Tubes Ptk.docx

  • Uploaded by: Khavid Khalwani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tubes Ptk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,025
  • Pages: 42
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalarn rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai perwujudan dari amanat tersebut, pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah membuat dan memberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) untuk dijadikan acuan, pedoman dan dasar hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2). Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 17). Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memegang peranan penting dan fundamental dalam keseluruhan sistem pendidikan serta memberikan landasan bagi pembentukan kepribadian peserta didik. Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh terus diupayakan pemerintah baik tenaga kependidikan, sarana prasarana, disamping itu pembahasan kurikulum. Perbaikan kurikulum yaitu kurikulum 2004 menjadi Kurikulum 2006 atau atau yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkankualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksud untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis kompetensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. 1

Untuk mewujudkan hal tersebut maka peran serta guru sangatlah penting. Oleh karena itu salah kemampuan yang harus dimiliki karena sebagai salah satu unsur pendidikan agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan watak peserta didik, serta memahami bagaimana siswa belajar. Belajar merupakan usaha memperoleh perubahan tingkah laku ini mengandung makna bahwa ciri utama dari proses belajar adalah perubahan tingkah laku dalam diri individu. Guru sebagai pendidik harus mampu dan berupaya menciptakan proses belajar mengajar yang menggugah motivasi belajar siswa, sebagai motivator seorang guru senantiasa memberikan dorongan dan semangat pada siswa, mengupayakan proses belajar yang menarik yang merangsang motivasi belajar peserta. didik. Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, memberikan stimulate dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar foto dan sebagainya. Secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai kebutuhannya. (Ahmad Royani, dkk, 1991: 11 – 12). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di Sekolah Dasar. Berdasarkan Kurikulum 2006 salah satu kompetensi dasar yang harus disampaikan kepada siswa di Kelas V adalah tentang mengenal keragaman kenampakan alam dan pembagian waktu di Indonesia (Depdikbud, 2006). Tujuan dari pembelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut: a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. b. embekali anak didik dengan pengetahuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang tejadi dalam kehidupan di masyarakat. c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positip dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

2

e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembaagan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. (Ischak, dkk, 2003: 1.38). Kompleksnya bahan kajian yang termasuk dalam lingkup pengetahuan sosial dimana dalam tiap jenjang, jenis dan tingkatan sekolah memiliki karakteristik serta kedalaman materi yang sangat beragaman ternyata telah menghantarkan pelajaran ini dari pelajaran yang konon merupakan pelajaran yang mudah justru menjadi pelajaran yang menyulitkan. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan teresebut diperlukan langkah-langkah yang tepat yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPS. Pada kenyataannya pembelajaran cenderung membosankan, hal ini disebabkan daya kreativitas guru yang sangat kurang. Menggunakan metode dan pendekatan yang cenderung monoton menyebabkan siswa tidak termotivasi dan tidak bergairah ketika dihadapkan dengan pembelajaran IPS. Penggunaan media yang sangat minim juga menyebabkan ketidakberhasilan dalam pembelajaran IPS, sehingga pembelajaran IPS itu tidak menarik bagi siswa. Kecendrungan guru menggunakan metode ceramah membuat siswa tidak terlihat antusias dalam pembelajaran IPS. Keadaan ini ditandai dengan munculnya gejala siswa suka berbicara dengan teman sebangkunya, sebagian lagi mengantuk saat guru menjelaskan, ada juga yang lebih suka bermain-main. Dalam pembelajaran IPS siswa merasa kesulitan memahami jenis materi tertentu yang menyebabkan dalam pembelajaran kurang tercapainya suatu kompetensi dasar yang seharusnya itu merupakan satu tujuan yang diinginkan oleh setiap pendidik. Bila pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) hanya didominasi dengan metode ceramah maka mata pelajaran IPS dapat menjadi mata pelajaran yang membosankan bagi siswa, karena mereka tidak secara langsung mengetahui dari apa yang didengarnya. Yang menyebabkan antara siswa dan pendidik tidak terjadi interaksi yang aktif, bertukar informasi, bicara dan mengemukakan pendapat. Masih rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran dapat diketahui pada saat pembelajaran berlangsung dengan melalui pengamatan yang meliputi aktifitas siswa dalam pembelajaran, interaksi antara guru dan siswa, interaksi antar siswa dan sikap kritis, ketelitian, keterbukaan serta ketekunan dalam proses pembelajaran. Kenyataan di lapangan, dari gambaran awal pada siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS 3

mempunyai motivasi yang rendah juga hasil belajar yang rendah pula Realitas empirik (selama ini di tingkat persekolahan memperlihatkan, dalam proses pembelajaran IPS, guru kurang optimal baik di dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran IPS cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), textbook centered, dan monomedia. Maka tidak dapat dipersalahkan apabila banyak siswa mengganggap proses pembelajaran IPS sebagai sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif, dan berbagai keluhan lainnya padahal pendidikan IPS merupakan synthetic science. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran yang kondusif agar siswa menggemari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan muaranya adalah siswa menguasai kompetensi di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Agar pembelajaran variatif dan tidak monoton atau menjemukan, dipergunakan metode pembelajaran yang bervariasi, baik teori maupun praktik sehingga sikap menggemari Ilmu Pengetahuan Sosial mudah tertanam dalam diri siswa. Hal ini dapat terwujud apabila dilakukan usaha pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai penyampai pesan/informasi. Ia tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber terutama dari media massa, apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet. Saat ini guru sudah mulai terbiasa memakai laptop dan LCD sebagai alat bantu pembelajaran namun disayangkan alat ICT tersebut masih dimanfaatkan secara tradisional, yaitu guru berdiri di depan kelas dan menggunakan komputer sebagai alat presentasi semata dimana siswa sebagai subyek pemirsa dan pendengar yang belum mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, atau kutipan yang berkaitan dengan IPS.

