Kelompok 2 Manajemen Buk Ririn.docx

  • Uploaded by: Yuni Ariani Yuni
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2 Manajemen Buk Ririn.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,661
  • Pages: 34
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era

2

globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah

dan

perencanaan

pengambilan dan

keputusan.

menyajikan

Kemudian

sejumlah

memperkenalkan

pendekatan

untuk

konsep

mengefektifkan

perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua

fungsi

manajemen

karena

tanpa

perencanaan

fungsi-fungsi

lain

pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Apa pengertian perencanaan ? 2. Apa saja macam-macam perencanaan ? 3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya ?

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI DAN PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Sedangkan menurut Fayol didalam Swansburg (2000) mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah membuat suatu rencana untuk memberikan pandangan kedepan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang penting karena mengurangi risiko pembuatan keputusan yang kurang tepat atau membantu mengantisipasi jika suatu proses tidak berjalan sebagaimana mestinya. Perencanaan juga dapat menolong pekerja-pekerja mencapai kepuasan dalam bekerja.selain itu perencanaan juga membantu penggunaan waktu yang efektif.

Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu pengetahuan yang mengacu kepada proses, unsur, dan standar dari suatu perencanaan. Selain hal tersebut juga perlu didalami ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang pelaksanaan perencanaan sehingga perencanaan yang akan dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal. Suatu perencanaan yang baik harus berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana,

4

mempunyai standar dan bersifat fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumbersumber yang tersedia lebih dahulu (Swansburg, 2000). Dengan menjalankan prinsipprinsip yang ada dalam perencanaan ini, maka diharapkan tujuan dapat tercapai dengan efektif baik dalam penggunaan sumber daya manusia maupun sumber daya material.

Dalam manajemen keperawatan, perencanaan dimulai dengan kegiatan menentukan tujuan, mengumpulkan data, menganalisis dan mengorganisasiukan datadata yang akan digunakan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dan menentukan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu perencanaan juga membantu untuk menjamin bahwa klien dapat menerima pelayanan yang mereka inginkan serta mereka butuhkan. Selain itu sumber daya yang digunakan dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin.

Perencanaan,fungsi dasar manajemen adalah suatu tugas prinsip dari semua manejer dalam divisi keperawatan. Ini adalah suatu proses sistematik dan memerlukan ilmu pengetahuan yang mendasari manajemen. Elemen pertama dari manajemen menurut fayol adalah perencanaan. Ia mendefenisikan hal ini sebagai membuat

rencana tindakan untuk memberikan pandangan ke depan. Rencana

kegiatan ni harus merupakan kesatuan,berkelanjutan ,fleksibel dan di buat dengan teliti. Beberapa pendapat ahli yang lain tentang defenisi perencanaan yaitu sebagai berikut:

5

 Douglas menyatakan bahwa”perencanaan mempunyai tujuan khusus atau tujuan umum dan mengarahkan program atau metode sebelumnya untuk mencapai tujuan. Ia selanjutnya mendefenisikan perencanaan sebagai “suatu proses kontinu dari pengkajian,membuat tujuan dan sasaran dan mengimplementasikan serta mengevaluasi atau mengontrolnya,yang adalah subjek untuk mengubah sebaru mungkin fakta yang di ketahui.  Alexander menyatakan bahwa perencanaan adalah “memutuskan seberapa luas akan di lakukan,bagaiman melakukannya,kapan akan melakukannya,dan siapa yang akan melakukannya. Ia membagi dengan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang,pembuatan keputusan,strategi,kebijakan,program,aturan dan prosedur sebagai elemen dari perencanaan.  Steiner mendefenisikan perencanaan sebagai suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran,batasan

strategi,kebijakan

dan

rencana

detail

untuk

mencapainya:mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan:dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru.  Perencanaan adalah fungsi administrative yang menempatkan beberapa resiko terhadap pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Ini memastikan bahwa kemungkinan hasil yang d inginkan dan efektif dalam segi penggunaan manusia dan sumber material serta produksi prouk atau pelayanan. Dalam keperawatan ,perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan dan butuhkan serta bahwa pelayanan ini di berikan oleh pekerjaan keperawatan yang memuaskan.

6

PENTINGNYA PERENCANAAN: 

Sasaran memberikan arah



Sasaran memfokuskan usaha kita



Sasaran menjadi pedoman rencana dan keputusan kita



Sasaran membantu kita mengevaluasi kemajuan yang kita capai

B. TUJUAN PERENCANAAN Tujuan perencanaan 1.

Meningkatkan pencapaian kesuksesan difokuskan pada hasil bukan pelaksanaan.

