TEORI, KONSEP DAN PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN MANAJEMEN DALAM KEPERAWATAN KELOMPOK 2
TEORI DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN Teori Bakat (Trait Theory) Teori bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir bukan
didapatkan) dan mereka karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston,1998).
Adapun ciri-ciri pemimpin menurut teori bakat, sebagai berikut : (Nursalam, 2013, p. 60) Intelegensi
Kepribadian
Perilaku
Pengetahuan
Adaptasi
Keputusan
Kreatif
Kelancaran bicara
Kooperatif
Siap/siaga
Rasa percaya diri
Kemampuan diplomasi
Integritas
Partisipasi social
Keseimbangan dan mengontrol
Independen
Tenang
Kemampuan bekerjasama
Kemampuan interpersonal
emosi
Prestise
Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya.
Teori Kontingensi dan Situasional
Teori ini menakankan bahwa manager yang efektif adalah manger yang melaksanakan tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku, dan situasi. Tannenbaun dan Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis diperlukan oleh manager.
Teori Kontemporer (kepemimpinan dan manajemen)
Teori ini menekankan pada 4 komponen penting dalam suatu penglolaan, yaitu manager/ pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta lingkungan. Dia menekankan dalam
melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
Teori Z Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat,
dan pendekatan yang holistic terhadap staff. Teori ini lebih menekankan pada staff dibandingkan dengan kualitas produksi, sehingga di Amerika teori ini masih banyak yang
diperdebatkan. (Nursalam, 2013, p. 68)
Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis.
PRINSIP MANAJEMEN 1. Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan 2. Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada ketidak pastian (uncertainly) 3. Untuk memeperoleh tujuan pengambilan keputusan dan mengurangi ketidakpastian diperlukan data, informasi, dan proses pengendalian
Gaya Kepemimpinan
Gillies (1970) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan memengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan.
Gaya Kepemimpinan Menurut Para Ahli Teori X dan Teori Y
Likert Tannenbaud dan Warrant H. Schmitdt. Lippits dan K.White
Robert House Harsey dan Blanchard
Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
Terdapat dua bidang pengaruh yang ekstrim dalam proses pengambilan keputusan sehingga menimbulkan kecenderungan berperilaku tertentu.
Tannenbaud dan Warrant H. Schmitdt.
Perilaku otoriter/otokratis
Sumber kuasa dan wewenang berasal dari adanya pengaruh pemimpin. Positif : pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pemimpin serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Perilaku demokratis Perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Kepemimpinan mengutamakan kerja sama dan teamwork untuk mencapai tujuan Pemimpin terbuka bagi diskusi, menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahannya.
Bertolak dari dua model dasar tersebut dapat dikembangkan 7 gaya kepemimpinan yakni : 1. Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling)
2. Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling) 3. Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan 4. Pemimpin memberikan keputusan tentatif (msh dpt brubah)
5. Pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahannya pada bawahan (consulting) 6. Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan 7. Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan (joining)
System Otoriter-Eksploitatif
Likert
• • • •
Pemimpin tipe ini sangat otoriter mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman Komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah kebawah (topdown).
System Benevolent-Otoritatif (Authoritative) • Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu • memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi keatas. • Pemimpin memerhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang tepat
Sistem Konsultative
• Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhdap bawahan. • Pemimpin menggunakan balasan (Insentive) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. • Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan. Sistem Parsitipatif • Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, • selalu memanfaatkan ide bawahan, serta menggunakan intensif ekonomi untuk memotivasi bahawan. • Komunikasi bersifat dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja. .
Teori X dan Teori Y Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif
Berdasarkan adanya teori x dan y, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi 4 macam Gaya kepemimpinan diktator Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori X.
Gaya kepemimpinan otokratis • Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan dikktator namun bobotnya agak kurang. • Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.
Gaya kepemimpinan demokratis Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya sesuai dengan teori Y.
Gaya kepemimpinan santai Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan teori Y.
Robert House Direktif Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. (Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya)
Suportif Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan
Berorientasi tujuan Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin. Partisipatif Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
Hersey dan Blanchard Instruktif : •Tinggi tugas dan rendah hubungan; • Komunikasi sejarah; • Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat minimal; • Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan ketat.
Konsultasi :
•Tinggi tugas dan tinggi hubungan; • Komunikasi dua arah; • Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan menampung keluhan.
Partisipasi : •Tinggi hubungan tapi rendah tugas; • Pemimpin dan bawahan bersamasama memberi gagasan dalam pengambilan keputusan.
Delegasi : •Rendah hubungan dan rendah tugas; • Komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan bawahan dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah.
Lippits dan K. White
Demokratis : • Wewenang pimpinan tidak mutlak; • Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian • wewenang kepada bawahan; • Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan; • Komunikasi berlangsung timbal balik; • Pengawasan dilakukan secara wajar; •Pujian dan kritik seimbang; •Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
Otoriter : • Wewenang mutlak berada pada pimpinan; • Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan; • Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan; • Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan pada bawahan dilakukan secara ketat; • Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat; • Lebih banyak kritik daripada pujian;
Liberal atau Laissez Faire: melimpahkan wewenang sepenuhnya
• Pemimpin kepada bawahan • Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan\ • Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan • Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan • Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan • Prakarsa selalu berasal dari bawahan • Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan • Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok • Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok • Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan
Kekuasaan dan wewenang
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenanf dan kekuasaan dibedakan menjadi 4 :
Otoriter : Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukum.
Demokratis : Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
Partisipasif : Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya. Keputusan akhir yang diambil bergantung pada kelompok.
Bebas tindak : Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.
Penerapan teori manajemen di ruang rawat dan puskesmas a. Perawat tidak hanya dapat membantu perbaikan
perawatan klien, tetapi juga perbaikan lingkungan kerja perawat b. Perawat dapat mengemban tugas memimpinnya di komunitas, membantu perubahan yang meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan social dalam masyarakat sebagai satu kesatuan c. Perawat mengkoordinasikan berbagai professional perawatan kesehatan dan layanan mereka untuk membantu klien mendapatkan hasil akhir yang mereka inginkan
Penerapan Teori, Konsep, dan Prinsip Kepemimpinan Manajemen di Ruang Rawat
Konsep dan prinsip kepemimpinan manajemen di ruang rawat dan puskesmas a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat e. Manajemen keperawatan harus terorganisir
f. Pengarahan g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik. h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. i. Pengembangan staf j. Pengendalian
TERIMA KASIH
Pertanyaan : Sesi 1 Shahnaz : Apa gaya kepemimpinan yang ideal untuk manajer? Fiqa : Mengapa tahap evaluasi tidak dimasukkan pada pendekatan manajemen? Ani : Bagaimana cara menangani sikap pemimpin otoriter? Nura : Apa gaya kepemimpinan yang cocok di lingkup kerja keperawatan? Bagaimana cara menilai diri sendiri apakah sudah menjadi pemimpin yang benar?
Sesi 2 Alam : Apa saja pertimbangan pemimpin dalam mengambil keputusan?
Boby : Contoh konkrit penerapan demokratis dan otoriter di ruang rawat? Hiki : Bagaimana cara menghadapi masalahnya hiki?