Atas dasar hal tersebut dipandang perlu adanya suatu pemikiran mengenai bagaimana memberikan pelajaran IPS sehingga menjadi lebih mudah diterima dan diingat oleh peserta didik. Karena tidak mustahil bahwa dengan rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran IPS tersebut justru telah terjadi "kesalahan dalam memberikan layanan pembelajaran" atau 4

minimal telah terjadi kesalahan dalam mengemas materi pembelajaran IPS. Karena itulah penulis mengadakan penelitian tindakan ini guna mencari solusi bagaimana meningkatkan prestasi belajar IPS di sekolah ini. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut, dengan judul: ”Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Mengenal Keragaman Kenampakan Alam di Indonesia melalui Media Internet “Google Eart” dengan Model Pembelajaran Two Stay to Stray pada Siswa Kelas V SDN 1 Bodelor Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peningkatan motivasi siswa kelas V SDN 1 Bodelor dalam pembelajaran

IPS

materi

mengenal

keragaman

kenampakan

alam

dengan

menggunakan media internet “Google Eart”? 2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas V SDN 1 Bodelor dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray? 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi mengidentikasi kenampakan alam di Indonesia dengan menggunakan media internet ”Google Eart” dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dan penulisan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : Ingin memperoleh gambaran secara jelas tentang efektifitas penggunaan media internet “Google Eart” untuk peningkatan motivasi siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SDN 1 Bodelor tahun pelajaran 2016/2017 pada materi mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia ". Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini ialah : 1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN 1 Bodelor pada pelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alamdi Indonesia melalui penggunaan media Internet “Google Earth” dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stary. 2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN 1 Bodelor dalam pembelajaran dengan model pembelajaran “Two Stay Two Stray”. 3. Meningkatkan hasil belajar yang lebih bermakna baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa siswa kelas V SDN 1 Bodelor pada mata pelajaran IPS materi pada 5

pelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia melalui pemanfaatan Media internet “Google Earth” dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stary. D. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa Memberikan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan mendapat pengalaman langsung, dengan menggunakan metode ini, siswa aktif dalam mendalami konsep. 2. Bagi guru Memberikan alternatif-alternatif pendekatan pembelajaran dan menggunakan metode yang variatif dan inovatif sehingga pembelajaran di kelas tidak monoton, mengetahui model pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, diperolehnya model pembelajaran IPS yang tepat untuk materi kenampakan alam di Indonesia serta diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia. 3. Bagi sekolah Diharapkan adanya peningkatan mutu sekolah tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar pengetahuan sosial kelas V, tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu serta tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di sekolah.

6

B A B II KAJIAN PUSTAKA A.

Pengertian Prestasi Belajar Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para para ahli terkait dengan belajar. Pendapat masing-masing ahli satu sama lain memiliki kekhasan dan corak yang berbeda, hal ini semata-mata hanya disebabkan karena adanya sudut pandang mereka yang berbeda. Di bawah ini akan penulis kemukakan pendapat beberapa ahli yang dikutip dari Dewa Ketut Sukardi antara lain :  Edward L. Walker: "Belajar adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman".  T. Raka Joni "Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan instintif atau yang bersifat temporer.....".  Cronbach "Learning is show by a change in behavior as result of experience" belajar itu ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perbuatan sebagai hasil dari pengalaman.  HC. Witherington, Lee J Croonbach dan Bapemsi: "Bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan dalam diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai kecakapan, suatu kebiasaan sikap, suatu pengertian sebagai pengetahuan dan apresiasi”. Dari beberapa pengertian belajar sebagaimana tersebut maka penulis dapat menarik kesamaan yang ada dari tiap pengertian belajar yakni sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui jalur pendidikan atau latihan. Perubahan itu ditandai dari suatu yang tidak diketahui, tidak dikenal menjadi diketahui dan dikenal serta dikuasai bahkan dimiliki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : a. Tidak dikatakan telah belajar apabila tidak ada perubahan tingkah laku. b. Perubahan tersebut didapatkan karena adanya kecakapan baru. c. Perubahan itu terjadi karena kesengajaan Sedangkan kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:700) prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dari defmisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar pengetahuan sosial adalah kemampuan murid atau siswa dalam menyerap materi pelajaran

7

yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru setelah mereka mengikuti pembelajaran. B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Sebagaimana diketahui dan sering dikemukakan oleh beberapa ahli bahwa banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam penelitian ini sengaja tidak dibahas faktor intern tetapi lebih menekankan pada faktor ekstern yakni yang berasal dari guru itu sendiri. Adapun faktor ekstern yang berasal dari guru itu antara lain : 1. Penguasaan materi oleh guru Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik tentu akan dapat menyampaikan pelajaran dengan baik pula. Sebaliknya bagaimana guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik jika guru itu sendiri kurang bahkan tidak menguasai materi pelajaran. Oleh karena itulah maka pembuatan rencana pembelajaran dalam hal ini mutlak betapa penting artinya. Disamping sebagai pengendalian intern juga sekaligus membuat guru untuk mampu merencanakan pembelajaran dengan baik sehingga dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditentukan. Guru yang menguasai materi dengan baik akan mudah melakukan evaluasi baik dalam proses pembelajaran, setelah pembelajaran atau bahkan pada saat diluar jam pelajaran. Sebaliknya guru yang tidak mengasai materi bagaimana dapat melakukan itu semua, tentu sangat mustahil. 2. Penggunaan Metode Mengajar Disamping penguasaan materi oleh guru, penggunaan metode mengajar yang tepat juga sangat penting artinya bagi keberlangsungan dan keberhasilan proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang tepat sekaligus yang banyak menuntut keterlibatan siswa secara akif, maka akan meningkatkan peran serta dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Penggunaan alat pelajaran Penggunaan alat pelajaran/ alat peraga merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga pembelajaran akan semakin menarik sekaligus akan mengurangi verbalisme bagi siswa. Namun demikian hal yang demikian ini agaknya kini telah banyak dilupakan oleh guru, walaupun sebenarnya mereka mengetahui peran dan pentingnya alat peraga.

