LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN III STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
Disusun Oleh : ADE FATTAH WIZDAN E1B180230
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS AL GHIFARI BANDUNG 2019
Jl.Cisaranten Kulon No.140 Telp. (022) 7835813 Bandung
DAFTAR ISI PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
I.
1.1
Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2
Tujuan .................................................................................................................................... 3
1.3
Dasar Teori ............................................................................................................................ 3 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 4
II.
2.1. Pengertian Stoikiometri .............................................................................................................. 4 2.2. Hukum – Hukum Dasar Ilmu Kimia ................................................................................................ 4 2.2.1 Hukum Kekekalan Massa ...................................................................................................... 4 2.2.2. Hukum Perbandingan Tetap.................................................................................................. 4 2.2.3.
Hukum perbandingan ganda ............................................................................................ 4
2.2.4.
Hukum perbandingan volume .......................................................................................... 5
2.2.5.
Hukum Avogadro ............................................................................................................. 5
2.3 Persamaan Kimia .......................................................................................................................... 5 2.3.1. Penulisan Rumus Kimia ........................................................................................................ 5 2.3.2. Menulis Persamaan Berimbang ............................................................................................ 6 2.4 Persamaan Reaksi Sementara........................................................................................................ 7 2.4.1.
Hukum boyle .................................................................................................................... 7
2.4.2.
Hukum Boyle – Gay Lussac ............................................................................................ 8
2.4.3.
Hukum Dalton .................................................................................................................. 8
METODOLOGI PERCOBAAN .............................................................................................. 9
III. 3.1
Alat dan Bahan ...................................................................................................................... 9
3.2
Prosedur Percobaan.............................................................................................................. 9
3.2.1
Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH .............................................................................. 9
3.2.2
Reaksi Asam Basa ....................................................................................................... 11
II
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat. Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam larutan air. Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari. Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan dan O oleh pengaruh sinar matahari. Pelajaran yang berkaitan dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagi “stokiometri”. Stokiometri adalah bagian ilmu kimia yang mempelajar hubungan kunatitatif antara zat yang berkaitan dalam reaksi kimia. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan. Diharapkan kita mengerti tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.
1.2 Tujuan Untuk mempelajari hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi kimia (stoikiometri senyawa). 1.3 Dasar Teori Prinsip percobaan ini adalah pengukuran perubahan sifat fisik dalam suatu reaksi pada jumlah mol masing-masing pereaksi bervariasi, tetapi dengan jumlah mol total pereaksi tetap. Perubahan sifat fisik yang dapat diamati yang dapat dalam suatu reaksi kimia antara lainperubahan tempratur, massa, volume, pH larutan dan serap. Perubahan sifat fisik tersebut sangat tergantung pada jumlah mol pereaksi yang digunakan dalam percobaan.
3
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Stoikiometri Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Sebagai contoh : makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan Hidrogen bergabungn membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk, bahan bakar dan plastic dihasilkan dari minyak bumi. Pati dalam tanaman dalam daun disintetis dari CO2 dan H2O oleh pengaruh energi matahari. Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi kimia (Chang, 2003). Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi (Syukri S, 1999).
