Kep Jiwa.docx

  • Uploaded by: Fumika Venaya
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kep Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,444
  • Pages: 9
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terdapat beberapa keadaan mental yang secara khusus perlu mendapatkan perhatian yaitu sehat mental, mental tak sehat, dan sakit mental. Sehat mental secara umum dapat diartikan sebagai kondisi mental yang tumbuh dan didasari motivasi yang kuat ingin meraih kualitas diri yang lebih baik dalam kehidupan keluarga atau kehidupan kerja. Mental tak sehat ialah orang yang meskipun secara potensial memiliki kemampuan, tetapi tidak punya keinginan usaha untuk mengaktualisasikan potensinya itu secara optimal. Sedangkan orang sakit mental adalah orang yang secara mental memiliki berbagai macam unsur yang saling bertentangan dan dengan demikian sering merusak atau menghambat, sehingga perilakunya tidak menentu. Secara etimologis, kata "mental" berasal dari bahasa latin, yaitu "mens" atau "mentis" yang artinya adalah roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9). Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154). Menurut H.C. Witherington, kesehatan mental meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan Psikologi, kedokteran, Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan Agama (M. Buchori dalam Jalaluddin, 2004: 154). Sama halnya dengan psikologi yang mempelajari tentang hidup kejiwaan manusia, dan telah berusia sejak hadirnya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana. Beratus-ratus tahun yang lalu, manusia menduga bahwa penyebab dari penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu, para penderita penyakit mental kerap dimasukkan ke dalam penjara-penjara bawah tanah atau dihukum serta diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, perlahan telah muncul usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang mengidap gangguan mental.

1.2.Rumusan Masalah 1.2.1. Apa Itu Pengertian Kesehatan Mental ? 1.2.2. Bagaimana Fenomena Kesehatan Mental di Masyarakat ? 1.2.3. Bagaimana Konsep Normal dan Abnormal di Masyarakat ? 1.3.Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan mental 1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana fenomena kesehatan mental di masyarakat 1.3.3. Untuk mengetahui konsep normal dan abnormal di masyarakat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Mental 2.1.1 Pengertian kesehatan mental Gangguan mental dapat diartikan sebagai tidak adanya atau kekurangannya dalam hal kesehatan mental. Dari pengertian ini, orang yang menunjukan kurang dalam hal kesehatan mentalnya, maka dia dimasukkan sebagai orang yang mengalami gangguan mental. Terkait dengan pengertian kesehatan mental ini, Zakiyah darajat (1975) mengemukakan, bahwa kesehatan mental merupakan “terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sunguh antara fungsifungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya”.1 Dapat diartikan juga bahwa kesehatan mental adalah: 1. Terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, 2. Dapat menyesuaikan diri, 3. Dapat memanfaatkan segala potensi yang ada semaksimal mungkin, 4. Membawa kepada kebahagiaan bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup. 2.1.2 Penyebab Gangguan Mental Dalam hal ini ada empat perspektif yang mengemukakan penyebab terjadinya gangguan mental.2 Pertama dari perspektif biologi, bahwa gangguan fisik seperti gangguan otak dan gangguan system sarafotonom menyebabkan gangguan mental seseorang.Kedua dari perspektif psikoanalitik, mengemukakan bahwa gangguan mental disebabkan oleh konflik bawah sadar yang biasanya berawal dari masa kanak-kanak awal dan pemakaian mekanisme pertahanan untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan oleh impuls dan emosi yang di

represi.Ketiga perspektif behavioristic, memandang bahwa perilaku abnormal adalah cara yang dipelajari untuk melawan stres. Keempat perspektif kognitif, beranggapan bahwa gangguan mental berawal dari proses gangguan kognitif dan dapat dihilangkan dengan mengubah kondisi yang salah tersebut.3 2.1.3 Ciri-CiriKesehatan Mental Ciri-ciri kesehatan mental adalah sebagai berikut: 1. Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa. Zakiah darajat mengemukakan tentang perbedaanantara gangguan (Neurose) dengan penyakit jiwa (Psikose) yaitu: 

Yang neurosemasih mengetahui dan merasakan kesukaran, sebaliknya yang kenapsikose tidak.