8

C. Mata Pelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

9

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Seiring dengan tujuan pembelajaran IPS di atas yaitu dalam hal Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial maka seyogyanya pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek kognitif tingkat rendah semata yang hanya bersifat hafalan berupa apa, siapa dan kapan tetapi lebih dari pada itu bagaimana guru mampu membawa siswa untuk dapat berpikir secara lebih tinggi yaitu siswa dapat menjadikan informasi sebagai sebuah aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi dengan menngunakan pertanyaan bagaimana, simpulkanlah, dan lain-lain. Pada kenyataannya banyak siswa cenderung merasa kesulitan apabila dihadapkan pada pertanyaan yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi tersebut. Maka perlu dicari sebuah alternatif pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi tersebut. D. Motivasi Belajar Motivasi dan Belajar, sangat erat kaitannya seperti sisi mata uang logam, sisi pertama (motivasi) dan sisi lain (belajar) dinyatakan sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Burton (1962:44) belajar adalah mengobservasi, mendengar, membaca, meniru, mencoba berbuat sesuatu dan meniru perintah. Proses belajar terjadi dari pengalaman yang menunjukkan ada perubahan atau modifikasi dalam pola penyesuaian diri. Perubahan ini

10

merupakan interaksi antara dirinya dengan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi dan individu tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang diperoleh sebagai akibat dari latihan dan pengalaman atau adaptasi individu dengan lingkungan Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar suatu konsep yang menggambarkan tentang kekuatan-kekuatan yang menggerakkan organisme, atau kekuatan-kekuatan di dalam organisme untuk membangkitkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku belajar. Tinggi rendahnya motivasi belajar individu dapat dilihat dari intensitas dan arah serta keajegan kegiatan belajar yang dilakukannya. Semakin tinggi keseriusan, semakin terarah serta semakin ajeg kegiatan belajar yang dilakukannya, maka semakin tinggi pula motivasinya untuk belajar. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa konsep motivasi belajar mempunyai tiga aspek, yaitu : 1.

Adanya keinginan atau inisiatif untuk belajar. Inisiatif ini merupakan energi atau kekuatan dalam diri individu. Energi adalah salah satu yang mendasar pada motivasi belajar. Aspek energi dari motivasi menunjukkan kesungguhan atau keseriusan individu dalam berperilaku. Kekuatan yang bersifat internal dalam diri individu inilah yang berfungsi mendorong individu sehingga memilih keinginan untuk belajar. Semakin tinggi kekuatannya untuk belajar, semakin kuat pula keinginannya untuk belajar.

2.

Adanya arah dalam belajar yang meliputi keterlibatan dalam mengerjakan tugas sebagai wujud interaksi antara kekuatan internal individu dengan situasi dari luar. Individu yang mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar ditandai dengan keterlibatan dan kesungguhan untuk belajar. Hal ini senada dengan pendapat Elliot, dkk (1999:27) bahwa fungsi motivasi adalah mempertahankan, mengarahkan dan mengintegrasikan dengan perilaku tertentu, sehingga akan kelihatan pada tingkat intensitas perilaku individu yang bersangkutan dalam melaksanakan suatu kegiatan.

3.

Adanya konsistensi atau keajegan. Perilaku timbul karena adanya keyakinan individu terhadap perilaku tersebut, sehingga individu sulit untuk meninggalkan perilaku yang telah dipilih (Baron, dkk, 1999:51). Pilihan terhadap perilaku belajar akan menjadi ajeg atau bertahan setelah adanya komitmen atau keyakinan yang kuat terhadap nilai dan arah positip perilaku 11

belajar. Individu yang memiliki komitmen atau keyakinan yang kuat pada dasarnya sangat sulit dipengaruhi untuk beralih ke perilaku lain yang bertentangan dengan perilaku yang diyakini. Berdasarkan tiga aspek motivasi belajar tersebut, maka dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, seorang guru perlu memahami dan mengembangkannya agar siswa memiliki keinginan dan inisiatif dalam belajar, guru mampu memberikan arah yang jelas bagi siswa apa yang harus atau dapat dipenuhi (kebutuhan siswa) dalam proses pembelajaran tersebut, dan memberikan arahan atau pemahaman bahwa perilaku yang konsisten dalam belajar dapat memberikan hasil yang positif. Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.  Motivasi Intrinsik, Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.  Motivasi Ekstrinsik, Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya 12

agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Dalam Sardiman (2001:81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: a. Cita-cita atau aspirasi siswa Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. b. Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 13

d. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilih dan memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut : 1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2. Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. 3. Saingan/ kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4. Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5. Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 14

E. Pembelajaran Multimedia interaktif Pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner dalam Arsyad (2005) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Pengaruh media dalam pembelajaran dapat dilihat dari jenjang pengalaman belajar yang akan diterima oleh siswa. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai pada lambang verbal (abstrak). Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006). Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli (dalam Rachmat dan Alphone, 2005/2006; Wahono, 2007; dan Zeembry, 2008) diantaranya: 1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dan kawankawan, 2002) 2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda, 2001) 3. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. 4. Multimedia sebagai perpaduan antara teks teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik (Wahono, 2007)

15

5. Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi (Zeemry, 2008) 6. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data-data multimedia (Zeemry, 2008) Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. (Wahono, 2007). Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi 2 arah atau lebih dari komponenkomponen komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis komputer) adalah hubungan antara manusia (sebagai user/pengguna produk) dan komputer (software/aplikasi/produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian produk/CD/aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan 2 arah/timbal balik antara software/aplikasi dengan usernya (Harto, 2008: 3). Interaktifitas dalam multimedia oleh Zeemry (2008: slide ke-36) diberikan batasan sebagai berikut: (1) pengguna (user) dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi; (2) aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya. Berdasarkan 2 pengertian tersebut (multimedia dan interaktif) maka dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya (user). F. Google Eart Awalnya dikenal sebagai Earth Viewer, Google Earth dikembangkan oleh Keyhole, Inc., sebuah perusahaan yang diambil alih oleh Google pada tahun 2004. Produk ini, kemudian diganti namanya menjadi Google Earth tahun 2005, dan sekarang tersedia untuk komputer pribadi yang menjalankan Microsoft Windows 2000, XP, atau Vista, Mac OS X 10.3.9 dan ke atas, Linux (diluncurkan tanggal 12 Juni 2006) dan FreeBSD. Dengan tambahan untuk peluncuran sebuah klien berbasis update Keyhole, Google juga menambah pemetaan dari basis 16

