Prosedur Legislasi Konteks Perencanaan Prosedur penyusunan peraturan perundang-undangan daerah Pelaku, fungsi dan proses pengambilan keputusan. Prosedur penyusunan peraturan perundang-undangan lain
Pendahuluan
Perencanaan merupakan kegiatan/proses yang disebut “shared power world”
Banyak pelaku yang terlibat di dalamnya Banyak interaksi yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan pada tahap-tahap proses perencanaan
Interaksi yang terjadi bisa bermacam-macam
Pranata
Ada pelaku/lembaga yang dominan, ada yang tidak Prosesnya yang terjadi bisa sederhana, namun bisa saja kompleks Kulliah #9
2
Sistem Perencanaan
Perencanaan dalam praktek dapat dikatakan sebagai sebuah sistem, dalam pengertian
“pattern of social relations across time and space, understood as reproduced practices” di dalamnya tercakup beberapa elemen yang saling terkait antara satu dengan lainnya
Perencanaan pemerintah
Pranata
umumnya
adalah
intervensi
Dengan kata lain, lembaga pemerintah dari pusat sampai daerah mempunyai peran dalam perencanaan Tetapi, meskipun kecil, perencanaan melibatkan banyak pihak, baik pada proses “pemikiran” maupun pada implementasi pembangunan Kulliah #9
3
Esensi perencanaan: minimasi konflik Keadilan sosial
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA “Intervensi “ pemerintah
Pertumbuhan ekonomi
Pranata
Konflik sumberdaya Kulliah #9
Pelestarian lingkungan
4
Tingkatan dalam perencanaan Pemerintah Pusat
Pemerintah Propinsi
Pemerintah Lokal
Pranata
Perencanaan yang bersifat makro, sektoral dan spasial Koordinasi perencanaan pembangunan
Perencanaan wilayah (regional planning) Koordinasi perencanaan pembangunan Penyelesaian konflik
Perencanaan struktur dan local plan Arahan investasi pembangunan Pengendalian pembangunan
Kulliah #9
5
Proses pembangunan dan pelaku Contoh dari pengembangan properti
Analisis situasi investasi bidang properti: -Akuntan -Perbankan -Developers
Pranata
Keputusan untuk mulai membangun: -Perencana -Arsitek -Agen properti
Proses mendapat ijin pembangunan: -Perencana -Arsitek -Ahli hukum (lawyers) -Kelompok masyarakat -Pemerintah daerah
Penyewaan dan manajemen:
Desain gedung dan konstruksi:
Pengembangan tapak:
-Agen properti -Ahli pemeliharaan -Retail managers -Lawyers
-Teknik sipil -Perencana -Arsitek -Ahli struktur
-Teknik sipil -Surveyor -Ahli lansekap -Ahli hukum
Kulliah #9
6
Contoh: penataan ruang di Indonesia
Pranata
Kulliah #9
7
Contoh: penataan ruang di Indonesia Revisi Rencana Tata Ruang PERENCANAAN Pengembalian Fungsi
SOSIALISASI
PEMANFAATAN RUANG
PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT
PENERTIBAN
PEMANTAUAN
PERIJINAN
PELAPORAN
EVALUASI PENGAWASAN
PROSES PENGENDALIAN Pranata
Kulliah #9
8
Perkembangan Kota
PENGARAHAN KOTA (RTRW)
Pemanfaatan Lahan
Investor
Contoh: ijin pembangunan
PMA
Pranata
Masyarakat
PMDN
1.a
Non PMA & PMDN
1.b Surat Persetujuan PMDN (Oleh BKPMD)
Surat Persetujuan PMA (Oleh Meninfes)
Peruntukan Permukiman
Ind. Besar
Ind. Menengah
Ind. Kecil
