Kelompok 5 Nama Anngota : 1. Rizky Wibowo Pambudi 2. Hanifa Nadhira Saputri 3. Indah Ligar Diantina K 4. Elgi Oktadian Muda
037117135 037117136 037117137 037117138
“GENDRE PUISI “
A. GENDRE PUISI Puisi berasal dari bahasa Yunani poites yang berarti pembuat, pembentuk, atau pembangun. Puisi memiliki arti penting bagi kehidupan manusia karena dapat membangkitkan emosi,merangsang imajinasi, menyuguhkan hiburan, serta memberikan informasi bagi pembacanya. Wujud puisi antara lain terdiri atas bentuk, letak, ejaan, serta diksi. Puisi ditulis dalam bentuk berbait,sedangkan letaknya tertata ke bawah. Maka penggunaan huruf besar serta tanda baca (pungtuasi) sering diabaikan. Ada puisi yang setiap lariknya selalu diawali dengan huruf besar. Ada pula puisi yang setelah tanda baca koma (,) menggunakan huruf besar, atau memberikan tanda baca titik (.) hanya pada gEakhir puisi
beragamnya bentuk dan jenis puisi di Indonesia, maka dilakukan penggolongan berdasarkan waktu kemunculan puisi tersebut, cara pengungkapannya, keterbacaan sebuah puisi, dan lainlain. Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dapat digolongkan atas 3 kelompok yaitu: PUISI BARU PUISI LAMA a. pantun, b. karmina c. gurindam, d. syair
a. balada, b. himne, c. romansa, d. ode, e. epigram, f. elegi, dan g. satire
PUISI MODEREN
a. puisi epik b. puisi lirik, serta c. puisi dramatik
PUISI LAMA telah lahir sebelum kesusastraan Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Masyarakat pada masa itu yang cenderung statis dan bersifat kolektif, melahirkan bentuk puisi yang sangat terikat oleh berbagai aturan. Puisi lama harus mengandung rima, memiliki jumlah larik tertentu, bahkan juga ditentukan jumlah suku kata dalam satu larik terutama dalam pantun A. Pantun Pantun dipergunakan untuk menyatakan berbagai perasaan serta untuk menasihati. Pantun merupakan puisi lama asli Indonesia dan termasuk jenis sastra yang sangat terikat oleh berbagai aturan, di antaranya: a. Tiap larik terdiri atas 8--12 suku kata b. Tiap bait terdiri atas 4 larik c. Dua larik pertama (1 dan 2) merupakan sampiran, sedangkan dua larik berikutnya (3 dan 4) merupakan isi pantun d. Bersajak sengkelang/silang dengan rima akhir a – b – a – b
Contoh Pantun : Anak kecil bermain gasing Tertawa riang sambil bergumam Mondar-mandir bukanlah pusing Badan panas bukanlah demam
B . Karima Pantun yang terdiri atas 2 larik disebut pantun kilat atau karmina. Seperti halnya pantun, karmina juga memiliki sampiran dan isi. Karmina berima akhir aa. Namun coba Anda perhatikan secara saksama, karmina ternyata memiliki juga rima tengah. Dengan demikian, pada dasarnya rima karmina sama dengan rima pantun, yaitu a-b-a-b CONTOH : Pinggan tak retak, nasi tak dingin Tuan tak hendak, kami tak ingin
Pinggan tak retak, nasi tak dingin Tuan tak hendak, kami tak ingin
C. Gurindam
Saat ini gurindam kurang menyeruak ke permukaan dinamika kehidupan manusia dibandingkan dengan pantun , Padahal sebagai sebuah karya sastra lama, gurindam memiliki beberapa keistimewaan, antara lain mengandung nilai-nilai pembangun karakter bangsa. Hal ini tampak dalam ciri khas gurindam, yang berisi nasihat atau petuah, pelajaran, dan filsafat hidup. Gurindam ialah susunan kalimat yang berisi nasihat atau petuah, yang setiap baitnya terdiri atas 2 larik. Kemudian dibagi menjadi 2 larik bersajak induk kalimat dan anak kalimat. Selain itu antara larik pertama dan larik kedua, menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Kebanyakan gurindam bersajak sempurna aa, namun ada pula yang bersajak paruh a-b
D. Syair
Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab. Namun karena disukai masyarakat Melayu pada masa itu menyebabkan syair tumbuh subur di Indonesia. Syair ialah susunan kalimat yang dipergunakan untuk melukiskan atau menceritakan sesuatu yang mengandung unsur mitos ataupun sejarah. Setiap bait syair terdiri atas 4 larik, yang setiap lariknya terdiri atas 8 -12 suku kata. Syair bersajak sama a-a-a-a.