2.

Menuntut kita untuk berpikir kritis dan mengevaluasi alternative-alternatif yang bisa mengembangkan atau mengubah keputusan

3.

Membentuk suatu struktur untuk pengambilan keputusan yang konsisten sesuai dengan tujuan top management

4.

Mengajak atau menggerakan orang-orang untuk bekerja atau bertindak aktif daripada bersikap reaktif

5.

Mengatur kegiatan hari-perhari atau kegiatan jangka pangjang yang terfokus

6.

Membantu menghindari krisis manajemen dan memberikn fleksibilitas pengambilanan keputusan

7.

Menyediakan suatu dasar untuk mengatur organisasi dan performa individu

8.

Meningkatkan keterlibatan karyawan dan mengembangkan komunikasi

7

9.

Membuat efektifitas kerja dan biayaDouglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan:

C. KARAKTERISTIK PERENCANAAN Perencanaan yang baik harus memuat sifat-sifat sebagai berikut : a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-beda dapat ditiadakan. b. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya bila ada perubahan keadaan maka tidak semua rencana dirubah dan dimungkinkan diadakan penyesuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan. c. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap rencana harus ada dalam perimbangan. d. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan factor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan. e. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

Perencanaan mempunyai sifat system terbuka,menjadi suatu proses organisasi yang dinamis. Hal ini menimbulkan kesuksesan darpada kegagalan. Hal ini mencegah keadaan ketakutan dan krisis perencanaan yang merugikan,tidak realistis,kacau balau,mengubah prestasi dan di dominasi oleh seseorang. Jadi, perencanaan

8

meningkatkan

pekerjaan

divisi

keperawatan.

Perencanaan

memperkenalkan

kesempatan masa depan,dan harapan yang di dasari oleh kondisi melalui teknik perkiraan antara sederhana dan kompleks. Teknik perkiraan sederhana mengikuti proses pengumpulan data dan menganalisanya untuk menentukan alternative keputusan

dan

efek

terhadap

setiap

hasil

yang

akan

di

hasilkan.

Kekuatan,kesadaran,kesempatan dan perlakuan adalah bagian dari analisa ini yang mengarah pada keputusan,pilihan dan implementasi. Perencanaan di gambarkan srbagai yang di dasarkan pada logika,cerminan dari pemikiran yang tidak konkrit dan tidak mencakup semua. Jika di perlukan,kepemimpinan atau manajemen puncak(top management) akan mengubah agar perencanaan menjadi efektif. Mereka akan mendapat masukan dari semua tingkatan untuk memastikan keberhasilan melalui format,langkah-langkah,kerangka waktu,pemeliharaan dan masukan ulang. Perencanaan adalah kunci

bagian dari keperawatan yang memberikan

arah,keterpauan dan kepercayaan. Ini menyebabkan semua personel keperawatan berpusat pada tujuan umum dan khusus,dan merangsang motivasi mereka. Melalui proses perencanaan perawat manajer memilih dan menahan bagian dari perencanaan yang lalu dan rencana yang sedang di laksanakan. Mereka berfokus pada masa yang akan dating dan merekaa melaksanakannya. Jadi mereka berhasil dalam mengatur personel keperawatan dan sumber material untuk mencapai tujuan dari pelayanan keperawatan.

9

D. HIRARKI PERENCANAAN 1. Visi- misi – tujuan: Dibuat oleh Pendiri, Dewan Direksi,Manajer Puncak 2. Rencana Strategis: Dibuat oleh Manajer Puncak dan Menengah didesain oleh manajer tingkat tinggi dan menentukan sasaran secara luas untuk organisasi 3. Rencana Operasional: Dibuat oleh ManajerMenengah dan Manajer Lini Pertama berisi rincian untuk melaksanakan atau mengimplementasikan rencana strategis dalam kegiatan sehari-hari 

Rencana incidental(anggaran,program,proyek)



Rencana tetap(kebijakan,peraturan,prosedur,standar)

E. PERENCANAAN STRATEGIS Manejer perawat dapat menunjukkan keefektfan melalui perencanaan strategi,yang dapat mengembangkan praktik keperawatan professional dan tujuan jangka panjang dari organisasi dan divivi keperawatan. Perencanaan strategis dapat di artikan sebagai”proses berkesinambungan,proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini

dengan kemungkinan pengetahuan yang

paling besar dari efek-efek,mereka pada masa depan:mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini dan mengevaluasi hasil-hasil keputusan ini terhadap hasil yang di harapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat di percaya.