2.2. Hukum – Hukum Dasar Ilmu Kimia 2.2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa ditemukan oleh Antonio Lauren Lavoisier (1785) yang berbunyi ”massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Contoh larutan A terdiri dari perak nitrat 3,40 gram dan 25 ml air ditambahkan kedalam larutan B yang terdiri dari 3,92 gram kalium kromat dan 25 ml air. Pada pencampuran ini terjadi reaksi dan menghasilkan endapan coklat. Setelah selesai dan ditimbang ternyata bobot campuran larutan A dan B itu tetap, yaitu 57,32 gram. Berdasarkan hukum kekekalan massa cacah atom tiap unsur ( bersenyawa atau bebas) yang ada disebelah kiri tanda panah persis sama dengan cacah atom tiap unsur atau senyawa yang ada disebalah kanan. 2.2.2. Hukum Perbandingan Tetap Setelah munculnya hukum kekekalan massa, maka sekitar tahun 1800 Josep Louis Proust melakukan penelitian tentang hubungan massa unsur-unsur yang membentuk senyawa. Hasil penelitannya menunjukkan perbandingan massa unsur-unsur yang menbentuk suatu senyawa tetap. Kemudian lahir hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi: “setiap senyawa terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap”. 2.2.3. Hukum perbandingan ganda John Dalton tahun 1804 adalah orang yang pertama kali meneliti kasus adanya perbandingan tertentu suatu unsur-unsur yang dapat membentuk senyawa lebih dari satu, yang dikenal dengan nama hukum perbandingan tetap.Hukum Perbandingan Ganda berbunyi; “bila dua macam unsur yang sama banyaknya, massa unsur berikutnya dalam senyawa-senyawa itu akan berbanding sebagai bilangan bulat positif dan sederhana”. Contoh: pada senyawa antara nitrogen dan oksigen. Senyawa Bobot (gram) Perbandingan massa oksigen untuk massa nitrogen tetap Nirogen Oksigen Nitrogen monoksida
14
16
4
1 x 16
5
Nitrogen dioksida
14
32
2 x 16
Nitrogen trioksida
14
40
3 x 16
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa untuk massa nitrogen tetap maka perbandingan oksigen dari ketiga tersebut adalah; 1 : 2 : 3 2.2.4. Hukum perbandingan volume Hubungan antara volume dari gas-gas dalam reaksi kimia telah diselidiki oleh Joseph Louis Gay-Lussac dalam tahun 1905. Hasil penelitian ini lahir hukum perbandingan tetap yang berbunyi: volume gas-gas yang bereaksi, volume gas-gas hasil reaksi , bila diukur pada suhu dan tekanan yang tetap akan berbanding sebagai bilangan bilangan bulat dan sederhana. 2.2.5. Hukum Avogadro Avogadro sangat tertarik mempelajari sifat gas dan pada tahun 1911 avogadro membuat hipotesis Avogadro yang berbunyi: pada suhu dan tekanan yang tetap, “semua gas yang volumenya sama akan mengandung mokelul yang sama cacahnya” (Syukri S 1999). 2.3 Persamaan Kimia Persamaan kimia terdiri dari tiga hal yaitu pereaksi, anak panah dan hasil reaksi. Pereaksi adalah zat mula-mula yang terdapat sebelum terjadi reaksi. Hasil reaksi adalah zat apa saja yang dihasilkan selama reaksi kimia berlansung. Suatu reaksi kimia berimbang menujukkan rumus pereaksi kemudian anak panahdan hasil reaksi dengan jumlah atom dikiri dan di kanan anak panah sama. Persamaan kimia memberikan dua macam informasi penting yaitu tentang sifat reaktan dan produk. Sifat reaktan dan produk harus ditentukan secara percobaan. Persamaan reaksi sering ditunjukkan keadaan fisika reaktan dan produk (Sastrohamidjojo H, 2000). Keadaan
Symbol
Padat
(p)
Cair
(c)
Gas
(g)
Larutan berair
(aq)
2.3.1. Penulisan Rumus Kimia Rumus suatu zat menyatakan banyaknya atom yang menyusun zat tersebut. Ada beberapa jenis rumus antara lain: a. Rumus Unsur Rumus unsur kebanyakan unsur ditulis berdasarkan lambangnya baik yang monoatomik seperti Na, Ca, dan Fe, diatomik seperti; H2, Cl2, dan F2, maupun berupa poliatomik seperti S8 dan P4. b. Rumus Empiris
6
Rumus empiris menyatakan perbandingan bilangan bulat terkecil dari atomatom yang membentuk suatu senyawa, misalnya H2O2 mempunyai rumus empiris HO c. Rumus molekul Rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya yang terdapat dalam molekul atau satuan terkecil dari suatu senyawaan. 2.3.2. Menulis Persamaan Berimbang Untuk menulis suatu persamaan dapat dilakukan dengan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut : 1. Tulis nama pereaksi, kemudian anak panah, dan kemudian hasil reaksi, (Metana + Oksigen karbon dioksida + air) 2. tulis ulang setiap pernyataan itu dengan menggunakan rumus tiap zat, (CH4 + O2 CO2 + H2O) 3. berimbangkan persamaan dengan memilih koefisien bilangan bulat yang sesuai untuk setiap rumus, (CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O) Apabila satuan rumus telah dikenali, ini merupakan cara sederhana untuk menentukan bobot rumus suatu senyawa. Bobot rumus adalah masa dari satuan rumus relatif terhadap massa yang ditentukan. 