Yang neurose, kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan padaumumnya, sedangkan yang kena psikosekepribadiannya dari segi (tanggapan, perasaan/emosi, dandorongan-dorongannya) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauhdari alam kenyataan.

2. Dapatmenyesuaikandiri Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses memperoleh/memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stress, konflik, frustasi, serta masalahmasalah tertentu dengan cara-cara tertentu. 3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin Indivdu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya,

dalam

kegiatan-kegiatan

yang

positif

dan

konstruktif

bagi

pengembangan kualitas dirinya. 4. Tercapainya kebahagiaan pribadi dan orang lain. Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku/respon-responnya terhadap situasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan orang lain. Di dalam buku psikologi keperawatan yang ditulisoleh Drs. Sunaryo, M. Kes menyebutkan bahwa ciri-ciri khas mental yang sehat sebagai berikut:

1. Memiliki perasaan batin yang bergairah, tenang, dan harmonis (batin yang adekuat). 2. Mudah beradaptasi dengane standar, norma dan nilai social, tuntutan, serta perubahan sosial, tempati aberada. 3. Terdapat kordinasi yang baik antara tenaga, aktivitas, dan potensi yang dimiliki individu. 4. Struktur kepribadiann yaitu (integrasi) yang teratur (regulasi) secara baik. 5. Efisien dalam tindakan, artinya segala tindakan diarahkan pada hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan individu. 6. Memiliki tujuan hidup yang sehatdanmasukakal (realistis).4

2.2 Fenomena Kesehatan Mental di Masyarakat 2.3 Konsep Normal dan Abnormal di masyarakat 2.3.1 Pengertian Konsep Normal dan Abnormal Normal Menurut Stren (1964) Stren mengusulkan untuk memperhatikan empat aspek untuk menilai normal atau tidaknya seseorang, yaitu : 1.

Daya integrasi

2.

Ada tidaknya simtom gangguan

3.

Kriteria psikoanalisis

4.

Determinan sosio-kultural

Daya Integrasi ialah fungsi ego dalam mempersatukan, mengkoordinasi kegiatan ego ke dalam maupun ke luar diri. Makin terkoordinasi dan terintegrasi suatu perilaku atau pemikiran, makin baik. Ada atu tidaknya simtom atau gejala gangguan ditinjau dari segi praktis, merupakan pegangan yang paling jelas dalam mengevaluasi kesehatan jiwa secara kualitatif. Ini dinamakan juga pendekatan medis. Kesulitannya adalah bahwa pada kasus-kasus tertentu, misalnya “gangguan kepribadian”, seringkali simtomnya tidak jelas dan subjek tidak punya keluhan. Kriteria psikoanalisis memperhatikan dua hal untuk dipakai sebagai patokan dari kesehatan jiwa, yaitu tingkat kesadaran dari jalannya perkembangan psikoseksual. Makin tinggi

tingkat kesadaran seseorang, makin baik atau sehat jiwanya. Sebaliknya jika seseorang terlalu banyak dikuasai oleh alam tidak sadar, maka bearti ia kurang sehat jiwanya. Tingkatan dan jalannya perkembangan psikoseksual berhubungan eratdengan perkembangan fisik dan perkembangan libido. Perkembangan yang optimal terjadi bila anak tidak terlalu banyak mengalami frustasi, dan juga tidak terlalu berlebihan dalam mendapatkan kepuasan. Itu akan lebih menjamin kesehatan jiwa anak di masa dewasanya. Dalam keadaan tertentu, perkembangan psikoseksual seseorang dapat terhambat atau terfiksasi pada suatu tahap, dan tidak berkembang ke tahap selanjutnya. Kadang-kadang terjadi juga regresi, yaitu mundur ke tahap perkembangan yang lebih dini yang pernah dialaminya. Sejak psikoanalisis menjadi populer, maka kesenjangan antara keadaan normal dan abnormal menjadi lebih kecil.