10

Perencanaan strategis dalam keperawatan memperhatikan dengan apa divisi keperawatan akan bekerja. Tujuannya untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang

langka,termasuk waktu dan uang dan untuk

mengatur pekerjaan

divisi

keperawatan. Perencanaan strategis memberikan memberikan strategi perkiraan untuk 3 tahun ke atas hingga lebih dari 20 tahun. Ini termasuk manejer perawat puncak(top nurse maneger) dan dapat meliputi perwakilan efektif dari semua tingkat manajemen dan praktek keperawatan. Ini termasuk analisa yang sudah di perhitungkan untuk masa depan,lingkungan eksternal dan internal,pemasaran keperawatan,pelayanan dan industry kesehatan,ekonomi keperawatan dan perawatan kesehatan. Tersedianya sumber daya manusia dan materi penilaian terhadap manajemen puncak dan factorfaktor lainnya. Dalam dunia masa kini,proses perencanaan strategis di gunakan untik mendapatkan dan mengembangkan pelayanan keperawatan kesehatan dan lin produk(product

lines).

Ini

termasuk

pelayanan produk keperawatan baru.

Perencanaan strategis juga di gunakan untuk menghapuskan pelayanan dan produk yang kadaluwarsa. Baik itu aktivitas moral maupun di lema etis untuk menejer dan praktisi keperawatan. Perencanaan strategis dapat mengembangkan tujuan dan nilainlai perlindungan hukum yang lebih baik. Ini dapat mengarah pada perubahan dalam menyelenggarakan

manajemen dan organisasi.

Perencanaan strategis

dapat

menghasilkan strategi dan analisa manajemen manajemen yang lebih baik dan dapat memperkirakan serta menghilangkan ancaman eksternal.

11

Partisipan dalam proses perencanaan strategis akan berkisar dari manajemen keperawatan puncak sampai saling silang dari semua tingkatan manajemen. Termasuk masukan dari personel keperawatan klinis yang meningkatkan kepuasan professional di seluruh divisi keperawatan. Diantara

keuntungan-keuntungan

dari

perencanaan

strategis

adalah

memberikan suatu pengarahan pada semua manejer dan praktisi keperawatan dalam organisasi. Rencana strategis menjadi suatu mekanisme control fleksibel yang dapat di ubah untuk mengatasi variable-variabel,penghematan sumber-sumber dan kepuasan professional. Perencanaan strategis mengatasi dengan tepat projek atau program kompleks dalam urutan waktu multi tahap.

F. PERUBAHAN TERENCANA Kebanyakan organisasi saat ini melakukan berbagai perubahan dalam upaya restrukturisasi organisasi, peningkatan kualitas, dan pemberdayaan karyawan. Davidhizar (1996) menyatakan bahwa tiga pendorong utama perubahan dalam pelayanan kesehatan kontemporer adalah teknologi, ketersediaan informasi, dan pertumbuhan populasi. Semua perubahan besar membawa perasaan prestasi, kehilangan, kebanggaan, dan stres. Yang membedakan upaya perubahan yang sukses dibandingkan yang tidak sukses sering karena kemampuan suatu agen perubahan (orang yang ahli dalam teori dan pelaksanaan perubahan)

12

Duck (1993, pp.110, 1115) menyatakan sebagai berikut: Mengelola perubahan dalam suatu organisasi tidak seperti mengoperasikan mesin atau merawat tubuh manusia dari satu penyakit pada suatu waktu. Kedua kegiatan ini melibatkan bekerja dengan hubungan yang tetap. Metafora yang tepat untuk mengelola perubahan adalah menyeimbangkan gerakan ... mengelola gangguan menjadi perubahan proposisi yang dinamis dengan tantangan tak terduga. Memulai dan mengkoordinasikan perubahan memerlukan kepemimpinan yang dikembangkan dengan baik dan keterampilan manajemen. Pemimpin / manajer harus ahli dalam merencanakan. Termasuk merencanakan kebutuhan untuk perubahan. Pemimpin / manajer tidak hanya harus menjadi visioner dalam mengidentifikasi di mana perubahan diperlukan dalam organisasi, tetapi mereka harus fleksibel dalam beradaptasi dengan pengaruh perubahan yang telah dimulai secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan terencana, berbeda dengan perubahan yang kebetulan atau yang terjadi begitu saja, perubahan terencana itu adalah perubahan yang merupakan hasil dari pemikiran yang baik dan sengaja untuk membuat sesuatu terjadi. Perubahan terencana adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan oleh seorang pemimpin untuk membawa perubahan. Jenis perencanaan ini memerlukan keterampilan kepemimpinan dalam pemecahan masalah, pengambilan keputusan, hubungan interpersonal, dan kemampuan komunikasi. Perubahan terencana terjadi karena upaya oleh agen perubahan dengan sengaja untuk menggerakkan sistem. Perubahan diimplementasikan perlahan setelah