datanya ke perangkat lunak pemetaan berbasis web. Peluncuran Google Earth menyebabkan sebuah peningkatan lebih pada cakupan media mengenai globe virtual antara tahun 2005 dan 2006,menarik perhatian publik mengenai teknologi dan aplikasi geospasial. Global virtual ini memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan bayangan orang dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju, tetapi kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup dalam resolusi 15 meter. Las Vegas, Nevada dan Cambridge, Massachusetts memiliki resolusi tertinggi, pada ketinggian 15 cm (6 inci). Google Earth membolehkan pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara), memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk mencari lokasi. Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud agar kita dapat melihat Grand Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi, daripada 2D di situs/program peta lainnya. Sejak November 2006, pemandangan 3D pada pegunungan, termasuk Gunung Everest, telah digunakan dengan penggunaan data DEM untuk memenuhi gerbang di cakupan SRTM. Banyak orang yang menggunakan aplikasi ini menambah datanya sendiri dan menjadikan mereka tersedia melalui sumber yang berbeda, seperti BBS atau blog. Google Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan Bumi. dan juga merupakan sebuah klien Web Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole Markup Language (KML). Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur (seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan SketchUp, sebuah program pemodelan 3D. Google Earth versi lama (sebelum Versi 4), bangunan 3d terbatas pada beberapa kota, dan memiliki pemunculan yang buruk tanpa tekstur apapun. Banyak bangunan dan struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D-nya; termasuk (tetapi tidak terbatas kepada) di negara Amerika Serikat, Britania Raya, Irlandia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan Alexandria. Bulan Agustus 2007, Hamburg menjadi kota pertama yang seluruhnya ditampilkan dalam bentuk 3D, termasuk tekstur seperti facade. Pemunculan tiga dimensi itu tersedia untuk beberapa bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui Gudang 3D Google dan situs web lainnya.

17

G. Cara menggunakan Google Eart Cara menggunakan google earth sangat mudah, disamping icon-icon dalam google earth yang sangat praktis google earth juga mempunyai recorder yang dapat menyimpan hasil video dalam bentuk file KMZ & KML. 1. Cara menggunakan Koordinat :

Untuk mencari suatu lokasi yang sulit ditemukan atau sudah di tentukan tetapi dalam bentuk koordinat misalnya 6°19'36.64"S 106°42'26.05"E ← cara memasukan kode tersebut hanya memindahkan kode tersebut ke dalam kolom Fly To dimenu sebelah kiri atas, kemudian tekan enter. Contoh Gambar Hasil:

2. Cara Menggunakan Rulers: Menu ini digunakan untuk mengukur jarak lokasi 1 ke lokasi ke 2, dengan menentukan poin di letak lokasi pertama ke lokasi ke dua. Caranya pilih menu Ruler di menu sebelah atas. Contoh Gambar :

18

Kemudian tentukan lokasi 1 dengan mengklik mouse dari lokasi 1 ke lokasi kedua. Hasil gambar :

3. Cara menggunakan Google mars, moon atau Google Sky : Menggunakan menu ini untuk memilih penggantian viewer dari earth ke mars, bulan, atau penjelajahan angkasa menu tersebut terletak di toolbar sebelah atas.

Dalam menu google Sky kita dapat menjelajah gambar di ruang angkasa, contoh gambar yang saya ambil dari google Sky: Galaxy

19

Jupiter

Matahari

4. Menggunakan Lapisan Fitur Layer di Google Earth menyediakan berbagai titik data lokasi geografis yang dapat dipilih untuk ditampilkan pada area tampilan Anda. Data ini mencakup tempat tujuan dan data peta, jalan, dataran, bahkan bangunan. Daftar lengkap layer tersedia pada panel Layer:

20

Catatan: Pada bidang Tampilan, kita dapat menampilkan semua layer yang tersedia (Semua Layer), layer penting (Utama) atau hanya yang sedang ditampilkan (Sedang diaktifkan). Kita dapat menggunakan fitur data layer di Google Earth untuk:  Menampilkan dan menyimpan tempat tujuan  Menampilkan fitur peta seperti perbatasan, jalan, dan dataran  Menampilkan Bangunan 3D Tips: Kita dapat menampilkan atau menyembunyikan negara, negara bagian, maupun provinsi dengan mencentang atau menghapus centang pada Perbatasan di panel Layer. H. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Model pembelajaran Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut : 1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang. 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain. 3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. 6. Kesimpulan.

21

B A B III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS khususnya pada materi tentang keragaman kenampakan alam di Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Bodelor tahun pelajaran 2016/2017. Kondisi siswa yang heterogen baik dari latar belakang sosial, ekonomi serta kemampuan awal menyebabkan tingkat kecepatan dan ketepatan serta kemampuan dalam pemahaman suatu materi pelajaran terjadi keragaman, khususnya dalam pelajaran IPS materi mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu media serta model yang tepat untuk tercapainya tujuan pembelajaran. B. Subjek Penelitian Siswa kelas V SDN 1 Bodelor I Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari 15 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. C. Variabel Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi difokuskan pada peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia dengan menggunakan media internet “Google Eart” dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran “Two Stay-Two Stray”. Adapun variabel tersebut berupa : 1. Variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan sebagainya 2. Variabel proses pelaksanaan KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya 3. Varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa. D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai metode pengumpulan data antara lain : 1. Test, metode ini dipergunakan untuk memperoleh gambaran prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi keragaman kenampakan alam pada siswa kelas V SDN 1 Bodelor Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2016/2017. 22

2. Observasi, metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pengetahuan sosial siswa kelas V SDN 1 Bodelor Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon materi pokok "Keragaman Kenampakan Alam". 3. Dokumentasi, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data siswa. E. Indikator Kerja Tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasi untuk tindak perbaikan, maka perlu disusun suatu instrumen. Adapaun indikator kerja dalam peneltian ini sebagai berikut : 1. Variabel input yang dijadikan fokus penelitian meliputi guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar. 2. Variabel proses pelaksanaan KBM difokus pada pengamatan interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas. 3. Untuk varibel output yang dijadikan fokus dan target penelitian ialah motivasi siswa yang meliputi : aktivitas siswa, sikap kritis siswa, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, ketelitian dan prestasi siswa dalam menguasai materi pelajaran. Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan yang terkait dengan Variabel input yang meliputi guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar dan variabel proses pelaksanaan KBM difokus pada pengamatan tentang interaksi belajarmengajar, keterampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas sehingga diperlukan kolabarasi dengan teman sejawat untuk membantu dalam pengamatan penelitian agar data yang digunakan untuk acuan dalam perbaikan pembelajaran banar-benar valid. Adapun instrumen untuk variabel ini disusun sebagai berikut :