Ind. Kecil Non Formal
Investasi >1M
Investasi 200jt-1M
Investasi 5-jt-200jt
Investasi >5Jt
1.c Surat Persetujuan Disperindag & Kakanwil
1.d Surat Persetujuan Disperindag & Kakandep
Apakah sudah Memiliki Lahan Belum Diarahkan & berkonsultasi dengan BPN
8 Pendaftaran TDI
Sudah
Lokasi Lahan yang dimiliki
Berapakah luasan Yang dibutuhkan Didalam Kawasan Industri
Diluar Kawasan Industri Tipe penggunaan Lahan Eksisting
- > 25 Ha untuk Lahan Pertanian - >1 Ha untuk Lahan Non-Pertanian
- < 25 Ha untuk Lahan Pertanian - < 1 Ha untuk Lah. Non-Pertanian
Pertanian
3
2
Ditangani oleh BPN Kota dan ditandatangani Oleh Kepala Daerah (Bupati/Walikota)
Ijin Lokasi
Non-Pertanian
Ijin Perubahan Penggunaan Tanah (Khusus Prop. Jateng)
Dikaji oleh Tim: Kordinator BPN Yang Terdiri: Bappeda, DPU Pengairan, Dinas Pertanian, Biro Hukum, Dan Dinas Teknis Lainnya
Permohonan Diterima
4
5
Ditolak
Keterangan Rencana Kota (KRK/ Advis Planning)
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Ijin Penggunaan Bangunan / Ijin Layak Huni (Jabodetabek)
6
Kesesuaian Dengan RDTRK Tidak
7
Ya
IMB Disetujui disahkan oleh DTK
Apakah lokasi usaha berada di Kaw. Permukiman
Digunakan Untuk Apa? Pemanfaatan Tanah Untuk Non Komersial
Perumahan Penduduk
Ijin HO
IMB Ditolak, Cari Alternatif atau Menunggu Evaluasi RDTRK
Pemanfaatan Tanah Untuk Komersial
Perindustrian, Perdagangan & Jasa
SIUP disahkan oleh Disperindag
Pariwisata
SIUK disahkan oleh Disparta
9 10 Sumber: Hasil Analisis Wawancara Instansi Bappeda, BPN, BKPMD, Disperindag, DPU/ DTK Di Kawasan Perkotaan dan Sub Urban Jabodetabek dan Semarang Tahun 2003
Perumahan Skala Besar
Lain-Lain
Kulliah #9
Ijin Teknis disahkan oleh Instansi Terkait
Ya
Perpanjangan tiap 1-2 tahun sekali
Tidak
Perpanjangan tiap 4 tahun sekali
11 Ket
:
: Jenis Perijinan : Jenis Kegiatan Pemanfaatan Tanah Yang Menggunakan Perijinan
9
Legal Drafting
Pranata
Kulliah #9
10
Proses Penyusunan UU Legal Drafting
Secara harfiah legal drafting dapat diterjemahkan secara bebas, adalah penyusunan/perancangan Peraturan Perundang-undangan. Dari pendekatan hukum, Legal drafting adalah kegiatan praktek hukum yang menghasilkan peraturan, contoh; Pemerintah membuat Peraturan Perundang-undangan.
Pranata
Kulliah #9
11
Pelaku
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004, mengamanatkan bahwa perencanaan penyusunan UndangUndang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Peraturan Daerah dilakukan dalam suatu Program Legislasi Daerah (Prolegda).
Pranata
Kulliah #9
12
Produk Peraturan
Suatu produk Peraturan Perundang-undangan dikatakan baik dan dapat diberlakukan, apabila telah memenuhi persyaratan berdasarkan prinsip dan azas hukum yang telah ditentukan. Namun demikian, persyaratan prinsip dan azas hukum tidaklah cukup, pemberlakuan Peraturan Perundang-undangan atau peraturan daerah dikatakan dapat dilaksanakan dengan baik, apabila diterima oleh masyarakat luas, artinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang terkena dampaknya.
