Ima_instalasi Gawat Darurat Dan Penanggulangan Bencana.docx

  • Uploaded by: Imasari Aryani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ima_instalasi Gawat Darurat Dan Penanggulangan Bencana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 291
  • Pages: 1
1. Instalasi Gawat Darurat dan Penanggulangan Bencana (Imasari Aryani — G99162041) a. Kondisi Instalasi Gawat Darurat (IGD) menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan keperawatan gawat darurat. Tim Penanggulangan Bencana juga dibentuk sebagai satu kesatuan dari tim IGD. Pelayanan IGD 24 jam diampu oleh 14 dokter jaga umum on site, 31 spesialis on call (di luar jam kerja), 11 perawat, dokter internship, dan mahasiswamahasiswa pelatihan. Untuk menerima pasien IGD menyediakan 12 bed, 10 bed di ruang rawat umum dan 2 bed di ruang rawat tindakan. b. Permasalahan 1.

Pasien bisa berada di IGD hingga 2-3 hari karena bangsal penuh.

2.

Pasien yang masuk ketika bed IGD masih terisi penuh ditempatkan di brankart kemudian berada di tengah-tengah IGD, sehingga privasi kurang dan cukup mengganggu mobilitas.

3.

Sistem rujukan belum sepenuhnya sesuai prosedur, banyak pasien rujukan datang tanpa menelepon terlebih dahulu sehingga kurang bisa dipersiapkan dengan baik.

c. Solusi 1. Penyelesaian administrasi kepulangan dapat dipercepat dan bersikap lebih tegas untuk menghindari merawat pasien terlalu lama bila telah ada indikasi pulang. 2. Apabila penambahan bed IGD belum memungkinkan, maka dapat disiasati dengan penambahan ruang/space yang diberi tirai. 3. Penyuluhan mengenai sistem rujukan ke FKTP yang ada lebih digiatkan, menjelaskan risiko-risiko yang ada terkait sistem rujukan yang kurang tepat. d. Refleksi 1. Penulis mengamati bahwa pelayanan IGD RSUD dr. Soehadi Pijonegoro Sragen tidak terlepas dari instalasi lain, seperti Instalasi Rawat Inap. Dalam hal ini, diperlukan kerjasama antar instalasi untuk memanfaatkan fungsinya masing-masing dengan baik. 2. Penulis belajar bahwa dalam melaksanakan manajemen rumah sakit, penting untuk memikirkan kenyamanan pasien dan mobilitas petugas medis dalam melaksanakan tugas. Selain itu, langkah-langkah antisipasi terkait penuhnya IGD juga perlu diperhatikan. 3. Penulis juga belajar bahwa sistem rujukan belum sepenuhnya dipahami dengan benar baik oleh pasien maupun FKTP, sehingga perlu sosialisasi lebih giat.

Related Documents


More Documents from "nonialfitasari"