaikan tentang apapun membuat Malaysia bisa berjaya dan disegani di dunia hingga sekarang. Gaya memimpinnya memang mempunyai karakter tegas dan disiplin. Sekali berbicara A ya seterusnya. Teguh pada prinsipnya inilah yang membuat dia disegani dan dikagumi sehingga pada saat sebagian orang awalnya meragukan kemampuan partai koalisi dalam menghadapi Partai UMNO yang pernah dipimpinnya, berhasil dibuktikannya meski di usia yang sudah senja.
10. Barack Obama Presiden Amerika Serikat (2009-2017) Kepemimpinan otokratis menggunakan pendekatan kekuasaan dalam memutuskan dan mengembangkan organisasinya. Pemimpin membuat semua keputusan dan bawahan cukup mengikuti perintah tanpa ada penyimpangan sedikit pun. Gaya kepemimpinan ini dipakai apabila gaya yang lain ternyata tidak mempan. Jadi pakai pendekatan kekuasaan. Kepemimpinan demokratis ditandai dengan struktur yang menggunakan pendekatan kooperatif. Kepemimpinan ini memberi ruang bagi bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Kepemimpinan gaya ini cenderung bermoral tinggi, bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan demokratis juga disebut kepemimpinan partisipatif.