BAB IV IDENTIFIKASI-PENENTUAN PRIORITAS MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. Analisis Situasi Analisis situasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau fakta yang berhubungan dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Plupuh II Sragen. Tujuan analisis situasi adalah memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik, mempermudah penentuan prioritas, serta mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah. Analisis situasi kesehatan
meliputi
analisis
status
kesehatan,
aspek
kependudukan,
pelayanan/upaya kesehatan, perilaku kesehatan, dan lingkungan.
B. Identifikasi Masalah Sumber data diperoleh dari hasil analisis pelaksanaan program kerja di UPTD Puskesmas Plupuh II Sragen tahun 2017. Dari data didapatkan lima pencapaian paling rendah dari target yang diharapkan. Tabel 4.1. Identifikasi Masalah di Puskesmas Plupuh II NO. 1.
Indikator Cakupan Upaya Kesehatan Jiwa
Target (%) 15
Pencapaian (%) 8,3
2.
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan (NaKes)
90
89
3.
Pemberian Vit. A pada Ibu Nifas
92
88,67
4.
Penemuan kasus TBC BTA positif (CDR)
70
10
80
95
5.
Imunisasi
Sumber : Profil Puskesmas Plupuh II, 2017 C. Penetapan Prioritas Masalah Urutan prioritas masalah ditentukan dengan melakukan penyaringan cakupan pelayanan yang tidak mencapai target SPM, kemudian diambil
1
persentase pencapaian tiga terendah. Selanjutnya dilakukan pembobotan masalah dengan metode Hanlon. Tabel 4.2. Prioritas Masalah di Puskesmas Plupuh II
5.
4
4
4
3
3
3
3
24
IV
4
4
4
3
3
4
3
2
III
3
3
3
3
3
3
3
21
V
5
5
4
4
3
4
4
27
I
4
4
3
4
3
4
Ditangani Sektor Lain
Urutan Prioritas
4.
Total Skor
3.
Dampak
2.
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan (NaKes) Pemberian Vit. A pada Ibu Nifas Penemuan kasus TBC BTA positif (CDR) Imunisasi
Kemudahan
Upaya Kesehatan Jiwa
PersepsiMas yarakat
1.
CFR
Daftar Masalah
Prevalensi
No.
Kemungkinan keberhasilan
Insidensi
Besar Masalah
4 26 II (Sulaeman, 2015)
Dari hasil analisis pelaksanaan program kerja di UPTD Puskesmas Plupuh II di atas dapat disimpulkan bahwa prioritas permasalahan yang perlu mendapat penanganan segera yaitu: 1. Penemuan kasus TBC BTA positif (CDR). 2. Imunisasi 3. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan (NaKes) 4. Upaya Kesehatan Jiwa 5. Pemberian Vit. A pada Ibu Nifas
Dari data diatas yang menempati prioritas utama masalah adalah penemuan kasus TBC BTA positif (CDR). Sehingga akan dianalisis lebih lanjut dan akan ditentukan program intervensi pemecahan prioritas masalah.
2
D. Analisis Masalah dengan Teori Tulang Ikan Permasalahan penemuan kasus TBC BTA positif (CDR) akan menjadi prioritas masalah di Puskesmas Plupuh II. Peninjauan penyebab masalah tersebut dilakukan dengan cara analisis data sekunder yang berasal dari data Puskesmas Plupuh II. Hasil analisis dijabarkan dalam bentuk diagram tulang ikan yang menunjukkan analisis sebab akibat terjadinya peningkatan angka kesakitan akibat gangguan jiwa dilihat pada Gambar 4.1. Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal dengan cara menempatkan masalah yang ditetapkan pada identifikasi masalah diletakkan pada kepala, kemudian penyebab dianalisis dari berbagai aspek atau unsur yang ditempatkan pada rusuk-rusuk besar, kemudian ditelusuri masalah spesifiknya yang diletakkan pada rusuk-rusuk kecil.
