BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia mengalami perkembangan dalam hidupnya sesuai dengan era yang ada pada saat itu. Di mana terdapat perubahan zaman, maka akan muncul pemikiran-pemikiran yang baru. Begitu juga dengan bahasa Indonesia, sebagai bahasa yang hidup bahasa Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan pemakainya. Luasnya wilayah pemakaian bahasa dan keanekaragaman penuturnya telah mendorong bahasa sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, bahasa harus mampu menampung perasaan dan pikiran pemakainya serta mampu menimbulkan adanya saling berinteraksi antara penutur dan mitra tutur. Bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Semua bunyi yang dihasilkan sebagai bahasa diatur oleh suatu sistem tertentu, yang berbeda antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dalam suatu bahasa, jika orang tersebut menguasai sistemnya dan dilakukan dengan orang lain yang juga menguasai sistem bahasa tersebut. Pencampuran bahasa yang terjadi terus menerus membuat kerancuan timbul, dikarenakan pemakaiian kata tersebut yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan atau dianggap penggunakan kata yang benar, seperti rancu. Kerancuan atau yang dikenal juga dengan kontaminasi adalah percampuradukan bentuk bahasa dalam konstrulsi yang satu dengan bentuk konstruksi yang lain. Kerancuan berarti juga kekacauan. Kalimat yang rancu adalah kalimat yang kacau. Kerancuan ada yang langsung disadari sehingga dibetulkan dan ada pula yang tidak disadari sehingga kesalahan itu tetap diperbuat.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kalimat rancu? 2. Bagaimana cara menganalisis kesalahan berbahasa kalimat rancu? 3. Apa yang menyebabkan terjadinya kerancuan pada kalimat? 4. Bagaimana pemakaian kalimat yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia?
1
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kalimat rancu 2. Mengetahui cara menganalisis kesalahan berbahasa kalimat rancu 3. Mengetahui penyebab terjadinya kerancuan kalimat 4. Mengetahui pemakaian kalimat yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kalimat Rancu Kalimat rancu adalah kalimat yang susunannya sedemikian rupa sehingga maknanya sulit
dipahami dan tidak jelas maksudnya. Kalimat yang seperti ini perlu disunting dan diperbaiki agar enak dibaca dan mudah untuk dipahami. Kerancuan atau yang dikenal juga dengan kontaminasi adalah percampuradukan bentuk bahasa dalam konstrulsi yang satu dengan bentuk konstruksi yang lain. Kerancuan berarti juga kekacauan. Kalimat yang rancu adalah kalimat yang kacau. Kerancuan ada yang langsung disadari sehingga dibetulkan dan ada pula yang tidak disadari sehingga kesalahan itu tetap diperbuat. Kata yang paling tepat untuk menjelaskan kata rancu adalah kacau. Jadi kalimat rancu adalah kalimat yang kacau. Kalimat rancu bukanlah kalimat yang efektif, dan kalimat yang efektif tentulah tidak rancu. Kalimat rancu terjadi karena kekacauan pikiran orang yang membuat kalimat. Dewasa ini banyak sekali campur adukkan kata, sehingga kalimat yang dimaksudkan jadi berbanding terbalik artinya, bahkan menjadi aneh. Kebiasaan lingkungan sangat mempengaruhi bagaimana orang berbicara atau berdialog, sehingga agak sulit untuk mengontrol kalimat rancu tersebut bisa hilang. Tetapi, rancu bisa dihilangkan dengan membiasakan kalimat yang lebih sistematis dan lebih baik lagi. Kerancuan kalimat dapat menimbulkan kesalahpahaman. kerancuan atau yang dikenal juga
dengan
kontaminasi
adalah
pencampur
adukkan
bentuk
bahasa
dalam konstruksi yang satu dengan bentuk konstruksi yang lain. Kerancuan berarti juga kekacauan. Kalimat yang rancu adalah kalimat yang kacau. Kerancuan ada yang langsung disadari sehingga segera dibetulkan dan ada pula yang tidak disadari sehingga kesalahan itu tetap diperbuat. Kerancuan dapat terjadi dalam kelompok kata dan kalimat, misalnya semakin hari; dan lain sebagainya.
