Makalah Keperawatan jiwa Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Dzat yang tidak pernah lalai dalam mengawasi gerak-gerik kita dimana pun dan kapan pun. Berkat kehendak-Nyalah, makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada tokoh idola sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat, tabi’in dan semoga kita termasuk didalamnya. Aamiin. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata kuliah Keperawatan Jiwa I. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa, masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran ataupun masukan agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Bandung, Februari 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Ketidakberdayaan dan keputusasaan..................................................................... 1 B. Pengkajian ............................................................................................................. 2
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Ketidakberdayaan dan Keputusasaan 1. Deskripsi Ketidakberdayaan merupakan ketidakmampuan dalam mobilisasi energy
dan
ketiadaan
upaya
ampur
tangan
terhadap
penyakit
(Shea&Hurley, 1964). Ketidakberdayaan (powerlessness/helplessness) merupakan keadaan ketika seseorang atau kelompok
merasakan
kurangnya kontrol pribadi atas peristiwa atau situasi tertentu. Sebagai kesatuan, ketidakberdayaan atau keputusasaan merupakan sindrom yang didemontrasikan oleh penerimaan klien bahwa proses suatu penyakit bersifat kekal, tidak dapat diubah, progresif dan segala upaya campur tangan terhadap penyakit tersebut tidak akan memberikan hasil bagi pasien dan orang yang membantu (Shea&Hurley, 1964). Keputusasaan (hopelessness) suatu kondidi emosional subjektif yang dipertahankan klien karena klien tidak melihat adanya pilihan pribadi atau pilihan alternative untuk memecahkan masalah karena ketiadaan hasrat dan ketidakmampuan diri untuk memobilisasi energinya (CarpenitoMoyet, 2009). Keputusasaan adalah keadaan subjektif dimana seseorang melihat keterbatasan atau tidak melihat adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy atas nama sendiri. Keputusasan berbeda dengan ketidakberdayaan. Hal ini dikarenakan orang tanpa harapan (putus asa) tidak melihat adanya solusi atau jalan untuk memcapai apa yang diinginkan, meskipun dia merasa dalam kendali. Sebaliknya, orang yang tidak berdaya bias melihat alternative atau jawaban, namun tidak dapat melakukan apapun karena kurangnya
1
kontrol
atau
sumber
daya
(Carpenito-Moyet,
2009).
Perasaan
ketidakberdayaan bias menyebabkan keputusasaan.
2. Rentang Respons Emosional Adaptif
Maladaptif
Respons
Reaksi
Supresi
Reaksi
emosional
berduka
Emosi
berduka
rumit
Depresi
tertunda
B. Pengkajian 1. Karakteristik Keputusasaan Karakteristik keputusasaan menurut Carpenito-Moyet (2009) terdiri dari karakteristik utama (mayor) dan karakteristik tambahan (minor). a. Karakteristik Utama (Mayor) Karakter-karakter dibawah ini harus hadir, satu atau lebih dari satu, yaitu: mengungkapkan sikap apatis yang mendalam, luar biasa, dan bertahan dalam menanggapi situasi yang dianggap tidak mungkin, seperti pernyataan “Masa depanku tampak gelap bagiku” 1) Fisiologis a) Menurunnya respon terhadap rangsangan b) Kekurangan energy c) Peningkatan jumlah tidur 2) Emosional Klien dengan gangguan ketidakberdayaan dan keputusasaan merasa: a) Mereka tidak memiliki kesempatan dan tidak ada alas an bagi mereka untuk percaya hari depan b) Ketidakmampuan mencari kemakmuran, keberuntungan, atau nikmat tuhan 2