23

Tabel. 3.1 Instrumen Observasi Guru saat Kegiatan Belajar mengajar ASPEK YANG KEMUNCULAN KRITIK/SARAN DIOBSERVASI Ya Tidak I PERSIAPAN II PELAKSANAAN a. Kegiatan awal 1. Motivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan 3. Apersepsi b. Kegiatan inti 1. Menjelaskan materi yang akan disampaikan 2. Memberi kesempatan siswa bertanya 3. Mengorganisasi siswa 4. Mengamati kerja siswa 5. Membimbing siswa 6. Membahas hasil kerja siswa 7. Menggunakan media c. Kegiatan akhir 1. Melaksanakan post tes 2. Mengadakan tindak lanjut III SUASANA KELAS 1. Siswa aktif 2. Guru aktif 3. Kondusif Sedangkan instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan yang terkait dengan Variabel

NO

output yang meliputi aktivitas siswa, sikap kritis siswa, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, ketelitian dan prestasi siswa dalam menguasai materi pelajaran, karena terkait dengan pengolahan data yang menggunakan data kwalitatif maka instrumen dibuat dengan menggunakan skor untuk mengukuantitatifkan data sehingga mudah dalam pengolahan datanya. Adapun aspek yang dinilai dalam instrumen untuk variabel ini meliputi inisiatif, keterlibatan dalam pembelajaran, komitmen, konsistensi, dan ketekunan. Masingmasing untuk aspek diber skor dengan rentang 0-20. Adapun instrumen untuk variabel ini disusun sebagai berikut :

24

Tabel. 3.2 Instrumen Observasi Motivasi Siswa

NO

NAMA

INISI ATIF 0-20

1 2 3

4

6

Ongki Hadi Saputro

9

10

11

12 13

NIL AI AK HIR

0-20

Jihan Budi Sumanto Lili Nur Indah Mochamad Edi Septiawan

5

8

TEKU N

Dewi Safitri

Mochamad Toyib

7

ASPEK YANG DI NILAI KETERLIBA TAN DALAM KOMITM KONSISTE PEMBELAJA EN NSI RAN 0-20 0-20 0-20

Ahmad Najibul Firdaus Ahmad Roman Doni Ahmad Amanda Prayogi Ahmad Faisal Setyawan Ahmad Syaifudin Nurdiansya h Alfin Setya Gunawan Asvianik

25

14

Dyah Ayu Wardani

15

Dicky Subiantara

16

Evi Yunaetining sih

Fita Dwi Andriani 17 18

19

Indah Yani Iqbal Hikam Rosyid

20

Joko Prasetyo

21

Khusnul Khotimah

22

Mei Kumalasari

23

24

Moh.Afif Zaenur Roziqin M.Danang Makruf JUMLAH

RATA - RATA F. Teknik Analisis Data 1. Data kualitatif dari hasil observasi yang dijaring dengan menggunakan instrumen dan lembar pengamatan, kemudian dianalisis dengan teknik inferensi guna mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pengetahuan sosial materi pokok mengenal keragaman kenampakan alam.

26

2. Data nilai prestasi belajar pengetahuan sosial, dianalisis dengan mencari nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata dan daya serapnya. G. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian peneliti menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti rencanakan terdiri atas dua siklus, tiap siklus peneliti harapkan ada perubahan yang ingin peneliti capai. Pada tiap siklus peneliti memberikan soal baik secara lesan maupun tulis. Selain itu untuk melengkapi data penelitian di akhir siklus II peneliti juga memberikan instrumen tentang pelaksanaan pembelajaran kepada kolaborator (teman sejawat) yang berisi tentang tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang telah peneliti laksanakan. Adapun perjalanan siklus penelitian dapat digambarkan bagan sebagai berikut: Perjalanan Siklus I & II

1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengadaan : - Orientasi masalah - Mengidentifikasi masalah Perumusan masalah - Menentukan tujuan masalah dan manfaat Selain itu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pokok bahasan “Mengenal Keragaman Kenampakan Alam di Indonesia” adalah : 1. membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) 2. menyiapkan buku paket dan penunjang 3. membuat lembar kerja dan instrument penilaian 4. menyiapkan media pembelajaran berupa jaringan internet, computer dan LCD

27

b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan “mengenal keragaman kenampakan alam di Indonesia”. Adapun langkah-langkah pembelajaannya adalah sebagai berikut : 1. Guru melakukan apersepsi dan motivasi berupa tanya jawab yang berkaitan dengan materi 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menjelaskan cara-cara menggunakan internet “Google Eart” 4. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran 5. Melaksanakan Inti pembelajaran selama 40 menit dengan kegiatan: a. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak b. Guru membagikan lembar kerja c. Tiap kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan lembar kerja yang diterimanya secara bergiliran dengan media internet ”Google Eart”. d. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk menyusun laporan sesuai dengan tugasnya. e. Secara bergiliran masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tugasnya dalam diskusi kelas. f. Kelompok lain mencatat hasil laporan tersebut dan selanjutnya memberi tanggapan untuk penyempurnaan laporan tersebut. g. Guru membimbing siswa untuk menyempurnakan hasil laporan tersebut h. Semua siswa membuat ringkasan dari hasil kerja mereka sesuai dengan tujuan pembelajaran i. Guru mengadakan evaluasi c. Observasi/Evaluasi Pada tahap ini peneleti mengadakan observasi terhadap tingkah laku (dalam proses pembelajaran) dan hasil tes, pengamatan tingkah laku dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hasil dari observasi ini digunakan acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus II sebagai upaya intuk perbaikan. d. Refleksi Hasil observasi selanjutnya dianalisa dan peneliti refleksi kekurangan yang terjadi pada pembelajaran berdasarkan deskripsi dan rekomendasi kolaborator. Keaktifan siswa hanya didominasi oleh beberapa anak karena memang media yang disediakan hanya satu 28

