Kelompok 2.pptx

  • Uploaded by: Aris ably
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 918
  • Pages: 16
Kelompok 2 Nama Kelompok :

1. Riski Ishariyanto 2. Aris Ably L. Toruan 3. Siti Zeiniyah 4. Ruth H. Thesia 5. Reski Amalia

KURKUMIN 

Kurkumin adalah senyawa aktif yang biasa ditemukan pada kunyit dan temulawak berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6, berwarna kuning orange, dan memiliki efek terapeutik.



Kurkumin merupakan zat yang memiliki aktivitas biologi (zat berkhasiat), yang terdapat pada berbagai jenis Curcuma sp.



Di dunia ada 40-50 jenis Curcuma sp, yang merupakan tanaman asli dari wilayah Indo-Malesia, ditemukan tumbuh tersebar dari India, Taiwan, Thailand, seluruh wilayah Malesia sampai ke wilayah Pasifik dan Australia utara.

KARAKTERISTIK KURKUMIN 

Kurkumin bersifat larut dalam minyak dan tidak larut dalam air.



Kurkumin dapat stabil pada suhu panas tetapi rentan terhadap sinar matahari.



Kurkumin yang diekstrak dari jenis Curcuma yang berbeda memiliki efek terapeutik yang berbeda karena perbandingan dari tiap kurkumin yang terdapat pada tiap jenis Curcuma berbeda.

KHASIAT KURKUMIN 

Mencegah beberapa tipe kanker, seperti prostat, payudara, kulit, dan usus besar.  Mengurangi resiko radang otak  Mencegah terjadinya berbagai macam penyakit seperti kolesterol, jantung koroner, stroke, dan rematik.  Mengobati penyakit diare, demam, dan pilek.

KLASIFIKASI KUNYIT 

Kingdom

: Plantae



Divisi

: Spermatophyta



Class

: Monocotyledoneae



Ordo

: Zingiberales



Family

: Zungiberaceae



Genus

: Curcuma



Species

: Curcuma domestica

KUNYIT 

Kunyit berasal dari India yang kemudian tersebar ke daerah Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Filipina dan Indonesia.



Pada umumnya kunyit dibudidayakan di daerah dataran rendah antara 300-900 m dpl, namun tanaman kunyit dapat dijumpai di daerah dengan ketinggian hingga 1600 m dpl.



Di Indonesia kunyit umumnya dipanen setelah daun menguning dan gugur, setelah 10-12 bulan atau kadang kadang dibiarkan sampai 20-24 bulan setelah tanam apabila harga rendah atau pasar tidak tersedia.



Saat panen, kadar air kunyit bisa mencapai 90%, yang selanjutnya perlu dikeringkan hingga mencapai kadar air 9% agar dapat disimpan lama.

MORFOLOGI KUNYIT 

Tumbuh bercabang dan mempunyai tinggi sekitar 40-100 cm.



Batang semu, bulat, tegak, membentuk rimpang berwarna hijau kekuningan dan tersusun atas pelepah daun yang agak lunak.



Daun tunggal, berbentuk bulat dan memanjang sampai 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm.



Pertulangan menyirip berwarna hijau pucat.



Berbunga majemuk, berambut dan bersisik dari pucuk batang semu.



Ujung dan pangkal daun berbentuk runcing dan tepi daun rata.



Kulit luar rimpang jingga kecoklatan, daging buah berwarna merah jingga kekuningan.



Kunyit termasuk tanaman yang dapat diperbanyak melalui sistem stek rimpang dengan bibit yang cukup tua. Tanaman ini dapat tumbuh di tanah yang mempunyai tata pengairan yang baik sehingga cocok dengan iklim tropis di Indonesia.

MAKROSKOPIK KUNYIT 

Kuning (oranye cerah) pada bagian dalam, coklat pucat pada bagian luar, bentuknya lonjong agak bulat.



Memiliki bau khas aromatik



Memiliki rasa hambar



Tekstur pada kunyit kasar



Bentuknya tidak beraturan.

MIKROSKOPIK KUNYIT 

Adanya periderm



Adanya parenkim dengan selsel minyak atsiri.



Parenkim pada kunyit berisi butir pati.



Memiliki rambut penutup.



Kunyit memiliki pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan jala.

KLASIFIKASI TEMULAWAK 

Kingdom

: Plantae



Divisi

: Spermatophyta



Class

: Monocotyledonae



Ordo

: Zingiberales



Family

: Zingiberaceae



Genus

: Curcuma



Species

: Curcuma xanthorrhiza

TEMULAWAK 

Tanaman temulawak merupakan tanaman asli indonesia yang tumbuh liar di hutan - hutan jati di Jawa dan Madura.



Lingkungan tumbuh yang cocok untuk budidaya temulawak adalah pada ketinggian 100-900 m dpl.



Tanaman ini pada umumnya dipanen pada waktu tanaman telah mengering daunnya, yaitu setelah 10-12 atau 20-24 bulan setelah tanam.



Pada proses pengeringan, kandungan air yang baik untuk temulawak berkisar antara 10-12 %.

MORFOLOGI TEMULAWAK 

Batang pohon temulawak berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 meter, berwarna hijau atau cokelat gelap.



Pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.



Daunnya bundar panjang, mirip daun pisang, tiap batang mempunyai daun 2-9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap.



Panjang daun 31-84 cm dan lebar 10-18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43-80 cm. Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai daun yang panjang berdiri tegak.



Temulawak mempunyai bunga yang bergerombol dan bunganya berukuran pendek dan lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal bunga berwarna ungu.



Bunga mejemuk berbentuk bulir, bulat panjang, panjang 9-23 cm, dan lebar 4-6 cm.

MAKROSKOPIK TEMULAWAK 

Keping tipis , bentuk bundar atau jorong, ringan, keras ,rapuh, garis tengah sampai 6 cm, tebal 2-5 mm permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat.



Bidang irisan berwarna kuning buram, melengkung tidak beraturan, tidak rata dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks.



Korteks sempit, tebal 3-4 mm.



Bekas patahan berdebu, berwarna kuning jingga sampai coklat jingga terang.

MIKROSKOPIK TEMULAWAK 

Epidermis begabus, terdapat berbentuk kerucut bersel satu .

sedikit

rambut

yang



Hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi butir pati



Dalam parenkim tersebar sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna jinggga, juga terdapat pati berbentuk pipih , bulat panjang sampai bulat telur memanjang.



Lamella jelas dan hilus di tepi.



Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya; pembuluh didampingi oleh sel sekresi, panjang sampai 200 µm, berisi zat berbutir berwarna coklat yang dengan besi (III) klorida menjadi lebih tua.



Serbuk warna kuning kecoklatan.



Fragmen parenkim dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, warna kuning intensif.

Thank You

Related Documents

Kelompok
May 2020 52
Kelompok
May 2020 50
Kelompok
May 2020 61
Kelompok
June 2020 49
Kelompok 7 Kelompok 12
June 2020 53

More Documents from "lisa evangelista"

5 Identifikasi Unsur.pdf
April 2020 11
4status.pdf
April 2020 10
Kelompok 2.pptx
April 2020 9
Materi Komdas.pdf
April 2020 6