BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada umumnya, penelitian kualitatif bertujuan untuk menggali informasi secara lebih mendalam, menjawab pertanyaan mengapa, memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat, mendapatkan suatu hipotesa, dan sebagainya. Sedangkan jenis-jenis penelitian kualitatif yang dapat digunakan untuk menyusun skripsi anda adalah biografi, fenomenologi, Grounded theory, etnografi, dan studi kasus. Penelitian biografi merupakan studi tentang individu beserta pengalamannya yang dituliskan kembali dengan cara mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip yang ada. Penelitian fenomenologi adalah suatu penelitian yang mencoba mengungkap atau menjelaskan makna konsep atau fenomena tentang pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian kualitatif berikutnya disebut Grounded theory. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang ada hubungannya dengan situasi tertentu, di mana individu dapat saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Ada juga penelitian etnografi yang merupakan uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Penelitian yang terakhir adalah studi kasus, yakni studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan juga menyertakan berbagai sumber informasi. Dengan demikian, makalah ini akan membahas pada kajian jenis penelitian kualitatif dalam penelitian etnografi dan penelitian grounded theory, dimana penelitian ini mampu meningkatkan intelegensi dan kepekaan kita terhadap kehidupan social, seperti budaya, kepercayaan, fenomena-fenomena alam maupun kehidupan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan menjelaskan tentang penelitian etnografi yang mencakup, pengertian etnografi, asumsi dasar, prinsip-prinsip etnografi, jenis-jenis penelitian etnografi dan prosedur penelitian etnografi. Sedangkan penelitian grounded theory mencakup: pengertian grounded theory, cirri-ciri grounded theory, prinsip-prinsip grounded theory, mengumpulkan analisis data, dan proses analisis data.
1
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, kami selaku penulis mendapatkan suatu pokok perumusan masalah yang menjadi pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut : 1. Bagaimana definisi penelitian kulaitatif etnografi dan grounded theory ? 2. Bagaimana ciri-ciri penelitian kulaitatif etnografi dan grounded theory ? 3. Bagaimana prinsip penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory ? 4. Bagaimana proses penelitian kualitatif etnografi dan ground theory ? 5. Bagaimana kelebihan dan kelemahan penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory ? 6. Bagaimana persamaan dan perbedaan penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory ?
C. Tujuan Dengan adanya penulisan makalah ini yang disusun oleh penulis bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi etnografi dan grounded theory. 2. Mengetahui ciri-ciri penelitian kulaitatif etnografi dan grounded theory. 3. Mengetahui prinsip penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory. 4. Mengetahui proses penelitian kualitatif etnografi dan ground theory. 5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory. 6. Mengetahui persamaan dan perbedaan penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Penelitian Kualitatif Etnografi dan Grounded theory a. Definisi Penelitian Kualitatif Etnografi Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini sangat percaya pada ketertutupan, pengalaman pribadi,dan partisipasi yang mungkin, tidak hanya pengamatan, oleh para peneliti yang terlatih dalam seni etnografi. Para etnografer ini sering bekerja dalam tim yang multidisipliner. Di mana titik fokus penelitiannya dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa, bidang atau domain tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan wawancara. Pada awalnya etnografi berakar pada bidang antropologi dan sosiologi. Namun para praktisi dewasa ini melaksanakan penelitian etnografi dalam segala bentuk. Ahli etnografi melakukan studi persekolahan, kesehatan masyarakat, perkembangan pedesaan dan perkotaan, konsumen dan barang konsumsi, serta arena manusia manapun. Perlu dicatat bahwa penelitian etnografi ini juga dapat didekati dari titik pandang preservasi seni dan kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskriptif daripada usaha analitis. Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat, namun tidak selalu secara geografis saja, melainkan dapat juga memerhatikan pekerjaan, pangangguran, dan aspek masyarakat lainnya. Beserta pemilihan informan yang mengetahui dan memiliki suatu pandangan atau pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat. Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang penelitian etnografi salah satunya adalah Emzir yang menyatakan Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Sementara Harris (dalam John W. Creswell; 2007) menjelaskan bahwa penelitian etnografi merupakan sebuah penelitian kualitatif dimana seorang peneliti menguraikan dan menafsirkan pola bersama dan belajar nilai-nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari berbagai kelompok.1
1
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: 2003: PT Raja Grafindo Persada), hlm. 45-46.