13

berkonsultasi dengan orang lain. Di beberapa organisasi besar saat ini, tim multidisiplin individu, bertanggung jawab untuk mengelola proses perubahan. Tim ini mengelola komunikasi antara pemimpin dan mereka yang diharapkan untuk melaksanakan strategi baru (Johnson, 1998). Selain itu, tim ini mengelola konteks perubahan dan hubungan emosional didalam organisasi.

Peran kepemimpinan dan fungsi manajemen dalam perubahan terencana Peran kepemimpinan 1. Visioner dalam mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam organisasi dan sistem kesehatan 2. Mampu mengambil risiko dalam mengambil sebagai agen perubahan 3. fleksibel dalam penetapan tujuan perubahan 4. Mengantisipasi, mengakui, dan kreatif memecahkan masalah yang menentang perubahan 5. Sebagai model peran bagi bawahan selama perubahan terencana dengan melihat perubahan sebagai tantangan dan kesempatan untuk pertumbuhan 6. Model peran dalam keterampilan berkomunikasi secara interpersonal tingkat tinggi dalam memberikan dukungan bagi bawahan 7. Menunjukkan kreativitas dalam mengidentifikasi alternatif untuk masalah 8.

Menunjukkan kepekaan terhadap waktu dalam mengusulkan perubahan terencana

14

G. MANAJEMEN WAKTU Manajemen waktu adalah pengelolaan waktu dalam memberikan pelayanan keperawatan yang optimal: 

Analisa waktu yang digunakan.



Memeriksa kembali porsi aktivitas.



Menentukan prioritas pekerjaan.



Mendelegasikan. HAMBATAN PADA MANAJEMEN WAKTU

a. Terperangkap dalam pekerjaan. b. Menunda karena takut salah. c. Tamu yang tidak terencana. d.

Telepon.

e. Rapat yang tidak produktif. f.

Tidak dapat mengatakan tidak.

H. PERENCANAAN KEUANGAN Proses perencanaan keuangan ini dilakukan bukan oleh seorang perencana keuangan, namun oleh individu yang mempunyai tujuan-tujuan keuangan di masa depan. Perencana keuangan hanya memberikan arahan (guidance) dan rekomendasi atau nasihat (advice) kepada individu tersebut pada saat melakukan perencanaan keuangan.

15

Definisi perencanaan keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana. Di dalam manajemen keperawatan yang berperan dalam mengatur perencanaan keuangan adalah manejer keperawatan. Salah satu Kompetensi yang harus

dimiliki

oleh

manajer

kepemimpinannya antara lain:

keperawatan

dalam

meningkatkan

Anggaran

a.

Bertanya dan melihat rencana sebelumnya

b.

Mengontrol anggaran

c.

Menginterpretasikan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan

d.

Merencanakan jauh kedepan

e.

Menggunakan pengukuran rata-rata industri

f.

Menyediakan resiko terhadap kekurangan keuangan

g.

Menkonsultasikan tentang masalah keuangan

aktifitas

16

BAB III TINJAUAN KASUS

Kasus: Anda adalah seorang kepala ruang rawat bedah laki-laki dengan 34 TT dan BOR 85%. Staf anda terdiri dari 15 perawat, 4 POS, 1 tenaga administrasi, & 3 cleaning service.

Hasil

survey direktur

keperawatan

saudara

menunjukkan

adanya

ketidakpuasan dari pelanggan saudara (75% pelanggan ekternal & 68% pelanggan internal). Bagaimana proses perencanaan saudara menanggapi permasalahan diatas?

17

BAB IV PEMBAHASAN KASUS Proses Perencanaan Hierarki perencanaan, meliputi:

Rumah Sakit Ojo Radiat

Visi Terwujudnya Rumah Sakit Ojo Radiat sebagai rujukan utama daerah di Jawa Barat yang unggul, mandiri dan berkualitas dalam pelayanan bedah secara holistik tahun 2020.

Misi a. Mewujudkan pelayanan kesehatan profesional, bermutu dan bersahabat untuk mewujudkan kepuasan pelanggan. b. Mengembangkan jiwa (sikap mental) wirausaha dalam menyelenggarakan pelayanan mandiri yang bertumpu pada pemberdayaan seluruh potensi rumah sakit dan penggolongan kemitraan seluas-luasnya.

