BAB I PENDAHULUAN
1.1
latar Belakang Pada saat melakukan percobaan, praktikan diharuskan mengetahui peraturan
dan tata tertib pada saat praktikum berlangsung, guna mencegah terjadinya kemungkinan kecelakaan praktek. Kecelakaan dalm laboratorium biasanya disebkan oleh api, racun, pecahan alat glas, bahkan ledakan (Day dan Underwood,1999). Berbeda dengan laboratorim lainnya, laboratorium mikrobiologi yang pada dasarnya lebih banyak berurusan dengan mikroba berbahanya, mengharuskan kesterilan dari praktikan, maupun alat dan bahan yang digunakan. Karena itu pada laboratorium mikrobiologi, terdapat banyak peraturan dan tata tertib yang memerlukan perhatian mendetail. Sebelum memulai praktikum di laboratorium, praktikan sebaiknya dapat mengenal terlebih dahulu alat-alat yang digunakan beserta fungsinya agar dalam pelaksanaan praktikum, praktikan dapat menggunakan lat sesuai dengan fungsinya sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan (Fujiati,204). 1.2
Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa prinsipprinsip berpraktikum, alat/bahan, serta cara penggunaan da pemeliharaan yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 September bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Unlam Banjarbaru. 3.2
Alat dan Bahan Alat yang diamati pada percobaan ini antara lain adalah Mikroskop,
Inkubator, Autoklaf, Laminer Flow, Spectronic 20 D, Colony conter, Freezer, Jarum Ose, Alkohol 70 %, Lampu Spiritus, Cawan Petri, Tabung Reaksi. Bahan – bahan yang berkaitan dalam percobaan ini pada dasarnya tidak dipergunakan, tapi hanya diamati saja. Bahan – bahan tersebut antara lain adalah aquades, media agar serta berbagai macam jenis media pertumbuhan bakteri yang tersimpan dalam lemari bahan. 3.3 Prosedur Kerja Praktikum ini pada dasarnya adalah pengenalan praktikan pada ruang Laboratorium Mikrobiologi dan alat-alat yang dipergunakan dengan langkah sebagai berikut: 1. Diikuti arahan dari asisten mengenai alat-alat laboratorium 2. Dicatat berbagai macam penjelasan asisten dan membuat laporan sementara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalahsebagai berikut:
Table 1. Hasil Pengamatan NO Nama Alat 1
Mikroskop
2
Inkubator
Gambar
Fungsi
untuk
membiakan
atau
menginkubasi
mikroba
dengan
suhu tertentu yang bisa
diatur
dalam
waktu tertentu 3
Otoklaf
untuk
sterilisasi
dengan
uap
bertekanan destruksi dan
tinggi, mikroba
mensterilisasi
media,
alat
dan
bahan. 4
Laminer Flow
Sebagai
tempat
pembiakan, penanaman
dan
isolasi bakteri dalam keadaan steril 5
Spectronic 20 D
. Untuk menghitung mikroba berdasarkan turbidimetri
6
Colony Counter
Untuk
menghitung
jumlah
koloni
bakteri
hasil
pembiakan 7
Freezer
Untuk
menyimpan
pembiakan mikroba 8
Jarum Ose
Untuk atau
mengisolasi memindahkan
bakteri 9
Alkohol 70%
Untuk mensterilkan semua
alat
bahan
dan
diruang
Laboratorium Mikrobiologi 10
Lampu Spiritus
Untuk pemanasan
11
Cawan Petri
Sebagai
tempat
untuk menumbuhkan mikroba 12
Tabung Reaksi
Untuk zat
mereaksikan
dalam
jumlah
dan
untuk
kecil
membuat bakteri
4.2
Pembahasan
biakan
Sebelum memulai praktikum di laboratorium diwajibkan untuk mengenali alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum tersebut. Hal ini dimaksudkan gar praktikum berlangsung dengan kondusif dan memperkecil kemungkinan kecelakaan selama praktikum. Praktikum mikrobiologi banyak melibatkan mikroba (terutama yang berbahaya bagi kesehatan) karena itu, amatlah penting untuk setiap praktikan untuk mengetahui tata tertib praktikum dan senantiasa menjaga sikap. Bekerja di laboratorium mikrobiologi mengharuskan agar praktikan selalu bersih (steril) agar objek penelitian tidak terkontaminasi. Selain itu, praktikan juga dilarang banyak bicara, karena selain kemungkinan terkontaminasinya objek penelitian oleh bakteri mulut, dikawatirkan pula kemungkinan terkontaminasinya tubuh oleh bakteri baikan. Bahkan praktikan dianjurkan menggunakan jas laboratorium sebelum masuk ruangan, menggunakan sandal jepit bersih. Bekerja di laboratorium mikrobiologi juga membutuhkan ketelitian dan kehatihatian, agar tidak terjadi kecelakaan dalam praktek. Prktikum harus berjalan tenang agar praktikan mampu mengingat prosedur percobaan dengan baik, mencuci bersih alat yang akan atau telah dipakai, lalu disterilkan agar tidak terkontaminasi. Hal lain adalah mengembalikan alat pada tempatnya, melakukan destruksi pada objek penelitian yang berbahaya agar aman bagi lingkungan, setelah dibuang. Jangan lupa mencuci tangan dengan sabun, agar tubuh steril dari bakteri dan tidak terkontaminasi. Setiap alat yang diguanakan dalam praktikum pada dasarnya memiliki berbagai macam fungsi yang masing – masing dengan prosedur yang berbeda pula