3
Jadi, menurut kelompok kami dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada ranah segi sosial ataupun kultural yang dapat menegetahui kajian yang ada pada masyarakat. b. Definisi Penelitian Kualitatif Grounded theory Pendekatan ini pertama kali disusun oleh dua orang sosiolog, Barney Glaser dan Anselm Strauss. Menurut kedua ilmuwan ini, Grounded Theory (Teori Beralas) merupakan metode ilmiah, karena prosedur kerjanya yang dirancang secara cermat sehingga memenuhi keriteria metode ilmiah. Keriteria dimaksud adalah adanya signifikansi, kesesuaian antara teori dan observasi, dapat digeneralisasikan, dapat diteliti ulang, adanya ketepatan dan ketelitian, serta bisa dibuktikan. Dan mereka juga mengatakan bahwa, penelitian seharusnya memunculkan konsep-konsep (variabel) dan hipotesis berdasarkan data-data nyata yang ada di lapangan.2 Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwasannya grounded theory merupakan suatu penelitian yang dapat memenuhi kriteria ilmiah karna dilengkapi dengan bukti-bukti yang dapat menunjang generalisasi keabsahan penelitian. B. Ciri-ciri penelitian kulaitatif etnografi dan grounded theory a. Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif Etnografi Creswell dalam bukunya “Educational Research, planning, conducting and evaluating quantitative and qualitative research” menyebutkan beberapa karakter penelitian etnografi diantaranya: Cultural theme: Merupakan suatu budaya yang terimplementasikan atau tergambarkan pada suatu grup atau komunitas tertentu. A Culture –sharing group: merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan pada 2 orang atau lebih yang memiliki kesamaan sikap, perilaku dan bahasa. Fieldwork: Dalam penelitian etnografi Fieldwork bermakna tempat dimana peneliti dapat menggabungkan data pada seting tempat dan lokasi yang dapat dipelajari. Description in etnography: Merupakan gambaran terperinci dari obyek yang dilakukan penelitian.
2
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: 2011: Gramedia), hlm. 89-90.
4
A Context: merupakan seting tempat, situasi atau lingkungan yang melingkupi kelompok budaya yang dipelajari. Researcher Reflexivity: Mengacu pada sebuah kondisi dimana seorang peneliti dalam kondisi yang sadar dan terbuka atas perannya sebagai peneliti yang dengannya dapat timbul rasa saling mempercayai antara peneliti dan obyek yang ditelitinya.3 b. Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif grounded theory Menurut Creswell (2008: 440), ada enam karakteristik dari penelitian Grounded Theory. Enam karakteristik tersebut adalah : Process approach, Theoretical sampling, Constant comparative data analysis, a core category, theory generalization, and memos.4 Process approach Dalam penelitian GT, proses merujuk pada urutan tindakan-tindakan dan interaksi antar manusia dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan sebuah topik, seperti pengalihbahsaan novel Animal Farm ke dalam bahasa Indonesia. Dalam topik seperti ini, berdasarkan transkrip wawancara atau catatan pengamatan yang dilakukan pada partisipan, peneliti GT dapat mengidentifikasi dan mengisolasi tindakan-tindakan dan interaksi antar manusia, seperti interaksi antara penerbit dan penterjemah pada saat negoisasi, tindakan- tindakan yang dilakukan penterjemah selama proses pengalihbahasaan, dan sebagainya. Aspek-paspek yang diisolasi ini disebut kategori-kategori, yang digunakan sebagai tema-tema informasi dasar dalam rangka memahami suatu proses. Theoretical sampling Paparan ini mengungkapkan bahwa pada dasarnya yang di sampel dalam penelitian GT bukan obyek formal penelitian (orang atau benda-benda), melainkan obyek material yang berupa fenomena-fenomena yang sudah dikonsepkan. Akan tetapi, karena fenomena itu melekat dengan subyek (orang atau benda), maka dengan sendirinya obyek formal juga ikut disampel dalam proses pengumpulan atau penggalian fenomena. Subyek-subyek yang diteliti secara berproses ditentukan di lapangan, ketika pengumpulan data berlangsung. Cara penyampelan inilah yang disebut dalam penelitian kualitatif sebagai snow bowl sampling. 3
Mulyana, Deddy & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis (Bandung: 2011: Remaja Rosda Karya), hlm. 33-35. 4 Ibid. At. 36.
