Karya Ilmiah.docx

  • Uploaded by: NuraniMahmudatulAliyah
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karya Ilmiah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,629
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan dalam penggunaan dan pengucapannya sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi, ”Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air satu,Tanah Air Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, pada saat itu UUD 1945 disahkan sebagai UUD RI. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa ”Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia.” (pasal 36) Sebagai bangsa Indonesia yang menghargai budayanya, maka kita memang sudah seharusnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dalam kehidupan kita. Tentunya bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, banyak terjadi pergeseran pengucapan serta penulisan terhadap bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD. Hal itu terutama terjadi dikalangan anak remaja yang saat ini semakin kesulitan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti misalnya adanya penyingkatan kata, penambahan huruf terhadap kata yang sudah baku, pengurangan huruf, serta penggunaan angka dalam penulisan kata. Pergesaran penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia ini disebabkan oleh munculnya bahasa baru dikalangan remaja yang membuat mereka lebih percaya diri ketika mereka menggunakan bahasa baru yang mereka sebut sebagai bahasa gaul. Remaja saat ini lebih cenderung menggunakan bahasa gaul yang tentunya mengikis kebakuan yang dimiliki bahasa Indonesia. Dengan semakin berkembangnya bahasa gaul dikalangan remaja, bisa jadi generasi selanjutnya tidak lagi bisa mengenal dan menggunaakan bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan EYD. Bahasa gaul tersebut merupakan suatu pertanda bahwa perkembangan bahasa Indonesia dikalangan remaja sangatlah buruk, kerena bahasa gaul juga tidak bisa dikatakan sebagai bahasa yang baku dan tidak sesuai dengan EYD. Jika hal ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi generasi muda dimasa mendatang. Generasi muda nanti akan menjadi generasi yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk membuat karya tulis ilmiah tentang pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia. 1

1.2 Rumusan Masalah Dalam latar belakang dikemukakan bahwa suatu keadaan dianggap sebagai suatu indikator dari persoalan. Persoalan pokok yang akan diteliti yaitu mengenai Faktor apa saja yang membuat remaja menyukai bahasa gaul dan apakah pengaruh bahsa gaul terhadap bahasa Indonesia dikemudian hari. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja? 2. Bagaimana cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul? 3. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja? 1.3 Tujuan Penelitian Bertolak dari rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja. 2. Untuk mengetahui cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul? 3. Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja.

1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian, diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengetahui apa dan bagaimana bahasa gaul tersebut. Dari penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu : 1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja. 2. Dapat mengetahui cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul? 3. Dapat mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja.

2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bahasa Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.

2.2 Karakteristik Bahasa Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. 1. Bahasa Bersifat Abritrer Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan. Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu. 2. Bahasa Bersifat Produktif Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus UmumBahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas. 3

3. Bahasa Bersifat Dinamis Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi. 4. Bahasa Bersifat Beragam Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi. 5. Bahasa Bersifat Manusiawi Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi. 2.3 Pengertian gaul Kata gaul bisa diartikan sebagai Anak Layangan, Anak Lebay, Anak Kelayapan dan lain sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya diantara tenan-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan atau kenarsian mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku serta berbahasa (baik lisan maupun tulisan). Pengertian alay menurut beberapa ahli: 1. Koentjara Ningrat "Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar". 2. Selo Soemaridjan "Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu." 4

2.4 Pengertian Bahasa gaul Dalam ilmu bahasa, bahasa gaul termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’, yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomenal sosial tertentu. Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya guru dan orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis. 2.5 Karekteristik Bahasa gaul Seiring dengan semakin banyaknya pengguna bahasa gaul pada kalangan remaja, variasi atau karakteristiknya pun semakin beragam antara lain: a) Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat. Contoh: “kaMu Lagi nGapaiN?” b) Penggunaan angka sebagai pengganti huruf. Contoh: “k4mu l49i n94p4in?” c) Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat. Contoh: “amue agie ngapaein?” d) Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat. Contoh: “xmoe agie ngaps?” e) Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat. Contoh: “k@mu L@g! nG@p@!n?” 2.6 Asal Mula Penggunaan Bahasa gaul Dengan semakin berkembangnya usia seseorang maka rasa ingin tahu akan suatu hal menyebabkan seseorang menggunakan bahasa gaul teknologi, terutama berkembangnya siklus jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru di kalangan remaja, yang disebut bahasa gaul. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Mereka lebih tertarik untuk menggunakan bahasa gaul yang dapat digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan baku. Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa gaul ini sudah ada jauh sebelum bahasa gaul berkembang di facebook dan twitter, yaitu ditandai dengan maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (Short Message Sevice). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa gaul. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa gaul. Misalnya 5