1200000 untuk atom karena bobot atom juga relatif terhadap , bobot rumus dapat ditentukan dengan penjumlahan bobot atomatomnya. Bilasuatu senyawa menganding molekul-molekul diskrit, dapat juga didefinisikan bobot molekulnya. Bobot molekul adalah massa dari sebuah molekul terhadap massa yang ditentukan 1200000 untuk satuan atom (Ralph Petrucci, 1987). Bobot satu mol suatu zat disebut bobot molar. bobot molar dalam gram suatu zat secara numeris sama dengan bobot molekul dalam satuan massa atom. Untuk menafsirkan persamaan kimia dalam kuantitas zat yang dapat dipelajari dilaboratorium mula-mula semua kuantitas dinyatakan dalam mol. Hampir selalu terlalu terdapat pereaksi yang kurang banyak ketimbanag yang dibutuhkan agas semua pereaksi bersenyawa. Pereaksi pembatas adalah zat yang habis bereaksi saat reaksi kimia. Pereaksi sisa adalah zat yang masih tertinggal / bersisa pada reaksi kimia. Perhitungan yang didasarkan persamaan harus dimulai dari banyaknya pereaksi pembatas (keenan, 1984). Mol dari suatu zat adalah banyaknya susatu zat yang mengandung 6,022 1023 satuan. Konsep mol sangatlah penting dalam ilmu kimia karena berguna dalam menentukan jumlah partikelzat jika diketahui massa dan massa relatif. Dalam perhitungan hubungan antara massa dengan mol adalah
Keterangan : n = jumlah mol (mmol) M = massa zat (M) V = volume zat (ml) Konsep mol juga terdapat pada gas dan suhu dengan tekanan yang sama. Persamaan ini dikenal dengan persamaan gas ideal yang dinyatakan sebagai
atau
Keterangan : T = suhu
7
n = jumlah mol P = tekanan gas V = volume R = tetapan gas (0,082) Terdapat banyak metode untuk menentukan presentase bobot dari unsur-unsur yang berbeda dalam suatu senyawa. Metode ini beraneka ragam tergantung pada mecam senyawa dan unsur yang menyusunnya. Dua metode klasik yaitu : a. Metode analisis pengendapan dapat digunakan bila berbentuk senyawa yang sedikit sekali larut. Misalnya suatu senyawa baru mengandung perak, maka dapat dilarutkan. Persentase perak dapat dihitung dengan :
atau
b. Metode analisis pembakaran digunakan secara meluas. Jika suatu zat mengandung karbon dan hydrogen. Contoh senyawa itu setelah ditimbang dapat dibakar dalam suatu tabung tertutup dalam suatu aliran oksigen, untuk menghasilkan karbon dioksida dan air. Produk pembakaran dikeluarkan dari tabung dengan aliran oksigen kedalam 2 bahan penyerap, satu penyerap air dan lainnya menyerap karbon dioksida (Keenan, 1984) Dengan mengetahui beberapa sifat jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah untuk dipahami. Jenis-jenis reaksi kimia antara lain : 1. Reksi pembakaran adalah suatu reaksi dimana unsur atau senyawa bergabing dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana. Misalnya (CO2, H2O, dan lain-lain) 2. Reaksi penggabungan (sintesis) adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa). 3. Reaksi penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipisah menjadi zat-zat yang lebih sederhana. 4. Reaksi penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsur lain dalam suatu senyawa. 2.4 Persamaan Reaksi Sementara Persamaan reaksi setara adalah persamaan yang menunjukkan jumlah atom yang sama antara reaktan maupun produk. Contohnya : H2 + 1/2O2 H2O Jumlah atom hydrogen dan oksigen dalam reaktan maupun produk adalah sama. 2.4.1. Hukum boyle Hukum boyle berbunyi “pada suhu dan jumlah mol yang sama, maka hasil kali tekanan dan volume selalu sama”. Keterangan : P = tekanan zat V = volume zat
8
2.4.2. Hukum Boyle – Gay Lussac Hukum Boyle – Gay Lussac berbunyi : “ untuk gas dengan massa tertentu, massa hasil kali volume dengan tekanan dibagi oleh suhu yang diukur dalam Kelvin adalah tetap”. Untuk gas-gas yang jumlahnya sama, maka berlaku :
2.4.3. Hukum Dalton Hukum Dalton berbunyi : “tekanan total dari campuran berbagai macam gas sama dengan jumlah tekanan parsial dan gas-gas yang saling bercampur tersebut”. Ptotal = P1 + P2 + P3 Ada dua jenis reaksi kimia yang dibedakan berdasarkan pana, yaitu : Reaksi eksoterm Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang melepas kalor. Kalor yang berpindah dari system ke lingkungan. Perubahan entalpi bernilai negative. Reaksi endoterm Reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap kalor. Kalor berpindah dari lingkungan ke system. Perubahan entalpi bernilai positif.