5
Sesuai dengan tahap pengkodean dan analisis data, penyampelan dalam GT diarahkan dengan logika dan tujuan dari tiga jenis dasar prosedur pengkodean. Ada tiga pola penyampelan teoritik, yang sekaligus menandai tiga tahapan kegiatan pengumpulan data: (a) penyampelan terbuka, (b) penyampelan relasional dan variasional, serta (c) penyampelan pembeda. Constant comparative data analysis Dalam penelitian GT, peneliti terlibat dalam proses pengumpulan data, pengelompokan data ke dalam kategori-kategori, pengumpulan data tambahan, dan pembandingan informasi yang baru itu dengan kategori-kategori yang muncul. Proses pengembangan kategori-kategori informasi yang berlangsung secara perlahan-lahan ini dinamai prosedur perbandingan konstan (constant comparative procedure). Perbandingan konstan ini merupakan prosedur analisis data induktif yang digunakan untuk memunculkan dan menghubungkan kategori-kategori dengan cara membandingkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, satu peristiwa dengan satu kategori, dan satu kategori dengan kategori lainnya. A core category Dari seluruh kategori utama yang diperoleh dari data, peneliti memilih satu kategori sebagai inti fenomena dalam rangka merumuskan teori. Setelah mengidentifikasi beberapa kategori (misalnya, 8 hingga 10—tergantung pada besarnya data, peneliti memilih satu kategori inti sebagai basis penulisan teori. Theory generation (Penurunan Teori) Dalam penelitian GT, yang dimaksud dengan teori adalah penjelasan atau pemahaman yang abstrak tentang suatu proses mengenai sebuah topik substantif yang didasarkan
pada
data.
Teori
ini
disusun
oleh
peneliti
sewaktu
mengidentifikasi kategori inti dan kategori-kategori proses yang menjelaskannya. Karena teori ini dilandaskan pada fenomena yang spesifik, teori ini tidak dapat diaplikasikan digeneralisasikan secara meluas pada fenomena lain. Oleh karena itu, Charmaz mengatakan teori ini bersifat “middle range”, ditarik dari beberapa individual atau sumber data dan memberi penjelasan yang akurat hanya pada sebuah topik yang substantif. Memos Dalam penelitian GT, memo merupakan catatan-catatan yang dibuat peneliti untuk mengelaborasi ide-ide yang berhubungan dengan data dan kategori-kategori
6
yang dikodekan. Dengan kata lain, memo merupakan catatan yang dibuat peneliti bagi dirinya sendiri dalam rangka menyusun hipotesis tentang sebuah kategori, kususnya tentang hubungan-hubungan antara kategori-kategori yang ditemukan. C. Prinsip penelitian kualitatif etnografi dan grounded theory a. Prinsip Penelitian Kualitatif Etnografi Hammersley (1990) yang tersaji dalam buku Emzir “Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif” menyatakan 3 prinsip metodologis yang digunakan dalam corak metode etnografi diantaranya: Naturalisme: ini menggambarkan bahwa penelitian etnografi yang dijalankan bertujuan untuk menangkap suatu karakter yang muncul secara alami dan didapatkan melalui kontak langsung, bukan melalui interfensi atau rekayasa eksperimen. Pemahaman: yang menjadi landasan utama disini adalah bahwa tindakan manusia berbeda dari perilaku objek fisik. Tindakan tersebut tidak hanya tanggapan stimulus namun juga interpretasi terhadap suatu stimulus. Untuk itu meneliti latar budaya yang lebih dikenal lebih baik dari pada meneliti yang masih asing agar terhindar dari resiko kesalahpahaman budaya. Penemuan: Penelitian etnografi merupakan penelitian yang didasari oleh penemuan sang peneliti. Ini merupakan bentuk otentik sebuah penelitian dimana suatu fenomena dikaji