dalam bentuk sms biasa, “km lg ngapa?” yang dimaksud adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk SMS gaul menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang singkat, padat dan dapat menekan biaya. 2.7 Perkembangan Bahasa gaul Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa gaul sudah mulai berkembang pesat seiring berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu, sekarang bahasa gaul sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa gaul sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan. Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa gaul, hal tersebut merupakn kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk menjadi yang paling “keren” dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa gaul merupakan bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa gaul, hal ini justru sangat “norak” dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa gaul karena mereka terganggu dan menganggap bahasa gaul adalah bahasa yang sangat sulit untuk dipahami serta tidak mudah dimengerti.

6

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Rangkasbitung yang berjumlah 717 orang 3.1.2. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari keseluruhan objek penelitian. Adapun jumlah sampel yang diambil 35 orang yaitu siswa yang berada di kelas XI IPA 4. 3.2. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis maka penulis menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yang dianggap mampu dalam memperoleh data yang teliti. 3.2.1. Penelitian Kepustakaan Media massa seperti internet adalah suatu yang penting dalam menemukan landasa teori yang sifatnya menunjang penulisan karya ilmiah ini. 3.2.2. Penelitian lapangan Pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dilakukan dengan mengamati secara langsung lokasi penelitian dengan beberapa tehnik pengambilan data : 3.2.2.1. Tehnik Observasi Observasi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memperoleh gambaran awal terhadap perkembangan bahasa gaul dikalangan remaja 3.2.2.2. Tehnik angket (Quisioner) untuk memperoleh data primer Penggunaan tehnik ini ialah suatu metode untuk mengumpulkan data dengan menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden untuk memperoleh hasil yang teliti.

3.3. Tehnik Analisa Data Dari data primer yang sudah diperoleh atau yang berhasil dikumpulkan melalui beberapa metode seperti di atas untuk selanjutnya di analisa secara deskriptif kualitatif.

7

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. HASIL PENELITIAN Berbicara tentang perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja tentunya memiliki dampak positif dan juga negatif bagi perkembangan bahasa Indonesia. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai faktor remaja sering menggunakan bahasa gaul serta apa pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia, di bawah ini secara berturut-turut akan dikemukakan. Dan secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut berdasarkan rumus yang digunakan untuk menganalisa data yaitu : Jumlah angket yang dibagi berjumlah 36 lembar yang diberikan kepada 36 siswa yang berada di kelas XI IPA 4. Dalam masing-masing angket berisi 8 pertanyaan yang dijawab oleh responden. Pembahasan hasil penelitian berikut ini dipaparkaan tentang : 1. Tanggapan siswa tentang apakah siswa mengenal bahasa gaul. Dapat dilihat pada tabel berikut ini.

A B

TANGGAPAN SISWA TENTANG APAKAH MENGENAL BAHASA GAUL Jawaban Frekuensi Persentase Ya 36 100 % Tidak Jumlah 36 100 %

Berdasarkan jawaban responden di atas menunjukkan bahwa mereka yang berjumlah 36 orang (100%) menjawab mengenal bahasa Gaul. hal ini membuktikan bahwa bahasa gaul sudah sangat dikenal dikalangan remaja.