3
MAN Kontak tracing penderita kurang
MINUTE
Kurangnya deteksi dini terhadap sasaran
Terbatas waktu pemberian penyuluhan Masyarakat memiliki kesibukan dan aktivitas masing-masing
Kinerja petugas belum maksimal
Petugas kurang menguasai materi penyuluhan
METHODE
MATERIAL
Media promosi kurang
Petugas kurang melakukan kunjungan rumah Frekuensi penyuluhan kurang Sasaran kurang memahami penyampaian isi penyuluhan
Kunjungan penderita risti kurang
Petugas kurang aktif penyuluhan
Pencatatan dan pelaporan kurang
Kesadaran penderita risti kurang
Angka penemuan kasus TB yang rendah
Tingkat pemahaman tentang penyakit TB yang rendah Isi promosi kurang menarik
Tingkat ekonomi rendah
Kurangnya Kerjasama dengan klinik jejaring
Transport petugas kecil
Tingkat pendidikan rendah
INFORMATION
MARKET
MACHINE
ENVIRONMENT
MONEY
Gambar 4.1 Diagram Tulang Ikan Analisis Masalah Angka Penemuan Kasus TB Rendah
4
Diagram tulang ikan di atas menunjukkan beberapa penyebab masalah yang berperan terhadapbelum tercapainya target penemuan kasus TB di sarana kesehatan umum. Penyebab masalah digolongkan menjadi 8 kelompok sebab, yaitu: 1. Man Permasalahan yang terdapat dari segi ketenagaan yaitu kurangnya kompetensi tenaga kesehatan yang menjadi penanggung jawab program, penyuluhan TB kurang aktif, serta kurangnya kunjungan masyarakat risiko tinggi ke Puskesmas karena kurangnya kesadaran. 2. Money Dari segi dana atau biaya, kurangnya biaya transport petugas menjadi masalah. 3. Methode Masalah pada metode adalah kurangnya deteksi dini pada sasaran atau suspek TB, kurangnya kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas puskesmas serta frekuensi penyuluhan yang kurang sehingga masyarakat belum terlalu memahami penyakit TB. 4. Minute Keterbatasan waktu pemberian penyuluhan kepada masyrakat sebagai bentuk upaya promotif dan preventif disebabkan oleh karena masyarakat memiliki kesibukan dan aktivitas masing-masing. 5. Material Keterbatasan yang dialami adalah kurangnya media promosi yang dimiliki. 6. Information Permasalahan dari segi informasi adalah rendahnya tingkat pemahaman mengenai penyakit TB. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. 7. Machine Tidak terdapat permasalahan dari segi mesin, peralatan, atau teknologi. 8. Market Dari segi pemasaran, kurang menariknya media promosi menjadi permasalahan.
5
E. Penetapan Pemecahan Masalah Berdasarkan beberapa penyebab masalah yang berperan terhadap belum tercapainya target penemuan kasus TB yang telah teridentifikasi tersebut dapat ditemukan masalah spesifik yang akan diangkat untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan keluar, tersaji dalam tabel berikut : Tabel 4.3.Masalah Spesifik di Puskesmas Plupuh II Masalah Angka penemuan TB masih rendah
Penyebab Kinerja petugas belum maksimal Kontak tracing penderita kurang Waktu dan frekuensi penyuluhan masih kurang Petugas kurang menguasai materi penyuluhan Angka penemuan suspek masih kurang Tingkat pemahaman masyarakat tentang TB masih rendah Pencatatan tertib
kurang
6
Alternatif Pemecahan Masalah Kunjungan kasus risti Skrining penderita risti TB Koordinasi lintas program Memeriksa keluarga penderita TB BTA (+) secara menyeluruh Pelaksanaan penyuluhan disesuaikan dengan waktu luang yang dimiliki masyarakat Pelatihan kepada petugas terkait materi penyuluhan Memberikan pengetahuan kepada petugas kesehatan lain dan kader Penemuan kasus baru pada risti Penyuluhan TB pada kader, nakes lintas sektoral, dan masyarakat Meningkatkan pencatatan dan pelaporan, terutama dari klinik praktik pribadi dan fasilitas kesehatan lain di luar Puskesmas
F. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari beberapa sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi yang terbaik. Pemilihan intervensi terbaik. Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar atas masalah penemuan TB BTA (+) yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas Plupuh II dapat dilihat dalam tabe lberikut: Tabel 4.4. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik No Alternatif Intervensi Pelaksanaan kontak tracing penderita 1 TB BTA (+) pada keluarga 2
3
4
5
6
Kunjungan risti
kasus
Memberikan pengetahuan kepadda petugas kessehatan lain dan kader Penyuluhan pada penderita risti saat skrining Dukungan dana dan ketersediaan sarana pemeriksaan Penyuluhan tentang PHBS pada masyarakat
E
B
KSDM
KR
O
D
PS
KP
Total
5
3
5
1
4
5
3
3
29
4
3
5
1
4
4
3
3
27
4
1
3
2
3
3
3
3
22
3
1
3
1
2
3
3
3
19
4
5
4
1
1
1
3
3
22
3
1
3
1
3
2
3
1
17
Keterangan : E
: Efektifitas
B
: Biaya yang diperlukan
KSDM
: Kesiapan sumber daya manusia
KR
: Kerugian
O
: Onset efek yang diharapkan 7
D
: Durasi efek yang diharapkan
PS
: Penerimaan sosial
KP
: Komitmen politis
Kriteria: 1= sangat rendah; 2= rendah; 3= sedang; 4= tinggi; 5= sangat tinggi
Berdasarkan analisis tabel di atas, pelaksanaan kontak tracing penderita TB BTA (+) pada keluaga mendapatkan skor tertinggi, sehingga menjadi pilihan untuk intervensi terhadap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Plupuh 2, Sragen. G. Analisis SWOT dalam Manajemen Strategik Program Penanggulangan Penyakit Analisis SWOT adalah suatu akronim dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan) dari lingkungan internal organisasi, serta opportunity (kesempatan/peluang) dan threat (ancaman/rintangan) dari lingkungan eksternal organisasi. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal organisasi untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini berguna untuk menganalisis faktor-faktor internal organisasi layanan kesehatan yang memberi andil terhadap kualitas layanan kesehatan atau salah satunya komponennya dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal organisasi layanan kesehatan. Unsur-unsur dari analisis SWOT sebagai berikut (Azwar, 1996) : 1. Kekuatan Kekuatan (Strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila dimanfaatkan akan berperan besar dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh puskesmas itu sendiri. 2. Kelemahan Kelemahan (Weakness) adalah berbagai kelemahan yang bersifat khas, yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila diatasi akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh puskesmas tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh puskesmas. 3. Kesempatan
8
Kesempatan (Opportunity) adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas. 4. Hambatan Hambatan (Threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.
Tabel 4.5. Analisis SWOT Program Penaggulangan Penyakit Strength (S)
Internal
Eksternal a
O (Opportunity)
Kualitas SDM yang cukup Sumber dana yang kurang Aksens dan kemudahan Kerjasama antar petugas mendapatkan pelayanan kurang Kontak tracing penderita kurang Masih rendahnya pengetahuan, kesadaran, dan motivasi masyarakat untuk berobat Pencatatan kurang tertib sehingga data belum tercover Strategi SO Strategi WO
Dukungan program DKK Dukungan lintas sectoral Banyak kegiatan berbasis masyarakat yang terkait dengan program kesehatan
Threat (T)
Weakness (W)
Mengadakan pertemuan rutin DKK, lintas sectoral dengan kader kesehatan dan kelurahan Membuat gerakan aktif penyuluhan dan pemicuan yang lebih interaktif Mengadakan pelatihan tentang pencatatan medik yang baik dan benar Strategi ST
Pengetahuan masyarakat Meningkatkan penyuluhan masih rendah kepada masyarakat Hubungan dengan Mengadakan pertemuan RB/BPS kurang berjalan berkala dengan RB/BPS 9
Membangun kerjasama yang lebih baik antar tenaga kesehatan dan masyarakat. Meningkatkan system pencatatan dan pelaporan
Strategi WT
Kunjungan ke RB/BPS Sweeping ke wilayah jejaring puskesmas
dengan baik (terutama tentang pelaporan)
untuk membangun komitmen yang lebih baik
10