tidak hanya berdasar pada serangkaian hipotesis yang mungkin bisa saja terjadi kegagalan namun menjadi nyata setelah dibutakan oleh asumsi yang dibangun ke dalam hipotesis tersebut.5 b. Prinsip Penelitian Ground Theory Haig mengemukakan beberapa prinsip grounded theory yaitu ; Perumusan Masalah Penelitian Sebagai penelitian berparadigma kualitatif, GT mengasumsikan bahwa di dalam kehidupan sosial selalu ditemukan regulasi-regulasi yang relatif sudah terpola. Pola- pola regulasi yang ditemukan melalui penelitian itulah yang dirumuskan menjadi teori. Substansi rumusan masalah dalam pendekatan GT masih bersifat umum, yaitu dalam bentuk pertanyaan yang masih memberi kelonggaran dan kebebasan untuk menggali fenomena secara luas, dan belum sampai menegaskan
5
Muhammad Saekan, Metodologi Penelitian Kualitatif,. (Kudus: 2010: Nora Media Enterprise), hlm. 67-70.
7
mana saja variabel yang berhubungan dengan ruang lingkup masalah dan mana yang tidak. Deteksi Fenomena Fenomena stabil secara relative, ciri umum yang muncul dari dunia yang kita lihat untuk dijelaskan. Fenomena meliputi cakupan ontologism yang bervariasi yang meliputi objek, keadaan, proses, dan peristiwa, serta cirri-ciri lain yang sulit digolongkan. Oleh karena itu, lebih baik mendiskripsikan fenomena dalam istilah perannya sebagai objek khusus pejelasan dan prediksi. Penilaian Theory Dalam penilaian ini, aliran empirisme yang dominan tentang penilaian teori dicirikan dalam pertunjukan hipotetiko deduktif normal, dimana teori ditaksir kecukupan empirisnya dengan memastikan apakah prediksi tesnya dibuktikan oleh data yang relevan. Sedangkan Glaser & Strauss tidak menyatakan perhitungan yang tepat menyangkut hakikat dan tempat pengujian teori dalam ilmu social, mereka menjelaskan bahwa ada yang lebih pada penilaian teori dari pada pengujian untuk kecukupan empiris.6 D. Proses Penelitian Kualitatif Etnografi dan Ground Theory a. Proses Penelitian Kualitatif Etnografi Menurut Creswell, walau tidak ada satu cara saja dalam menititi etnografi namum secara umum prosedur penelitian etografi adalah sebagai berikut:7 Menentukan apakah masalah penelitian ini adalah paling cocok didekati dengan studi etnogafi. Seperti telah kita bahas sebelumnya bahwa etnografi menggambarkan suatu kelompok budaya dengan mengekloprasi kepercayaan, bahasa dan perilaku (etnografi realis) atau juga mengkritisi isu-isu mengenai kekuasaan, perlawanan dan dominansi (etnografi kritis). Mengidentifikasi dan menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti. Kelompok sebaiknya gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang panjang karena disini yang akan diteliti adalah pola perilaku, pikiran dan kepercayaan yang dianut secara bersama. Pilihlah tema kultural atau isu yang yang akan dipelajari dari suatu kelompok. Hal ini melibatkan analisis dari kelompok budaya. 6
Ibid.At. 72-73. Strauss. A. & Corbin. J, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritis Data), (Yogyakarta: 2010: Pustaka Pelajar), hlm. 43-45. 7
8
Tentukan tipe etnografi yang cocok digunakan untuk memlajari konsep budaya tersebut. Apakah etnografi realis ataukah etnografi kritis. Kumpulkan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut. Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara, analisa konten, audiovisual,pemetaan dan penelitian jaringan. Setelah data terkumpul data tersebut dipilah-pilah dan dianalisa. Yang terahir tentunya tulisan tentang gambaran atau potret menyeluruh dari kelompok budaya tersebut baik dari sudut pandang partisipan maupun dari sudut pandang peneliti itu sendiri. b. Proses Analisis Data Penelitian Kualitatif Ground Theory Menurut Emzir menyatakan bahwa proses analisis data dalam penelitian Grounded Theory bersifat sistematis dan mengikuti format standar sebagai berikut:8 Pengodean terbuka (open coding) Peneliti membentuk kategori awal dari informasi tentang fenomena yang dikaji dengan pemisahan informasi menjadi segmen-segmen. Pengodean terbuka adalah bagian