8

Dapat dilihat pada tabel di bawah ini kata-kata yang sering digunakan oleh responden Kamus Bahasa gaul yang diperoleh dari jawaban responden Bahasa Indonesia Bahasa gaul Betulkah

Ciyus

Ingin tahu

Kepo

Masalah buat kamu

Masbulo

Banget

Beuth

Semangat kakak

Semangka

Kampungan

Kamseupay

Semangat ya

Cemungut ea

Sombong sekali

Somse

Lucu

Luctuna

Orang zaman berlebihan

yang

ketinggalan Kudet Lebay

Tempat

T4

Sarapan

C8

Makan siang

Makan Tiiangg

2. Tanggapan responden tentang sejak kapan mereka mengenal bahasa gaul. dapat dilihat pada tabel berikut.

A B C D E

TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG SEJAK KAPAN MEREKA MENGENAL BAHASA GAUL Jawaban Frekuensi Persentase SD 13 36,1% SMP 12 33,4% SMA Menggunakan HP 3 8,3% Mengenal jejaring sosial 8 22,2% Jumlah 36 100% 9

Dari tabel jawaban responden di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka sudah lama mengenal bahasa gaul. sebanyak 13 oarang (36,1 %) menjawab bahwa mereka mengenal bahasa gaul sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, sebanyak 12 orang (33,4%) menjawab bahwa mereka mengenal bahasa gaul sejak SMP, sebanyak 3 orang (8,3%) menjawab bahwa mereka mengenal bahasa gaul sejak mereka menggunakan HP, sebanyak 8 orang (22,2%) menjawab bahwa mereka mengenal bahasa gaul ketita mereka mengenal jejaring sosial.

3. Tanggapan responden tentang apakah mereka menggunakan bahasa gaul, dapat kita lihat pada tabel berikut. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG APAKAH MEREKA MENGGUNAKAN BAHASA GAUL Jawaban Frekuensi Persentase A Ya 29 80,6% B Tidak 7 19,4% Jumlah 36 100% Berdasarkan pengolahan data atas jawaban responden dapat diperoleh bahwa sebagian besar responden menggunakan bahasa gaul. sebanyak 29 orang (80,6%) menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul, sebanyak 7 orang (19,4%) menjawab bahwa mereka tidak menggunakan bahasa gaul tersebut.

4. Tanggapan responden tentang kapan saja mereka menggunakan bahasa gaul dapat dilihat pada tabel berikut. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG KAPAN SAJA MEREKA MENGGUNAKAN BAHASA GAUL Jawaban Frekuensi Persentase A Setiap hari 3 8,3% B Kadang-kadang 26 72,3% C Tidak pernah 7 19,4% Jumlah 36 100% Berdasarkan tanggapan responden dapat menunjukkan ada 3 orang (8,3%) menjawab bahwa mereka setiap hari menggunakan bahasa gaul, sebanyak 26 orang (72,3%) menjawab bahwa mereka kadang-kadang menggunakan bahasa gaul, sebanyak 7 orang(19,4%) menjawab bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa gaul. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil saja responden yang menggunakan bahasa gaul setiap hari. 10

5. Tanggapan responden tentang Faktor-faktor yang menyebabkan bahasa gaul sering digunakan dapat kita lihat pada tabel berikut. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN BAHASA GAUL SERING DIGUNAKAN Jawaban Frekuensi Persentase A Karena unik 6 16,7% B Karena menyukai 16 44,4% C Karena takut disebut ketiggalan zaman 14 38,9% Jumlah 36 100% Berdasarkan hasil pengolahan data dari jawaan responden di atas menunjukkan bahwa 6 orang (16,7%) menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul karena bahasa gaul itu unik, sebanyak 16 orang (44,4%) menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul karena mereka benar-benar menyukai bahasa gaul, sebanyak 14 orang(38,9%) menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul karena mereka takut disebut ketinggalan zaman. 6. Tanggapan responden tentang dalam bentuk apa saja mereka mengekspresikan bahasa gaul, dapat dilihat pada tabel berikut. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG DALAM BENTUK APA SAJABAHASA GAUL ITU DIEKSPRESIKAN Jawaban Frekuensi Persentase A Lisan 33 91,7% B Tulisan 3 8,3% Jumlah 36 100% Berdasarkan hasil pengolahan data dari jawaban responden di atas menunjukkan bahwa ada 33 orang (91,7%) mengekspresikan bahasa gaul secara lisan dalam percakapan dengan orang lain, ada 3 orang (8,3%) menjawab bahwa mereka mengekspresikan bahasa gaul melalui tulisan. Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar mengekspresikan bahasa gaul melalui percakapan dengan orang lain.