III.
METODOLOGI PERCOBAAN DAN HASIL
3.1 Alat dan Bahan Alat Gelas Kimia 100 mL Gelas Kimia 50 mL Gelas Kimia 10 mL Gelas Ukur 50 mL Gelas Ukur 10 mL Batang Pengaduk Pipet Kaca Arloji Perkamen Spatula Neraca Thermometer Tabung Reaksi Bahan Aquadest 100 mL NaOH CuSO4 3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH a) Larutan NaOH 1 M sebanyak 50 mL, dituangkan ke dalam gelas kimia 100 mL kemudian ukur tempraturnya. Perhitungan Banyaknya NaOH yang dilarutkan : M = gr x 1000 = x x 1000 20 mr V 40 50 20x = 40 x = 40 = 2gr 20 NaOH yang sudah ditimbang seberat 2gr, langsung dimasukan kedalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest dengan volume 50 mL. Aduk sampai larut, lalu tambah lagi aquadest sampai 100 mL. Ukur tempraturnya. (suhu maksimumnya 30°) b) Larutan CuSO4 1 M sebanyak 10 mL dituangkan kedalam gelas kimia 50 mL, kemudian ukur tempraturnya. Perhitungan Banyaknya NaOH yang dilarutkan : M = gr x 1000 = x x 1000 100 mr V 159 10 100x = 159 x = 159 = 1,59gr 100 CuSO4 yang sudah ditimbang seberat 1,59gr, langsung dimasukan kedalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest dengan volume 10 mL. Aduk sampai larut, lalu tambah lagi aquadest sampai 50 mL. 9
10
Ukur tempraturnya. (suhu maksimumnya 29°)
c) Langkah bagian C ↓ 1. Sediakan satu buah gelas kimia gelas ukur, dan pipet. Ambil 1mL NaOH 1 M menggunakan pipet tetes kedalam gelas ukur dan masukan kedalam tabung reaksi kemudian ambil juga 5mL CuSO4 1 M kedalam gelas ukur, setelah itu ukur tempratur (TA) sebelum dicampurkan. 2. Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 6mL, ukur tempratur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan (TM). 3. Lakukan langkah (a-d) dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume tetap 6mL, yaitu 5mL NaOH 1 M dan 1mL CuSO4 1 M 4mL NaOH 1 M dan 2mL CuSO4 1 M 3mL NaOH 1 M dan 3mL CuSO4 1 M 2mL NaOH 1 M dan 4mL CuSO4 1 M 1mL NaOH 1 M dan 5mL CuSO4 1 M 4. Buat grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume NaOH 1 M dimana T = TA dan TM, TA = tempratur campuran dan TA = tempratur awal masing-masing larutan. Volume NaOH 1 M 5mL 4mL 3mL 2mL 1mL 5. Grafik
Volume CuSO4 1 M 1mL 2mL 3mL 4mL 5mL
TA NaOH 30° 30° 30° 30° 30°
TA CuSO4 29° 29° 29° 29° 29°
T campuran 33° C 32° C 31,8° C 31,4° C 31° C
33.5 33 32.5 32
GRAFIK T (PERUBAHAN TEMPRATUR) TERHADAP VOLUME NaOH
31.5 31 30.5 30 1mL
2mL
3mL
4mL
5mL
11
3.2.2 Reaksi Asam Basa a) Larutan NaOH 1 M sebanyak 5mL, dituangkan ke dalam gelas kimia 50mL, kemudian ukur tempraturnya Perhitungan Banyaknya HCl yang dibutuhkan untuk 25mL M = gr x 1000 = x x 1000 20 mr V 40 50 20x = 40 x = 40 = 2gr 20
NaOH yang sudah ditimbang seberat 2,08gr, langsung dimasukan kedalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest dengan volume 50 mL. Aduk sampai larut, lalu tambah lagi aquadest sampai 100 mL. Ukur tempraturnya. (suhu maksimumnya 30°) b) Larutan HCl 1 M sebanyak 25mL dituangkan ke dalam gelas kimia 50mL, Perhitungan Banyaknya HCl yang dibutuhkan untuk 25mL V1 . N1 = V2 . N2 X . 12 = 25 . 