analisis
yang
berhubungan
khususnya
dengan
penamaan
dan
pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Adapun prosedur analisis data dalam pengodean terbuka adalah, sebagai berikut: i. Pelabelan fenomena, konsep merupakan unit analisis dalam metode grounded theory, karena konseptualisasi data adalah langkah awal dalam analisis dengan penguraian dan pengkonsepan, berarti kita memisah-misahkan amatan, kalimat, paragraph, dan memahami insiden, idea tau peristiwaperistiwa diskrit dengan sesuatu yang mewakili suatu fenomena. ii. Penemuan kategori, proses pengelompokan konsep-konsep yang dianggap berhubungan dengan
fenomena
yang sama
disebut
pengkategorian
(categorizing). Fenomena yang digambarkan oleh suatu kategori adalah konseptual, meskipun nama ini harus abstrak dari pada nama yang diberikan terhadap konsep yang dikelompokan dibawahnya. Kategori memiliki daya konseptual karena mampu mencakup kelompok konsep atau kategori yang lainya.
8
Ibid. At. 46-47.
9
iii. Penamaan kategori, dalam penamaan sebuah kategori merupakan hal yang penting, agar anda dapat dapat mengingatnya, membahasnya, dan mengembangkanya secara analitik. iv. Penyusunan kategori berdasarkan sifat dan ukuranya, dalam penyusunan kategori hal yang pertama yang harus dilakukan adalah sifatnya, kemudian diukur. Sifat adalah karakteristik atau atribut dari suatu kategori, dan ukuran menunjukan lokasi dari pada suatu kontinum. Proses pengkodean terbuka tidak hanya mendorong penemuan kategori namun juga sifat dan ukurannya. v. Variasi cara pengodean terbuka, ada beberapa cara pendekatan terhadap proses pengodean terbuka, yaitu; a) analisis baris per baris (menganalisis wawancara dan pengamatan), b) pengkodean perkalimat atau paragraph, dan c) menggunakan seluruh dokumen, pengamatan, wawancara, dan bertanya. vi. Penulisan catatan kode, terdapat banyak cara khusus yang berbeda dalam melakukan pencatatan ini, dan setiap orang harus menemukan metode yang bekerja paling baik untuk dirinya. Pengkodean merupakan proses penguraian data, pengkonsepan, dan penyusunan kembali dengan cara baru. Inilah proses utama penyusunan teori dari data. Pengodean berporos (axial coding) Seperangkat prosedur penempatan data kembali dengan cara-cara baru setelah pengodean terbuka, dengan membuat kaitan antar kategori. Ini dilakukan dengan memanfaatkan paradigm pengodean yang mencakup kondisi, konteks, strategi aksi/interaksi, dan konsekuensi. Adapun model paradigm dalam pengodean berporos, yaitu; 1) kondisi kausal, peristiwa, insiden, kejadian yang menyebabkan terjadinya atau berkembangnya suatu fenomena. 2) fenomena, gagasan utama, peristiwa, kejadian, insiden utama di seputar aksi atau interaksi yang ditujukan untuk mengelola, mengatasi, atau mengaitkan sejumlah tindakan. 3) konteks, sejumlah sifat tertentu yang berhubungan dengan fenomena, yaitu lokasi kejadian atau insiden yang terkait dengan suatu fenomena sepanjang kisaran ukuran. Konteks menunjukan sejumlah kondisi dilaksanakannya strategi aksi/interaksi. 4) kondisi perantara, kondisi structural yang berhubungan dengan suatu fenomena. Kondisi tersebut dapat mendukung atau menghambat strategi yang digunakan dalam konteks tertentu. 5) strategi tindakan/interaksional, strategi yang dirumuskan untuk mengelola, mengatasi, melaksanakan, dan menanggapi fenomena dalam