11

7. Tanggapan responden tentang bahasa yang lebih sering digunakan oleh responden. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG BAHASA YANG LEBIH SERING MEREKA GUNAKAN Jawaban Frekuensi Persentase A Bahasa Gaul 5 13,9% B Bahasa Indonesia 31 86,1% Jumlah 36 100% Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, ada 5 orang(13,9%) menjawab bahwa mereka lebih sering menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa Indonesia, ada 31 orang (86%) menjawab bahwa mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa gaul.







8. Tentang pendapat responden mengenai dampak perkembangan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia : Griselda Kristin “ menurut saya dampak perkembangan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dapat menyebabkan kita para generasi-generasi muda karena sering menggunakan bahasa gaul membuat bahasa Indonesia terlupakan” Tiara “dampak yang terjadi pengguanaan bahasa gaul yang sering diungkapkan dan digunakan akan menyebabkan bahasa Indonesia bergeser dan terlupakan khuusnya dikalangan remaja “ I Gusti Made Sandiana “dampaknya generasi muda kurang menghargai bahasa-bahasa baku Indonesia dan berdampak pada lunturnya rasa cinta generasi muda akan bahasa dan moral bangsa Indonesia”

12

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui apa saja yang menyebabkan remaja suka menggunakan bahasa gaul, bagaimana cara remaja mengekspresikan bahasa gaul, serta apa dampak yang dapat ditimbulkan jika bahasa gaul digunakan setiap saat oleh kaum remaja. 5.2. Faktor remaja menggunakan bahasa gaul Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, secara tidak langsung membawa perubahan pada bahasa Indonesia. Perubahan tersebut tampak pada kalangan Anak Baru Gede (ABG) atau remaja saat mengirim SMS (Short Message Service), berkomunikasi dalam dunia maya dengan facebook ataupun twitter. Fenomena tersebut ditandai dengan penulisan dengan banyak penyingkatan, huruf besar dan kecil, huruf dan angka ataupun dengan istilah istilah gaul. Namun anak muda lebih banyak menggunakan bahasa gaul karena menganggap bahasa gaul yang mereka gunakan itu unik serta ada juga yang mengganggap bahwa jika tidak menggunakan bahasa tersebut maka mereka akan dianggap ketinggalan zaman. Hampir semua remaja menggunakan bahasa gaul. kebanyakan siswa mengenal bahasa gaul dari lingkungan pertemanannya, terlebih ketika mereka duduk di bangku SMP. Pada masa tersebut rasa ingin tahu dan ingin coba-coba mereka sangat tinggi. Pengenalan bahasa gaul juga dapat terjadi pada kalangan siswa mellalui jejaring social, di mana saat ini siswa sangat dekat dengan dunia maya. Perkembangan bahasa gaul yang semakin fenomenal dan meluas menunjukkan bahwa bahasa gaul semakin banyak digandrungi kaum remaja bahkan sejak mereka duduk di bangku SMP dan sejak mengenal teknologi komunikasi yaitu handphone. Merebaknya penggunaan bahasa gaul dikalangan remaja, menarik perhatian penulis untuk mengungkapkan faktor yang menyebabkan para remaja menggunakan bahasa gaul. Dari analisis media massa, penulis mendapatkan beberapa faktor yang membuat remaja menggunakan bahasa gaul. 1. karena unik Kehidupan remaja sangat dekat dengan sesuatu yang dianggap unik. Itulah yang menyebabkan kalangan remaja suka menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, hal ini desebabkan banyaknya pengguna dari bahasa itu sendiri. Hal ini menyebabkan variasi dalam bahasa gaul semakin banyak dan beragam. Faktor ini membuat remaja semakin aktif mengeluarkan apresiasi mereka dalam membuat kosa kata bahasa gaul yang baru

13

2. Tidak Ingin dibilang ketinggalan Zaman Remaja yang masih labil dan gemar meniru, sangatlah mudah tertular dan memilih menggunakan bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi ada anggapan bahwa bahasa ini adalah bahasa gaul, sehingga orang yang tidak menggunakannya akan dianggap ketinggalan zaman atau kuno begitu pula sebaliknya. Karena anggapan inilah remaja mengguankan bahasa tulis denagn ciri khas tersendiri. Mereka tidak ingin terlihat cupu (culun punya) diantara teman-temannya. Hal ini dibenarkan oleh narasumber yang mengatakan bahwa: 3. Karena menyukai Karena bahasa Indonesia yang kaku dan baku serta mempunyai banyak aturan, hal ini yang menyebabkan mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul yang tidak membosankan dan bahasa gaul bukan merupakan bahasa yang kaku dan baku, sehingga mereka dapat dengan mudah dalam menggunakannya. Karena alasan ini remaja-remaja sekarang semakin erat dengan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia.