Normal Menurut Ulmann dan Krasner (1980) Menurut Ulmann & Kranser tingkah laku manusia tidak dapat dilihat secara dikotomis sebagai normal atau abnormal, tetapi harus dilihat dalam hubungannya dengan suatu prinsip, dimana suatu tingkah laku merupakan hasil dari keadaan masa lalu dan masa kini. Ia mengemukakan kesulitan-kesulitan mendefinisikan abnormalitas secara statistik, yakni untuk menyeleksi variabel-variabel abnormalitas mana yang harus diukur, dan hal-hal yang penting untuk dijadikan suatu kriteria mengenai abnormalitas tingkah laku. Menurut Ulmann & Kranser, selain definisi statistik, medis, dan psikoanalitis secara sosiokultural terhadap abnormalitas, ada pula definisi legal (hukum) tentang abnormalitas. Definisi ini menghubungkan tingkah laku manusia dengan kompetensi, tanggung jawab atas perbuatan kriminal secara komitmen. Definisi ini digunakan untuk menentukan apakah seseorang sudah harus dimasukkan ke rumah sakit jiwa, penjara, institusi khusus atau tidak. Pada Ensiklopedia Bebas Wikipedia (2009), pengertian psikologi abnormal dinyatakan “Abnormal psychology is an academic and applied subfield of psychology involving the scientific study of abnormal experience and behavior (as in neuroses, psychoses and mental retardation) or with certain incompletely understood states (as dreams and hypnosis) in order to understand and change abnormal patterns of functioning”.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Gangguan mental dapat diartikan sebagai tidak adanya atau kekurangannya dalam hal kesehatan mental. Dari pengertian ini, orang yang menunjukan kurang dalam hal kesehatan mentalnya, maka dia dimasukkan sebagai orang yang mengalami gangguan mental. Dalam hal ini ada empat perspektif yang mengemukakan penyebab terjadinya gangguan mental.5 Pertama dari perspektif biologi, bahwa gangguan fisik seperti gangguan otak dan gangguan system sarafotonom menyebabkan gangguan mental seseorang.Kedua dari perspektif psikoanalitik, mengemukakan bahwa gangguan mental disebabkan oleh konflik bawah sadar yang biasanya berawal dari masa kanak-kanak awal dan pemakaian mekanisme pertahanan untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan oleh impuls dan emosi yang di represi.Ketiga perspektif behavioristic, memandang bahwa perilaku abnormal adalah cara yang dipelajari untuk melawan stres. Keempat perspektif kognitif, beranggapan bahwa gangguan mental berawal dari proses gangguan kognitif dan dapat dihilangkan dengan mengubah kondisi yang salah tersebut.6 Ciri-ciri kesehatan mental adalah sebagai berikut: Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa, Dapatmenyesuaikandiri, Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin, Tercapainya kebahagiaan pribadi dan orang lain.

3.2. Saran Diharapkan mahasiswa dapat memahami fenomina kesehatan jiwa di masyarakat saat ini, serta mampu mengaplikasikan terapi yang tepat bagi masyarakat yang mengalami kesehatan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/9146760/TUGAS_PSIKOLOGI_ABNORMAL_Analisis_Kasus_Individual_Disus un_Oleh

https://www.academia.edu/18739635/Kesehatan_mental

Related Documents

Kep Anak.docx
June 2020 21
Kep Jiwa.docx
April 2020 23
Kep Jiwa.docx
April 2020 20
Kep. Bersama
April 2020 27
Kep Keluarga.docx
June 2020 25
Kep Keluarga.pptx
April 2020 7

More Documents from "Cacing Laut"

Makalah Hemoroid.doc
April 2020 16
Kep Jiwa.docx
April 2020 23