c) Kurangnya makna atau tujuan dalam hidup d) Perasaan kehilangan dan kekurangan e) Kosong atau kehilangan vitalitas f) Demoralisasi g) Tidak berdaya h) Tidak kompeten atau terjebak Klien dengan gangguan ini akan menunjukan: a) Kepasifan dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan b) Kemampuan verbal yang menurun c) Afek yang menurun d) Kurangnya ambisi, inisiatif, dan minat e) Kompleksnya sikap menyerah f) Ketidakmampuan untuk mencapai apapun g) Kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan kehidupan h) Proses berpikir yang lambat i) Perilaku mengisolasi diri j) Komentar negative mengenai sekarang dan masa depan k) Kelelahan 3) Kognitif a) Focus pada masa lalu dan masa depan, bukan focus pada saat ini dan sekarang b) Berkurangnya fleksibilitas dalam proses berpikir c) Kelakuan (misalnya, pemikiran semua atau tidak sama sekali) d) Kurangnya imajinasi dan kemampuan berharap e) Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi atau mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan f) Ketidakmampuan untuk merencanakan, mengatur, membuat keputusan, atau memecahkan masalah g) Putus asa 3
h) Ketidakmampuan mengenali sumber harapan i) Pikiran bunuh diri b. Karakteristik tambahan (Minor) Karakter yang meliputi aspek fisikologis dan emosional ini dimungkinkan hadir pada klien dengan keputusasaan. 1) Fisiologis: anoreksia, penurunan berat badan 2) Emosional Klien merasa: a) Merasa ada benjolan di tenggorokan, tegang b) Merasa kecewa c) Dibanjiri oleh rasa ketidakmampuan d) Merasa bahwa meraka berada diujung talinya e) Kehilangan kepuaasan dari peran dan hubungan f) Rentan atau mudah diserang Klien juga mempertujukkan adanya: a) Kontak mata yang buruk b) Motivasi yang menurun c) Mendesah d) Regresi e) Depresi f) Pengunduran diri Sementara itu, NANDA (2016) menyatakan karekteristik keputusasaan pada klien adalah: a. Gangguan pola tidur b. Penurunan afek c. Penurunan nafsu makan d. Kurangnya inisiatif e. Mengurangi respon terhadap rangsangan (stimulus) f. Penurunan verbalisasi 4
g. Isyarat putus asa secara verbal h. Keterlibatan dalam perawatan yang tidak memadai i. Pasif j. Rendahnya kontak mata k. Mengangkat bahu sebagai respon untuk menanggapi pembicaraan atau lawan tutur l. Berpaling dari pembicara 2. Karakteristik Ketidakberdayaan Karakteristik ketidakberdayaan menurut Carpenito Moyet (2009) terdiri dari karakteristik utama (mayor) dan karakteristik tambahan (minor). a. Karakteristik utama (Mayor) 1) Ekspresi (kemarahan, apatis) secara terbuka atau terselubung tentang ketidakpuasan karena ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi (misalnya: kerja, penyakit, prognosis, perawatan, tingkat pemulihan) yang secara negatif mempengaruhi pandangan, tujuan, dan gaya hidup 2) Rasa tidak berharga, terjebak dalam situasi hidup yang negatif, dan penderitaan emosional. b. Karakteristik tambahan (Minor) 1)
Kurangnya perilaku mencari informasi
2)
Ketergantungan yang tidak memuaskan pada orang lain
3)
Pengundurun dirin
4)
Kepasifan
5)
Apatis
6)
Ansietas
5
7)
Perilaku mekanisme pertahanan dan pengendalian diri (acting-out)
8)
Depresi
9)
Kemarahan
10) Perilaku kekerasan 11) Perasaan keterasingan 12) Perasaan rentan Sementara itu, NANDA (2016) menyatakan beberapa batasan karakteristik ketidakberdayaan pada klien, yaitu: a. Keterasingan b. Ketergantungan pada orang lain c. Depresi d. Ragu tentang penampilan peran e. Frustasi tentang ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sebelumnya f. Partisipasi yang tidak memadai dalam perawatan g. Kurangnya rasa kendali h. Malu 3. Factor Kognitif Factor kognitif keputusasaan pada klien adalah: a. Berkurangnya kemampuan untuk mengintegrasikan informasi yang diterima b. Hilangnya persepsi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa depan) c. Berkurangnya daya ingat dari masa lalu d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
6
e. Sikap menyimpang persepsi dan asosiasi atau kebingungan f. Penghakiman yang tidak masuk akal.
4. Faktor yang Berhubungan a. Faktor terkait keputusasaan berdasarkan NANDA (2016) adalah: 1) Stres kronis (jangka panjang) 2) Kemerosotan kondisi fisiologis 3) Riwayat diabaikan 4) Hilangnya kepercayaan akan kekuatan spiritual 5) Hilangnya kepercayaan terhadap nilai penting 6) Pembatasan aktivitas jangka panjang 7) Isolasi sosial b.