18

c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bedah dalam kedudukannya sebagai pusat rujukan daerah, pendidikan dan pengembangan keilmuan di bidang kesehatan bedah. d. Menyelenggarakan

kegiatan

pendidikan,

pelatihan,

penelitian

dan

pengembangan yang bermutu.

Hierarki perencanaan ruang rawat Arjuna, meliputi: 1. Visi Terwujudnya ruang rawat bedah laki-laki berkualitas tinggi yang memberikan perawatan secara holistik tahun 2020. 2 Misi a. Memberikan pelayanan perawatan bedah laki-laki yang profesional, bermutu dan bersahabat untuk mewujudkan kepuasan pelanggan. b. Memberikan perawatan bedah laki-laki dalam kedudukannya sebagai pusat rujukan daerah. c. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas perawatan bedah. d. Mendorong dan memfasilitasi tenaga kesehatan untuk mengadakan penelitian perawatan bedah di ruang rawat bedah laki-laki.

19

3. Filosofi Profesional dalam melayani 4 Tujuan  Tujuan jangka panjang Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal secara holistik dan berbasis evidence based practice.  Tujuan jangka pendek 

Mengoptimalkan proses penyembuhan klien dengan memberikan asuhan keperawatan yang holistik di ruang rawat bedah laki-laki



Mencegah terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah laki-laki



Memandirikan klien dan keluarga pasca operasi dan reabilitasi



Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan secara kontinu.



Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berbasis evidence based practice

5. Kebijakan a. Gaya kepemimpinan kepala ruangan bersifat situasional. b. Kepala ruangan melakukan sistem reward dan punishment kepada staf. c. Kepala ruangan melibatkan stafnya dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. d. Kepala ruangan mengupayakan kebijakan pelatihan klinik tenaga kesehatan.

20

e. Merekomendasikan tenaga kesehatan yang kinerjanya baik kepada pihak rumah sakit untuk diikutsertakan dalam program beasiswa. f. Kepala ruangan selalu mengevaluasi kinerja stafnya setiap satu bulan sekali. g. Mengoptimalkan sistem pendokumentasian keperawatan. h. Memiliki standar operasional prosedur.

6. Prosedur Pasien yang keluar dari ruang UGD akan diantar ke ruang rawat. Di ruang rawat, bagian administrasi akan menerima informasi penerimaan pasien baru tersebut dengan rincian: 1. informasi kelas yang akan dipilih 2. informasi pola tariff 3. informasi persyaratan 4. tanda tangan perjanjian 5. pengecekan kembali status klien dan memasukkan ke buku register baru.

Setelah itu, kepala ruangan memeriksa atau melengkapi informasi atau status klien dengan memperhatikan surat pengantar rawat pasien dari poli UGD, memperhatikan instruksi yang tertera dari perawatan di UGD dan melakukan pengecekan ulang mengenai kelengkapan data pasien. Di lain pihak, perawat menyiapkan tempat tidur yang siap pakai, lengkap dengan set KDM. Setelah melengkapi proses administrasi, perawat menerima pasien dengan 5SP (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun,

21

Profesional), kemudian memindahkan pasien ke tempat tidur yang telah disiapkan, mengatur kenyamanan pasien, memberikan info mengenai fasilitas yang terdapat di ruangan, lalu memulai proses keperawatan. Tahap/Langkah Perencanaan 1. Pengumpulan data  Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki visi & misi yang jelas  Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki SOP yang jelas  Rumah sakit mengadakan pelatihan seminar medikal bedah untuk tenaga kesehatan  Kapasitas TT di ruang rawat bedah laki-laki adalah 34 buah  Bed Occupied Rate (BOR) di ruang rawat bedah laki-laki adalah 85 % (34 x 85 % = 29 TT yang terpakai). Hal ini dikarenakan sesuai standar idealnya BOR adalah 60-85%.  Perawat bersertifikasi bedah 3 orang dari 15 orang (20 %)  Jumlah perawat yang berusia 31-40 tahun adalah 6 orang (37,5 %) dan berpengalaman.  Ruangan: 

Terdapat 5 kamar untuk kelas tiga, dengan masing-masing kamar terdiri dari 4 TT non AC



Terdapat 2 kamar untuk kelas dua, dengan masing-masing kamar terdiri dari 4 TT AC

22



Teradapat 2 kamar untuk kelas satu, dengan masing-masing kamar terdiri dari 2 TT AC