Pranata
Kulliah #9
13
Proses dan Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kabupaten Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/Prt/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Proses Persetujuan dan Rekomendasi
Proses Penetapan Raperda Provinsi dan Kabupaten/Kota
Proses Asistensi di Kementerian Pekerjaan Umum
Jangka Waktu Penyusunan RTRW Kabupaten Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/Prt/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Perkiraan keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk penyusunan RTRW Kabupaten adalah 24 bulan. Perkiraan waktu untuk penetapan Perda RTRW Kabupaten adalah 8 – 16 bulan.
Mekanisme Konsultasi Raperda Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah
Dasar Perlunya Konsultasi
Pasal 5 1) Gubernur dibantu BKPRD Provinsi mengoordinasikan penyusunan rancangan perda RTRWP dan RTR Kawasan Strategis Provinsi, dengan memperhatikan RTRWP yang berbatasan, RTR Pulau/Kepulauan, dan RTRWN. 2) Bupati/Walikota dibantu BKPRD Kabupaten/Kota mengoordinasikan penyusunan rancangan perda RTRWK/K, RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan RDTR Kabupaten/Kota, dengan memperhatikan RTRWK/K yang berbatasan, RTRWP, RTR Pulau/Kepulauan, dan RTRWN.
Maksud dan Tujuan Konsultasi
Pasal 10 1. Bupati/Walikota mengkonsultasikan rancangan perda kepada instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang yang dikoordinasikan oleh BKTRN. 2. Konsultasi dilakukan guna mendapatkan persetujuan dari instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang. 3. Konsultasi dilakukan setelah rancangan perda dibahas di BKPRD Provinsi dan mendapatkan rekomendasi dari Gubernur.
Materi Konsultasi Pasal 11
1.
2.
3.
4.
Konsultasi menyangkut substansi teknis rancangan perda tentang RTRWK/K, rancangan perda tentang RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan rancangan perda tentang RDTR Kabupaten/Kota, untuk disesuaikan dengan RTRWP. Atas dasar rekomendasi Gubernur, Bupati/Walikota melakukan konsultasi atas substansi teknis rancangan perda tentang RTRWK/K, rancangan perda tentang RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan rancangan perda tentang RDTR Kabupaten/Kota, untuk disesuaikan dengan RTR Pulau/Kepulauan dan RTRWN. Materi konsultasi meliputi rancangan perda tentang RTRWK/K, rancangan perda tentang RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan rancangan perda tentang RDTR Kabupaten/Kota, beserta lampirannya. Lampiran rancangan perda berupa : a. b. c.
dokumen RTRWK/K dan album peta; dokumen RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dan album peta; dan dokumen RDTR Kabupaten/Kota dan album peta.
Alur Mekanisme Konsultasi Dan Evaluasi Raperda RTRW Kabupaten/Kota TAHAP 1
TAHAP 3
TAHAP 2
PENYUSUNAN
KONSULTASI
- Raperda RTRW - Dokumen RTRW
Hal-hal yang perlu mendapat persetujuan : 1.Prosedur/Administrasi 2.Substansi Teknis Raperda beserta Lampirannya berupa Dokumen RTRW
Kesepakatan BKPRD Kab/Kota. Pansus DPRD Kabupaten/Kota.
Keterangan: = Penyampaian = Perbaikan/ Penyempurnaan
Konsultasi dengan 3 melalui :
dapat dilakukan (tiga) cara, yaitu
1. Gubernur berkoordinasi dibantu oleh BKPRD Provinsi 2. Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkait penataan ruang. 3. Mendagri berkoordinasi dengan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah NonDepartemen (LPND) terkait penataan ruang
Tidak sesuai
EVALUASI
- Raperda RTRW - Dokumen RTRW
Gubernur dibantu oleh BKPRD Provinsi dalam melakukan koordinasi dengan Bupati/Walikota.