5.3 Cara Remaja Mengekspresikan Penggunaan Bahasa gaul Semakin merebaknya penggunaan bahasa gaul dan semakin banyaknya kosakata bahasa gaul membuat remaja menjadi semakin tertarik untuk selalu menggunakan bahasa gaul. Dari analisis media massa, penulis menemukan beberapa cara yang dilakukan remaja dalam mengekspresiakan penggunaan bahasa gaul. 1. Berbicara dengan Orang Lain Saat berbicara dengan orang lain haruslah menggunakan bahasa yang jelas, baik dan benar agar mudah dipahami oleh lawan bicara. Namun sekarang, banyak remaja yang tidak memperhatikan aturan tersebut. Mereka sekarang lebih tertarik untuk menggunakan bahasa gaul ketika sedang berbicara dengan orang lain, baik dengan sesama pengguna bahasa gaul bahkan bukan dengan pengguna bahasa gaul tersebut. 2. Tulisan Jejaring sosial seperti facebook dan twitter sekarang ini sedang marak di kalangan remaja. Dimana para penggunanya dapat berkomunikasi dengan pengguna lain di luar daerahnya. Dan mereka dapat update status, upload fota dan lain sebaganya. Remaja biasanya menggunakan jejaring sosial ini untuk update status dan upload foto. Remaja gaul biasanya menuliskan statusnya dengan menggunakan bahasa gaul yang mempunyai ciri khas tersendiri. Seperti biasa mereka akan menggunakan variasi antara huruf dan angka, huruf besar dan kecil ataupun menggunakan symbol-simbol tertentu. Hal ini dibenarkan oleh narasumber Selain itu, sms juga merupakan sarana remaja dalam mengekspresikan bahasa gaul mereka. Mereka sering mengirimkan sms dengan berbagai singkatan yang membuat pengurangan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 14

5.4 Pengaruh Bahasa gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia yang baik berarti maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan siuasi saat bahasa itu digunakan. Bahasa Indonesia yang benar berarti bahasa yang memiliki ragam formal dan taat pada kaidah bahasa baku. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainannya serta tidak menyimpang dari kaidah bahasa baku. Namun saat ini banyak remaja yang tidak memakai bahasa yang baik dan benar. Mereka lebih kepada memakai bahasa gaul yang sudah jelas dalam penulisan maupun pengucapannya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia. Bahasa gaul memberikan pengaruh bahwa kemampuan berbahasa remaja saat ini semakin buruk dan jauh dari kata baik dan benar. Apabila kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi baik di dunia nyata maupun dunia maya menimbulkan beberapa masalah, antara lain: o Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan kelas. o Bahasa gaul dapat menyulitkan orang lain yang mendengar kata-kata yang termaksud gaul untuk mengerti maksud yang dibicarakannya. o Bahasa gaul dapat menyebabkan buruknya penggunaan bahasa Indonesia dikalangan remaja yang akan datang. Mereka tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa bahasa gaul dapat membawa pengaruh positif bagi remaja : 1. Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreaif. Karena remaja dapat mengembangkan ide yang ada pada diri mereka dan mereka dapat menciptakan inovasi bahasa yang baru.

Hal ini membuktikan bahwa bahasa gaul telah menghambat perkembangan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia sangat besar. Bahasa Indonesia sekarang sudah jauh dari kata indah karena telah dicemari oleh penggunaan bahasa gaul yang semakin banyak.

Pengaruh tersebut antara lain: o remaja Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku. o Remaja Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 15

o Remaja Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. o Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap. o Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat. Bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah remaja Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.