Terdapat 2 kamar isolasi, dengan masing-masing kamar terdiri dari 1 TT

 Kondisi bangunan ruangan kokoh  Peralatan yang ada di ruangan bedah lengkap  Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan eksternal sebesar 75%.  Dalam satu tahun terakhir terdapat 4 kasus malpraktik yang dikeluhkan oleh keluarga pasien.  Pada kotak kritik dan saran terdapat banyak komentar mengenai perawat yang tidak ramah.  Length of Stay (LOS) di ruang rawat bedah laki-laki adalah 10-12 hari, dengan ALOS adalah 11 hari.Hal ini tidak sesuai dengan standar ideal LOS yakni 6-9 hari.  Rasio perawat masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur/ jumlah klien.  Terdapat 80% perawat yang belum memiliki sertifikasi bedah.  Dokumentasi asuhan keperawatan masih kurang baik.  Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan internal sebesar 68%  Hasil survey kepala ruangan menunjukkan bahwa 67% perawat dan staf lainnya tidak mengetahui dengan jelas visi misi ruang rawat dan RS.

23

 Hanya terdapat satu publikasi visi misi ruang rawat yang terpajang di figura kecil yang tidak menarik untuk dibaca di ruang rawat tersebut.  Tidak terdapat visi dan misi RS yang terpajang di ruang rawat tersebut.  Perawat banyak mengeluhkan sulit untuk mendapat fasilitas untuk melanjutkan pendidikannya.  Jumlah S1 keperawatan hanya 2 orang, sementara yang lainnya adalah lulusan D3 dan masih ada yang SPK.  Terdapat 80% perawat yang belum mendapat sertifikasi bedah, padahal mereka bekerja di ruang rawat bedah.  Perawat mengaku masih bingung dan belum tahu jelas mengenai SOP asuhan keperawatan bedah.  Tidak adanya SOP tertulis di ruang rawat tersebut.  Beban kerja perawat cukup berat dan melelahkan karena tidak sesuai dengan proporsi  Sebagai RS tipe B, seharusnya rasio perawat: TT yaitu 1:1, sehingga dengan 34 TT seharusnya tersedia 34 perawat.  Rumah sakit menjalin link atau hubungan kerjasama dengan organisasi PPNI  Adanya PPNI komisariat RS yang menaungi profesi keperawatan  Satu orang perawat pendidikan D3 keperawatan sedang melanjutkan pendidikan S1 Keperawatan dan masih tetap bekerja  Berdasarkan

usia

tenaga

Usia 20-25 tahun : 4 orang (25 %)

keperawatan

antara

lain,

24

Usia 26-30 tahun : 6 orang (37,5 %) Hal ini dikarenakan ada peluang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.  RS kurang mensosialisasikan SOP keperawatan dengan baik.  Realisasi program beasiswa dari RS kurang dirasakan oleh perawat.  Buku Pedoman Pasien baru belum sempurna (catatan perkembangan, petugas yang mera-wat, persiapan pasien pulang dan orientasi penerimaan pasien baru belum dilaksanakan sesuai pedoman).  Belum ada rencana dari RS untuk menambah jumlah perawat.  Kurangnya pelatihan dan workshop untuk perawat.  Di sekitar rumah sakit terdapat rumah sakit swasta lainnya yang memiliki fasilitas lengkap.  Banyak klien yang mengeluhkan kepada kepala ruangan bahwa perawat kurang memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga klien tidak mendapatkan informasi yang jelas.  Banyak keluarga klien yang mengatakan kepada kepala ruang rawat bahwa perawat

kurang

ramah

Analisa SWOT2. Analisis lingkungan

dan

jarang

tersenyum.

25

Strength :  Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki visi & misi yang jelas  Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki SOP yang jelas  Rumah sakit mengadakan pelatihan seminar medikal bedah untuk tenaga kesehatan  Kapasitas TT di ruang rawat bedah laki-laki adalah 34 buah  Bed Occupied Rate (BOR) di ruang rawat bedah laki-laki adalah 85 % (34 x 85 % = 29 TT yang terpakai). Hal ini dikarenakan sesuai standar idealnya BOR adalah 60-85%.  Perawat bersertifikasi bedah 3 orang dari 15 orang (20 %)  Jumlah perawat yang berusia 31-40 tahun adalah 6 orang (37,5 %) dan berpengalaman.  Ruangan: 

Terdapat 5 kamar untuk kelas tiga, dengan masing-masing kamar terdiri dari 4 TT non AC