1 12X = 25 X = 25 = 2,08gr untuk 25mL 12 HCl yang sudah ditimbang seberat 2,08gr, langsung dimasukan kedalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest dengan volume 25 mL. Aduk sampai larut, lalu tambah lagi aquadest sampai 100 mL. Ukur tempraturnya. (suhu maksimumnya 29°) c) Langkah bagian c ↓ 1) Sediakan satu buah gelas kimia gelas ukur, dan pipet. Ambil 1mL NaOH 1 M menggunakan pipet tetes kedalam gelas ukur dan masukan kedalam tabung reaksi kemudian ambil juga 5mL HCl 1 M kedalam gelas ukur, setelah itu ukur tempratur (TA) sebelum dicampurkan. 2) Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 6mL, ukur tempratur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan (TM). 3) Lakukan langkah (a-c) dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume tetap 6mL, yaitu 2mL NaOH 1 M dan 4mL HCl 1 M 3mL NaOH 1 M dan 3mL HCl 1 M 4mL NaOH 1 M dan 2mL HCl 1 M 5mL NaOH 1 M dan 1mL HCl 1 M 4) Buat grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume NaOH atau HCl dimana T = TA dan TM, TA = tempratur campuran dan TA = tempratur awal masing-masing larutan.
12
Volume NaOH 1 M 2Ml 3mL 4mL 5mL
Volume HCl 1 M 4mL 3mL 2mL 1mL
TA NaOH 30° 30° 30° 30°
TA HCl 29° 29° 29° 29°
T campuran 33° C 32° C 31° C 30° C
d) Grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume NaOH atau HCl
Grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume NaOH 33.5 33 32.5 32 31.5 31 30.5 30 29.5 29 28.5
Grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume NaOH
2mL
3mL
4mL
5mL
Grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume HCl 34 33 32 Grafik T (perubahan tempratur) terhadap volume HCl
31 30 29 28
1mL
2mL
3mL
4mL
e) Reaksi NaOH dan H2SO4 Sediakan satu buah gelas kimia gelas ukur, dan pipet. Ambil 1mL NaOH 1 M menggunakan pipet tetes kedalam gelas ukur dan masukan kedalam tabung reaksi kemudian ambil juga 4mL H2SO4 1 M kedalam gelas ukur, setelah itu ukur tempratur (TA) sebelum dicampurkan.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Koefisien rraksi dapat ditentukan dari titik maksimum suatu reaksi. Titik optimum pada reaksi pengendapan terjadi pada volume 4 mL NaOH dan 2 mL CuSO4 dengan tinggi endapan 30 mm. koefisien reaksi NaOH dan CuSO4 perbandingannya adalah 2:1. Titik optimum pada reaksi system asam-basa diperoleh pada volume 3 mL HCl dam 3 mL NaOH dengan perubahan suhu sebesar 4°C. Perbandingan koefisien reaksi HCl dan NaOH adalah 1:1. Pada reaksi antara NaOH dan CuSO4 merupakan reaksi pengendapan. Endapan yang diperoleh dari reaksi ini adalah Cu(OH)2. Endapan yang terbentuk dipengaruhi oleh ion OH-. Pada reaksi antara NaOH dan HCl merupakan reaksi penggaraman atau penetrala. Disebut reaksi penggaraman karena dalam reaksi NaOH dan HCl dihasilkan garam NaCl. Disebut reaksi penetralan karena reaksi ini merupakan reaksi antara asam dan basa. Reaks antara asam dan basa aka n menghasilkan garam dan air. 5.2. Saran Pada saat melakukan praktikum di laboratorium harus sesuai SOP karena akan berakibat fatal jika kita sembarang menggunakan sembarang alat tanpa mengetahui. Nama alat,prinsip kerja alat,dan fungsi masing-masing alat. Agar pada saat melakukan praktikum tidak mengalami kesalahan .
13