komputer. Pada saat presentasi yang tampil tiap kelompok hanya satu sehingga kembali anak yang aktif dalam kegiatan sebelumnya, akhirnya tampil kembali untuk memprentasikan hasilnya. Guru terlalu fokus pada kelompok yang mendapat giliran menggunakan jaringan internet sehingga kelompok yang belum mendapat giliran gaduh dan bahkan mengganggu kelompok lain. Ketidakpuasan peneliti dari hasil pembelajaran tersebut dijadikan acuan untuk mengulang kembali siklus pembelajaran. Dari sinilah peneliti mulai melakukan perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan siklus 2 sengaja peneliti lakukan dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus I dengan harapan untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus1. Pada siklus II ini, dalam menggunakan media peneliti memperjelas cara penggunaan media sehingga siswa lebih memahami. Di samping itu, dilakukan juga penambahan 1 jaringan internet lagi agar kelompok yang belum mendapat giliran tidak gaduh. Sebenarnya kalau jaringan mencukupi maka satu kelompok menggunakan 1 jaringan, karena memang kerterbatasan media tersebut maka hanya dapat menyediakan 2 jaringan internet. Peneliti juga memperbaiki skenario pembelajaran. Pada tahap ini peneliti mengadaan : 1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) 2. Menyiapkan 2 unit komputer dan jaringan internet 3. Membuat lembar kerja siswa 4. Menyiapkan instrument penilaian 5. Menyiapkan lembar tes kemampuan 6. Menyiapkan lembar penilaian b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran hampir sama dengan siklus satu akan tetapi perbedaannya adalah model pembelajaran yang digunakan. Model yang digunakan pada siklus II ini menggunakan Two Stay Two Stray. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan keaktifan semua siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki salah satu kelemahan yang terdapat di siklus I. Adapun langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : 1. Guru melakukan apersepsi dan motivasi berupa tanya jawab yang berkaitan dengan materi

29

2. Guru menyampaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran di siklus I terutama yanga terkait dengan siswa 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran 4. Menjelaskan kembali cara-cara menggunakan internet “Google Eart” 5. Melaksanakan Inti pembelajaran selama 40 menit dengan kegiatan: a. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak b. Guru membagikan lembar kerja c. Tiap kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan lembar kerja yang diterimanya secara bergiliran dengan media internet ”Google Eart” d. Guru melakukan bimbingan tentang cara-cara pengerjaan lembar kerja dan penekanan terhadap langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelompok yang menunggu giliran. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu kelompok lain e. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyusun laporan sesuai dengan tugasnya f. Masing-masing kelompok memajang hasil diskusinya g. Setiap kelompok menugaskan 2 anggotanya untuk berkunjung ke kelompok lain dan mencatat hasil dari kelompok yang dikunjungi tersebut, sedangkan 2 siswa yang tinggal memberikan penjelasan kepada kelompok yang mengunjunginya h. Masing-masing kembali ke kelompoknya dan mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil kunjungannya i. Semua kelompok diberi kesempatan menggunakan media internet kembali untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh dari hasil kunjungan. (Masingmasing kelompok hanya diberi kesempatan maksimal selama 4 menit) j. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan dari hasil kerja kelompok lain sebagai upaya perbaikan untuk laporan k. Guru membimbing siswa untuk menyempurnakan hasil laporan tersebut l. Semua siswa membuat ringkasan dari hasil kerja mereka sesuai dengan tujuan pembelajaran m. Guru mengadakan evaluasi

30

c. Observasi/Evaluasi Pada tahap ini penelti mengadakan observasi terhadap tingkah laku (dalam proses pembelajaran) dan hasil tes. Sama dengan penilain pada siklus 1 yaitu pengamatan tingkah laku dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. d. Refleksi Hasil refleksi peneliti tuangkan dalam bentuk angket. Hasil reflikeksi menunjukkan adanya perobahan dankekuatan ynag terjadi pada siklus 2 yaitu kelebihan-kelebihan yang terjadi dengan adanya media pembelajaran secra konkrit. Hasil refleksi selain menghasilkan kelebihan peneliti juga menggunakan kekurangan-kekurangan pada pembelajaran pada pokok bahasan jenis-jenis uang dan crri-ciri fisik, yaitu adanya tambahan waktu/jam pelajaran hingga molor masuk jam berikutnya. Dengan arti ata peragaan media pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih lagi dan juga .tenaga lebih untuk mengarahkan anak pada peragaan keinginan anak adalah bermain-main untuk itu peneliti minta bantuan pada teman sejawat.

31

B A B IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengolahan Data Siklus I Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama ini bagian yang peneliti amati dari siswa adalah tentang aspek-aspek motivasi belajar siswa. Data kwalitatif yang diperoleh kemudian dikuantitatifkan untuk mempermudah dalam pengolahan data. Dari data tersebut didapatkan bahwa rata-rata nilai untuk motivasi siswa adalah dari 24 siswa di kelas V SDN Kesamben I Kecamatan Plumpang dalam pembelajaran, hanya 8 siswa yang punyai motivasi tinggi dalam pembelajaran. Berikut ini tabel hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I Tabel : 4.1 Hasil Observasi Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus I

NO

NAMA

INISI ATIF 0-20

1 2 3

4

Dewi Safitri Jihan Budi Sumanto Lili Nur Indah Mochamad Edi Septiawan

ASPEK YANG DI NILAI KETERLIBA TAN KOMIT KONSIST DALAM MEN ENSI PEMBELAJ ARAN 0-20 0-20 0-20

TEKU N

NILAI AKHIR

0-20

15

16

18

14

18

81

10

9

8

8

10

45

12

10

13

10

9

54

11

12

12

10

11

56

5

Mochamad Toyib

13

14

12

10

9

58

6

Ongki Hadi Saputro

9

9

10

9

9

46

19

18

17

19

18

91

14

17

15

10

11

67

7

8

Ahmad Najibul Firdaus Ahmad Roman Doni

32

9

10

11

12 13

Ahmad Amanda Prayogi Ahmad Faisal Setyawan Ahmad Syaifudin Nurdiansya h Alfin Setya Gunawan Asvianik

