KHAVID KHALWANI / 1415104050 / TADRIS IPS B / VI TANGGAL MENGUMPULKAN : 21 MARET 2018 Tugas Mandiri Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling (BAB 6 dan BAB 12)
BAB 6: KONSEP HIPNOTERAPI DALAM PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Konsep Hipnoterapi Hipnoterapi dapat juga dikatakn sebagai suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik. C. Roy Hunter MS (2015:4) mendefinisikan hipnoterapi sebagai teknik hipnosis untuk meningkatkan pencapaian tujuan, meningkatkan motivasi atau perubahan, meningkatkan pertumbuhan pribadi atau spiritual dan atau melepaskan klien dari masalah dan penyebab masalah. Analisis: Dalam pandangan masyarakat umum, banyak meyatakan bahwa hipnoterapi merupakan suatu teknik penyembuhan oleh seorang ahli hipnosis untuk dapat mengetahui seberapa dalam dan seberapa banyak masalah yang dihadapi oleh suatu individu. Namun, menurut saya dalam buku “Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah” bahwa konsep Hipnoterapi merupakan suatu pengembangan proses penyembuhan yang terdapat dalam perspektif psikologi, dimana hipnoterapi dapat menyembuhkan suatu problema kebatinan dalam setiap individu melalui alam bawah sadarnya. Kekuatan dalam diri manusia terletak dalam dirinya sendiri yang dapat mengakui kemampuan pada dirinya untuk dapat menemukan solusi dalam memecahkan masalahnya sendiri. Dengan melakukan hipnoterapi, konselor membawa klien ke dalam alam bawah sadar dengan hal itu konselor dapat dengan mudah menilik masalah yang ada dalam diri klien. Tujuan dari hipnoterapi ini sesuai dengan buku yang dibaca yakni untuk menjadikan klien lebih rileks dengan suatu maslah yang dihadapinya. B. Hipnoterapi Dalam Bimbingan dan Konseling Hawkins (2011:174) menegaskan perlunya pemanfaatan penggunaan hipnosis dalam proses konseling “hipnosis merupakan strategi sekunder, atau sebagai prosedur tambahan, dengan mengutamakan strategi intervensi primer seperti terapi perilaku, terapi kognitif, analisis transaksional, dan lebih tepat dikemas dalam implementasi model konseling integratif. Riyadi (2013:105) menyatakan bahwa penggunaan hipnosis dalam praksis konseling yang selanjutnya disebut hopnoterapi atau hipnokonseling adalah sebuah model
konseling yang integrasikan ilmu hipnosis ke dalam praktek konseling memenuhi sifat integratif dan resiprokal (pemanfaatan hipnosis untuk hipnoterapi). Analisis: Hipnoterapi dibutuhkan untuk bidang psikologi tak terkecuali dalam bimbingan dan konseling yang di mana hal tersebut dapat membantu konseler dalam menemukan solusi dari permasalahan yang diadopsi oleh setiap klaiennya. Klien memiliki masalah yang berbeda-beda, namun sering sekali konselor mendapatkan suatu masalah yang hampir sama dengan konteks berbeda. Hal demikian, memberikan suatu treatment dari konselor untuk dapat mengetahui masalah yang sedang dialami oleh klaien (individu atau kelompok), karena dengan hipnoterapi membantu konselor dapat bertanya berbagai hal mengenai latar belakang permasalahan yang dialaminya. Hipnoterapi dalam bimbingan dan konseling memnag sangat penting, karena membantu klaien untuk bisa lebih merasakan ketenangan dalam meluapkan permasalahannya kepada konselor. C. Konsep Hipnosis atau Hipnotis Hisyam A. Fahri (2008:10), hipnosis adalah suatu kondisi pikiran saat fungsi analis logis pada pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar. Ciri-ciri kondisi hipnosis menurut Willy Wong dan Andri Hakim (2010:16), yaitu: 1. Perhatian yang terpusat 2. Relaksasi kondisi fisik 3. Peningkatan kemampuan sebagian 4. Pengendalian refleks dan aktifitas fisik 5. Respons Analisis: Dari penjelasan konsep hipnosis di atas dapat kita ketahui, hipnotis merupakan media untuk dapan diterapkan dalam hipnoterapi bimbingan dan konseling karena denga hipnosis klaien diberika sugesti secara berulang-ulang. Dengan adanya sugesti membuat klaien dapat merasa lebih tenang untuk menceritakan permasalahannya. Namun, hipnosis tidak sembarang dilakukan oleh setiap orang karena hipnosis ini dapat dijadikan sebagai intstrumen kejahatan. Konselor ketika menangani klaien dapat dengan mudah menerima informasi dari klaien melalui hipnosis. Jika semua pendidik dapat menguasai ilmu hipnosis ini, maka pendidik akan dengan mudah menganalisis masalah yang terjadi di dalam kelas terutama peserta didik.