10
sejumlaah kondisi tertentu yang dirasan, dan 6) konsekuensi, hasil/akibat dari tindakan, dan interaksi. Pengodean selektif (selective coding)P Proses pemilihan kategori inti, pengaitan kategori inti terhadap kategori lainnya secara sistematis, pengabsahan hubungannya, mengganti kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut. Kategori inti adalah fenomena utama yang menggabungkan kategori lainnya. adapun dalam pengodean selektif ini dapat dilakukan dengan; 1) menjelaskan dan menganalisis alur cerita (menjelaskan alur cerita, mengidentifikasi cerita, konseptualisasi alur cerita, menentukan fenomena yang menonjol, dan hambatan dalam menjelaskan alur cerita). 2) mengaitkan kategori lain diseputar kategori (kembali ke cerita, dan kesulitan dalam pengurutan kategori), 3) menentukan sifat dan ukuran inti cerita, 4) Mengabsahkan hubungan (mengungkap pola-polanya, mensistematiskan dan menetapkan hubungan, dan cara-cara menemukan kombinasi tersebut, dan mengelompokan kategori. Akhirnya, peneliti dapat mengembangkan dan menggambarkan secara visual suatu matrik kondisional yang menjelaskan kondisi social, historis, dan ekonomis yang mempengaruhi fenomena sentral. E. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif Etnografi dan Grounded Theory9 a. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif Etnografi Kelebihan
Kelemahan
- Mengasilkan pemahaman yang mendalam. Karena yang dicari dalam penelitian ini bukan hal yang tampak, melainkan yang terkandung dalam hal yang nampak tersebut. - Mendapatkan atau memperoleh data dari sumber utama yang berarti memiliki tingkat falidasi yang tinggi. - Mengasilkan deskripsi yang kaya, penjelasan yang spesifik dan rinci. - Peneliti berinteraksi langsung dengan masyarakat sosial yang akan diteliti. - Membatu kemapuan beinteraksi karena menutu kemampuan bersosialisai dalam budaya yang ia
- Menutu seorang peneliti yang memiliki latar belakang pengetahuan yang kuat, mengetahui dengan jelas subyek yang akan diteliti atau dipelajari. - Perspektif pengkajian kemungkinan dipengaruhi oleh kecenderungan budaya peneliti. - Membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk mengumpulkan data dan mengelola data. - Pengaruh budaya yang diteliti dapat mepengaruhi psikologis peneliti, ketika peneliti kembali kebudaya asalnya. - Peneliti yang tidak memiliki kemapuan sosialisai, terdapat
9
Mulyana, Deddy & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis (Bandung: 2011: Remaja Rosda Karya), hlm. 50-52.
11
coba untuk dijelaskan.
kemungkinan penolakan, masyarakat yang akan diteliti.
dari
b. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Grounded Theory
Kelebihan
Kelemahan
- Penelitian berawal dari data yang ada - Menggunakan data sebagai sumber teori - Pengumpulan data dan analisa dilakukan dalam waktu yang sama
-
Analisa yang diperbandingkan kadang tidak tepat sasaran Hasil penelitian bersifat subyektif Di dalam penelitian terlalu banyak asumsi
F. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Kualitatif Etnografi dan Grounded Theory
Pengertian
Etnografi Penelitian etnografi ini juga dapat didekati dari titik pandang preservasi seni dan kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskriptif daripada usaha analitis.