13

13

12

12

11

61

14

15

12

11

10

62

17

16

12

11

10

66

14

11

11

13

11

60

14

12

12

12

12

62

14

Dyah Ayu Wardani

15

14

13

12

13

67

15

Dicky Subiantara

13

10

9

9

9

50

18

18

17

18

19

90

16

Evi Yunaetining sih

17

Fita Dwi Andriani

17

20

20

19

18

94

18

Indah Yani

16

17

17

16

15

81

11

10

9

10

10

50

20

Joko Prasetyo

9

8

9

9

10

45

21

Khusnul Khotimah

15

14

13

16

15

73

22

Mei Kumalasari

16

17

17

18

15

83

19

Iqbal Hikam Rosyid

33

23

Moh.Afif Zaenur Roziqin

17

16

15

15

14

77

11

12

12

10

13

58

JUMLAH

333

328

315

301

300

1577

RATA - RATA

13,88

13,67

13,13

12,54

12,50

65,71

24

M.Danang Makruf

Kriteria penilaian : Motivasi belajar rendah : 0 – 50 Motivasi belajar sedang : 51 – 70 Motivasi belajar tinggi : 71 - 100 Dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung diperoleh data skor rata-rata tentang motivasi siswa adalah 65,71 dan dalam kriteria yang telah ditetapkan maka masih dalam kategori sedang. Dari 24 siswa hanya 8 siswa yang mempunyai motivasi tinggi (33%), yang mempunyai motivasi sedang 11 anak (46 %) dan 5 anak (21%) mempunyai motivasi rendah. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes tulis dan hasil kerja untuk pembelajaran IPS pada materi mengenal keragaman kenampakan alam yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut : Tabel. 4.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus I

NO

NAMA

JENIS PENILAIAN TUGAS TES (PROYEK) TULIS

NILAI AKHIR

KETUNTASAN BELAJAR

1

Dewi Safitri

70

78

74

TUNTAS

2

Jihan Budi Sumanto

62

54

58

TIDAK TUNTAS

3

Lili Nur Indah

60

52

56

TIDAK TUNTAS

4

Mochamad Edi Septiawan

60

63

62

TIDAK TUNTAS

67

62

65

TUNTAS

63

62

63

TIDAK TUNTAS

86

81

80

TUNTAS

5 6 7

Mochamad Toyib Ongki Hadi Saputro Ahmad Najibul Firdaus

34

8

Ahmad Roman Doni

11

Ahmad Amanda Prayogi Ahmad Faisal Setyawan Ahmad Syaifudin Nurdiansyah

12

Alfin Setya Gunawan

9 10

13 14 15 16

17

Asvianik Dyah Ayu Wardani Dicky Subiantara Evi Yunaetiningsih

Fita Dwi Andriani

65

56

61

TIDAK TUNTAS

65

60

63

TIDAK TUNTAS

70

56

63

TIDAK TUNTAS

74

71

73

TUNTAS

75

61

68

TUNTAS

85

75

80

TUNTAS

76

65

71

TUNTAS

63

54

59

TIDAK TUNTAS

80

80

80

TUNTAS

76

65

71

TUNTAS

18

Indah Yani

64

56

60

TIDAK TUNTAS

19

Iqbal Hikam Rosyid

65

53

59

TIDAK TUNTAS

63

56

60

TIDAK TUNTAS

65

57

61

TIDAK TUNTAS

68

62

65

TUNTAS

20 21 22

Joko Prasetyo Khusnul Khotimah Mei Kumalasari

23

Moh.Afif Zaenur Roziqin

65

58

62

TIDAK TUNTAS

24

M.Danang Makruf

63

62

63

TIDAK TUNTAS

JUMLAH

1657

1518

1584

RATA - RATA

69,04

63,25

66,00

35

Kesimpulan : 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 65 2. Jumlah peserta didik yang belum tuntas : 14 anak 3. Jumlah peserta didik yang memenuhi KKM : 10 anak Dari data yang disajikan di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dalam siklus I adalah 66. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalh 65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa sudah memenuhi KKM. Namun demikian jumlah peserta yang belum tuntas belajar masih 14 anak (58%) sedangkan anak yang sudah tuntas sebanyak 10 anak (42%). B. Hasil Pengolahan Data Siklus II Dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung diperoleh data skor rata-rata tentang motivasi siswa adalah 77,63 dan dalam kriteria yang telah ditetapkan, sudah dalam kategori tinggi. Dari 24 siswa hanya 5 siswa yang mempunyai motivasi sedang (21%), mempunyai motivasi tinggi 19 anak (79%) dan tidak ada siswa yang mempunyai motivasi rendah. Tabel. 4.3 Hasil Observasi Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus II

NO

NAMA

INISI ATIF 0-20

1 2 3

4

5 6

Dewi Safitri Jihan Budi Sumanto Lili Nur Indah Mochamad Edi Septiawan Mochamad Toyib Ongki Hadi Saputro

ASPEK YANG DI NILAI KETERLIBA TAN KOMIT KONSIST DALAM MEN ENSI PEMBELAJ ARAN 0-20 0-20 0-20

TEKU N

NILAI AKHIR

0-20

18

18

18

18

20

92

11

12

13

14

15

65

14

17

15

14

16

76

15

14

15

16

15

75

15

16

15

14

12

72

12

12

15

12

12

63 36

7

8

9

10

11

12 13

Ahmad Najibul Firdaus Ahmad Roman Doni Ahmad Amanda Prayogi Ahmad Faisal Setyawan Ahmad Syaifudin Nurdiansya h Alfin Setya Gunawan Asvianik

20

20

20

19

20

99

16

18

15

12

13

74

15

15

14

15

16

75

16

17

12

14

13

72

18

17

13

12

10

70

15

14

14

15

13

71

18

16

12

13

13

72

14

Dyah Ayu Wardani

18

16

12

13

13

72

15

Dicky Subiantara

15

13

11

11

10

60

20

20

19

19

20

98

16

Evi Yunaetining sih

17

Fita Dwi Andriani

19

20

20

19

20

98

18

Indah Yani

18

18

17

18

17

88

16

16

15

14

13

74

11

12

9

9

11

52

19

20

Iqbal Hikam Rosyid Joko Prasetyo

37

21

Khusnul Khotimah

18

17

17

17

19

88

22

Mei Kumalasari

19

17

18

18

16

88

18

17

16

16

15

82

19

18

17

17

16

87

JUMLAH

394

390

362

359

358

1863

RATA - RATA

16,42

16,25

15,08

14,96

14,92

77,63

23

24

Moh.Afif Zaenur Roziqin M.Danang Makruf

Pada perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh informasi rata-rata hasil belajar siswa 68,21. Jumlah peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 17 siswa (71%), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (29%). Data hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 4.4 Hasil Evaluasi Belajar IPS Siswa pada Siklus II