Terdapat 2 kamar untuk kelas dua, dengan masing-masing kamar terdiri dari 4 TT AC



Teradapat 2 kamar untuk kelas satu, dengan masing-masing kamar terdiri dari 2 TT AC



Terdapat 2 kamar isolasi, dengan masing-masing kamar terdiri dari 1 TT



Kondisi bangunan ruangan kokoh

26



Peralatan

yang

ada

di

ruangan

bedah

lengkap

Weakness: 34 perawat. Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan eksternal sebesar 75% Dalam satu tahun terakhir terdapat 4 kasus malpraktik yang dikeluhkan oleh keluarga pasien. Pada kotak kritik dan saran terdapat banyak komentar mengenai perawat yang tidak ramah. Length of Stay (LOS) di ruang rawat bedah laki-laki adalah 10-12 hari, dengan ALOS adalah 11 hari.Hal ini tidak sesuai dengan standar ideal LOS yakni 6-9 hari. Rasio perawat masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur/ jumlah klien. Terdapat 80% perawat yang belum memiliki sertifikasi bedah. Dokumentasi asuhan keperawatan masih kurang baik Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan internal sebesar 68%. Hasil survey kepala ruangan menunjukkan bahwa 67% perawat dan staf lainnya tidak mengetahui dengan jelas visi misi ruang rawat dan RS.

27

Hanya terdapat satu publikasi visi misi ruang rawat yang terpajang di figura kecil yang tidak menarik untuk dibaca di ruang rawat tersebut. Tidak terdapat visi dan misi RS yang terpajang di ruang rawat tersebut. Perawat banyak mengeluhkan sulit untuk mendapat fasilitas untuk melanjutkan pendidikannya. Jumlah S1 keperawatan hanya 2 orang, sementara yang lainnya adalah lulusan D3 dan masih ada yang SPK. Terdapat 80% perawat yang belum mendapat sertifikasi bedah, padahal mereka bekerja di ruang rawat bedah. Perawat mengaku masih bingung dan belum tahu jelas mengenai SOP asuhan keperawatan bedah. Tidak adanya SOP tertulis di ruang rawat tersebut. Beban kerja perawat cukup berat dan melelahkan karena tidak sesuai dengan proporsi Sebagai RS tipe B, seharusnya rasio perawat: TT yaitu 1:1, sehingga dengan 34 TT seharusnya tersedia

Opportunity: 

Rumah sakit menjalin link atau hubungan kerjasama dengan organisasi PPNI



Adanya PPNI komisariat RS yang menaungi profesi keperawatan

28



Satu orang perawat pendidikan D3 keperawatan sedang melanjutkan pendidikan S1 Keperawatan dan masih tetap bekerja



Berdasarkan

usia

tenaga

keperawatan

antara

lain,

Usia 20-25 tahun : 4 orang (25 %) Usia 26-30 tahun : 6 orang (37,5 %) Hal ini dikarenakan ada peluang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Threat: 

RS kurang mensosialisasikan SOP keperawatan dengan baik.



Realisasi program beasiswa dari RS kurang dirasakan oleh perawat.



Buku Pedoman Pasien baru belum sempurna (catatan perkembangan, petugas yang mera-wat, persiapan pasien pulang dan orientasi penerimaan pasien baru belum dilaksanakan sesuai pedoman).



Belum ada rencana dari RS untuk menambah jumlah perawat.



Kurangnya pelatihan dan workshop untuk perawat.



Di sekitar rumah sakit terdapat rumah sakit swasta lainnya yang memiliki fasilitas lengkap



Banyak klien yang mengeluhkan kepada kepala ruangan bahwa perawat kurang memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga klien tidak mendapatkan informasi yang jelas.

29



Banyak keluarga klien yang mengatakan kepada kepala ruang rawat bahwa perawat kurang ramah dan jarang tersenyum.

3. Pengorganisasian data Data

Penunjang

Data

Penghambat

Masalah

Hasil survey direktur Keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan eksternal sebesar 75%. Dalam satu tahun terakhir terdapat 4 kasus malpraktik yang dikeluhkan oleh keluarga pasien. Pada kotak kritik dan saran terdapat banyak

komentar

mengenai

perawat

yang

ramah.

tidak

 Banyak klien yang mengeluhkan kepada kepala ruangan bahwa perawat

kurang memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga klien tidak mendapatkan informasi yang jelas. Banyaknya keluarga klien yang mengatakan kepada kepala perawat bahwa perawat kurang ramah dan jarang senyum  Rasio perawat masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur/ jumlah klien. Belum ada kebijakan rumah sakit untuk menambah jumlah perawat. Terdapat 80% perawat yang belum memiliki sertifikasi bedah. Dokumentasi

asuhan

kepesrawatan

masih

baik.

kurang

Ketidakpuasan pelanggan eksternal 75% Data Penunjang Data Penghambat Masalah Length of Stay (LOS) di ruang rawat bedah laki-laki adalah 10-12 hari, dengan ALOS adalah 11 hari.Hal ini tidak

sesuai

dengan

standar

ideal

LOS

yakni

6-9

hari.