BAB 12: KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR
A. Pengertian Bimbingan Karir Donald E. Super (Herr dan Cramer, 1984:46) mendefinisikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Konsep bimbingan karir mempunyai peran yang sangat strategis dalam membantu para siswa untuk memahami dirinya sendiri, dunia kerja, mengembangkan rencana dan kemampuan membuat keputusan yang bermakna bagi masa depannya sesuai dengan kemampuan bakat, minat, dan kepribadian serta faktor-faktor yang dapat mendukung kemajuan dirinya, seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Analisis: Penulis dapat menganalisis dari pernyataan di atas bahwa Bimbingan karir adalah suatu pengarahan pendidik terhadap peserta didik untuk dapat menemukan jati dirinya di dalam dunia kerja yang sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan saat di tempat kerja. B. Tujuan Bimbingan Karir di Sekolah Dewa Ketut Sukardi (1994:15),
tujuan bimbingan karir di sekolah adalah
memberikan berbagai kemampuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat dan memberikan berbagai kemampuan dan keterampilan khusus yang sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkan. Dalam buku paket bimbingan karir untuk SMA (1984:12) dijelaskan bahwa bimbingan karir merupakan proses perkembangan konsep diri. Analisis: Tujuan dari Bimbingan Karir di Sekolah, dari pengalaman penulis saat SMA merasakan mata pelajaran bimbingan dan konseling. Disitu terdapat materi strategi bimbingan masuk perguruan tinggi negeri dan dunia kerja. Pada realitanya, tujuan adanya bimbingan karir di sekolah untuk membantu peserta didik menentukan jalan hidupnya setelah lulus di SMA. Namun, pendidik melakukan tindakan proses perkembangan progresif berupa bekal keterampilan (bahasa, IT, pelatihan berwirausaha dan olahraga) untuk peserta didik agar memiliki daya saing saat keluar dari SMA. Tidak hanya itu, pendidik melakukan treatment untuk membentuk pribadi yang siap saat menghadapi dunia kerja melalui bimbingan karir.
C. Dasar-Dasar Pelaksanaan Karir di Sekolah Menurut Dewa Ketutu Sukardi (1994:28-31) dasar-dasar yang melandasi pelaksanaan bimbingan karir di sekolah, adalah: perkembangan anak didik menuntut kemampuan melaksanakan perkembangan, bimbingan karir diperlukan agar mengahsilkan siswa terampil, sebagian besar hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja, bimbingan karir diperlukan karna adanya tuntutan persyratan untuk tiap individu, bimbingan karir di laksanakan di sekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia kerja, manusia berfikir rasional, bimbingan karir dilandasakan pada asa dan norma dalam falsafah negara, serta bimbingan karir menjunjung tinggi nilai martabat manusia. Analisis: Dari pernyataan di atas dapat kita telaah, bahwa dasar pelaksanaan bimbingan karir di sekolah yakni agar dapat melatih siswa atau memperkenalkan kepada siswa dunia pekerjaan sebenarnya setelah SMA agar sejak dini dapat memiliki konsep diri untuk menentukan masa depannya. Dan tak lain, adalah untuk dapat menyesuaikan kepada perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat sekarang agar mampu mengatasi segala permasalahan atau kebutuhan yang diperuntukkannya. D. Prinsip-Prinsip Bimbingan Karir di Sekolah Beberapa prinsip bimbingan yang perlu diperhatikan, yakni pelaksanaan bimbingan karir di sekolah harus di dasarkan kepada hasil yang cermat sesuai dengan kemampuan siswa, pemilihan dan penentuan jenis karir siswa ditentukan melalui penelusuran kemampuan minat dan bakat, pelaksanaan bimbingan karir harus berkelanjutan saat sekolah, pelaksanaan bimbingan karir harus sesuai dengan potensi lingkungan, pelaksanaan bimbingan karir tidak menambahkan suatu biaya bagi siswa, dan pelaksanaan bimbingan karir harus bekerja sama dengan unsur lain (perusahaan, balai pelatihan dan lain-lain). Analisis: Prinsip dalam bimbingan karir sebenarnya tidak yang serumit kita bayangkan. Prinsip ini memang semua sekolah harus memberikan suatu peraturan yang berprinsip kepada ideologi masyarakat kebanyakan. Peserta didik dituntuk agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan dengan apa yang sudah dibekali saat di sekolah. Bimbingan karir di sekolah tidak boleh dijadikan sebagai beban mata pelajaran yang wajib diampu oleh peserta didik, bimbingan karir ini menjadi suatu media pribadi bagi setiap peserta didik untuk dapat mengetahui jenis karir yang cocok untuk masa depannya.