Kelompok 5

  • Uploaded by: Chintya Rezky
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 5 as PDF for free.

More details

  • Words: 589
  • Pages: 17
KELOMPOK 5



URINALISIS : Urinalisis dapat memberikan informasi klinik yang penting. Pemeriksaan ini hanya menghasilkan beberapa hasil positif. Pemeriksaan ini mencakup evaluasi hal-hal berikut: 1. Observasi warna dan kejernihan urin 2. Pengkajian bau urin 3. Pengukuran keasaman dan berat jenis urin 4. Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa dan badan keton dalam urin 5.Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan pemusingan (centrinfuging)



PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevalusi berat penyakit ginjal dan memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan fungsi eksresinya. Pemeriksaan fungsi ginjal yang umumnya dilakukan adalah: 1. kemampuan pemekatan ginjal 2. klirens kreatinin 3. kadar kreatinin serum 4. nitrogen urea darah (BUN)



ULTRASOUND Ultrasound atau pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organorgan dalam sistem urinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun obtruksi dapat diindentifikasi.



PEMERIKSAAN SINAR-X PENCITRAAN LAINNYA

DAN

1. Kidney, ureter and bladder (KUB) Pemeriksaan radiologi abdomen dapat dilakukan untuk melihat bentuk, ukuran, serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau pergerakan ginjal akibat abnormalitas pada jaringan disekitarnya.

2. Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Teknik noninfasi yang akan memberikan gambaran penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasi pada ginjal.

3. Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau Intra Venous Pyelogram) Pemeriksaan ini dikenal dengan intravenous pyelogram (IVP) memungkinkan visualisasi ginjal, ureter dan kandung kemih. Media kontras radiopaque disuntikan secara intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta dipekatkan oleh ginjal.

4.

5.

Pielografi Retrograd Kateter uretra dimasukkan ureter kedalam pelvis ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan dengan gravitasi atau penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan jika pemeriksaan IVP kurang menperlihatkan dengan jelas sistem pemgumpulan . Infusion Drip Pyelography Pemberian lewat infus larutan encer media kontas dengan volume yang besar untuk menghasilkan opasitas parenkim ginjal dan mengisi seluruh traktus urinarius.

6.

Sistogram Sebuah kateter dimasukkan kedalam kandung kemih dan kemudian media kontras disemprotkan untuk melihat garis besar dinding kandung kemih serta membantu dalam mengevaluasi aliran balik urine dari kandung kemih kedalam salah satu atau kedua ureter.

7.

Sistouretrogram Sistouretrogram menghasilakan visualisasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan retrograd media kontras kedalam uretra serta kandung kemih dengan pemeriksaan sinar X

8. Angiografi Renal Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian semua kateter disisipkan melalui arteri femoralis serta iliaka kedalam aorta atau arteri renalis.





Pemeriksaan Sistoskopi Metode untuk melihat langsung uretra dan kandung kemih. Brush Biopy Ginjal dan Uretra Teknik ini menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak.





Endoskopi Renal (Nefroskopi) Pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkutan untuk melihat dalam pelvis ginjal, mengelurakan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu meneggakan diagnosa hematuria serta tumor renal tertentu. Biopsi Ginjal Dilakukan dengan menusukkan jarum biopsi melalui kulit kedalam jaringan renal atau dengan melaukan biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil yang kecil diarea pinggang.





Cempakaningroem, S; Kristiyawati, Puguh; Purnomo, Eko. 2015. Tingkat Akurasi Pemeriksaan Bladder Scan dengan kateterisasi Intermitten pada pasien Stroke dengan Retensi Urine. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK). Vol. 11, No. 3: 152-158 Smeltzer, Suzanne C; Bare, Breanda G. 2015. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth. Jakarta. EGC

Related Documents

Kelompok 5
November 2019 49
Kelompok 5
June 2020 34
Kelompok 5
November 2019 49
Kelompok 5
May 2020 37
Kelompok 5
July 2020 24
Kelompok 5
November 2019 46

More Documents from "ekosuhartono97"