Faktor terkait ketidakberdayaan berdasarkan NANDA (2016) adalah: 1) Pengobatan kompleks 2) Lingkungan istitusi yang disfungsional 3) Interaksi interpersonal yang tidak memadai
7
BAB II PEMBAHASAN KASUS Bapak T adalah seorang pria 68 tahun yang tinggal sendirian. Putra dan putrinya sudah menikah dan tinggal di luar kota. Istri Tn. T sudah meninggal 2 tahun yang lalu, dan saat itu anak-anaknya sering memintanya untuk tinggal bersama salah satu dari mereka. Tn. T secara konsisten menolaknya, karena dia berfikir bahwa ia dan anak-anaknya membutuhkan privacy. Enam bulan yang lalu, Tn. T dia diagnosa menderita kanker prostat dengan sudah bermetastase. Setelah di diagnosa kanker, Tn. T berhenti bekerja dan mulai setiap bulan rutin melakukan control ke klinik kesehatan. Perawat di klinik kesehatan mendapat hasil pengkajian bahwa Tn. T mengatakan menangis tersedu-sedu dan mengatakan kalau dia merasa lelah dan cape dengan setiap bulan harus rutin menjalani pengobatan. Dia mengatakan “saya tidak bisa lagi, saya cape untuk melanjutkan pengobatan ini, saya ingin berhenti saja untuk berobat, biarkan saya pulang”. Terakhir Tn. T mengatakan kalau dia sangat merindukan istrinya.
Lampiran 1 Nama klien: Tn. T Ruang: ……………..
Dx Medis:…………..
No. Medrec:……
Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosis
Kriteria evaluasi
Tujuan
Intervensi
Keputusas
Tujuan
umum: Pasien
Bina
aan b.d
Pasien
merasa menunjukan
saling
penurunan
tidak sedih dan tanda-tanda
dengan
pasien
kondisi
besemangat
mengemukakan
berkomuni
prinsip
kasi
Kriteria:
lagi. percaya kepada
mampu
8
hubungan
Rasional
percaya
a. Untuk membantu
baik
fisiologis
mengungkapkan harapan
masa
depan
yang
positif,
mampu
perawat melalui: komunikasi a. Ekspresi
mengungkapkan keinginan
untuk
hidup, menunjukan
Tujuan Khusus:
a. Bantu
cerah,
pasien
tersenyu
dan
m
keluarga
meningkatkan harapan dan masa
untuk
kontak
mengiden
mata
tifikasi
c. Bersedia
1. Pasien mampu
depan yang positif
wajah
b. Ada
semangat hidup.
terapeutik :
area dari
mencerit
harapan
akan
dalam
permasal
hidup
ahan nya
b. Ajarkan
d. Bersedia
pengenala
2. Pasien mampu
mengung
n realitas
meningkatkan
kapkan
dengan
kualitas hidup
masalah
mensurve y
3. Pasien mampu
situasi
dan
menjalani
membuat
kehidupan nya di
rencana
masa depan
kedepan c. Kembang kan rencana perawata
9
dengan keluarga. b. Agar pasien tidak patah semangat c. Perawat membantu agar pasien dapat menjalani tujuan hidup secara bertahap.
n
yang
melibatka n
tujuan
bertingka t
dari
yang ingin
di
capai, dari tujuan sederhan a sampai pada tujuan yang kompleks
Lampiran 2 Analisa Data Data
Etiologi
Masalah
DO: pasien tampak
Tn. T didiagnosa menderita
Keputusasaan
menangis tersedusedu
kanker prostat
dan DS: -merasa sedih dan tidak bersemangat
Merasa lelah dan cape karena rutin kontrol
10
-Pasien mengatakan kalau dia merasa lelah
Pasien merasa sedih dan tidak semangat
dan cape Keputusasaan
11
BAB IV KESIMPULAN Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak berdaya masih dapatmenemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukansesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia. Dimana rentang respon emosionalnya dapat diukur mulai dari adaptifmaladaptif. Karakteristiknya sendiri terdiri dari karakteristik utama (mayor) dan tambahan minor. Dalam karakteristik utama, mengungkapkan sikapa apatis yang mendalam, luar biasa, dan bertahan dalam menanggapi situasi yang dianggap tidak memungkinkan, ini merupakan karakteristik yang perlu hadir. Sedangkan dalam karakteristik tambahan, aspek fisikologis dan emosional dimungkinkan hadir pada klien dengan keputusasaan. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya rasa keputusasaan meliputi, stres kronis, hilangnya kepercayaan akan kekuatan spiritual, hilangnya kepercayaan akan nilai penting,isolasi sosial, dan lain-lain.
12
13