3
2.2
Menganalisis Kesalahan Berbahasa Kalimat Rancu
1. Ketika jumlah pertandingan terus berkurang, tim rival sekota Real Madrid itu justru kehilangan angka. Kalimat tersebut rancu, sebab kata “terus berkurang” seharusnya diganti dengan “semakin berkurang” agar mudah dipahami oleh para pembaca. Biasanya kata “terus” dipakai untuk maksud maju, melaju, bertambah, dan ke depan, bukan dipakai untuk maksud yang mengacu pada berkurang. Yang benar adalah, Ketika jumlah pertandingan semakin berkurang, tim rival sekota Real Madrid itu justru kehilangan angka. 2. Saat dipermalukan Racing Santander dengan skor telak 1-5 kemarin dini hari. Kata “dipermalukan”, sebaiknya diganti dengan dikalahkan. Sebab, dalam sebuah pertandingan pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Sedangkan kata dipermalukan bermaksa hiperbola jika dikaitkan dengan sebuah pertandingan suatu cabang olahraga. Kata “dini hari” juga dihilangkan saja. Yang benar adalah, Saat dikalahkan Racing Santander dengan skor telak 1-5 kemarin. 3.
Padahal, dalam dua laga sebelumnya, Diego Forlan dkk meraup poin penuh. Kata “meraup” poin penuh merupakan kalimat rancu, sebab kata meraup berarti
mengambil sesuatu dengan serakah. Kata tersebut tidak cocok jika disandingkan dengan kata poin penuh. Kata yang lebih seuai adalah mendapatkan. Yang benar adalah, Padahal, dalam dua laga sebelumnya, Diego Forlan dkk mendapatkan poin penuh. 4. Termasuk, saat menang 2-1 di kandang Depertivo La Coruna. Kata “di kandang” tidak sesuai dengan kalimat yang menyuusunnya, sebab kata kandang lebih tepat digunakan untuk hewan atau binatang. Sedangkan untuk menghubungkan dengan kata Deportivo La Coruna lebih cocok dengan kata di tempat tuan rumah. Yang benar adalah, Termasuk, saat menang 2-1 di tempat tuan rumah Depertivo La Coruna.
4
5. Hal seperti ini kerap terjadi dalam sepak bola ketika tim yang punya segalanya menghadapi tim yang tengah berjuang menghindari zona degradasi. Kata “kerap” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata sering terjadi, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD. Yang benar adalah, Hal seperti ini sering terjadi dalam sepak bola ketika tim yang punya segalanya menghadapi tim yang tengah berjuang menghindari zona degradasi. 6. Tim berjuluk kapal Selam Kuning tersebut nangkring di posisi kelima dengan 52 poin. Kata “nangkring” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata berada, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD. Yang benar adalah, Tim berjuluk kapal Selam Kuning tersebut berada di posisi kelima dengan 52 poin 7. Setelah menyelesaikan 32 pertandingan, Numancia baru mengemas 28 poin, tertinggal lima angka dari Sporting Gijan yang ada di posisi ke-17 sebagai batas aman degradasi. Kata
mengemas
diganti
dengan
mengumpulkan
agar
kalimat
tersebut
menjadi baku dan tidak rancu. Yang benar adalah, Setelah menyelesaikan 32 pertandingan, Numancia baru mengumpulkan 28 poin, tertinggal lima angka dari Sporting Gijan yang ada di posisi ke-17 sebagai batas aman degradasi.
8. Empat musim terakhir Inter Milan selalu tampil di partai puncak Coppa Italia, tapi musim ini tidak lagi. Kata “tapi” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata tetapi, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD. Yang benar adalah, Empat musim terakhir Inter Milan selalu tampil di partai puncak Coppa Italia, tetapi musim ini tidak lagi. 9. Nerazzurri harus memberikan tempatnya kepada Samdoria lantaran kalah agregat 1-3 di semifinal.