NO

NAMA

JENIS PENILAIAN TUGAS TES (PROYEK) TULIS

NILAI AKHIR

KETUNTASAN BELAJAR

1

Dewi Safitri

76

80

78

TUNTAS

2

Jihan Budi Sumanto

75

58

67

TUNTAS

3

Lili Nur Indah

70

64

67

TUNTAS

4

Mochamad Edi Septiawan

70

64

67

TUNTAS

70

62

66

TUNTAS

5

Mochamad Toyib

6

Ongki Hadi Saputro

70

65

68

TUNTAS

7

Ahmad Najibul Firdaus

88

85

80

TUNTAS

8

Ahmad Roman Doni

70

60

65

TUNTAS

38

11

Ahmad Amanda Prayogi Ahmad Faisal Setyawan Ahmad Syaifudin Nurdiansyah

12

Alfin Setya Gunawan

9 10

13 14 15 16

17

Asvianik Dyah Ayu Wardani Dicky Subiantara Evi Yunaetiningsih

Fita Dwi Andriani

72

60

66

TUNTAS

70

62

66

TUNTAS

74

71

73

TUNTAS

75

61

68

TUNTAS

85

75

80

TUNTAS

76

65

71

TUNTAS

64

53

59

TIDAK TUNTAS

80

80

80

TUNTAS

83

84

84

TUNTAS

18

Indah Yani

68

60

64

TIDAK TUNTAS

19

Iqbal Hikam Rosyid

65

53

59

TIDAK TUNTAS

63

56

60

TIDAK TUNTAS

65

57

61

TIDAK TUNTAS

68

62

65

TUNTAS

23

Moh.Afif Zaenur Roziqin

65

60

63

TIDAK TUNTAS

24

M.Danang Makruf

65

63

64

TIDAK TUNTAS

JUMLAH

1727

1560

1637

RATA - RATA

71,96

65,00

68,21

20 21 22

Joko Prasetyo Khusnul Khotimah Mei Kumalasari

Kesimpulan : 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 65 2. Jumlah peserta didik yang belum tuntas : 7 anak 3. Jumlah peserta didik yang memenuhi KKM : 17 anak

39

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata-rata skor motivasi belajar anak dalam pembelajaran IPS materi mengenal

keragaman

kenampakan

alam

di

Indonesia

dengan

menggunakan media internet “Google Eart” pada siklus I mencapai 65,71. Meskipun masih dalam kategori sedang tetapi kalau berpedoman pada KKM untuk indikator pada materi pelajaran yang dibahas yaitu 65 maka sudah memenuhi KKM. Sedangkan pada siklus II diperoleh skor rata-rata 77,63 dan masuk pada kategori motivasi tinggi. Dengan demikian perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk peningkatan motivasi belajar telah mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil. 2. Aktifitas dan keterlibatan siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran “Two Stay Two Stray” mengalami peningkatan. Hal ini terlihat terjadinya peningkatan yang signifikan antara skor rata-rata motivasi belajar pada siklus I sebesar 65,71 dan 77,63 pada siklus II. sehingga terjadi peningkatan sebesar 18%. Khususnya pada aspek keterlibatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I rata-rata 13,67 sedangkan pada siklus II 16,25 sehingga terjadi peningkatan sebesar 19%. Disamping hal tersebut , kesimpulan ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator, bahwa dalam pembelajaran di siklus II ini siswa yang membuat gaduh sangat minim sekali. Hal ini disebabkan karena semua dilibatkan secara aktif dan menyeluruh dalam proses pembelajaran. 3. Peningkatan hasil belajar belajar siswa pada siklus I maupun siklus II sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Namun demikian setelah media internet “Google Eart” dipadukan dengan model pembelajaran “Two Stay Two Stray” dalam penyajiannya maka hasil belajar mengalami peningkatan. Hal ini dapat berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I, rata-rata hasil belajar yang diperoleh 40

siswa sebesar 66. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa 68,21.

B. SARAN Setelah melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti ingin menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Guru sebaiknya lebih intensif dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran tidak monoton. 2. Pemilihan media harus tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3. Penggunaan media pembelajaran harus disajikan dengan manarik sehingga ada perubahan pola pikir siswa dalam pembelajaran, oleh karena itu guru harus dapat membuat skenario pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. 4. Dan pihak sekolah seharusnya lebih melengkapi sarana pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran. 5. Pemahaman dan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi seorang guru tidak dapat ditunda lagi, khususnya dalam upaya untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan untuk peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. 6. Guru harus banyak berbagi (sharing) dalam hal ilmu dan pengetahuan, dengan mengikuti forum-forum atau bergabung dengan komunitas khususnya di bidang pendidikan, baik dalam dunia nyata ataupun dunia maya.

41

DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi (1989), Prosedur Penelitian, PT. Bina Aksara, Jakarta. A Rouf Tayib (1987), Pokok-pokok Strategi Belajar Mengajar, IKIP Surabaya. Arsyad, Azhar (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. Emzir (2010). Buku Panduan Google Eart. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Iskandar (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada. Jaedun, Amat (2008). Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Madya, Suarsih (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Kelas VII. Bandung: Alfabeta. Sukardi (2013). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Syamsiah Siti, dkk (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta: Pustaka Utama.

42

Related Documents

Tubes
October 2019 22
Tubes Tekton.xlsx
April 2020 12
Tubes Ptk.docx
December 2019 17
Tubes Catalog
August 2019 29
Miniature Tubes
November 2019 25
Tubes Tbb.docx
December 2019 20

More Documents from "Ananda Nabilah"

Mataeri Kel 5.docx
December 2019 15
Fix Kelompok 10.docx
December 2019 31
Tuman.docx
December 2019 9
Tubes Ptk.docx
December 2019 17
Resume Vi.docx
December 2019 12