Tujuan
Untuk menggambarkan budaya tertentu.
Teknik Penelitian
Pengamatan dengan data, pengamatan empirik, wawancara, penngedaran angket, pencatatan hasil
Hasil Penelitian
Dari penyelesaian teknik dan tujuan yang sudah dilaksanakan, maka akan mendapatkan hasil penelitian secara komprehensif dengan budaya yang diteliti dan dapat memeberikan pemahaman bagi pembaca
Contoh Judul Penelitian
Judul: “Pengembangan Pembelajaran Bahasa Jawa Komunikatif dan Faktor12
Grounded Theory Metodologi penelitian kualitatif yang berakar pada kontruktivisme, atau paradigma keilmuan yang mencoba mengkontruksi atau merekontruksi teori atas suatu fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan pada data empirik. Mengkontruksi teori-teori yang digunakan untuk menembangkan data Mengemukakan rumusan masalah, analisis data empiris, dan menkontruktiviskan teori yang berkaitan Dari penyelesaian teknik dan tujuan yang sudah dilaksnakan, maka akan mendapatkan hasil penelitian yang menghasilkan korelasi data dengan teori. Sehingga akan menghasilkan data yang efektif dan sesuai dengan prinsip penelitian grounded theory. Judul: “Etika dan Perilaku Koruptif dalam Praktik Manajemen Laba: Studi
Karakteristik
Faktor yang Mempengaruhinya di Kota Cirebon”
Hermaneutik-Kritis”
Penelitian bersifat holistik, integrative, description dan menggunakan analisis kualitatif dalam mencari sudut pandang yang semula. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan obeservasipartisipasi dan wawancara secara terbuka dan mendalam, sehingga penelitian etnografi memerlukan waktu yang lama.
Fokusnya, yang dititikberatkan pada suatu fenomena empiris. Hal ini sedikit berbeda dengan Classic GT (bertujuan untuk menghasilkan atau memunculkan, atau juga membangkitkan suatu teori secara induktif dari data empiris), yang mana menetapkan fokusnya suatu area minat yang masih umum, yang mana permasalahan pun masih belum ditemukan atau diidentifikasi.
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupkan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan. Selain menggunakan metode observasi partisipasi dan wawancara, studi etnografi juga dapat dilakukan melalui fieldwork sendiri dalam waktu yang cukup lama. Dalam studi etnografi, istilah bagi orang yang diwawancarai oleh antropolog adalah informan kerena fungsinya sebagai pemberi informasi mendalam (depth interview) dalam pertanyaan terbuka. Bahasa memegang peran penting dalam pengalaman manusia. Dalam membuat etnografi, bahasa menyusuan catatan lapangan kita dan masuk kedalam setiap alisis dan wawasan . bahasa menyerap pertemuan kita dengan informan. Grounded Theory adalah satu jenis metode penelitian kulitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan teori dari kancah.
Penelitian
Grounded Theory adalah tekhnik penelitian induktif. Pendekatan penelitian ini bermaslahat dalam menemukan problem-problem yang muncul dalam situasi kebidanan dan aplikasi proses-proses pribadi untuk menanganinya. Prinsip-prinsip grounded theory dikatakan sebagai metode ilmiah meliputi sebagai berikut: 1. Perumusan masalah 2. Deteksi fenomena 3. Penurunan teori (theory Generation) 4. Pengembangan teori 5. Penilaian teori (Theory Appraisal) 6. Grounded theory yang direkonstruksi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Gramedia. Mulyana, Deddy & Solatun. 2008. Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya. Saekan, Muhammad. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Kudus : Nora Media Enterprise. Strauss. A. & Corbin. J. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Tata Langkah dan TeknikTeknik Teoritis Data). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
15