PUISI BARU Puisi baru banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan Eropa. Puisi ini lahir pada masa penjajahan Belanda, dengan demikian sulit dielakkan adanya pengaruh kebudayaan Eropa terhadap puisi baru. Masih terdapat persamaan bentuk antara puisi lama dengan puisi baru, yaitu masih terikat pada jumlah larik dalam satu bait. Namun jumlah suku kata dan kata dalam setiap larik, jumlah bait, serta rima, sudah tidak lagi terikat oleh aturan yang ketat. Berdasarkan isinya puisi baru terbagi atas: balada, himne, romansa, ode, epigram, elegi, dan satire : a. Balada Puisi baru yang berisi berupa kisah atau cerita tentang sesuatu b. Himne Puisi baru yang berisi pujian atau sanjungan kepada Tuhan, tanah air, alam, atau pahlawan bangsa c. Romance/Romansa Puisi baru yang berisi luapan rasa cinta dan kasih sayang d. Ode Puisi baru yang berisi pujian untuk orang yang telah berjasa, hal, atau keadaan e. Epigram Puisi baru yang berisi tuntunan, ajaran, serta nasihat kehidupan
f. Elegi Puisi baru yang berisi kemurunan, rasa duka, kesedihan, keluh kesah, atau ratapan tangis g. Satire Puisi baru yang berisi sindiran atau kritika Hingga saat ini puisi baru yang masih dikenal orang yaitu soneta, puisi yang dalam satu bait mengandung 14 larik. Biasanya soneta dibagi menjadi 4 bait yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina. Dua quatrain membentuk octav berisi lukisan alam yang bersifat subjektif, sedangkan dan 2 terzina membentuk sextet berisi curahan hati, simpulan, atau jawaban dari apa yang telah dilukiskan
PUISI MODEREN
Puisi modern bercirikan bentuk puisi yang bebas dari aturan, baik bentuk maupun aturan isi. Dalam puisi modern ada yang hanya memiliki beberapa kata atau bahkan hanya terdiri atas satu kalimat saja. Puisi modern memang lebih mementingkan isi dibandingkan dengan bentuk. Namun bentuk fisik puisi atau tipografi yang dibuat secara khas oleh penyairnya untuk mengisahkan sesuatu peristiwa.
PUISI EPIK Mengandung cerita kepahlawanan atau wiracarita, balada, dan romance. Seperti puisi Diponegoro dan puisi Krawang Bekasi karya Chairil Anwar , Kedua puisi ini tergolong pada puisi epik
PUISI LIRIK Puisi yang mengandung curahan rasa, luapan batin, dan suasana hati, sebagai cetusan isi hati penyairnya. Yang termasuk ke dalam jenis puisi lirik ialah: himne, ode, serenada, dan elegi. Contoh puisi ode ialah Teratai karya Sanusi Pane dan Ode buat Proklamator karya Leon Agusta.
PUISI DRAMATIK Menekankan pada unsur-unsur dramatik berupa tikaian emosi akulirik. Unsur dramatik yang dipergunakan terutama unsur monolog dan dialog, untuk mengungkapkan sikap akulirik. Adanya tokoh, dialog, dan bersifat atraktif, merupakan ciri utama puisi dramatik. Puisi dramatik berupaya mengungkapkan suasana atau peristiwa tertentu dan analisis akulirik tentang peristiwa yang dihadapi