Apabila telah sesuai dengan kepentingan umum dan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi, maka Gubernur menyampaikan keputusan persetujuan kepada Bupati/Walikota untuk ditetapkan
TAHAP 4 PENETAPAN
Evaluasi dilakukan setelah melalui proses :
1.Prosedur/Administrasi 2.Substansi Teknis Raperda beserta Lampirannya berupa Dokumen RTRW
Raperda RTRW menjadi Perda RTRW
MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW KABUPATEN/KOTA
Pansus DPRD Kab/Kota
1
DIPANDANG PERLU
Kesepakatan BKPRD Kab/Kota
3.1
Konsultasi
OPTIONAL
Hasil Konsultasi
DIFASILITASI OLEH MENDAGRI YANG BERKOORDINASI DENGAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN (LPND) TERKAIT DAN PEMERINTAH PROVINSI
3.2 4
2
BUPATI/ WALIKOTA Raperda RTRW Kab/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota
Evaluasi 3 hari [Psl. 185 ayat (1) dan Psl. 222 ayat (1) UU No 32/2004]
GUBERNUR
6.1
Raperda RTRW KAb/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota
10 11
PERDA RTRW Kab/Kota Ditetapkan
Raperda ditetapkan menjadi PERDA
7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]
15 hari [Psl. 185 ayat (2) UU.32/2004]
Hasil Evaluasi
7.2
Penyempurnaan/Perbaikan
BKPRD Provinsi
Raperda RTRW Kab/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota
7.1
BKPRD PROVINSI
GUBERNUR
5
7 hari
>
Dikoordinasikan dengan Menteri yang Membidangi Tata Ruang melalui Mendagri
Tidak Sesuai
Sesuai 5”
Memeriksa Perbaikan Raperda RTRW Kab/Kota
6.2
8
9.1 7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]
Hasil Evaluasi
Tidak Sesuai
7”
Sesuai 8.2
>
Hasil Evaluasi dilaporkan kepada Mendagri
Waktu Pelaksanaan Evaluasi
Pasal 20 1)
2) 3) 4)
Rancangan perda tentang RTRWK/K, rancangan perda tentang RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan rancangan perda tentang RDTR Kabupaten/Kota, yang telah disetujui bersama DPRD sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota, paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Penyampaian rancangan perda dilengkapi dengan lampiran rancangan perda, surat rekomendasi Gubernur dan surat persetujuan dari instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang. Hasil evaluasi dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lambat 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan perda dimaksud. Bupati/Walikota menindaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan melaporkan hasilnya kepada Gubernur paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya Keputusan Gubernur.
Indikator Evaluasi
Pasal 23 Indikator evaluasi rancangan perda tentang RTRWK/K, rancangan perda tentang RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan rancangan perda tentang RDTR Kabupaten/ Kota meliputi: a. tersedianya rancangan perda beserta lampirannya; b. terpenuhinya prosedur penyusunan rancangan perda beserta lampirannya; c. terwujudnya sinkronisasi dan harmonisasi dengan RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, RTRWP, dan RTRWK/K yang berbatasan.
Pasal 24 Indikator sebagaimana dimaksud huruf a, berupa rancangan perda beserta dokumen rencana dan album peta. Pasal 25 Indikator sebagaimana dimaksud huruf b, berupa: a)berita acara rapat konsultasi dengan instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang; b)persetujuan bersama dengan DPRD Kabupaten/Kota atas rancangan perda beserta lampirannya; c) berita acara konsultasi publik; d)berita acara rapat konsultasi dengan pemerintah daerah Provinsi; dan e)berita acara rapat koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang berbatasan.
Pasal 26 Indikator sebagaimana dimaksud huruf c, berupa : a)surat persetujuan atas substansi teknis dari instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang; b)surat rekomendasi dari Gubernur; c)surat kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang berbatasan; dan d)matrik tindak lanjut usulan perbaikan dalam proses persetujuan teknis.
Terima Kasih
Pranata
Kulliah #9
30