16

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Faktor penyebab penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja antara lain:  karena unik  karena takut dikatakan ketinggalan zaman  karena menyukai bahasa gaul  

Cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul antara lain: Berbicara langsung dengan orang lain tulisan-tulisan, melalui sms, Facebook dan Twitter

Dampak penggunaan bahasa gaul antara lain:  Dampak positif o Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreaif  Dampak negative o remaja Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku. o Remaja Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). o Remaja Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. o Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap. o Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat. Tata bahasa Indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai kreativitas. Jika mereka tidak menggunakannya, mereka takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan bahasa tersebut diantaranya adalah digunakannya bahasa gaul. Bahasa gaul secara langsung maupun tidak telah mengubah remaja Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dan ini merupakan pertanda kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang buruk. Memang dalam ilmu bahasa ada beragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa baku biasanya digunakan dalam acaraacara yang formal. Tetapi bahasa gaul merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah. Keberadaan bahasa gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Banyak remaja yang sudah tidak mengindahkan bahasa Indonesia dan banyak dari mereka yang tidak lagi mengenal bahasa Indonesia yang baik dan benar.

17

6.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis cantumkan dalam karya tulis ini adalah sebaiknya remaja jangan berlebihan dalam menggunakan bahasa gaul karena dapat mengganggu perkembangan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Dan hendaknya melakukan pemahaman yang mendalam terhadap pengaruh bahasa gaul serta mulailah dari diri kita sendiri untuk membudidayakan bahasa Indonesia dan meningkatkan kembali eksistensinya di kalangan remaja. Kita boleh menggunakan bahasa gaul, akan tetapi jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan dan lambang dari identitas nasional, yang kedudukannya tercantum dalam Sumpah Pemuda dan UUD 1945 Pasal 36. Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti lebih mendalam mengenai faktor-faktor penggunaan bahasa gaul dan pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia.

18

DAFTAR PUSTAKA Anonim.2012.”Penggunaan Bahasa Alay”.(Online)http://ayumeilana.blogspot.com/2010/10/bahasaalay-mengancam-penggunaan-bahasa.html. Diakses 1 September 2012. Anonim.2012.”Bahasa gaul Merusak Bahasa Indonesia”.(Online)http://aaknasional.wordpress.com/2012/01/28/bahasa-alay-merusak-bahasaindonesia/. Diakses 1 September 2012. Anonim.2012.” Bahasa Indonesia”.(Online) http://bigfat-evillaugh.blogspot.com/2011/10/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-negara.html. Diakses 3 September 2012. Anonim.20 12.”Sejarah Bahasa”.(Online) http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarahperkembangan-bahasa-indonesia.html Diakses 14 September 20 12. Anonim.20 12 .”Trend Bahasa Alay”.(Online) http://siti-wulandari.blogspot.com/2012/07/ternd-bahasa-alay-menyimpang-dari.html. Diakses 1 September 2012. Anonim.20 12 .”Dampak Bahasa Alay”.(Online)http://sikenarok.blogspot.com/2011/05/dampakpenggunaan-bahasa-alay.html. Diakses 5 September 2012. Anonim.”Perkembangan Bahasa Indonesia”.(Online)http://ovaltinesusu.wordpress.com/2012/01/15/bagaimanakah-perkembanganbahasa-indonesia-saat-ini/. Diakses 14 September 20 12. Anonim.”Faktor Menyukai Bahasa Alay”.(Online) http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2011/11/kenapa-banyak-remaja-suka-bahasa-alay.html. Diakses 6 September 2012 Anonim.20 12 .”Bahasa Alay”.(Online) http://romiranggapp.blogspot.com/2012/02/bahasa-alaymerusak-tata-bahasa.html. Diakses 5 September 2012 Anonim.20 10.”Pengertian Alay”.(Online)http://lupherblueniz.blogspot.com/2010/03/definisi-alaymenurut-para-ahli-kamus.html. Diakses 12 September 20 12

19

Related Documents

Karya-tulis
June 2020 47
Karya Ilmiah
May 2020 42
Karya Nyata.docx
June 2020 19
Karya Tulis
December 2019 64
Karya Tulis.docx
June 2020 26

More Documents from "Millitia Eunike Estefina Lasut"