5
Kata “lantaran” diganti dengan karena atau sebab, agar mudah dipahami oleh pembaca. Sebab, kalimat tersebut rancu dengan memakai kata lantaran yang biasa dipakai dalam bahasa Daerah. Yang benar adalah, Nerazzurri harus memberikan tempatnya kepada Samdoria, sebab kalah agregat 1-3 di semifinal. 10. Pada second leg semifinal Coppa Italia versus Samdoria, tidak cukup membawa mereka menembus partai puncak. Kata “menembus” tidak sesuai dengan kalimat tersebut, sebab kata menembus biasa dipakai untuk benda-benda tajam. Misalnya, panah menembus sasaran, pisau menembus daging ayam. Kata yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah untuk mencapai. Yang benar adalah, Pada second leg semifinal Coppa Italia versus Samdoria, tidak cukup membawa mereka untuk mencapai partai puncak. 11. Tim besutan Walter Mazzari itu hanya bertengger di papan tengah. Kata “tim besutan” diganti arahan.. Kata “ bertengger” diganti berada. Yang benar adalah, Tim arahan Walter Mazzari itu hanya berada di papan tengah. 12. Mereka telah bermain baik dan menang. Tapi sulit mengejar ketertinggalan tiga gol. Kata “tapi” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata tetapi, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD. Yang benar adalah, Mereka telah bermain baik dan menang. Tetapi sulit mengejar ketertinggalan tiga gol.
13. Hingga semalam, jumlah korban tewas mencapai 91 orang, sedangkan yang hilang 102 orang. Kata “tewas” diganti dengan meninggal saja agar kalimat tersebut lebih enak didengar dan lebih sopan. Yang benar adalah, Hingga semalam, jumlah korban meninggal mencapai 91 orang, sedangkan yang hilang 102 orang. 14. Bayi
yang
masih
mengenakan
pempers itu belum
disemayamkan di posko STIE Ahmad Dahlan. 6
diketahui
identitasnya itu
Kalimat tersebut rancu, sebab kelebihan kata “itu”. Sebaiknya yang digunakan salah satu dari kata itu tersebut. Yang benar adalah, Bayi yang masih mengenakan pempers itu belum diketahui identitasnya disemayamkan di posko STIE Ahmad Dahlan. 15. Dia menandaskan, proses evakuasi akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan meskipun cuaca tak bersahabat. Kata “tak” tidak baku diganti saja dengan kata tidak. Yang benar adalah, Dia menandaskan, proses evakuasi akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan meskipun cuaca tidak bersahabat. 16. Keselamatan masyarakat dari ancaman bencana menjadi tanggungjawab pemerintah. Penulisan pada kata “tanggungjawab” salah, sebab dirangkai. Padahal menurut ejaan bahasa Indonesia kata tersebut harus dipisah dalam penulisannya. Yang benar adalah, Keselamatan masyarakat dari ancaman bencana menjadi tanggung jawab pemerintah. 17. Alhasil, mereka pun akhirnya membuang sampah disembarang tempat. Kata “disembarang” tempat harusnya dalam penulisannya dipisah. Yang benar adalah, Alhasil, mereka pun akhirnya membuang sampah di sembarang tempat. 18. Seperti masih
yang
terlihat di
Terminal Purwodadi,
keberadaan
tempat
sampah
sangat minim.
Kata “di Terminal” harusnya ditulis menggunakan huruf kecil pada awal kata. Yang benar adalah, Seperti yang terlihat di terminal Purwodadi, keberadaan tempat sampah masih sangat minim.
19. Negeri itu tengah mencari pelatih baru bulu tangkis dalam rangka persiapan Olimpiade 2012.
7
Kata “tengah” diganti dengan kata sedang, agar menjadi kalimat yang tidak rancu. Yang benar adalah, Negeri itu sedang mencari pelatih baru bulu tangkis dalam rangka persiapan Olimpiade 2012. 20. Setelah anjlok ke urutan ketiga dalam daftar perolehan medali Olimpiade Beijing 2008, Rusia kini mulai menata kembali kekuatan olahraga mereka. Kata “anjlok” diganti dengan kata turun. Kata “kini” diganti dengan kata sekarang. Yang benar adalah, Setelah turun ke urutan ketiga dalam daftar perolehan medali Olimpiade Beijing 2008, Rusia sekarang mulai menata kembali kekuatan olahraga mereka. 21. Pemerintah
pun
mulai
menggaungkan
dukungan
kepada
industri
kreatif.