30

Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan internal sebesar 68%. Hasil survey kepala ruangan menunjukkan bahwa 67% perawat dan staf lainnya tidak mengetahui dengan jelas visi misi ruang rawat dan RS.  Hanya terdapat satu publikasi visi misi ruang rawat yang terpajang di figura

kecil

yang

tidak

menarik

untuk

dibaca

di

ruang

rawat

tersebut.

Perawat banyak mengeluhkan sulit mendapatkan fasilitas untuk melanjutkan RS kurang mensosialisasikan SOP keperawatan dengan baik.Pendidikan Realisasi program beasiswa dari RS kurang dirasakan oleh perawat.  Buku Pedoman Pasien baru belum sempurna (catatan perkembangan, petugas

yang mera-wat, persiapan pasien pulang dan orientasi penerimaan pasien baru belum dilaksanakan sesuai pedoman). Belum ada rencana dari RS untuk menambah jumlah perawat. Kurangnya pelatihan dan workshop untuk perawat Ketidakpuasan pelanggan internal 68 %Data Penunjang Data Penghambat Masalah Tidak terdapat visi dan misi RS yang terpajang di ruang rawat tersebut. Jumlah S1 keperawatan hanya 2 orang, sementara yang lainnya adalah lulusan D3 dan masih ada yang SPK. Terdapat 80% perawat yang belum mendapat sertifikasi bedah, padahal mereka bekerja di ruang rawat bedah. Perawat mengaku masih bingung dan belum tahu jelas mengenai SOP asuhan keperawatan bedah. Tidak adanya SOP tertulis di ruang rawat tersebut. Beban kerja perawat cukup berat dan melelahkan karena tidak sesuai dengan proporsi. Sebagai RS tipe B, seharusnya rasio perawat: TT yaitu 1:1, sehingga dengan 34 TT seharusnya tersedia 34 perawat.

31

32

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Perencanaan merupakan proses yang penting dan sangat dibutuhkan oleh manajer untuk menentukan atau meramal hasil dari suatu kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan yang dibentuk sebaiknya didasarkan pada sumber-sumber yang tersedia seperti: SDM, waktu, keuangan dan sumber lainnya yang mendukung pembentukan perencanaan tersebut. Perencanaan yang dibentuk pada suatu rumah sakit atau ruang rawat sangat diperlukan untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan atau menentukan intervensi keperawatan yang sesuai standar professional. Oleh karena itu, dalam membuat suatu perencanaan sebaiknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau sumber-sumber yang telah tersedia, sehingga memperoleh suatu keputusan hasil yang berguna bagi pengembangan rumah sakit selanjutnya.

B. Saran Pimpinan atau manajer keperawatan sebaiknya membuat suatu perencanaan dalam melaksanakan suatu kegiatan, hal ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan atau dalam mengadakan perubahan berikutnya. Selain itu, seorang manajer

33

keperawatan harus membuat perencanaan yang sistematis dan atas keputusan bersama dengan tim keperawatan lainnya sehingga memperoleh hasil kegiatan yang optimal.

34

DAFTAR PUSTAKA

Arwani dan Heru. (2006). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta: EGC Gillies, Dee Ann. (1994). Nursing management: A systems approach. 3rd ed. USA: W.B Saunders Company. Marquis, Bessie L. (2000). Leadership roles and management functions in nursing: Theory

and

aplication.

3rd

ed.Philadelphia:

Lippincott.

Marquis, Bessie L. (2000). Leadership roles and management functions in nursing: Theory and aplication. 4th ed.Philadelphia: Lippincott. Swansburg, R. C, dan Richard J. S. (1999). Introductory management and leadership for nurses. 2nd Ed. Massachusetts: Jones and Bartlett Publisher

Related Documents


More Documents from "Putu Ari Yunita KrisnaYanti"

Lk Asfiksia.docx
November 2019 30
Sap Herlina Tb Paru.docx
November 2019 35
Lambang Stifar.docx
May 2020 17