Kelompok 2
Beni, anak laki-laki 6 tahun murid TK Jempong datang ke Puskesmas Karang Pule digendong ibunya karena tampak sangat lemas dan rewel akibat diare sejak semalam. Sehari sebelumnya, Beni jajan sosis di depan sekolahnya. Beberapa teman satu sekolahnya juga menderita hal serupa. Pada pemeriksaaan fisik didapatkan Beni mengalami demam tidak tinggi, tekanan darah menurun, nadi cepat, dan nafas terengah-engah.
Mata Beni tampak cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat pada pemeriksaan turgor kulit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan urine pekat dengan keasamannya meningkat dan defisit elektrolit darah. Dokter memberitahu ibu bahwa Beni mengalami dehidrasi dan memerlukan terapi cairan sesegera mungkin. Akibat dehidrasi, terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh Beni.
Tubuh CES fungsi
Cairan dan elektrolit
Seimbang
CIS
Tdk seimbang
-Pengaturan asam-basa -pengaturan suhu -pengaturan cairan penyebab
Dampak
MK. Untuk seimbang
1. 2. 3.
3. 4. 5.
Apa saja macam feedback dan respon tubuh Komposisi cairan tubuh yang seimbang Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit a. Mekanisme b. Sebab c. Respon tubuh Proses pembentukan urine Pengaturan asam basa dalam tubuh Bagaimana tekanan darah terhadap dehidrasi dan faktorfaktor yang mempengaruhi
Mekanisme : (+) FB searah - jarang terjadi, ex : proses melahirkan,pembekuan darah (-) FB berlawanan - dominan terjadi ex : tekanan darah,suhu tubuh
60%-70% dari berat badan berisi cairan tubuh Pada orang laki-laki 60% dari berat badan berisi cairan Sedangkan pada wanita 50% dari berat badan berisi cairan . Pada anak yang baru lahir 75% dari berat badan berisi cairan
Intraseluler (40%) Extraselular (20%) interstisial (15%) intravaskular (5%)
Cairan Intraselul ar (15%)
Plasma (5%)
Cairan interstisia l (15%)
Elektrolit dibagi dua : Kation= Na+,K+, Ca+ Anion = HCO3-, HPO4, SO4 Nonelektrolit = Protein, urea, glukosa, oksigen, Karbondioksida, dan asam-asam organik.
Kation pada ekstraselular adalah Na+, sedangkan anionnya Cl- dan HCO3konsentrasinya tinggi sedangkan pada intraselular kosentrasinya rendah. Sedangkan pada intraselular kation utamanya adalah K+ sedangkan anionya PO4konsentrasinya tinggi, sedangkan pada ekstraselular kosentrasinya rendah
Kation
Anion
EKSTRASEL ClNa+ HCO 3-
prot ein
Mg+
K+
PO4
INTRASEL
1.
Ketidakseimbangan Volume Kekurangan Volume Cairan Ekstrasel (Hipovolemia) - Na dan air dan relatif sama jumlah - Penyebab : Pengeluaran keringat berlebih, - Respon tubuh : mengganggu curah jantung penurunan tekanan darah Kelebihan Volume Cairan Ekstrasel (Hipervolemia) - Na dan air tertahan - Cairan berpindah ke kompartmen cairan intertisial shg menyebabkan edema
2. Ketidak Seimbangan Osmolalitas - Melibatkan kadar zat yang terlarut dalam cairan tubuh ketidakseimbangan osmolalitas mempengaruhi distribusi air antara ECF dgn ICF - Hipoosmolalitas : Kelebihan air / kekurangan Na menyebabkan kadar air dalam ICF berlebih (pembengkakan sel) - Hiperosmolalitas : Kekurangan air / kel
3. Ketidakseimbangan Kalium K+ Ialah ion utama dalam
Filtrasi pada glomerulus Reabsorbsi pada tubulus ginjal Augmentasi Sekresi pada tubulus
Kecuali sel darah dan protein plasma, semua konstituen dalam darah di filtrasi secara non selektif Ex : H2O, nutrien, elektrolit dan zat sisa
Perpindahan bahan yang bersifat selektif dari dalam tubulus menuju kapiler tubulus Reabsorbsi pada tubulus kontortus proksimal - Reabsorbsi obligatif : zat yang masih dipakai Reabsorbsi pada tubulus kontortus distal - Reabsorbsi fakultatif : air
Tingkat reabsorbsi tubulus sangat besar 99 % air yg terfiltrasi 100 % gula yg terfiltrasi 99,5 % garam yg terfiltrasi
Penambahan zat-zat tertentu Ex : Urea Berlangsung dari T.K. Distal sampai T. kolektivus
Perpindahan selektif zat-zat yang tidak di filtrasi di kapiler peritubulus ke dalam tubulus ginjal
Kontrol pengeluaran air di urin oleh ADH Penyesuaian dalam reabsorbsi atau sekresi H2O ADH dihasilkan oleh hipotalamus ADH disimpan di K.Hipofisis posterior
Sekresi ADH dirangsang oleh defisit H2O, pada saat H2O harus dihemat oleh tubuh
Sekresi ADH dihambat saat kelebihan H2O dan H2O harus dieliminasi melalui urin Fungsi ADH : meningkatkan permiabilitas membran tubulus terhadap H2O sehingga meningkatkan reabsorbsi H2O
Tergantung dari [H+] dan pH PH normal 7.4 dgn variasi 7,35-7,45 Jk ph brbh mk fungs nrml sel brbh Toleransi yang dapat diterima tubuh 6,8-8 Diluar itu sel mati Yang mempengaruhi asbs H+(dominan di cairan ekstraseluler) dan HCO3-
ASAM : donor proton. Substansi yang mengandung satu atau lebih ion H+ yg dapat dilepaskan dalam larutan. Ph<7 BASA : akseptor proton Substansi yang dapat bersenyawa dengan ion H+ sebuah larutan (akseptor proton). ph>7 BUFFER : Substansi A
Ada 3 sistem pengaturan asbs di cairan ekstraseluler: ◦ Buffer kimiaagr tubuh dalam keadaan seimbang. Reaksi cepat < 1 detik, sebagai pertahanan 1st. Meminimalisir prbhan pH pd cairan tubuh bikarbonat, terdapat di ekstrasel protein2, intraseluler & ekstraseluler, Hb, di eritrosit fosfat, gnjl & in
◦ Nafas, cpt antra bbrp dtk-mnt CO2 sisa mtblsm dbw drh ke paru2 dibuang dgn ekshalasi. ◦ Ginjal, raks lmbt, dibuang lwt urin klbhn asm akn dbuang (amoniak), bs yng diambl oh- or hco3-
Asidosiskeadaan dlm darah dimana tubuh kebanyakan asam atau kekurangan basa, pH turun. Alkalosiskeadaan dalam darah dimana tubuh kekurangan asam atau basa, Ph naik.
Asidosis dan alkalisis bukan penyakit, tapi merupakan akibat dari beberapa kelainn tubuh. Muncul karena adanya metabolisme yang terganggu.
Penurunan V. CES , dengan penurunan V. plasma menyebabkan penurunan tekanan darah Kenaikan V.CES dengan kenaikan V. plasma dapat meningkatkan tekanan darah
Tubuh itu pada dasarnya harus berada pada kondisi seimbang atau homeostasis. Dalam rangka mempertahankan homeostasis tubuh itu terdapat positiv dan negativ feedback dan di kendalikan oleh hipotalamus. Terdapat banyak cara yang dilakukan tubuh untuk mencapai keadaan seimbang.