Mikroskop elektrik binocular berfungsi untuk melihat benda dengan ukuran mikro. Alat ini bergantung pada listrik, sehingga bila listrik mati, alat tidak dapat dipakai. Alat incubator merupakan alt yang memiliki fungsi untuk membiakan (pertumbuhan) bakteri dengan mengatur suhu yang sesuai, tetapi alat ini juga bergantung dengan listrik juga dan suhu yang dimungkinkan untuk diatur terbatas jadi hanya jenis bakteri tertentu saja yang dapat di biakan. Otokalf merupak alat berbahan logam yang merupakan alat sterilisasi menggunakan system pemanasan lembab atau uap. Alat ini dapat mensterilisasi alat-alat laboratorium maupun bahan yang digunakan. Selain itu juga untuk melakukan destruksi pada bakteri penelitian yang sudah tidak terpakai (mesterilisasi bakteri) agar tidak berbahaya bagi lingkungan saat dibuang. Cara kerja otoklaf sendiri adalah dengan prinsip uap dengan kenaikan temperature dan tekanan sampai 15 atm selama 15 menit (dipertahankan) sampai proses sterilisasi selesai, maka kran tempat keluar air yang tadinya dibuka kemusian ditutup, kran pengeluaran uap ditutup rapat dan tekanan dibiarkan turun sampai nol, lalu tutup otoklaf dibuka perlahan – lahan dengan membuka kuncinya satu persatu. Laminar flow merupakan alat yang digunakan untuk membiakan dan menanam bakteri yang mengharuskan praktikan berhati – hati dalam proses pengerjaannya, karena ada kemungkinan terkontaminasi bakteri biakan ataupun sebaliknya. Laminar flow memang memudahkan praktikan dalam penyemaian bakteri, namun karena mengguanakan listrik, maka alat tidak dapat dipakai apabila listrik mati dan proses penyemaian terganggu. Spektronik 20 D merupakan alat yang bergantung listrik yang memilik fungsi untuk menghitung mikroba berdasarkan kekeruhan atau turbidimetri. Alat ini bekerja
secara otomatis dengan menangkap gelombang. Colony counter yang berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri hasil pembiakan dengan mengamati melalui kaca pembesar dan pena penunjuk yang dapat menyebabkan kesalahan dalam penghitungan karena alat tidk bekerja secara otomatis (perlu tenaga manusia) sehingga perlu ketelitian praktikan. Alat ini juga membutuhkan listrik dalam penggunaanya. Jarum ose merupakan alt berbahan tembaga yang berfungsi untuk menggores media penanam bakteri dan mengambil biakan bakteri. Jarum ose ada yang berujung bulat dan lurus. Jarum ose yang berujung lurus digunakan untuk uji motilitas. Seperti halnya jarum ose, skapel yang merupakan alat pemotong material lunak hingga batas tertentu. Tetapi seperti pisau pada umumnya, skapel yang biasa digunakan dalam pembedahan harus diasah agar tajam dan disterilkan sebelum dipakai membedah. Lampu spiritus atau Bunsen merupakan alat pemanas yang sederhana dengan sumbu dan bahan bakar spiritus memang agak berbahaya dibandingkan alt pmanas lainnya, serta memerlukan bantuan kaki tiga sebagai tungku pemanas
dimana diatasnya
diletakan kasa sebagai perata panas dan kemudian wadah yang akan dipanaskan. Cara ini memang agak merepotkan, tetapi biayanya murah dan tidak bergantung dengan listrik. Cawan petri Tabung reaksi merupakan alat untuk mereaksikan larutan, tetapi jumlahnya tidak banyak dan alat mudah pecah, selain itu harus menggunakan tabung reaksi untuk meletakannya karena mudah tumpah. Namun rak ini memiliki kapasitas yang terbatas pula, yakni mampung maksimal 12 tabung, tergantung ukurannya.
BAB IV PENUTUP 5.1
Kesimpulan Bardasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Bekerja di laboratorium Mikrobiologi memerlukan ketelitian, kehati – hatian, kebersihan dan kedisiplinan agar praktikum berlangsung kondusif dan terhindar dari kecelakaan praktikum.
2.
Dalam bekerja di laboratorium mikrobiologi, praktikan harus steril, baik sebelum masuk maupun keluar ruang. Tidak banyak bicara, mengenakan sandal bersih, jas lab, dan masker bila perlu.
3.
Alat – alat yang dipergunakan di laboratorium mikrobiologi kebanyakan adalah alat yang bergantung listrik dan modern yang praktis, namun praktikan harus berhati – hati dan mengetahui fungsi serta prosedur tepat dalam pengggunaan alat agar tidak ada kesalahan.
4.
Alat – alat yang dipergunakan dalam praktikum, harus dibersihkan dan disterilkan sebelum dan sesudah dipakai agar tidak terkontaminasi. Alat yang sudah dipakai harus dikembalikan ketempatnya agar tidak rusak.
5.2
Saran Saran dalam percobaan ini adalah agar setiap praktikan menjaga kebersihan
diri, peralatan dan ruang laboratorium. Mencuci tangan sebelum dan sesudah praktikum agar badan tidak terkontaminasi bakteri atau sebaliknya.