Analisis : Kata menggaungkan secara makna kurang tepat atau rancu jika diterapakan dalam kalimat tersebut. Kata menggaungkan tersebut dapat diganti dengan kata ” menyampaikan, menyerukan dsb.”
22. Jalan Raya Porong yang terletak bersebelahan di sisi barat tanggul kolam lumpur terus
menurun
hingga
80
sentimeter
sejak
ditinggikan
September
2008.
Analisis : Kalimat tersebut memiliki struktur yang rancu dan kurang bisa dipahami.
2.3 Penyebab Terjadinya Kerancuan atau Kesalahan Dalam Bidang Frasa Kesalahan berbahasa ini sering terjadi dalam kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya: a.
Adanya pengaruh bahasa daerah; Kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana sebagai akibat pengaruh bahasa daerah dapat dijumpai dalam bahasa Indonesia.
b.
Pengunaan preposisi yang tidak tepat; Pemakaian preposisi tertentu dalam frasa preposional tidak tepat. Hal ini biasanya terjadi pada frasa preposisional yang salah dalam kalimat. 8
c.
Kesalahan susunan kata; Salah satu akibat pengaruh bahasa asing adalah kesalahan dalam susuna kata.
d.
Penggunaan unsur yang berlebihan; Sering dijumpai pemakaian kata-kata yang mengandung makna yang sama (bersinonim) digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.
e.
Penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan; Bentuk superlative adalah suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu berbandingan. Bentuk yang mengandung arti ‘paling’ itu dapat dihasilkan dengan suatu adjektiva ditambah adverbial amat, sering, sekali atau paling. Jika ada dua adverbial yang digunakan sekaligus dalam menjelaskan adjektiva pada sebuah kalimat, terjadilah bentuk superlatif yang berlebihan.
f.
Penjamakan yang ganda; Bahasa sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak dalam bahasa Indonesia, sehingga menjadi bentuk yang rancu atau kacau.
g.
Penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat. Bentuk resiprokal adalah bentuk bahasa yang menggandung arti ‘berbalasan’. Bentuk resiprokal dapat dihasilkan dengan cara menggunakan kata saling atau dengan kata ulang berimbuhan. Tetapi jika ada bentuk yang berarti ‘berbalasan’ itu dengan cara pengulangan kata sekaligus dengan penggunaan kata saling, akan terjadilah bentuk resiprokal yang salah.
2.1
Menggunakan Bahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa
yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam 9
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain : Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan. Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar. Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini. (1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini? (2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya? 10
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat. (3) Berapa nih, Bu, tauge nya? (4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa? Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia
Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
kapan-kapan
Apakah benar?
Emangnya bener?
Tidak
Gak
Tidak Peduli
Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada, “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita 11
sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat. Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya.
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Simpulan yang dapat diambil dari makalah tersebut adalah kita dapat mengetahui maksud dari kalimat rancu. Kita dapat menganalisis kalimat-kalimat rancu yang banyak terdapat dalam surat kabar atau media massa. Pada penulisan berita-berita di surat kabar belum sepenuhnya menggunakan bahasa baku. Masih ada beberapa yang menggunakan bahasa Daerah atau bahasa yang tidak baku dan belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
3.2 Saran Sebaiknya penulisan ataupun pengucapan harus menggunakan kalimat yang efektif dan menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami oleh para pembaca awam dan tidak terkesan rancu dan ambigu. Para wartawan dan jurnalis sebaiknya menguasai tata bahasa baku dan EYD dalam penulisan artikelnya agar bahasa yang ditulis baik dan benar.
13
Daftar Pustaka https://aidakeoshi.blogspot.co.id/2013/07/makalah-analisis-kesalahan-berbahasa.html https://kumpulantugasekol.blogspot.co.id/2014/04/jelaskan-pengertian-kalimat-rancu-dan.html http://baharuddinsilaen.blogspot.co.id/2011/03/kata-rancu.html http://basasin.blogspot.co.id/2009/02/kalimat-rancu.html http://afffileshare.blogspot.co.id/2013/11/contoh-kalimat-rancu.html http://penaanalisis.blogspot.co.id/2015/12/bab-v-sebuah-kalimat-hendaknya.html https://vhi3y4.wordpress.com/contoh-menggunakan-bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar/
14